Disclaimare

Naruto belong to Masashi Kishimoto

Warning

Bahasa Kasar, M-PREG, Yaoi, T+, M-? pokoknya gak ada lemon, cuman bahasanya yang kasar dan mengarah...

Genre

Family, Crime, Romance

Pairing

SasuNaru, Slight NaruHina, SasuSaku

"Caesar?" tanya Naruto mengulang pernyataan dari Dokter Kabuto. Dokter berambut abu-abu dikuncir dan berkacamata tersebut hanya menangguk menjawabnya.

"Benar saat saya melihat hasil USG, bayi yang ada dalam kandungan istri adalah kembar, tapi masalahnya posisinya salah satunya terbalik kepala yang diatas, jika keduanya kepala di bawah, maka bisa melahirkan dengan normal, tapi karena posisi keduanya saling berkebalikan jadi harus melakukan operasi Caesar," jelas dokter Kabuto.

"Tapi dokter saya tak punya uang banyak, jika harus melakukan operasi caesar," ungkap Naruto jujur. Kepalanya tertunduk dan kedua tangannya mencengkram kemeja kotak-kotak lengan pendek warna merah maroon, yang dikenakannya.

"Maafkan saya, tapi hanya ini jalan satu-satunya," jawab dokter Kabuto prihatin dengan kondisi Naruto. Tapi dia hanya seorang dokter, tugasnya mengobati pasien, kalau soal biaya itu urusan administrasi. Jadi Kabuto tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong Naruto.

"Baiklah dokter akan saya usahakan, dan terima kasih banyak," ujar Naruto mengangkat kepalanya, sehingga mereka saling bertatapan. Wajahnya terlihat berusaha untuk tersenyum. Membuat Kabuto cukup terkesan melihat ketegaran dari Namikaze Naruto.

Naruto beranjak dari kursinya memohon pamit. Sekarang ia harus mencari cara untuk mendapatkan uang yang banyak, demi istri dan anaknya yang masih dalam kandungan. Mungkin ia bisa mendapatkan pinjaman dari tempatnya bekerja. Walaupun tidak yakin, karena ia baru saja meminjam uang untuk membayar sewa apartemen sederhana tempatnya tinggal.

Namikaze Naruto adalah pria berusia 17 tahun. Masih muda, setelah lulus SMU dia langsung menikah. Saat SMU ia dikenal sebagai murid yang nakal. Suka berkelahi, mabuk-mabukkan, berjudi, masuk salah satu geng yang isinya pembuat onar semua, sampai melakukan hubungan intim.

Suatu ketika ia membuat pacarnya hamil. Saat melakukan hubungan intim ia dan pacarnya lupa menggunakan pengaman. Jadilah sesuatu yang tak diinginkan. Keluarga sang pacar mengusir pacarnya, karena pacarnya sekarang sudah jadi istrinya berasal dari darah biru.

Waktu itu ia baru saja lulus SMU. Biasalah ketika kelulusan diadakan pesta pora, coret seragam sana-sini, karena sudah bebas dari ujian yang membuat pusing kepala. Saat pesta itulah Naruto dan Hinata istrinya melakukan hubungan intim dan mereka lupa mengenakan hal yang penting.

Meskipun Naruto nakal, dia tipe yang bertanggung jawab. Naruto langsung menikahi Hinata dan membawanya ke apartemennya yang sederhana. Tapi menikah tak segampang yang Naruto kira. Banyak biaya yang dikeluarkan untuk hidup berdua. Dan nantinya akan bertambah saat anaknya lahir.

Naruto yatim piatu. Jadi biasanya hanya membiayai satu orang, sekarang jadi bertambah.

Sebenarnya Naruto sudah punya pekerjaan untuk membiayai kehidupannya selama ini. Menjadi pelayan dan tukang antar ramen, di kedai Ichiraku. Tapi setelah ada Hinata yang sedang hamil, Naruto bekerja menjadi kasir di mini market malam harinya.

Semua pekerjaannya hanya cukup untuk membiayai makan sehari-hari, susu ibu hamil Hinata, ceck up ke dokter kandungan, dan sewa apartemen. Serta biaya persalinan. Namun untuk persalinan normal bukan operasi caesar. Uang Naruto masih kurang banyak.

Jadi sekarang Naruto mencoba untuk meminta gaji di muka, di mini market tempatnya bekerja dan meminjam dari Teuchi-jiisan pemilik ramen Ichiraku.

Sayangnya sampai malam hari uangnya masih tidak cukup padahal operasinya tinggal tiga hari lagi. Saat meminta gaji di muka, ia tidak diijinkan, karena Naruto sudah melakukannya berkali-kali untuk biaya check up kandungan Hinata.

Selain itu Naruto juga punya hutang, saat salah hitung pengeluaran barang dan uang yang masuk. Biasalah Naruto orang suka ceroboh, walaupun pemilik orang yang baik, tetep saja jika beberapa kali dilakukan, pemilik tak punya toleransi lagi.

Ia hanya mendapatkan uang pinjaman dari Teuchi-jiisan, tapi masih tidak cukup. Naruto benar-benar kehabisan akal. Sekarang ia harus bagaimana?

Malam semakin larut. Naruto masih berada dipertengahan Kota Konoha. Lampu-lampu jalan sudah dinyalakan. Kendaraan sudah jarang yang lewat. Tapi pejalan kaki banyak yang lewat. Rata-rata dari mereka adalah sepasang kekasih, atau pelacur jalanan atau preman malam hari.

Perut Naruto berbunyi, ia baru ingat belum makan sejak pagi. Naruto pun masuk ke dalam restoran cepat saji yang buka 24 jam. Ia memesan dua buah hamburger tanpa keju dan cola. Ia duduk di dekat jendela.

Konoha Burger tempatnya makan terlihat hanya sedikit pengunjungnya. Mungkin karena jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, jadi sedikit yang datang. Naruto langsung memakannya dengan lahap. Hingga akhirnya ia mendengar percakapan pengunjung yang duduk di belakangnya.

"Apa? Mandul?!" ungkap pengunjung yang satu.

"Ups maaf, Sasuke..." tambah pengunjung itu meminta maaf pada pengunjung satunya, karena mengatakan aib dengan suara keras.

"Che... sejujurnya aku ingin membunuhmu saat ini juga Neji!" balas pengunjung satunya.

"Maaf, maaf tapi aku tak menyangka dan aku turut prihatin pada keadaan istrimu. Tapi kalau itu terjadi apa kalian akan bercerai? Ayahmu sangat menginginkan keturunan darimu dan ayahmu bahkan sampai membuat perjanjian dengan istrimu jika dia tak kunjung hamil, maka kalian harus bercerai..."

Suara pengunjung itu mulai mengecil. Tapi dari balik bangku Naruto, ia masih bisa mendengar suaranya. Naruto hanya diam menanggapinya. Namun dalam hati Naruto kasihan dengan istri si pengunjung, hanya karena tidak bisa hamil, kenapa harus dipaksa untuk bercerai? padahal pernikahan itu adalah peristiwa yang sakral, bukan sebuah permainan.

"Dalam kamusku tidak ada kata cerai, Neji."

"Lalu harus bagaimana?"

"Mungkin aku harus mencari pelacur untuk mendapatkan anak dari mereka..."

Naruto tersedak mendengar kata-kata dari pengunjung tersebut. Ia pun mengambil tisu untuk mengelap mulutnya yang basah, karena colanya.

"Kau gila Sasuke! kau mau membohongi ayahmu, meminta Sakura pura-pura hamil, padahal sebenarnya kau menghamili wanita lain, lalu setelah melahirkan kau mengambil anaknya dan mengatakan pada ayahmu kalau itu anak kau dan Sakura, itu gila!"

"Aku tak peduli, aku akan membayar berapa pun, asalkan aku tidak cerai dengan Sakura!"

Pengunjung itu sepertinya begitu mencintai istrinya, sampai rela membohongi ayahnya sendiri. Naruto mencengkram erat-erat kemejanya. Ia beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri pengunjung tersebut.

Kedua pengunjung bergender dua orang pria menoleh padanya, begitu Naruto berada di dekat meja mereka. Naruto menggigit bibirnya. Kedua pria berwajah tampan dan berkulit putih saling berpandangan dengan heran. Bertanya-tanya dalam hati. Siapa dia? mau apa dia kemari?

"Maaf, aku mendengar pembicaraan kalian, tapi aku bisa menolongmu asalkan kau mau membayarku berapapun..." ujar Naruto yang akhirnya angkat bicara. Kening kedua pria itu berkerut dan lagi-lagi saling berpandangan.

"Apa kau mau mencarikanku wanita yang pas untukku?" tanya pengunjung yang memiliki gaya rambut yang aneh.

"Tidak aku bisa melahirkan anak untukmu..." ungkap Naruto wajahnya menunduk memerah, karena malu mengatakan hal ini. Pengunjung berambut seperti model iklan sampo langsung tertawa terbahak-bahak mendengarnya.

"Dobe apa kau ini fans fanatikku, sampai rela ingin tidur denganku?" ejek pengunjung bergaya rambut aneh.

"Aku bukan fans fanatikmu, aku benar-benar serius bisa melahirkan anak untukmu..." Naruto benar-benar bersyukur tempat itu sepi, jadi ia tak perlu takut ada yang dengar. Kalaupun ada tempat duduknya berjauhan dengannya dan dua pengunjung ini.

"Maaf, tuan tapi mana ada pria bisa hamil?" ujar si rambut model iklan sampo setelah selesai tertawanya.

"Aku tahu ini aneh bagi kalian. Tapi aku memang bisa hamil...aku...aku terlahir dengan kelainan di tubuh. Ayahku meninggal saat aku dan saudara kembarku masih dalam kandungan. Membuat ibuku menjadi kepayahan membiayai hidup kami yang masih dalam kandungan. Saat aku terlahir ternyata kembaranku menempel padaku. Aku terlahir dengan kelamin ganda dan memiliki rahim. Semua karena ibuku kekurangan gizi saat hamil. Dia terlalu banyak bekerja jadi kadang lupa makan. Untunglah ada dermawan yang membiayai operasi pengangkatan salah satu kelaminku dan aku hidup sebagai seorang laki-laki. Tapi rahimku tidak diangkat, karena biaya yang dibayar dermawan itu hanya cukup untuk operasi sebelumnya. Aku tidak bohong...aku benar-benar bisa membuatmu punya anak..." terang Naruto wajahnya sangat merah.

Ia benar-benar malu menceritakan aibnya sendiri. Tapi ia butuh uang banyak. Demi istri dan anak dalam kandungannya. Semua rasa malu itu sudah ia buang jauh-jauh, beserta harga dirinya sebagai laki-laki.

Naruto telah membuat Hinata diusir dari rumahnya. Ia juga sangat mencintai istrinya. Ia tak ingin terjadi apa-apa pada istri dan anaknya, hanya karena ia tak bisa mendapatkan uang. Lagipula Naruto tak ingin kehilangan lagi. Seperti ibunya meninggal saat ia masih berumur 12 tahun dan membuatnya hidup sendirian.

"Wau cerita yang menganggumkan, tapi maaf aku lebih memilih menusuk pelacur ketimbang menusuk seorang pria aneh sepertimu," jawab pengunjung dengan gaya rambut aneh. Naruto mengepalkan tangannya. Seharusnya ia tahu orang ini pasti menolak. Dia normal tidak seperti Naruto yang memiliki kelainan pada tabu. Tapi Naruto tidak bisa mundur.

"Aku mohon tuan, aku sangat membutuhkan uang..." mohon Naruto membungkuk pada dua pria itu. Ia tidak peduli jika harus dicaci maki, yang terpenting ia bisa mendapatkan uang.

"Kupikir tak ada salahnya kau menusuk seorang pria Sasuke, kasihan dia, dia tampak frustasi sampai harus membuang harga dirinya sebagai pria," ujar pengunjung berambut iklan shampo.

"Jadi kau ingin menjadikanku sebagai homo?"

"Aku tidak menyarankanmu sebagai homo. Namun tak ada salahnya kau menolong orang ini. Toh kau tidak dirugikan, kau dapat anak dan dia dapat uang. Lagipula kau tak perlu susah-susah mencari, karena sudah ada di depan mata."

Pengunjung berambut aneh itu mendesah. Memang kata-kata Neji ada benarnya. Lagipula bercinta dengan pelacur dan pria tak bedanya. Sama-sama buruk. Pengujung itu jadi berpikir kenapa istrinya mesti tidak bisa punya anak sih?

"Kenapa kau mau melerakan tubuhmu demi uang?" tanya pengunjung itu agak penasaran.

"Istriku harus operasi caesar dan aku butuh biaya untuk itu," jawab Naruto jujur.

"Kau sudah punya istri, tapi rela melakukan ini, kemana otakmu dobe!" Naruto tersenyum menanggapinya. Membuat kedua pengunjung saling berpandangan heran.

"Aku tidak peduli dengan diriku. Asalkan istri dan anak-anakku selamat, aku akan melakukan apapun."

Pengunjung itu berpikir Naruto sama dengannya. Rela melakukan apapun demi istri yang dicintai. Pengunjung terlihat mendesah.

"Baiklah aku setuju, lagipula tak bedanya antara kau dan para pelacur." Wajah Naruto terlihat cerah dan senang. Sampai tak sadar, kalau si pengunjung baru saja mengejeknya dengan kata-kata kasar. Tak apa asalkan istri dan anaknya selamat, Naruto akan melakukan apapun...

***TBC***

Maaf buat fic lagi...

Padahal masih utang yang sebelumnya...

Masih dalam proses kok...

Makasih yah yang udah review , fav dan follow