Being Cinderella? (sequel of Lovey Dovey School)

.

.

Cast : KrisTao

Other Cast : SuLay, Chanbaek, Hunhan, Chenmin, Kaisoo

Lenght : rencana chapetered tapi belum tau *tergantung mood dan review*

Rate : T aja dulu

Genre : School Life *emang genre?* Romance *ngaco* Drama *kayaknya* humor *maunya* fluff *seandainya*

Desc : semua cast milik tuhan yang maha kuasa walau sewaktu-waktu di kasih pinjam jadi milik saya #plak cerita murni dari otak saya


Happy readingg!

Sebuah ruangan cukup besar namun sempit oleh beberapa barang-barang di lantai 2 gedung sekolah itu menjadi sangat menarik bagi seorang Kris. Seorang namja dengan tinggi yang menjulang, tubuh yang atletis, berparas Chinese yang mempesona, sorot mata tajam yang membuat banyak hati jatuh padanya apalagi di tambah embel-embel kapten basket yang di sandangnya. Tanpa di suruh pun para gadis akan meneriakan namanya ketika ia melewatinya, bisa di bilang jika ia meminta para gadis tak akan tega menolaknya. Ia tergolong namja yang cukup ramah namun sering di salah artikan yang membuatnya di anggap sebagai seorang "playboy". Ayolah, bagaimana dia bisa di sebut playboy menundukan satu hati 'itu' saja ia tak berani.

"kau kenapa kesini Kris?"tanya Suho yang baru memasuki ruangan dan melihat Kris celingukan di dekat jendela.

"kau lupa sekarang hari Kamis dan sudah sore?"jawab Kris tanpa mengalihkan pandangan dari objek yang ia pandang di luar jendela.

"lalu?" Suho bertanya lagi dan menghidupkan lagu favoritnya footstep.

"aish, matikan lagumu Suho"titah Kris terganggu.

"yak! Bagaimana bisa kau memerintahku sementara ini ruanganku. Aku punya hak mengusirmu keluar, asal kau tahu"protes Suho dari tempat duduknya.

"coba saja kalau kau bisa"tantang Kris.

Tentu saja Suho sadar diri ia tak mungkin bisa membuat tubuh Kris keluar dari ruangannya, ya pertama karena secara fisik ia kalah telak meski secara kekuasaan dia memilikinya. Kedua, ini bukan kali pertama Kris ke ruangannya dan bertengkar karena hal sepele seperti ini. Biasanya untuk membuat Suho tak marah dan mengijinkannya masuk ke ruangan itu lagi Kris akan membelikannya ddoekboekki. Suho juga tak tega melihat wajah Kris di tekuk sepanjang hari karena tak melihat 'dia'.

"Kris, apa kata para fansmu jika melihatmu seperti ini eoh? Kau menstalker seorang gadis? Aigoo,kau membuatku merinding" Suho sudah mengalah mematikan lagunya dan menatap sahabatnya yang tersenyum-senyum ke luar jendela.

"dia manis dan lucu sekali, Joonmyun" Kris masih saja setia memandang keluar jendela.

"kenapa kau tak coba saja menyapa panda itu? jangan bilang kau takut dia me wushumu?"

"kau takkan mengerti Suho, aku hanya takut .."

"takut apa?" Suho geram.

"yang jelas bukan dengan wushu nya"ujar Kris menatap Suho kemudian memberi senyum malu-malu yang terlihat menjijikan di mata Suho.

"terserah kau lah" Suho mengusak rambutnya sendiri.

Beginilah tingkah si kapten basket Kris setiap selasa siang, Kamis sore, Sabtu pagi dan juga minggu sore memasuki ruang OSIS yang tentu saja menjadi kekuasaan Suho selama periodenya, mengambil posisi terbaik di dekat jendela dan memperhatikan seorang gadis berkebangsaan china bernama Huang Zi Tao. Suho heran entah kapan Kris membuat duplikat dari kunci ruangannya, ia geram dengan tingkah Kris yang hampir seperti stalker. Sangat berbeda dengan Kris yang menebar senyum dan love sign pada fansnya, kris yang bertutur lembut pada yang mengajaknya bicara, Kris yang melumpuhkan wanita dengan tatapannya atau Kris yang merayu guru wanita dengan winknya.

"bagaimana hubungan kau dengan Lay? Terakhir kali aku baca di Lovey Dovey School katanya kalian sudah menikah. Apa dia sudah mencampakkanmu?"tanya Kris terkekeh. Dan di sambut deathglare oleh Suho. Sepertinya latihan Tao sudah selesai jadi Kris sudah menatap Suho.

"bukan urusanmu. Sekarang aku punya rencana, apa kau tahu siapa penanggungjawab Lovey Dovey School?"

Kris menggeleng lalu mengetuk-ngetuk jarinya di depan dagu seolah berpikir keras "mungkin ketua yayasan, tau itu" lanjutnya.

"aha! Kau benar. Gumawo Kris" Suho mencubiti pipi kiri Kris.

"ahk, appo pabbo. Ku bunuh kau" ringis Kris memegang pipinya.

"Bye" Suho yang belum siap mati, segera melarikan dirinya.


.

.

"kau benar-benar melakukannya Joon?"tanya Kris heboh sambil menghempaskan koran sekolah yang baru saja ia baca ke meja Suho di ruang OSIS.

Suho hanya menatap Kris malas dan mengurut keningnya yang terasa sakit. Tentu saja saja image ketua OSIS yang dewasa, baik dan patut di tiru nyaris sempurna baru saja di hancurkan oleh sebuah artikel berjudul "wait for Yixing Jr or Joonmyun Jr" . ayolah, sebenarnya tak terlalu buruk. Beberapa orang mungkin tak menyangka atau bahkan sedikit menghujatnya namun beberapa orang lagi malah memuji, kagum dan menganggapnya romantis. Ayolah, bukan itu yang di cemaskan Suho ia hanya takut Yixing terkena amukan fans nya yang tak rela dengan berita itu. Untuk artikel yang berjudul "Penantian Jawaban Joonmyun" saja fansnya sudah berani meneror ke loker Yixing yah untung Suho mengetahuinya dan segera merapikan semuanya. Untuk yang kali ini Suho tengah menerka-nerka apa yang bisa terjadi dan bagaimana jika Yixing malah menjauhinya.

"aku tak menyangka kau pervert juga, pendek" kata Kris yang berlalu menuju tempat favoritnya untuk menstalk- eh memperhatikan Tao.

Suho tak menanggapinya walau jelas-jelas Kris memanggilnya 'pendek' yang biasanya sedikit lebih manis 'shortie', ia malas berdebat dengan Kris yang ujung-ujungnya bisa membuatnya bisa mati muda karena darah tinggi.

"kalau anakmu lahir nanti, aku akan menyuruhnya memanggil uncle padaku ahh ajusshi terlalu biasa aku kan spesial"ujar Kris innocent.

Oke mari kita lirik Suho.

"YAK! WU YI FAN, KAU SUDAH BOSAN HIDUP huh! Kau ..." Suho mengebrak mejanya kesal dengan ucapan Kris yang jelas sekali menyindirnya.

"oke oke . miane, miane " Kris tak mau mengambil resiko di usir Suho lagi dari ruangannya karena membuat Suho marah. Ayolah, ia masih ingin melihat pujaannya, Huang Zi Tao. Suho berusaha menenangkan dirinya, menahan dirinya tak mengumpat, berteriak dan membunuh tiang listrik yang merupakan sahabatnya sendiri.

"siapa namja itu?" Kris menyeringitkan dahinya melihat Tao bersama seorang namja berkulit putih susu tertawa bersama. Jarang sekali ia melihat Tao tertawa selepas itu ketika latihan wushu, biasanya ia hanya akan melihat Tao yang tampang serius bersama keringat mengucur di tubuhnya. itu sexy di mata Kris. Tao hanya akan tertawa lepas bahkan meluncurkan aegyo ketika bersama 3 yeoja yang merupakan sahabatnya Yixing, Baekhyun dan Luhan. Selebihnya tak peduli namja atau yeoja mereka hanya akan melihat Tao yeoja kuat dengan aura menekannya.

Kris merasa sakit sekarang tepat di dadanya seolah ada yang menghantamnya. Ia merasa akan meledak menjauhkan Sehun dari Tao dengan tangannya. Menghantam Sehun sejauh mungkin. Namun, ia juga ingin menitikan air matanya. Kenapa bukan dia yang bersama Tao? Merasa iri dengan Sehun yang bersama Tao bahkan menyentuhnya. Kris kesal namun siapa dia? Yap, gejala cemburu dan putus asa seperti biasanya.

"hmm, dia Oh Sehun. Hoobae kita kelas X 1" jelas Suho yang sudah di dekat Kris.

Kris menghela nafas, dan menatap Suho "apakah dia ... ?"

Suho sudah tau arah pertanyaan Kris pasti dia akan bertanya "apakah Sehun kekasih Tao?" "mereka pacaran?" atau "apa Tao menyukai Sehun?". Suho yakin pertanyaan seperti itu yang akan keluar. Lihatlah pada raut memelas Kris itu, Suho sudah bersiap dengan jawaban yang membesarkan hati Kris seperti "mungkin mereka hanya teman" "Tao belum tentu menyukainya" ataupun "kau lebih keren dari namja itu" namun terinterupsi oleh kedatangan seseorang yang langsung membuka pintu ruangan tanpa permisi.

"Yak! Joonmyun dimana kau? Kau bersembunyi huh?" seorang yeoja berdimple berteriak dengan suara lengkingnya.

"apa yang terjadi? Gwenchana?" Suho mendekati Lay panik melihat keadaan yeojanya yang mengenaskan *dideathglareLay oke sedikit tidak normal. Kemeja putih yang seharusnya rapi terselip di roknya dengan dasi membelit di lehernya di tambah sebuah sweater musim semi tak berada seperti seharusnya pada Lay. Kemejanya lecek dan keluar dari roknya, lengan kemeja yang di singsingkannya asal, dasi yang entah kemana, kancing kemeja bagian atas yang hilang entah kemana, rambut panjangnya awut-awutan di tambah beberapa luka gores kecil di kaki dan tangannya.

"Gwenchana?" Suho memegang kedua bahu Lay panik. Lay hendak terkikik dan meloncat-loncat bahagia melihat wajah khawatir Suho. Tenang saja, ia tahu bukan saatnya seperti itu.

"nan gwenchana, Tuan Kim" ia membalas tatapan Suho lembut di temani senyuman manis yang memamerkan dimplenya. Lalu menghambur ke pelukan Suho.

"kau kemana saja, pabbo. Tak tau kah kau aku merindukanmu eoh?"tanya Lay yang masih menikmati pelukan Suho yang menurutnya menenangkan.

"kau kenapa eoh? Apa yang kau lakukan? Tak bisakah kau tak membuatku khawatir"tanya Suho melepas pelukannya dan mencari blazernya menutupi tubuh Lay.

"bukan masalah besar, chagi. Aku hanya sedikit memberi 'perhatian khusus' pada beberapa fans gilamu"jawab Lay acuh mendekati tempat duduk di dekat Kris.

"hey Kris"sapa Lay singkat. Kris mengangguk membalas sapaan Lay.

"perhatian khusus maksudmu?" Kris penasaran.

"oh itu, sedikit hantaman 'sayang', tamparan 'penuh cinta' dan jambakan 'gemas' pada fans gila yang berani meneror, mengancam dan mengangguku"jelas Lay innocent bahkan mengerjap-ngerjap matanya imut.

Kris yang mendengarnya berswetdrop ria "yeoja menakutkan" katanya membatin. Ayolah yang terjadi pasti tak seimut kata-kata Lay, membayangkan adegan saja sudah membuat merinding.

"kau jangan melakukan hal bodoh lagi,oke? Bagaimana kalau kau kenapa-napa? Aku tak memaafkan diriku sendiri jika itu terjadi" Suho memasangkan blazernya pada Lay dan mengelus-ngelus kepala Lay merapikan rambutnya dengan mata yang masih saja menunjukan pernyesalan dan khawatir.

"yak! Hapus tampang jelekmu itu pabbo. Kau membuatku bersalah eoh. Jangan khawatir mereka tak akan menganggu lagi, oke?"protes Lay.

Suho masih belum merasa tenang. Ia tahu Lay bukan yeoja lemah. Ia bahkan kuat, cuek, keras kepala dan bisa di bilang tomboy. Ia bisa bermain gitar. Suka memakai pakaian yang sedikit laki-laki. Pernah dengan keras kepala menantang Kris bermain basket meski pada akhirnya dengan skor imbang karena 1 jam bermain tak kunjung mencetak skor yang berbeda, mereka terus-terusan imbang. Ia juga tau Lay tak akan mau di bully ia pasti melawan tapi tetap saja mengkhawatirkan.

"gwenchana, chagi. Munje oebsoyo. Dan tadi aku di bantu oleh Tao, Luhan, Baekhyun dan seorang namja.."

"hah itu dia"tunjuk Lay keluar jendela. "Aku lupa namanya tapi sepertinya dia spesial untuk Tao"tambah Lay tanpa sadar merubah raut wajah Kris.

"Tao menyukai tipikal hero seperti dia"

"tapi.." protes Suho di potong Lay.

"aku baik-baik saja, oke? Ayolah joon."pinta Lay memelas. Suho menghela nafas. "ayo kita pulang
katanya. Lay melonjak senang "tapi, kita beli ice cream dulu oke?"

Suho mengangguk. Lay langsung menarik-narik tangan Suho.

"bye, jangan lupa kunci ruanganku."perintah Suho sebelum menutup pintu, ia memberi tatapan kau-baik-baik-saja-kan pada Kris, menyadari wajah sendu Kris.

Kris yang mengerti mengangguk. Setelah melihat hal tadi entah kenapa, ia memutuskan dalam hatinya menyerah pada cinta terhadap Tao. Entahlah terserah mengatakannya pengecut, bodoh atau apalah. Dia hanya merasa tak pantas untuk Tao, merasa lebih baik menyerah di bandingkan jatuh terlalu keras. Takut terluka, lebih tepatnya. Cukup eommanya yang menjadi satu-satunya yeoja yang membuatnya terluka dan kecewa.


.

.

.

.

.

.

.

Flasback on

Kris membasahi kepalanya dengan minuman yang berada di tangannya. Ia menghempaskan tubuhnya duduk di sebuah taman. Mengabaikan baju basketnya yang masih bau keringat dan dinginya udara saat itu. Ia merasa benar-benar buruk sekarang, ingin sekali ia menghantam sesuatu hingga membuatnya puas di bandingkan menahan air matanya seperti sekarang. Ia terus-terusan merutuki dirinya atas kekalahan timnya tadi. Ini pertandingan final yang dapat mewujudkan impiannya bertemu eommanya. Orangtuanya bercerai, appanya membawanya ke Korea Selatan tanpa sekalipun mengijinkannya bertemu eommanya di Canada. Appanya terus-terusan memaksanya belajar tentang hal-hal berbau politik ataupun sesuatu yang berguna untuk melanjutkan perusahaan appanya. Ia tergolong pintar dan mampu namun ia kesal kemampuan olahraganya seperti basket tak pernah di anggap berguna atau penting oleh appanya bahkan melarangnya. Hal ini membuatnya sering membangkang dan setelah beradu mulut panjang appanya mengijinkan ia menemui eommanya jika mampu memenangkan pertandingan basket se Korea Selatan.

"chogiyo, apa kau melihat 'ace' ku?"tanya seorang yeoja tinggi berkantung mata panda yng datang entah darimana-menurut Kris.

Kris hanya diam mengabaikan yeoja itu, ia masih larut dalam emosinya. Lagian apa itu ace? Tak penting sekali pikirnya.

"hey kau menangis?" Yeoja itu menempatkan diri duduk di samping Kris khawatir. Kris masih pada posisinya menumpukan kepalanya pada kedua tangannya.

"gwenchana, semua akan baik-baik saja nee" Tao mengelus-elus punggung Kris memberikan kekuatan padanya. Kris tertegun dengan perlakuan yeoja aneh yang baru saja di temuinya. Ia merasakan kenyaman dari yeoja tersebut. Ah, benar mungkin karena ia merindukan eommanya. Sangat merindukannya.

Kris tanpa sadar menarik yeoja itu dalam pelukannya, menyandarkan dagunya pada bahu sempit yeoja itu. Air mata Kris mengalir begitu saja menuruni yang awalnya kaget dan bingung dengan apa yang terjadi, membalas pelukan Kris, mengelus-ngelus punggung lebar Kris menenangkannya.

Kris yang sudah tenang melepas pelukannya dari yeoja yang baru di temuinya itu, ia bingung sendiri harus bersikap seperti apa. Bagaimana bisa ia memeluk bahkan menangis pada seorang yeoja yang bahkan tidak di kenalinya? Ia membelakangi yeoja itu, bermaksud melirik dan meminta maaf tapi ia sendiri tak tau kenapa terasa susah sekali. Keadaan benar-benar canggung karenanya.

"hm.." Kris mendehem, sementara otaknya masih memilah-milah kata yang akan di ucapkan. Sang yeoja menyadari keadaan Kris memulai pembicaraan "gwenchana, kau tak usah khawatir. Semua orang punya masa sulit. Dan butuh tempat berbagi, aku mengerti itu"

Kris bersyukur dalam hati 'syukurlah, dia yeoja baik dan unik'katanya membatin, ia mencoba menatap menatap yeoja di sampingnya. Ia lagi-lagi mendehem dan mengusap-usap lehernya sok keren. Yeoja itu mendongak menatap Kris.

"kau..." yeoja itu meletakan kedua tangannya di pipi Kris menariknya mendekat, hingga kedua mata mereka bertemu. Tentu saja membuat Kris gelagapan pastinya. Mata sang yeoja terus memeperhatikan setiap celah wajah Kris, membuat Kris sedikit salah tingkah.

"omo! Kau benar-benar Kris?" tanya yeoja itu sedikit histeris. Ia melarikan tangannya dari wajah Kris entah merasa melakukan hal yang salah atau reflek semata.

Kris bingung namun kemudian mengangguk. Hey.. dia memang Kris,kan? Walaupun di dalam tanda pengenalnya sendiri terdapat berbagai nama lain seperti Wu Yifan atau Kevin Wu.

"uwah.. daebak! Kau tahu kau sangat keren hari ini. Permainanmu bagus. Semua shoot-shootmu kereenn.. dan tadi three point uwahhhhhhhhhhh... jjang.. uwah.. kau benar-benar keren ..."ujar gadis itu tulus dan berfangirl ria.

Kris terkekeh melihat tingkah lucu yeoja itu.

"wah, kau bisa tertawa?"komentarnya dan manatap lurus mata Kris.

'Tentu saja'katanya membatin.

Kris reflek berhenti tertawa dan menunjukan wajah cool nya lagi. Ia menatap yeoja itu tajam seolah bertanya kenapa-memangnya.

"kau manis ketika tertawa"pujinya dengan di iringi kekehan.

'kau lebih manis, dasar bodoh'rutuk Kris dalam hati.

Dada Kris berdebar kencang menatap yeoja misterius di sampingnya. Jantungnya serasa akan meledak. Raut wajah yeoja itu tak bisa tak mengeluarkan komentar manis dalam pikirannya, tingkah lucunya mampu membuat Kris tertawa lepas dan suara manjanya memabukan di telinga Kris. Kris benar-benar sudah terpikat pada yeoja tinggi bermata panda.

"uwahhhh. .. Ace!" yeoja itu tiba-tiba saja berteriak di sela kekehannya. Ia langsung berdiri dan memungut sesosok benda bewarna putih kecil dengan topi bajak laut serta ornamen pink, yang berada di ranting pohon dekat bangku taman.

"kemana saja kau? Tak tahu kah kau Eomma khawatir?"omelnya pada sesosok benda bernama ace itu.

Kris masih berfikir bagaimana bisa boneka itu berada disana, apa boneka bernama 'ace' itu bisa berjalan atau memanjat dan sampai disana? Ayolah, boneka ini tidak sama dengan chucky,kan? Ataupun boneka-boneka di toy story. Atau yeoja ini sama seperti Luna Lovegood yang selalu kehilangan bendanya yang entah kenapa. Tapi tidak mungkin juga. Kris masih bingung karena ia pikir yang di cari yeoja itu adalah seekor anjing atau kucing.

"kriss sii "panggil yeoja itu menyadarkannya.

"ahh, ne e"jawabnya tergagap.

"minta peluk"kata yeoja itu innocent, mendekap tubuhnya dengan kedua tangan dan ace yang masih di pangkuannya, merengek dengan suara manjanya sementara wajahnya beraegyo.

Kris menelan kasar ludahnya. 'peluk' serius . aduh, kenapa segampang itu yeoja itu meminta padanya? Kris ragu-ragu merentangkan tangannya dan menggeser tubuhnya mendekat bersiap merangkul sang yeoja dalam pelukannya.

"ah, appa Kris mau ternyata memelukmu 'ace'?"

Kris cengo sementara yeoja itu menyodorkan sesosok boneka itu kepadanya. Ia mengambilnya dan memeluk boneka itu dalam pankuannya.

"wah kalian cepat akrab. Kau harus baik-baik tinggal bersama appa Kris ne? Jangan nakal" nasehatnya sambil mengelus-ngelus boneka di pangkuan Kris yang bernama 'ace' itu. lagi-lagi Kris cengo. 'tinggal bersama'? 'appa'?

"jaga ace baik-baik ne, Kriss ii. Aku pergi dulu" yeoja itu mengelus boneka dan pundak Kris lalu mengambil ancang-ancang pergi.

'mwo?' batin Kris. Ia masih mengolah apa yang terjadi. Jadi, yeoja itu meninggalkannya bersama sesosok boneka ini.

Grep.

Ia menangkap lengan kecil yeoja itu, yeoja itu gelagapan antara kaget, bingun dan malu. Ayolah, siapa yang tahan dengan tatapan Kris si kapten basket yang coolnya awet ini? Apalagi dengan keadaannya yang mendongak dan menatap sendu itu. ayolah, itu menyiksa.

"siapa namamu?"tanya Kris.

"H,,h,, ... Zi.. Taao" jawabnya terbata.

Kris melepaskan gengaman pada lengan yeoja itu. ia tersenyum.

"Wu Yi Fan, salam kenal" katanya.

"salam kenal, tapi maaf aku benar-benar harus pergi" katanya panik.

Tanpa mendapat tanggapan dari Kris yeoja itu sudah berlari meninggalkan Kris dengan sesosok boneka bernama 'ace' , ia seolah takut akan mati atau menjadi buih bila berlama-lama bersama pemuda itu.

Huang Zi Tao, sampai jumpa lagi. Ungkap Kris dalam hati, ia bahagia dan sepatuh hatinya di curi oleh yeoja bermata panda.

flasback off

"ck. Apa-apa an sih?" keluh Kris yang baru saja terbangun dari tidurnya. Ia mengeluh kenapa lagi-lagi kenangan pertemuannya dengan Tao menghantuinya. Biasanya ia akan senyum-senyum sendiri hanya karena sebuah kenangan dalam bentuk mimpi itu tapi, sekarang beebeda ia baru saja memilih untuk menyerah. sepertinya ia harus membenarkan kata orang melupakan lebih susah dari mengingat yang kita lupakan.

Ia mengusak rambutnya kesal. Ia kembali memejamkan matanya, bermalas-malas toh sekali-kali terlambat tak akan jadi masalah. Atau sebentar lagi menambah jam istirahat tak akan masalah,kan?

Seseorang yang memiliki tinggi hampir menyamai Kris, masuk begitu saja ke dalam kamar Kris. Ia menatap lama wajah Kris, memeperhatikan bibir Kris yang sepertinya luka entah kenapa lalu mendaratkan ciuman di kening Kris.

"bangunlah ... "bisiknya di telinga Kris.

.

.

.

.

TBC


Otte?

banyak kali ya typo nya? aduhhh -_-

Ayo, tebak siapa itu? penasaran kan? *ssenyum penuh arti*

Ini lho sequelnya Lovey Dovey School versi Kris dan Tao alias Yifan dan Zitao alias KrisTao alias Taoris ahahh *pamergaje*

Kan kemarin ini banyak yang maunya Kris ama Tao jadi di bikinin deh versi yang ini duluan. Versi yang lain mohon menunggu ya. Konsep cerita udah ada tapi tinggal di tulisin aja. Nah di tulisnya itu lah yang memakan waktu lama apalagi melawan malass hahahah..

Eumgg.. makasih ya yang udah do'ain cepet sembuh. Ya, semoga cepet minggat deh nih penyakit.

So, readers yang terhormat dan tercinta tinggalin review ne ^^

Saranghae #bikinlovegedepakekeduatangandiataskepala