.

nythine present

'For me?'

Winkdeep

Park Jihoon

Bae Jinyoung

WANNA ONE

.

.

.

Sudah dua jam mereka saling diam dan sibuk dengan pekerjaannya masing masing. Si tinggi kurus sekali-kali mengalihkan atensinya pada ponsel pintarnya dari buku pelajaran. Dan si pendek mungil tetap berkonsentrasi mengerjakan tugasnya dibuku dan laptopnya.

Jihoon tidak tau akan seperti ini. Di dalam sebuah rumah tepatnya diruang tengah ia terjebak dalam suasana yang canggung dengan orang yang sudah lebih dari 1 tahun bersamanya. Iya, Jinyoung sudah hampir lebih 1 tahun menjadi kekasih dari Park Jihoon. Sebenarnya keadaan canggung seperti ini memang selalu terjadi. Namun kali ini berbeda.

Suasana awkward yang bersamaan dengan perasaan menyakitkan yang selalu terbayang dibenak Park Jihoon. Bae Jinyoung selalu memainkan ponselnya yang tidak sengaja ia lihat Lelaki itu tengah chatting dengan seseorang yang akhir-akhir ini Jihoon jauhi.

Jihoon tidak tahan. Ia tidak bisa begini terus menerus. Ia menggeletakan pena-nya hingga mengeluarkan suara nyaring. Yang lebih muda menoleh padanya.

"Jinyoung-ah."

Jinyoung menatap Jihoon yang terpaku pada satu titik—bukan mata Jinyoung.

"apa, apa kau masih membutuhkanku?" tanyanya. Ia tetap tidak dapat menatap manik Jinyoung.

"kau bicara apa?" jinyoung menegakan tubuhnya yang semula bersandar pada sofa.

"aku merasa kau sudah tidak membutuhkanku lagi. Apa kau berpikir malah aku yang bertindak seolah aku tidak peduli padamu?" sudah lama sekali. Jihoon ingin melontarkan pertanyaan ini pada Jinyoung. Pantas Jihoon bertanya seperti itu. Jihoon merasa ia telah diduakan. Ada orang lain yang telah menggantikan posisi Jihoon yang Jihoon pikir orang itu lebih baik dari pada dirinya. Jihoon iri pada orang itu.

Jinyoung meletakan ponsel hitamnya disamping paha-nya. Menatap mata kucing milik Jihoon.

"aku sadar. Aku juga terlalu banyak cuek padamu. Aku juga serakah terhadap hubungan kita." Jihoon menundukkan kepalanya. Disana Jinyoung sudah menatapnya tajam.

"aku tetap sayang padamu."

Jihoon menarik sudut bibirnya. "kau tidak bisa sayang padaku sedangkan hatimu, perhatianmu, dan juga sayangmu terbagi pada dua orang sekaligus. Kau bahkan sudah menguranginya untukku. Kau sudah terpikirkan, siapa prioritasmu sekarang ini?"

Awalnya Jihoon pikir ini salah dirinya. Beberapa bulan yang lalu ia pernah mengabaikan Jinyoung selama hampir 1 bulan karena urusan sekolahnya. Jinyoung pada saat itu marah, tapi tetap memaafkan. Jihoon tidak tau Jinyoung akan membalasnya sekejam ini. Jihoon tidak pernah berpaling pada lelaki lain meskipun ia mengabaikan Jinyoung. Tapi Jinyoung, ia berani berpaling pada orang lain.

Jinyoung terlihat menggigit bawah bibirnya.

"aku menyayangkan kehadiran Daehwi diantara kita." Nafas Jihoon mulai memberat. Kerongkongannya sakit menahan tangis.

"kukira ia baik, ia dapat menjagamu ketika aku tidak denganmu. Tapi lama-kelamaan Daehwi semakin semena-mena."

"ini bukan semua salah Daehwi, Jihoon-ie."

Jihoon menyeringai.

Membelanya lagi?

"aku juga salah dalam hal ini. Aku—"

"ini semua terserah padamu. Jika kau masing ingin denganku, pertahankanlah. Tapi jika kau nyaman dengan Daehwi, pergilah dengannya."

Jihoon membereskan buku-bukunya dan menutup laptopnya. Ia segera memasukannya ke dalam tas hitamnya. Kemudian ia melirik jam tangannya yang melingkar ditangan kirinya.

"aku harus pulang. Ayahku pulang hari ini."

Jinyoung hanya dapat mengangguk. Ia ikut bangkit dari posisi duduknya ketika Jihoon berdiri.

"kuantar ke depan."

Keduanya keluar dari rumah Jinyoung. Rumah yang hanya dihuni Jinyoung seorang.

Jihoon berhenti didepan pintu gerbang berbahan kayu. Ia menghadapkan tubuhnya pada lelaki tinggi.

"tidak perlu terburu-buru. Tapi aku tetap menunggu jawabanmu." Jihoon memaksakan memberi senyuman untuk Jinyoung.

Jinyoung mendekap Jihoon. Ia mengelus rambut brunette terang milik Jihoon.

"Maaf, maafkan aku selama ini. Aku mencintaimu." gumamnya lembut.

Jihoon mengangguk dalam pelukan Jinyoung. Perlahan ia melepasnya—walau ia tidak ingin melepaskannya.

"aku pulang."

Yang lebih muda mengangguk dan membukakan pintu gerbang kayu itu.

Tepat di depan pintu itu seorang lelaki berdiri dengan kantung belanjaan ditangannya.

Jihoon kaget sekaligus sedih.

Jinyoung juga terkejut melihat Daehwi ada didepan gerbang rumahnya.

Lee Daehwi mendatangi rumah Jinyoung dan disana masih ada Jihoon.

Manik Daehwi bergerak menatap keduanya bingung. Ia pun terkejut.

"Ji-Jihoon sunbae.."

Jihoon beralih menatap Jinyoung. Tak disangka Jihoon malah tersenyum untuk mereka. Jinyoung tau, itu senyum palsu, senyum kesedihan.

"rupanya Jinyoung mengundang Daehwi, ya? Sayang aku harus segera pulang. Masuklah Daehwi. Aku yakin Jinyoung lebih senang jika ada dirimu." Jihoon mengulum senyum kemudian menepuk lengan Jinyoung. Ia melangkah mendekati Daehwi dan menepuk bahu Daehwi. Tidak lupa senyumnya yang getir.

"Jihoon sunbae..."

Jihoon melangkah menjauhi keduanya. Ia menundukkan kepalanya dalam. Bahunya mulai bergetar. Ia menangis.

"hyung, kejar dia!" seru Daehwi yang merasa iba pada Jihoon.

Jinyoung hanya terdiam ditempatnya dengan wajah tanpa ekspresi.

"dia tidak akan kenapa-kenapa."

Katakanlah Jinyoung kejam.

"kau mau masuk atau tidak?"

.

.

Disepanjang jalan Jihoon menangis sesegukan. Hatinya sudah tidak berbentuk. Dadanya terasa sesak. Masa bodoh dengan orang-orang yang melihatnya aneh atau iba. Ia hanya butuh menangis sekarang.

Langit terlihat ikut sedih. Awan kelabu membalut seluruh langit. Tak lama awan kelabu itu mulai menitikan bulir-bulir air. Jihoon tetap berjalan tanpa menghiraukan hujan yang mulai membasahi tubuhnya.

Jihoon suka hujan. Sangat suka. Salah satu alasannya adalah seperti sekarang ini, ia menangis tapi tersamarkan rintikan hujan. Orang tidak akan mengira jika Ia menangis. Padahal ia tengah menangisi seseorang yang ia sayangi. Jihoon pikir ia menyedihkan.

.

.

tbc or no?

jangan benci Daehwi disini ya bagi para winkdeep shipper, diharap jangan banyak war cuma gegara winkdeep jarang barengan:(

jujur aku juga sedih sih sekarang seret banget winkdeep moment, tapi apalahdayaku:')

Haii ini ff Wanna one pertama yg aku publish, sebelumnya aku udah bikin ff yang ada kaitannya juga sama ff ini, tapi tiba-tiba kehapus dan ga ninggalin jejak sama sekali, sedih akutu:(

enaknya di GS in atau yaoi aja? kuminta usul yaa.

oke dari pada kepanjangan cingcong,

Review juseyoo