Disc : Masashi Kishimoto

Freedom and Love

Genre : Drama, Family, romance, action.

Pair : ...femNaru

Warning : FemNaru, OOC, typo, Miss typo, masih amatir

Chapter 1

-Ivera present-

2 tahun 3 bulan. Naruto terus menghitung berapa lama Dia menghabiskan waktu didalam ruang pengap bawah tanah ini. Awal mula Dia masuk ruangan ini adalah sesaat setelah lulus Universitas jurusan psikolog saat umurnya 19 tahun. Dia memang terbilang muda, sangat muda malah, berterima kasihlah pada otak jeniusnya. Tapi bencana terjadi, malam perayaan dikediamannya yang kebetulan Dia juga baru pulang ke Mansionnya untuk merayakan kelulusannya yang seharusnya diisi suka cita malah menjadi bencana. Dia tak tahu apa yang terjadi saat sekelompok orang bertopeng memasuki kediaman keluarganya, yang pasti saat Dia sadar, Dia sudah ada diruangan bawah tanah itu, Dia tak tahu bagaimana keadaan keluarganya. Bagaimana Dia tahu Dia kini dikurung diruang bawah tanah? mudah saja, Dia sering mendengar suara mesin mobil dari atas sana. Awalnya Dia kira ini penculikan namun ternyata bukan, harapan untuk keluar dari ruangan itu mustahil.

Cklek.

"Ini sarapan Anda. Tolong Habiskan, Ketua sangat marah saat melihat makanan Anda tak disentuh sama sekali." Seorang maid memberikan nampan berisi nasi dan lauknya.

"Konan-san, Siapa Majikanmu dan Kenapa mengurungku disini?" tanya Naruto.

"Maaf itu hal yang tak mungkin Saya katakan Nona." Jawab maid bernama Konan itu yang memang biasa mengurus segala hal yang berhubungan dengan Naruto.

"Kalau begitu, bolehkah Aku menitipkan pertanyaan pada Tuanmu?" tanya Naruto. Konan mengangguk, membuat Naruto tersenyum kecil.

"Apa yang sebenarnya Kamu inginkan? Kenapa mengurungku? Apa salahku? Itu saja." Ujar Naruto. Konan mengangguk, dan pergi. Tak lupa mengunci kembali pintu yang terbuat dari besi itu.

Sepeninggalan maid itu, Naruto bukannya makan yang diberikan si maid Naruto memilih untuk mandi. Disana memang ada kamar madi, bahkan lemari pakaian yang berisi berbagai bentuk pakaian, dan biasanya Naruto memakai baju one piece bwarna putih atau cream.

-Ivera-

"Naru menitipkan pertanyaan itu padamu Konan? Saat memberikan makan siang nanti, katakan padanya. Kau tak memiliki kesalahan apapun, Aku menginginkanmu terus bersamaku tanpa ada orang lain yang memilikimu. Aku mencintaimu, hanya Aku yang boleh berada didekatmu."

Konan terkejut mendengar penuturan Tuannya, Dia baru tahu alasan Tuannya mengurus wanita cantik itu, cinta? Itu bukan cinta itu obsesi.

"Ha'i. Saya Permisi." Konan berpamitan pada sang Ketua yang tengah menyeringai. Buluk kuduknya entah kenapa meremang.

-Ivera-

Siangnya seperti biasa Konan membawa makan siang untuk Naruto. "Nona, makan siang Anda. Anda tak memakan sarapan Anda?" tanya Konan melihat nampan yang diberikannya tadi pagi.

Naruto tersenyum kecut, "2 tahun 3 bulan Aku berada disini, tanpa cahaya matahari, tanpa tahu dunia luar seperti apa sekarang. Bukankah lebih baik Aku mati? Itu lebih baik." Jawab Naruto.

"Nona, Ini yang dikatakan Ketua pada Saya, 'Kau tak memiliki kesalahan apapun, Aku menginginkanmu terus bersamaku tanpa ada orang lain yang memilikimu. Aku mencintaimu, hanya Aku yang boleh berada didekatmu.' Itu yang dikatakan Ketua." Ujar Konan.

Naruto mengeratkan tangannya pada seprei tempat tidurnya, tanpa terasa air matanya keluar dari mata sapphire yang kini tak memiliki cahaya lagi. "No-Nona?" Konan menatap Naruto khawatir, pasalnya baru kali ini Dia melihat Naruto menangis, biasanya gadis itu memasang senyum palsu atau wajah datar jika bertemu dengannya.

"Karena itu Aku disini? Berpisah dari keluargaku? Itu bukan cinta, itu obsesi. Bahkan Aku tak tahu siapa Dia." Bisik Naruto yang masih dapat didengar oleh Konan.

"Silahkan makan siang Anda Nona." Konan berlalu keluar ruangan, entah kenapa ada rasa kasihan pada Nona yang dikurung itu, Dia tahu itu salah, Dia tak boleh menggunakan perasaan jika dikediaman ini. 2 tahun 3 bulan bukan waktu yang sebentar, Nona itu memang tak disiksa secara fisik, namun Dia pasti tersiksa jiwanya.

"Konan hey jangan melamun." Ujar rekannya, Konan hanya mengangguk dan tersenyum kecil pada rekan kerjanya.

-1412-

Naruto terkejut saat melihat Konan yang datang lebih cepat, biasanya makan malam jam 8 namun saat melihat jam digital yang ada didinding masih menunjukan pukul 7.

"No-na Ayo Kita pergi dari sini." Konan menarik lengan Naruto setelah menyimpan nampannya dimeja.

"Konan-san ada apa?" tanya Naruto tak mengerti.

"Saya akan membawa Anda lari, Ketua saat ini tengah rapat, Saya sudah menyiapkan mobil dibelakang Mansion. Saya akan membawa Anda keluar dari sini." Jawab Konan, membawa Naruto lari, Dia sudah menghafalkan tempat terdekat menuju gerbang belakanv Mansion yang memang tanpa ada penjagaan.

"Kenapa?" tanya Naruto disela-sela acara kabur Mereka.

"Anda harus hidup normal. Ketua tak bisa mengekang Anda. Selama mengurusi Semua kebutuhan Anda Saya tahu, Anda tak mungkin melakukan kejahatan, meski banyak orang didalam Mansion bahwa orang yang dikurung dibawah tanah adalah seorang penjahat namun saat ditugaskan khusus melayani Anda, Saya tahu Anda adalah orang baik. Terlebih jawaban Ketua saat itu, Saya tahu bahwa Anda dipaksa tinggal disana." Jelas Konan, matanya menatap kesana-kemari, Mansion memang sedang sepi saat jam 6 sampai jam 7 malam, karena pelayan kebanyakan sedang beristirahat. Naruto menatap Mansion itu, Dia tak mengenali tempat ini, sangat asing.

"Ayo Nona..." Konan menarik lengan Naruto, berlari secepatnya.

"Cepat masuk Nona." Perintah Konan yang masih dengan pakaian maidnya.

Keduanya melarikan diri tanpa hambatan. Naruto menatap Konan yang mengeluarkan keringat dingin. "Konan-san, bukankah ini berbahaya?" tanya Naruto, meski tak tahu siapa orang yang selalu dipanggil Ketua itu, namun Naruto tahu jika si Ketua adalah orang yang menakutkan, terlihat saat dirinya dikurung selama 2 tahun 3 bulan dibawah tanah.

"Saya tahu. Bahkan lebih tahu dari Anda, namun hati nurani Saya mengatakan untuk menolong Anda." Jawab Konan.

"Begitu. Kalau begitu antarkan Aku ke Mansion Namikaze." Ujar Naruto.

"Na-namikaze? Anda seorang Namikaze? Mustahil... Ketua me-mengurung seorang Namikaze? Siapa Nona sebenarnya?" tanya Konan terkejut.

"Namaku Namikaze Naruto, puteri bungsu Namikaze Minato dan Namikaze Kushina." Jawab Naruto tenang.

Ckiiitt.

"A-apa? Ti-tidak mungkin," Konan menghentikan laju mobil yang dibawanya.

"Kenapa Konan-san?" tanya Naruto yang melihat reaksi beelebihan Konan.

"Anda akan tahu saat sampai di kediaman Namikaze, Nona." Konan langsung tancap gas menuju kediaman Namikaze, tak sulit mencari kediaman Sang walikota Tokyo, meski akan sulit jika masuk kedalamnya.

Naruto menatap nanar Mansion didepannya, "Anda bisa melihatnya Nona? Itu Namikaze Naruto." Konan menunjuk gerbang Kediaman Namikaze, terlihat disana seorang wanita yang mirip dengannya mungkin warna kulit saja yang berbeda kulitnya sekarang lebih keputih pucat, sedangkan wanita yang berada disana tan.

Air mata Naruto perlahan turun, melihat Ayah dan Ibunya menyambut orang yang mirip dengannya penuh suka cita, "Ayah, Ibu. Naru disini." Bisik Naruto.

"Nona, akan lebih baik Kita pergi dulu dari sini, orang-orang suruhan Ketua mungkin sudah sadar Nona tidak ada dan mencari Nona kesini." Naruto mengangguk, mungkin benar apa yang dikatakan Konan.

Konanpun melajukan kendaraannya, "Lalu Kita akkan kemana?" tanya Naruto lemah.

"Anda tenang saja, Saya punya tempat yang aman. Ahh Saya belum memperkenalkan diri secara benar Nama Saya Konan, Detektif yang tengah menyelidiki dunia bawah, yahh meski sekarang mungkin Aku sudah dipecat karena melalaikan tugas." Ujar Konan dengan nada santai.

"Detektif? Dunia bawa? Melalaikan tugas?"

"Ya. Oranng yang selalu dipanggil Ketua adalah salah satu tersangka, Saya menyusup kesana, menjadi maid Mansionnya, sampai akhirnya Saya bertemu Anda. Hati nurani wanita Saya tak rela melihat Anda terkurung disana selama 2 tahun." Jawab Konan.

"Maaf. Karenaku Konan-san pasti akan mendapat masalah. Maaf." Gumam Naruto.

"Anda tak perlu meminta maaf. Ini pilihan hidup Saya." Ujar Konan tersenyum ramah.

Mobil yang dikendarai Mereka memasuki tempat parkir. "Dari sini Kita harus berjalan Kaki beberapa meter." Ujar Konan membuka sabuk pengamannya diikuti Naruto.

Mereka masuk kedalam sebuah apartemen sederhana. Terlihat keduanya yang lelah terlebih Naruto, "Ini adalah apartemen persembunyian yang biasa Saya gunakan. Maaf dengan keadaan yang berantakan."

"Konan-san. Bisakah berhenti memanggilku Nona cukup panggil Naru dan berbicara formal padaku. Aku kurang nyaman." Ujar Naruto.

"Baiklah. Kalau begitu, Silahkan beristirahat dikamar, besok ada yang harus dibicarakan." Konan mengantarkan Naruto kedalam kamarnya sedangkan Dia kembali keruang tengah mengerjakan sesuatu.

-1412-

Esok paginya, Naruto terbangun karena matahari memasuki celah-celah cendela yang menerpa wajahnya.

"Ah Ohayou Naru, sudah bangun? Bagaimana tidurmu?" tanya Konan yang tengah menyiapkan sarapan.

"O-ohayou Konan-san. Tidurku nyenyak, Wahh Makanan buatan Konan-san terlihat lezat."

Konan tesenyum, Dia tahu Naruto berbohong, semalam Dia mendengar suara isak tangis karena Dia memang tidak tidur semalaman.

Keduanya duduk dimeja makan, "Kau bisa baca ini Naru." Konan memberikan beberapa lembar kertas yang Dia ambil dari internet.

"Apa ini Konan-san?" tanya Naruto.

"Kau bisa membacanya sendiri. Meski akan sulit untuk diterima." Jawab Konan melanjutkan sarapannya.

"Insiden kediaman Namikaze. Tanggal 27 Juni xxxx Kediaman Namikaze dibobol Sekelompok orang, Pasangan Namikaze hanya luka ringan namun puteri bungu Mereka menghilang." Naruto membuka lembar satunya.

"Penculikan Puteri bungsu Namikaze. Tanggal 29 Juni xxxx Setelah insiden dikediaman Namikaze, Sebuah surat kaleng ditemukan dikotak surat Mansion Namikaze, Surat itu menyebutkan jika Puteri Namikaze ingin selamat maka harus menyiapkan 500 juta yen."

"Ditemukannya Sang Puteri. Tanggal 02 Juli xxxx Akhirnya Puteri Namikaze ditemukan dalam keadaan pingsan, tidak ada luka serius namun akibat syok menurut Dokter yang menanganinya Sang Puteri mengalami amnesia."

"Entah takdir atau kebetulan. Yang menangani kasus itu salah satunya adalah Aku. Karenanya saat pertama kali bertemu Aku kaget. Kufikir wajah Kalian mirip, namun ternyata Kau Namikaze Naruto. Semalaman Aku berfikir lalu siapa yang Kutolong waktu itu, wajah Kalian mirip." Ujar Konan yang melihat wajah Naruto yang syok.

"Lalu Aku ini siapa? Aku Namikaze Naruto yang asli. Aku belum pernah kehilangan ingatan, Aku ingat semua hal saat Aku masih kecil. Aku bahkan sangat ingat Kakakku yang meninggal akibat kecelakaan. Aku harus menjelaskan pada Ayah dan Ibu." Teriak Naruto, air matanya sudah tak bisa dibendung lagi.

"Naruto cukup berfikirlah dengan kepala dingin. Berfikirlah, Jika Kau datang ke kediaman Namikaze dan menjelaskan semuanya dan Mereka tak mempercayaimu itu akan membuatmu masuk kedalam situasi yang sulit Kau akan dicap penipu. Dan Jika Mereka percaya lalu siapa yang Mereka anggap anak selama 2 tahun belakangan ini, dan juga Ketua pasti menyerang kediamanmu lagi untuk membawamu kembali kedalam ruang bawah tanah itu."

Naruto terdiam. Berfikirlah dingin, ya Dia harus tenang, jika gegabah sudah dapat dipastikan Dia kembali meringkuk diruangan itu.

"Lalu apa yang harus Aku lakukan. Aku ... Aku tak punya tempat untuk kembali."

Konan menghampiri Naruto, memeluknya erat. Dia meraaakan rasanya kehilangan segala. Dia tahu kerapuhan Naruto.

"Hiduplah. Dan cari kebenarannya. Aku akan membantumu." Bisik Konan.

"Ha'i."

-1412-

BRAK.

"Cari wanita itu, Dia membawa Narutoku. Jika Kalian datang dengan tangan kosong Kalian tahu akibatnya." Teriak orang yang biasa dipanggil Ketua olleh Konan.

"Ha'i Ketua." Jawab sekelompok orang berjas yang ada dikediaman itu.

'Naru.. Jangan harap Kau bisa pergi dari sampingku.' Batin Ketua.

-Ivera-

"Maaf Naru, namun Kau harus mengorbankan rambut indahmu yang pirang ini menjadi hitam, bahkan mata sapphiremu harus menggunakan lensa abu, tak apa bukan?" Konan meminta persetujuan.

"Tak masalah, Hari ini adalah kelahiran Naruto yang baru. Semua tak akan sama lagi." Ujar Naruto mantap.

"Kalau begitu, gunakan identitas ini, Kau akan hidup dengan nama Akazawa Naru. Didalam amplop ini berisi kartu identitasmu, SIM, surat adopsi dari panti, dan beberapa dokumen yang berkaitan dengan kehidupanmu. Aku mendaftarkan namamu yang baru di catatan sipil. Kau hidup sebatang kara. Jangan pernah buka identitas aslimu sebelum semuanya terungkap." Konan memberikan amplop coklat yang cukup besar.

"Ha'i." Naruto mengangguk mengerti.

'Maaf Naru, namun Aku tak bisa menemanimu mengungkap kebenaran.' Batin Konan sambil terus mewarnai rambut Naruto.

"Kau tahu Konan-san. Rasanya Aku ingin memiliki seorang Nee-san. Memiliki dua Nii-san menyebalkan, terlebih jika Mereka sama jailnya." Ujar Naruto mengingat akan kedua Kakak laki-lakinya, Meskipun Kakak keduanya meninggal akibat kecelakaan.

"Kau bisa menganggapku sebagai Nee-sanmu Naru." Konan tersenyum mendengar penuturan Naruto.

"Baiklah. Mulai dari sekarang Aku akan memanggilmu Konan-nee."

Hari itu Naruto tak tahu jika kebersamaannya dengan Konan adalah yang terakhir.

-Ivera-

Rasa kantuk mulai menyerang Naruto malam itu, Konan mengintip saat melihat Naruto yang terlelap.

'Sepertinya efek obat tidurnya sudah bekerja.' Batin Konan.

Dia bergegas mengambil tas besar yang sudah berisi pakaian Naruto dan dokumen identitas baru Naruto. Berlari menuju mobil yang tak jauh darisana.

Konan masuk lagi ke Apartemen menggendong Naruto dipunggungnya. Ya meski harus bersusah payah.

"Kau akan tetap hidup Naru, Kau akan bebas dari Ketua. Mengungkap hal yang memang harus diungkap." Bisik Konan sambil membawa mobilnya, ketempat yang memang dicarinya untuk kehidupan Naruto yang baru.

/

Naruto terbangun akibat mimpi buruk, nafasnya memburu. "Konan-nee?" panggil Naruto kamarnya terasa asing.

Naruto melihat nakas didekat tempat tidurnya. Sebuah kertas.

'Untuk Naru,

Naru, saat Kau membaca surat ini mungkin Nee-san sudah tak ada lagi di Dunia ini. Apartemen dulu milik keluarga Akazawa, milik keluarga Kami, namun ditinggalkan begitu saja saat kedua orangtua Nee-san meninggal akibat kecelakaan. Naru mulai hari ini Kau bagian dari Kami Akazawa, adik bungsuku. Maaf Nee-san berbohong tentang segala hal. Gunakanlah uang yang Nee-san tinggalkan, hiduplah dengan baik. Jangan pernah kembali ke apartemen persembunyian Kita. Ketua pasti mencarimu, ingat pesan Nee-san jangan pernah ungkap identitas aslimu. Aku menyayangimu Naru.

Konan'

Naruto memeluk surat itu, menangis sekuatnya. Malaikat penolongnya berkorban untuk dirinya, Dia tak akan menyia-nyiakan hidupnya. Dia mengambil tas yang ada dipinggir tempat tidur, mengambil amplop identitasnya, mengeluarkan semuanya ditempat tidur. Disana terdapat amplop berisi uang dan sebuah handphone.

'Konan-nee. Aku pasti akan mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi. Aku akan hidup dengan kehidupan baru yang Kau berikan.' Batin Naruto bertekad.

TBC.

Omake.

Konan kembali kedalam apartemennya membawa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan keluarga Namikaze dan membakarnya dibelakang Apartemen.

"Konan."

Konan membalikan badan, beberapa orang menodongkan pistol padanya.

"Berani sekali Kau mengkhianati Ketua." Ujar pria berambut merah menatap Konan tajam.

"Akasuna Sasori. Tangan kanan Ketua. Kau menjemputku untuk menjadikanku maid disana lagi?" tanya Konan tersenyum sinis.

"Bawa wanita ini pada Ketua. Kau berani sekali melawan Ketua." Ujar Sasori dingin.

"Dia itu Iblis Sasori, Dia tak pantas disebut Ketua." Konan langsung dibawa kedalam mobil oleh 2 orang pria berbadan besar.

Sasori menatap dokumen yang telah hangus, kini Dia harus memikirkan cara agar Ketuanya tak murka, karena yang ditemukan sekarang hanya Konan seorang.

Sang Ketua sudah menunggu dengan geramnya, "Ketua, Kami kembali," Sasori membungkuk hormat, kedua orang yang dibelakang Sasori langsung mendorong Konan kedepan sang Ketua hingga tersungkur.

"Naruto-ku mana?" tanya Ketua pada Sasori.

"Maafkan Kami. Kami hanya menemukan wanita ini," jawab Sasori perlahan.

Prang.

Gelas yang dipegang Ketua dilempar pada dinding, ditatapnya Konan dengan penuh amarah.

"Dimana Kau sembunyikan Naruto-ku Konan?!" tanya Ketua dengan penuh aura intimidasi.

"Tentu saja di Kediaman Namikaze." Jawab Konan tenang.

"Jangan main-main denganku jalang. Di Kediaman Namikaze tak ada tanda-tanda Naruto. Kau sembunyikan Dia dimana."

Konan meringis saat rambutnya ditarik oleh Ketua. "Aku tak bohong. Bukankah Naruto memang ada disana,"

"Dia bukan Narutoku." Teriak Ketua menghempaskan rambut Konan.

"Sekarang Kau mengakuinya. Kau mengetahui Naruto dikediaman Namikaze bukan Naruto asli." Konan tertawa.

Ketua geram, siap kapan saja membunuh wanita didepannya.

"Kau.. jalang.. masukan kedalam penjara bawah tanah." Teriak ketua setelah menendang tubuh Konan tanpa ampun.

Sasori memberi kode pada kedua anak buahnya untuk membawa Konan.

"Siksa Dia sampai mengaku, dan cari tahu orang-orang terdekat wanita itu. Aku ingin Narutoku kembali."

"Ha'i."

-Ivera1412-

A/N : Oke Minna. Ini hanyalah prolog, awal mula kehidupan Naruto setelah keluar dari ruang bawah tanah yang menguncinya selama 2 tahun. Dan untuk orang yang dipanggil Ketua Saya sengaja belum memberi nama biar kesannya misterius gitu HAHAHAHA. Semoga cerita ini diterima oleh Kalian. Jaa matta ashita...