Those Nostalgic Memories © Kamiya Chizuru

Knb © Fujimaki Tadatoshi

Dan semua Anime yang di sebutkan adalah milik pengarangnya, bukan saya.

Aomine x Kagami. AU. OOC.

.

.

Profile Character :

Aomine Daiki, baru berumur 34 tahun. Seorang seiyuu yang sukses sejak awal karirnya, memiliki suara rendah yang di sukai para penggemar wanita, julukannya 'The Bed Voice'. Sering mendapatkan peran sebagai womanizer membuat namanya kian melejit, status single, sifatnya ramah namun misterius, menyukai anjing. Belakangan ini sedang sibuk ikut seiyuu theater dengan beberapa artis muda berbakat. Salah satu anime yang melambungkan namanya adalah 'Ono no Basuke' sebagai Suwabe Junichi.

Kagami Taiga, seiyuu berumur 30 tahun. Baru memasuki dunia seiyuu selama 5 tahun, semua peran ia coba. Dari yang sekedar muncul 1 episode sampai yang hanya muncul 3 menit. Tapi dia orang yang gigih, tinggal sendiri di jepang karena kedua orang tuanya tinggal di Amerika. Takut anjing, banyak makan dan pintar memasak. Sekarang sudah banyak anime terkenal yang sudah ia perankan, salah satunya 'Ono no Basuke' ia mengambil peran sebagai Ono Yuuki, main character dalam anime yang sudah mencapai season ketiga itu.

.

.

Part One

.

.

"Yo!"

Aomine melirik kesebelah kanannya, terlihat seseorang berambut merah bergradiasi hitam duduk di sampingnya, tersenyum sambil mengangkat tangannya, gesture menyapa.

"Kagami?"

"Kau masih disini, Aomine-san*?"

"Ya. Aku menunggu jemputan." Kagami mengangguk, mengerti. Mereka masih terdiam beberapa menit, taman depan gedung studio I.G telah sepi manusia. Tetapi masih ada beberapa seiyuu yang Kagami kenal terlihat memasuki gedung. Bangku tempat mereka duduk tidak begitu jauh dari pintu masuk, ada Koganei Shinji, dan Aida Riko yang berjalan bersama.

Aomine memang begini jika malam, lebih banyak diam. Seakan-akan tidak punya tenaga karena matahari sudah di gantikan bulan. Sebenarnya, pemeran Suwabe Junichi itu hanya kelaparan, sang manajer tadi pamit pergi untuk menjemput istrinya di bandara, dan ini sudah 1 jam namun belum juga kembali membawa pesanan makanannya.

Growl…

Aomine yakin itu bukan suara perutnya.

"Ahahaha, gomen Aomine-san, aku lapar ehehe." Aomine tersenyum, rupanya mereka senasib.

"Majiba?" tawar yang lebih tua.

"AH! AKU MAU!" sahut Kagami dengan semangat.

"Baiklah, ayo kita makan bocah." Rambut kagami diacak kasar tapi menyenangkan.

"Aomine-san, aku sudah 30 tahun!"

"Dan aku 34 tahun."

Keduanya tertawa, umur kepala tiga namun masih kekanak-kanakkan.

Sepanjang perjalanan ke Majiba selama 20 menit, keduanya mengobrol akrab seperti teman lama. Walaupun sudah hampir tiga tahun mangisi di anime yang sama, waktu mereka bicara pribadi tidak sesering Kuroko Tetsuya yang di dalam serial OnB berperan sebagai Ono Kensho, dan dalam cerita Suwabe dan Kensho adalah mantan partner.

Tanpa di duga, Aomine juga menyukai basket sama seperti Kagami, tapi dia sudah jarang bermain basket dan lebih sering menghabiskan waktu pergi minum-minum atau latihan vocal. Dan ketika Kagami mengajaknya bermain one on one suatu hari nanti, dengan senang hati Aomine menerimanya.

"Oh, tapi mungkin permainanku tidak sebaik dulu." Aomine menatap telapak tangan kanannya.

"Nande?" Kagami penasaran, raut Aomine berubah suram dan sedih.

"Nande mou ne yoo.." jawab Aomine yang di sambung dengan cengiran lebar.

.

OxO

.

Sepuluh burger keju dan segelas cola ada di atas nampan Kagami. Lima burger teriyaki dan segelas pepsi di tambah kentang goreng dibawa Aomine. Keduanya mencari tempat duduk yang jauh dari keramaian, walaupun sudah malam, restoran 24 jam ini memang masih penuh orang-orang seperti mereka yang masih betah di luar rumah.

Aomine memakai topi rajutan berwarna hitam, frame hitam tanpa kaca bertengger manis di hidungnya yang mancung. Teknik penyamaran kuno tapi masih bisa ia andalkan untuk menyembunyikan identitasnya. Berbeda dengan Kagami, laki-laki yang biasa memakai kacamata jika ada event seiyuu dan melakukan segala aktifitas pekerjaannya sekarang jutru di lepas dengan santai. Kemeja yang awalnya ia pakai sudah berganti dengan kaos, Aomine tidak ingat kapan Kagami mengganti bajunya.

"Aku rasa 'OnB' semakin seru saja, ya Aomine-san?"

"Hah?"

"Oiya, kapan mulai recording untuk Teikou Arc?" Aomine sejenak berhenti memakan burgernya, Kagami malah masih mengunyah mirip marmut.

"Dua hari lagi."

"Oh, Soukka.." kedua pipi Kagami membulai penuh makanan. "Aku mungkin dapat libur ya. Hahaha lumayan, sebulan."

"Semalam aku mendengar siaran radiomu, bersama Tetsu." Kagami meneguk minumannya.

"Sungguh? Aku tidak menyangka kau akan mendengarnya Aomine-san. Hahaha." Aomine ikut tertawa melihat orang di depannya menunjukkan raut bahagia.

"Ya, aku bahkan mengira kalau kalian itu bukan teman, tapi suami-istri."

Cough cough cough

"Kalian begitu akrab. Kalian benar-benar pacaran?" Tanya Aomine, Kagami makin terbatuk-batuk mendengarnya. Aomine sangat suka menggoda orang sepolos Kagami.

"Jangan asal bicara. Aku bisa dibunuh Akashi-san nanti, upsss."

"Oh, begitu ternyata. Pfft."

"Tolong jangan bilang siapa-siapa." Kagami melirik kanan dan kiri takut jika tiba-tiba ada gunting melayang kearahnya.

"Aku kira Akashi akrab dengan Midorima." Lawan biacaranya mulai tertarik.

"Mereka hanya dekat. Tapi menurut berita yang ku dengar, Midorima-san memang menyukai Akashi-san. Mereka sering terlibat di anime yang sama bukan?" Kagami semakin mengecilkan suaranya. "Aku juga bertemu mereka di Durarara Shou, memang beberapa kali aku melihat mereka pergi bersama."

Aomine tiba-tiba teringat sesuatu.

"Ah, ketika Midorima recording Kuroshitsuji juga aku melihat mobil Akashi yang mengantarnya."

"Bahkan mereka memakai cincin kembar."

"Tapi sejak OnB tayang, Midorima lebih sering terlihat bersama Takao." Aomine tumben memasang tampang serius.

"Ettou, Aomine-san aku pikir tidak baik bergosip di tempat seperti ini." Akhirnya salah satu diantara mereka ada yang sadar tempat juga.

Aomine berdehem dan kembali memakan burgernya.

"Oiya, kenapa kau justru melepas kacamatamu Kagami?"

"Karena mereka tidak akan mengenaliku jika aku melepas kacamata."

Sedikit mengejutkan. Aomine membayangkan, ketika Kagami memakai kacamata para wanita histeris melihatnya tapi ketika kacamatanya di lepas justru tidak ada satu orangpun yang mengenali wajahnya. Jadi intinya, wajah Kagami itu lebih tampan jika memakai kacamata, eh? Tampan?

"Sou ya, aku pernah dengar jika Aomine-san dekat dengan Haruka Nanami-san."

"Tidak juga, hanya karena kami satu anime dan beberapa kali memang aku mengantarnya pulang."

"Benarkah?"

"Ya, kebetulan apartemen kami memang searah. Hanya itu saja."

"Soukka. Padahal Haruka-san itu manis."

"Kau menyukainya?"

"Hanya fans saja, Aomine-san." pemuda berkacamata mengangguk, suara Haruka memang bagus, dia sudah beberapa kali mendapatkan penghargaan. Tahun ini saja dia berhasil mendapatkan best supporting character di seiyuu awards.

"Kalian sama-sama main di Durarara, kan?" dan seingat Aomine, Kagami memang lumayan sering ada dalam satu anime dengan Haruka.

"Ya begitulah. Tapi aku hanya beberapa kali bertemu dengannya karena memang scene kami tidak banyak."

Tanpa sadar sudah satu jam mereka makan dan mengobrol banyak hal, dari gossip artis sampai proyek-proyek yang mereka isi di tahun ini.

.

OxO

.

Ruang tamu yang semula gelap itu jadi terang benderang.

"Tadaima..Okaeri, Daiki."

Tap. Tap.

"Mau mandi dulu atau mau makan dulu, atau kau mau aku? … Aku mau mandi."

Sejak kembali menghuni tempat ini 14 tahun lalu tidak banyak perubahan yang ia lakukan selain mengganti perabot yang usang seperti lemari sepatu atau lampu yang mati.

Klik. Klik. Klik.

Aomine berkali-kali menekan saklar lampu kamarnya tapi tidak ada perubahan, kemungkinan lampu yang dua bulan terakhir ia ganti itu sudah tidak lagi berdaya.

"Besok deh, cape."

"Kau ingin segelas susu, Daiki? …. Tidak, terima kasih."

Dia tinggal sendiri.

Semakin malam akan semakin sepi, terkadang ia dapat mendengar suara lolongan anjing, entah anjing siapa. Tapi itu sedikit membuatnya tertarik memiliki anjing juga. Chihuahua mungkin? Atau golden retrivier? Atau ras serigala?

Dia belum masuk lebih jauh kedalam kamar. Berhenti tepat di depan pintu, bayangan tubuhnya memanjang hingga mencapai tinggi lemari di depannya. Ada buku-buku yang tidak pernah ia baca, majalah dewasa yang setiap bulan menjadi langganannya, beberapa alat-alat perekam dan bola basket. Ia sangat menyukai basket, dulu.

Tangan kanannya ingin mengambil bola basket berdebu itu, dengan satu tangannya yang terbuka lebar pasti ini bukan hal yang-

Dang!

-mudah bukan?

Itu bukan cidera yang serius kata dokter, bisa sembuh asalkan dia mau terapi atau bahkan operasi. Tetapi ada hal yang lebih memberatkan hatinya, trauma.

Basket adalah masa lalu yang ingin ia biarkan berlalu.

Seiyuu adalah masa depannya saat ini dan seterusnya.

.

Kagami datang terlalu awal hari ini, padahal biasanya ia terlambat karena sarapan terlalu banyak. Jadwal rekaman hari ini pukul 9 pagi dan selesai pukul 8 malam.

Ia duduk-duduk di ruang tunggu. Ada tiga vending machine berbeda produsen, tempat sampah, meja dan banyak kursi berjejer-jejer. Ia mengambil ponselnya online di twitternya, mengecek timeline yang bisa di tebak, banyak akun seiyuu dan anime kesukaannya.

Walaupun sudah hampir lima tahun tinggal di Jepang, dia masih sering kesulitan membaca kanji. Biasanya dia akan bertanya tentang scene yang akan di ambil hari ini, berdiskusi dengan partnernya. Lebih sering ia lakukan dengan Kuroko Tetsuya, tetapi tidak jarang juga dia bertanya dengan pemain lain seperti Midorima Shintarou dan Kiyoshi Teppei. Terlalu sering bertanya kadang membuat Hyuuga Junpei kesal, meskipun bukan hal itu yang benar-benar membuatnya kesal. Pemeran Hosoya Yoshimasa, kapten tim Seirin merasa terganggu jika pacarnya err calon pacarnya, Kiyoshi di tempeli Kagami.

"Kagami teme, pergilah. Aku dan Kiyoshi sedang sibuk!" Gertak Hyuuga.

"Eh? Nande?" Polos. Ekspresi Kagami yang membuatnya di juluki Maji Tenshi oleh para fans, apalagi kacamata menambah kesan dia orang yang pintar walaopun aslinya dia lumayan bodoh.

"Bukan urusanmu! Tidak usah banyak tanya! D-aho!" tidak di anime, tidak di kehidupan nyata, Hyuuga dan Hosoya memang mempunyai karakter yang mirip.

Masih belum paham kondisi alias bebal. Kagami mencari target diskusinya yang lain. Kuroko belum datang, atau mungkin sudah datang tapi masih bersama pacar rahasianya, di suatu tempat di pojok gedung atau dimanapun asal tidak ada orang yang bisa mendapati keduanya bersama.

Ingin dia bertanya pada Aida Riko, tapi perempuan tidak pandai memasak itu masih berbicara dengan Koganei. Rasanya semakin hari mereka terlihat dekat, mungkin saja mereka sedang mengerjakan proyek anime yang sama. Kagami sekali lagi tidak peka.

Kagami mendengar suara tawa yang renyah, nada suaranya mirip kue mochi. Matanya menangkap pemandangan yang menyegarkan. Aomine hari itu mengenakan kaos bergaris-garis hitam putih, bercelana coklat gelap dan sepatu boots hitam. Rambutnya terlihat belum kering, matanya menyipit, hilang jika sedang tertawa, mau tidak mau Kagami ikut tersenyum.

"Oi, Kagami!" Sapa Aomine riang.

"Ohayou, Aomine-san." Kagami bisa melihat perubahan yang kentara antara Aomine yang sekarang dan Aomine yang tadi malam.

"Ohayou Kagami-san."

Crap. Haruka Nanami. Kagami merutuki kebodohannya yang tidak menyadari keberadaan idolanya itu di depan matanya. Apa mungkin perempuan manis ini berteman dengan Kuroko? Kesimpulan macam apa itu Kagamin?

"Ah, Haruka-san. Ohayou." Rupanya dari tadi Aomine mengobrol dengan Haruka, partner nya di Uta prince. Mungkin kabar jika season ketiganya mulai di kerjakan adalah alasan untuk keduanya terlihat bersama.

Haruka tersenyum melihat sikap Kagami yang agak salah tingkah. Aomine sudah menceritakan jika laki-laki beralis cabang ini adalah fans nya. tentu saja Haruka pura-pura tidak tahu. Aomine memberi kode jika memang pria itulah yang tadi ia bicarakan.

"Baiklah, Aomine-san sampai bertemu nanti."

"Jam 9, Nanami." Nanami menunduk sebentar pamit untuk pulang.

"Ternyata benar jika kalian berkencan?" Kagami menutup mulutnya tidak percaya.

"Ck, bukan. Nanami-"

"Bahkan dipanggil dengan nama kecil." Aomine garuk-garuk pipi.

"Manajerku ada keperluan, dan dia menawariku pulang bersama. Ya begitulah.." Tidak seperti biasanya, otak Kagami ingin menyimpulkan sesuatu atas pengamatannya kali ini.

"Kau takut gelap, Aomine-san?" tidak ada jawaban. Aomine hanya tersenyum sesaat sebelum meninggalkan Kagami tanpa penjelasan apapun.

Recording berjalan lancar seperti hari-hari biasanya. NG hari ini sering dialami Kuroko karena tertawa ketika seharusnya ia berbicara dengan ekspresi datar. Aomine berkali-kali membentaknya karena kesal harus mengulang-ulang scene mereka berdua, namun semua orang tahu itu hanya perhatian senpai kepada kouhainya yang sulit berkonsentrasi. Di ruang recording hanya ada Aomine dan Kuroko, Kagami melihat keakraban mereka berdua dalam diam.

Kagami sering mengunjungi official website OnB, lagu duet Aomine dan Kuroko adalah yang terbaik. Lagu berjudul Ray of Shine bertahta di nomor 1 selama 3 bulan sejak di rilis. Kedua nya adalah penyanyi berbakat, jangan ragukan Aomine yang memenangkan penghargaan atas lagu OST yang ia bawakan. Kuroko juga mengeluarkan 2 single sejak adanya OnB, ekspresi datar tapi suaranya bisa menghentak selayaknya rocker papan atas. Keduanya adalah duet yang luar biasa, Kagami iri dengan kedekatan mereka berdua.

.

Take selanjutnya di kuasai para petinggi Seirin. Aomine kehausan dan membeli jus anggur kaleng kesukaannya. Ini masih jam 3 sore, dan jatahnya hari ini akan di mulai jam 6 masih lama dan sekarang perutnya keroncongan.

"Aomine-san, kau sudah makan siang?"

"Tetsu. Belum, kenapa?"

"Aku dan Akashi-kun akan makan siang, kau mau ikut?" Akashi tidak nampak di sekitar Kuroko, Aomine berasumsi jika si rambut merah itu sedang menunggu Kuroko di mobil.

"Tidak terima kasih." Aomine tahu dia hanya akan jadi obat nyamuk di tengah pasangan yang kasmaran. Kuroko pamit segera menuju keluar gedung.

Kagami datang menggantikan eksistensi seorang Kuroko di hadapan Aomine. Ia membawa sekantong plastik entah apa di dalamnya, satu roti isi di mulutnya dengan panjang yang tidak biasa.

"Kau mirip sekali dengan Suzumura." Suzumura Kenichi peran di OnB yang sering membawa cemilan kemanapun dan dimanapun ia berada.

"Ah, aku harus menghafal naskah, jadi aku ingin makan siang di sini." Mulutnya kembali bergerak-gerak mengunyah makanan. "Aku tidak bisa berpikir jika perutku kosong." Aomine paham.

Laki-laki berkulit tan itu menepuk pelan bahu Kagami sebelum melangkah pergi.

"Aku punya empat burger teriyaki, Aomine-san." Sebenarnya ia sengaja membeli agar bisa makan siang dengan Aomine. Dan kalau di tolakpun perutnya masih sanggup menampungnya.

Menyia-nyiakan makanan bukan termasuk di kamus Aomine. Tanpa malu dan tanpa ragu dia segera membawa Kagami ke ruang tunggu.

"Hobimu makan ya Kagami?"

"Bukan. Aku suka surfing." Aomine ingin sekali menggeplak kepala Kagami, tapi tidak tega.

.

OxO

.

Kehidupan Aomine menjadi seiyuu sangat stabil. Tidak ada yang perlu di takutkan selama suaramu masih bisa keluar, walaupun hanya peran kecil tetapi bagi seiyuu, peran itu tetaplah berarti. Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi dengan peran sekecil itu di kemudian hari.

Industri anime semakin hari kian meroket. Negara tetangga berlomba-lomba menayangkan anime yang di sukai mayoritas penduduknya. Ada yang menjaga agar seiyuu asli tetap terdengar namun ada juga yang melakukan dubbing ulang agar penontonnya mudah mengerti. Mungkin bagi orang yang berencana menjadi otaku, mendengar seiyuu asli lebih memuaskan kecintaannya terhadap Jepang.

Melalu twitter dia bisa menadapatkan masukkan dari fans di luar negaranya, orang-orang yang sekedar paham kanji lewat mesin terjemah atau bahkan seseorang yang sengaja belajar bahasa Jepang demi bisa berbicara dengan artis-artis favoritnya.

Ada sebuah akun twitter yang selalu membuatnya semangat, selalu memberi cadangan energy ketika ia pikir tidak ada satu orangpun yang menghargai kerja kerasnya. Akun yang sangat aneh karena dia hanya melihat pemilik akun tersebut berinteraksi dengan akun miliknya. Di sebut interaksi pun Aomine hampir tidak pernah membalasnya, dengan kanji yang sering kacau dan kadang tertukar penempatannya membuat Aomine berpikir jika orang itu bukan asli dari Jepang.

Kagami berencana pulang setelah take nya selesai, tapi berhubung dia memang sedang tidak ada acara akhirnya ia memilih menemani Aomine, dari jauh. Ya sebatang rokok terselip diantara sela jemarinya, Aomine bukan orang yang suka merokok dan sangat benci menjadi perokok pasif. Hampir semua seiyuu mengerti dan memahami prinsip sang veteran. Menurut arloji yang ia beli dari Amerika yang tentu saja sudah di-set sesuai waktu setempat sejak kedatangannya, 10 menit lagi Haruka Nanami akan datang menjemput Aomine.

Ada beberapa orang yang menawarinya ikut mobil mereka, tapi rupanya Aomine bertahan dengan janjinya. Tipe pria gentle yang entah apa sebabnya tidak pernah mengendarai mobilnya sendiri, itu informasi baru yang Kagami dapat. Kagami tidak ingin di curigai stalker, semuanya ia dapat dengan cara yang halus dan senatural mungkin. Bisa gawat jika tiba-tiba muncul berita Aomine Daiki di temukan bunuh diri karena merasa terancam oleh rekannya sendiri. Kagami menggeleng-gelengkan kepalanya, mengenyahkan pemikiran yang semakin aneh.

Murasakibara yang dikenal cukup dekat dengan Aomine membenarkan jika teman biru tua nya itu pernah mengantar Haruka pulang dengan taksi. Kagami yakin, Aomine tidak mungkin tidak mampu untuk membeli mobil. Lantas kenapa ia justru memakai taksi?

"Moshi-moshi, Nanami?"

Aomine mengangkat ponselnya yang berdering sejak tadi.

"Soukka, baiklah.. tidak apa-apa. Ya aku bisa meminta tolong temanku. Ya, selamat malam."

Kepalanya celingukkan mencari orang yang kira-kira ia kenal dan bisa ia mintai tolong untuk mengantarnya pulang. Haruka memberi kabar jika ia tidak bisa menjemput karena di tempatnya sekarang terkena badai dan hujan lebat. Ada kemungkinan jika badai tersebut menuju dimana Aomine berada.

"Kata oha asa, Leo dan virgo ada di urutan terbawah hari ini. Lucky item mu adalah selimut, Kagami."

Kagami teringat kata-kata maniak horoscop. Biasanya ia tidak akan percaya pada hal seperti itu, tapi tubuhnya memang merasa kedinginan sekarang mungkin kadang-kadang ada benarnya juga. Lagipula sebentar lagi Aomine pasti di jemput, tidak ada salahnya pulang duluan.

"Kagami." Kagami yang masih membereskan naskahnya di kursi mendongak, melihat Aomine yang tiba-tiba ada di depannya. Wajahnya terlihat takut dan kacau.

"Ya, Aomine-san?"

"Dimana tempat tinggalmu?"

"Hah?"

.

"Tadaima…" Kagami berjalan di depan Aomine.

"Okaeri.." Jawab yang orang yang membuntuti Kagami.

"Maaf, Aomine-san jika saja tidak badai aku pasti bisa mengantarmu." Kagami merasa sangat bersalah.

Jarak ke apartemen Kagami tidak terlalu jauh, cukup berjalan lima menit. Ia memang sengaja mencari tempat tinggal yang tidak jauh dari tempatnya bekerja, mobilnya sering ia tinggal di garasi. Rencana awal, Kagami akan mengantar Aomine pulang setelah mengambil mobil tetapi badai lebih cepat datang dan mereka akhirnya memilih berlindung sementara.

Selama ada di Jepang, Kagami tinggal sendiri. Terkadang hanya ada saudaranya dari Akita datang untuk menginap di akhir pekan.

Aomine memasuki ruangan minimalis, minim perabot. Hanya ada dapur kecil, sofa dan meja. Televisi layar lebar dan tumpukkan majalah olahraga. Kagami mempersilahkan Aomine duduk dan ia membuatkan secangkir cokelat panas. Kemudian meninggalkan Aomine untuk mandi.

Demi membunuh waktu, Aomine melihat-lihat majalah. Ponselnya ia letakan bersebelahan dengan cangkir berisi cokelat panas. Perutnya keroncongan minta di isi, padahal jika tidak badai ia ingin mengajak Nanami makan ramen atau udon.

Ia tidak begitu mengerti apa hubungan yang dijalinnya bersama Nanami. Teman? Terlalu dekat untuk ukuran teman, usianya satu tahun di bawah Kagami. Tetapi jauh di lubuk hatinya ia sangat mengakui bakat Nanami, minus tidak berbakatnya ia di bidang tarik suara. Bagi seorang seiyuu namun tidak bisa menyanyi hanya menjadi bahan bully teman-temannya, tentu saja tidak serius. Suaranya indah, tapi ia buta nada. Nanami tidak peduli ia bisa menyanyi atau tidak, dan hanya tertawa lebar jika teman-temannya sudah menyindir kekurangannya saat acara karaoke.

Aomine tidak buta, Nanami cantik dengan senyum tulusnya.

Ia bukan pula laki-laki muda yang bisa bermain-main cinta. Orang tuanya berharap ia akan segera menikah, setidaknya ia punya orang lain untuk menjaga dirinya yang jauh keluarga.

"Aomine-san, kau mau makan malam apa?" dan pastinya seseorang yang bisa memasakkan untuk hidupnya.

"Terserah."

"Sou, hem aku masih punya kepiting, dan ehm… ada ini, ini dan ini…." Kagami mengacak-acak lemari esnya. Menggunakan celemek kotak-kotak berwarna hijau, ia siap memasak makan malam.

Rambut merahnya basah, kacamatanya ia simpan di kamar.

"Badai sepertinya masih lama."

"Kurasa begitu. Aku sudah mengabari manajerku dan-"

"Aku tidak masalah jika kau ingin menginap, Aomine-san."

Kagami mengiris wortel dan memasak air.

"Aku tidak ingin merepotkanmu, Kagami." Si tuan rumah menggeleng sambil tersenyum.

"Tidak, justru aku senang aku tidak sendirian malam ini." Aomine akhirnya mengangguk, menyetujui untuk menginap disini.

"Kita bisa bermain game, atau minum. Hahaha." Lanjut Kagami. Ia sangat senang bisa menghabiskan waktu lebih banyak bersama Aomine, walaupun sudah lama mengenalnya namun kesempatan seperti ini sulit di dapatkan. Apalagi dengan posisi sebagai kouhai, Kagami merasa sungkan dengan senpainya. Beberapa orang yang dekat dengannya sepanjang produksi OnB tidak jauh-jauh dari tim Seirin. Koganei, Kuroko dan Sakurai. Pemuda lucu yang sering jadi sasaran bully mereka bertiga.

Scenenya bersama Aomine terbilang banyak, beberapa event seiyuu OnB pun mempertemukan keduanya, tapi lagi-lagi Kagami belum bisa lebih akrab dengan Aomine. Dan berkat dorongan dari Kuroko akhirnya sedikit demi sedikit ia berani lebih banyak bicara dengannya.

"Aku dengar kau dari Amerika?"

"Eum, ya lima tahun yang lalu aku kembali ke Jepang." Kagami mengaduk-aduk masakannya.

"Aku juga." Aomine mengembalikan majalah dan berjalan mendekati konter dapur, melihat apa yang sedang di masak Kagami. Di tangannya ada secangkir cokelat yang menghangat.

"Benarkah?" Kagami tidak terlihat terkejut, tapi ia pura-pura terkejut.

"Ya. Sudah 14 tahun aku tinggal di negara ini. Kau bisa menjadi istri yang hebat suatu hari nanti, Kagami." Aomine merangkulkan tangannya sambil mencium bau masakan Kagami. Berniat menggoda, tapi untuk apa menggoda seorang laki-laki? Aomine mengalihkan pandangannya, ia tidak salah lihat kan? Kagami merona sedikit akibat pujiannya.

"Hey, aku baru tahu jika kau ini lebih suka di panggil istri daripada suami, pfft."

Satu hal lagi yang akhirnya Kagami tahu. Aomine adalah penggoda, tidak jauh dari peran-perannya selama ini.

"Bukan begitu, Aomine-san."

Ceklek, Kagami mematikan kompor gasnya.

Aomine merasakan basah di bibirnya.

Gigi-gigi mereka bertemu dan bertubrukan.

"G-Gomen.." mata sipit Aomine melebar, terkejut tiba-tiba dicium. Tapi sebisa mungkin sebagai senpai haruslah menjukkan wajah yang berwibawa, bukan?

"Salam Amerika, heh? Daijobou. Boleh pinjem kamar mandi?" Kagami mengangguk.

Blam.

Aomine menutup pintu.

"What the heck! Bakagami. Apa-apaan dia gezz…" Aomine mengusap bibirnya. Bukannya keberatan tapi agak aneh dan apakah Kagami itu gay? Ck, Kuroko harus bertanggung jawab.

"Tetsu teme!"

"Aomine-san?" Kuroko terkejut menerima telfon dari Aomine, tidak biasanya.

"Apa Kagami itu gay?"

"Aku tidak tahu, tetapi…. ia memang pernah bilang jika ia menyukai seorang lelaki di masa lalunya."

Aomine menutup telfonnya sepihak. Ia tidak bisa membayangkan hal yang lebih buruk dari ini. Menjadi gay ada di urutan hidupnya yang ke-100.

.

T.b.C ?

.

.

A.N :

Hai, akhirnya aku nulis AoKaga lagi. Ceritanya agak aneh, aku malah ngebayangin seiyuunya yang lagi acting, bukan chara KnB, hahahaha aku ga tau apa-apa soal dunia seiyuu, tapi semoga bisa dapet feelnya minna-san. Haruka Nanami yang aku maksud itu chara di utapri, pengisi suaranya ada Sawashiro Miyuki yang juga jadi Celty di Durarara, kenapa aku ngambil tokoh ini. Soalnya aku suka SuwabeXSawashiro / RenxNanami huwahahaha.

Semoga ga ngecewain fans aokaga ya. Aku ngerasa adegan disini banyak sekali acara makannya hahaha

Dan aku berharap feedbacknya, review kalian bisa mengoreksi kesalahanku di fanfik ini. Sekian terima kasih.

.

N/B :

FF ini update chapter dua mungkin tanggal 5 atau 6 dan chapter 3 tanggal 10 Mei.