Oke, ini agak gila. Atau apapun itu. Tapi Hyuuga Hinata? Katakan kalau aku sedang mabuk sekarang dan atau berada dalam genjutsu mode apapun. Tsunade memijat pelipisnya.

"Tsunade-sama,"suara Shizune asli membuatku kembali ke dunia nyata.

"Ya, kepalaku pusing.."

"Masalahnya Hinata sedang kritis, dan butuh pertolongan Anda!"

Tsk! Aku harus mengumpulkan informasi. Sial! Aku merindukan Ino!

"Tsunade-sama.."

"Ya!" aku segera berdiri dari kursi malasku. Kamisama… sebenarnya siapa ayah dari anak itu?! Dan sepertinya kepalaku berdenyut lagi.

.

.

Scarlet Memories

Story: random by UYuPoMieKoRoro

Bagian satu oleh Pororo90

Disclaimers: all chara belong Masashi Kishimoto's sensei

Warning: canon(maybe) bertebarannya typo, dan kegajean yang disebabkan khayalan tingkat tinggi, OOC dan juga OC , dan segala hal yang merusak pandangan mata.

.

.

Tapi, happy reading minna~

.

.

Oke, Tsunade sudah mendengar kabar angin itu. Hinata hamil! Yang jadi masalah adalah Hinata tidak pernah terlibat kedekatan fisik dengan siapapun. Gadis itu begitu polos, innosen dan kau tahu kan, semacam 'malaikat' dan tidak mungkin menggoda pria manapun untuk sekedar pemuasan seksual meski ia sudah dewasa. Tsk! Tsuanade benci harus mengakui kalau ia membutuhkan Shikamaru dan Ino saat ini. Sayangnya dua mahluk yang dikabarkan 'menjalin hubungan' itu sedang menerima misi ke Kirigakure dan tidak mungkin dan juga tidak bisa seenaknya di panggil.

.

Bermula dari seminggu yang lalu, Hinata yang saat itu menerima misi solo. Oke! Ini salah Tsunade, hampir delapan bulan yang lalu Hinata tiba-tiba meminta misi solo yang biasa disebut misi 'kelas buangan' ya kau tahu kan sebuah misi kemanusiaan yang perlu waktu lama dan punya rangking rendah. Saat semua orang menolak dan hampir saja Tsunade menolak isi gulungan misi itu, tiba-tiba Hinata Hyuuga menawarkan diri. Dan salahkan sake yang membuat Tsunade yang merasa itu berkah dan tanpa kecurigaan mengirim Hinata kesana. Tch! Sial! Itu petakanya.

Dan sekarang ia menyesali perbuatan tak bertanggung jawabnya yang tidak mengecek keadaan Hinata yang mungkin saat itu sudah kau tahu, ya.. pregnant. Dan membiarkan gadis itu menanggung bebannya sendiri di Amegakure!

Tsunade menarik nafas kasar. Malam itu Hinata kembali dari misi dengan perut buncit dan terluka! Dan berita menyebar dengan cepat seperti api melalap padang gambut. Membakar semuanya dan keesokan paginya, bahkan ketika mentari masih jauuuuhhh dari langit, Hiasi Hyuuga mendobrak gedung Hokage dengan batalyon Hyuuganya. Hhhaaaahhh, Tsunade memijit pelipisnya, lagi.

Masalahnya Hinata krirtis. Dia tidak mungkin ditanyai siapa ayah kandung bayi itu. Dengan kesadaran yang nyaris menghilang sangat tidak mungkin bisa ditanyai. Jadi kesimpulannya, Tsunade harus memulihkan dulu anak itu, maksudnya wanita itu, aarrrggghhh, menyebut Hinata segai wanita serasa menggelitik telinganya sendiri. Hinata akan tetap menjadi gadis yang manis atau bahkan terlalu manis untuk siapapun. Rasa penasaran hinggap di kening-kening manusia Konoha, Tsunade jelas tahu itu.

Spekulasi siapa ayah bayi itu menjadi rumor yang menyebabkan migraine dadakan. Oke, Tsunade sendiri juga penasaran, siapa? Siapa yang tega menghamili Hinata dan meninggalkannya dengan tidak bertanggung jawab macam itu?! Oke tidak ada nama yang asing yang bisa menyebabkan hal itu. Sialll! Ia akan membunuh siapapun yang menyebabkan gadis terhormat itu mengalami penderitaan macam ini.

Ini kemungkinan terkecil, juga besar! Hinata tidak mungkin berbuat semacam itu dengan lelaki manapun. Sangat tidak Hyuuga jika ia sengaja melepaskan keperawanannya untuk orang yang tidak di kenal. Jadi kesimpulannya, mungkin Hinata diperkosa! Hell! Damn! Tsunade justru merasa migraine datang mendera dengan tenaga ekstra dan menyebabkan ia rindu sake!

Oke! Abaikan sake, ia sedang berkonsentrasi. Tidak banyak yang berada di sekitar gadis itu. Ayo kita hitung. Teman se-timnya. Shino dan Kiba. Mereka bukan orang yang tega menyakiti Hinata. Tsunade tahu itu, dan ia segera mencoret dua nama itu dari daftar trsangka siapa ayah bayi itu. Ada beberapa, almarhum Neji. Tsunade benci menyebut nama orang mati. Tapi.. ada secuil kemungkinan itu. Sebelum perang berakhir atau yang artinya sekitar tujuh bulan yang lalu, oh tidak! Tsunade merasa nafasnya tercekat, pas! Kejadiannya mungkin saat atau pasca perang selesai. Ini agak janggal. Dan tsunade benci menghitung, tapi lebih benci lagi jika perhitungannya benar! Siallllll..! kenapa jadi begini?!

Neji ya, nama itu selalu disandingkan dengan Hinata. Lelaki itu mati karena melindungi si souke Hyuuga, ya meski sebenarnya ia mati melindungi Naruto. Tapi semua orang tahu alasan ninja jenius itu mati karena secara tidak langsung melindungi Hinata. Apakan Neji tahu Hinata mengandung anaknya dan mengorbankan diri untuk melindungi keduanya? Oke, teori ini agak dipertanyakan. Tapi mendekati kesempurnaan. Tsunade mengerang.

Neji sangat menyayangi Hinata atau mungkin lebih dari itu. Mereka punya semacam benang takdir yang saling membelit, bahkan ada rumor bahwa Neji memang disiapkan untuk 'mendampingi' Hinata secara harfiah. Ya, Hyuuga kan selalu menikahi Hyuuga lainnya. Bukan tidak mungkin jika mereka tidak terlibat dalam situasi panas, tapi ini Hinata. Hinata yang lemah lebut dan berpikir jernih, dan Neji yang jenius, jikalau memang terjadi sesuatu yang panas, pasti Neji tahu kalau 'mengeluarkan di dalam' pasti akan mengakibatkan pembuahan. Sial! Kenapa memikirkannya mengingatkan aku pada Kakashi. Mesum! Siaaaallllll…

Oke, abaikan Neji. Karena ini tidak akan membantu jika memang benar, karena anak itu berarti tidak punya ayah. Buntu!

Oh Tuhan! Kenapa aku bisa lupa terhadap mahluk kuning itu? Apakah mungkin….

Naru?!

Mungkin terdengar gila, tapi jika mereka saling ya.. aku tak bisa menyalahkan Hinata yang mungkin saja saat itu tak mampu menolak ajakan Naruto. Tapi mana mungkin?! Ya kau tahu Naruto tak kan tega menyakiti Hinata. Tapi anak itu dan hanya anak itu yang bisa meluluhkan Hinata. Sialnya? Naruto sekarang ada misi bersama Sakura dan Sasuke. Petaka! Jika Naru ayahnya bersiaplah menerima amukan Hyuuga. Hiasi sangat membenci pria blonde itu meski sudah menjadi pahlawan desa. Kau tahu kan charmistry Naruto sebagai jinchuriki kyubi dianggab aib untuk Hiashi. Aduuhhhh kepalaku kenapa jadi pusing begini.

Brak!

Pintu menjeblak terbuka, siapapun itu, aku sedang tidak ingin diganggu! Cukup malam kemarin ketika Hinata ditemukan dengan luka sayatan besar di punggung dan dalam keadaan hamil!

Shizune memamerkan wajah pucat pasi.

"Hinata kritis!"

"Bukankah kemarin sudah melewati masa krisis?!" aku mengernyit, aku mencium bau tidak beres. Ada sesuatu, tapi tidak pernah yakin.

"Bayinya bereaksi. Sepertinya akan melahirkan."

.

Oke, ini agak gila. Atau apapun itu. Tapi Hyuuga Hinata? Katakan kalau aku sedang mabuk sekarang dan atau berada dalam genjutsu mode apapun. Tsunade memijat pelipisnya.

"Tsunade-sama,"suara Shizune asli membuatku kembali ke dunia nyata.

"Ya, kepalaku pusing.."

"Masalahnya Hinata sedang kritis, dan butuh pertolongan Anda!"

Tsk! Aku harus mengumpulkan informasi. Sial! Aku merindukan Ino!

"Tsunade-sama.."

"Ya!" aku segera berdiri dari kursi malasku. Kamisama… sebenarnya siapa ayah dari anak itu?! Dan sepertinya kepalaku berdenyut lagi.

[Scarlet Memories]

.

.

Aku seperti melayang. Terlalu pekat, terlalu dingin. Apakah aku berada di surga? Aku dapat mendengar semua orang, tapi mataku lengket dan tubuhku mati rasa. Mungkinkah aku sudah mati? Atau mungkinkah aku berada di titik perpotongan antar hidup dan mati?

Lamat-lamat aku mendengar kata Tsunade-sama, apa katanya huh?! Aku koma?! Sungguh tidak masuk di akal! Tapi mnegapa aku tak bisa bangun?!

.

Perlahan ingatanku mnerawang pada malam itu,

Rasa sakit itu menghilang dengan cepat begitu aku berhasil mencapai gerbang Konoha. Demi apapun di dunia ini. Aku harus melindungi anak ini. Aku tak bisa menyerahkannya pada siapapun. Bahkan jika itu ayahnya, meski mungkin pria bajingan itu takkan pernah tahu. Aku tidak akan membiarkan ia tahu dan memenangkan diriku. Tidak setelah apa yang dilakukannya padaku.

Aku terlalu takut, menghadapi kenyataan bahwa mungkin anak ini seperti dirinya atau bahkan lebih kuat dari dirinya. Ini terlalu sulit, karena itu aku memilih mengasingkan diri. Tapi sepertinya seseorang itu tahu kalau aku memiliki bayi ini. Karena itu, kabuto mengejarku. Berusaha mengambil bayi ini. TIDAK! Aku takkan membiarkan mereka, atau bahkan DIA mengambil apa yang kupunyai.

Membayangkan matanya mungkin bisa menjadi sepertinya membuatku ngeri. Kumohon… semoga saja ia lebih mirip denganku..

[Scarlet Memories]

.

.

Membantu melahirkan sementara orang itu koma itu sangat beresiko. Karena itu, hanya aku yang bisa melakukannya. Apalagi saat ini Sakura sedang tidak berada di Konoha. Aku melihat air ketuban yang pecah, ini tidak seperti seharusnya. Aku tahu belum saatnya Hinata melahirkan, karena aku bisa mencium bau ketuban yang tidak sempurna. Tujuh bulan eh, aku mendengus ketika tahu kalau bayi itu bergerak menuju saluran keluar. Seolah bayi itu sendiri yang ingin keluar. Sial! Aku merasakan chakra yang kuat memenuhi rahim Hinata. Damn! Bayi macam apa yang dikandungnya?!

Hinata masih belum sadar, sementara bayi itu ingin dikeluarkan. Baiklah, mungkin aku memang harus serius menangani ini.

Aku mengalirkan chakra melalui kedua tanganku, berusaha memudahkan dan mengurangi rasa sakitnya. Dan aku tahu sebentar lagi aku bisa menganalisa siapa ayahnya. Tunggulah bocah..

Dan ketika bayi itu keluar yang kurasakan adalah kelegaan. Juga rasa takut! Bayi itu masih berada dalam posisi bergelung. Dan ia tidak menangis. Ini sebuah keganjilan. Chakranya perlahan juga seolah tersedot kembali. Dan yang mencengangkan, bagaimana Hinata bisa punya bayi setampan ini?!

Ya, anaknya laki-laki. Dan kerutan di dahiku makin dalam saat tahu bayi ini sangat kau tahu, sedikit menyimpang dari Hyuuga. Well, chakranya terlalu pekat, dan rambutnya hitam. Demi Kamisama! Ini bukan anak Neji, apalagi anak Naruto. Ketakutan lain menyergapku. Jangan-jangan..

Matanya terbuka.

Sial!

Pantas Hinata diburu!

Double sial!

Tch! Tidak kusangka kau orangnya, aku menggeram, memikirkan mungkin betapa biadapnya orang itu. Dan kemungkinan ini. Anak ini punya dua kekaki genkai. Apakah ini kebuah kesialan atau berkah bagi Konoha!

Ya Tuhaaaaannnn..

Ia bahkan punya satu tomoe bahkan ketika ia dilahirkan. Sharingan akitif saat pertama buka mata! Sasuke, mungkin kau harus menjelaskan semuanya!

Gigiku gemerutuk.

"Shizune!"

Shizune masuk dan melihat bayi dalam dekapanku. Ia memekik kaget, dan mendekap kuat-kuat mulutnya.

"Rahasiakan ini. Dan kirim gulungan kepada tim Kakashi. Aku ingin Sasuke di ruanganku segera!"

"B-Baik!" ujarnya gugup.

Dan aku harus segera menyegel kekuatan ini sebelum bayi ini menyebarkan genjutsu kemana-mana..

*TBC*

A/n:

Hello saya Pororo90,

Ini adalah karya kolab saya yang pertama. Sebenarnya saya ragu menerbitkan karya saya ini. Gak tahu kenapa. Entah karena idenya terlalu maksa, atau bahkan cerita ini mungkin mirip dengan fict lain? Pokoknya saya ngrasa crita ini ada yang gak beres. Karena saya membuatnya dua tahun lalu. Saya malu dan saya gak tahu lok saya bakalan jadi author kaya sekarang. Oke abaikan curhat saya ini.

Semoga dua teman saya bisa meneruskan fict abal ini.

Sign

Pororo90

Betewe,

Bila berkenan, bolehkah saya minta review?