Disclamer : Boboiboy dkk milik animonsta. tapi Halilintar punyaku *Eh* /abaikan

WARNING : Ini Female!Fang oke

Happy Reading

Semua didunia ini diciptakan berpasang-pasangan. Laut dengan daratan, buruk dan jelek, laki-laki dan perempuan, bahkan pertemuan dan perpisahan.

Tak ada yang lebih menyakitkan jika pertemuan indah akan berakhir tragis dan penuh penyesalan.

Pertemuan itu indah...

Perpisahan itu sakit...

Pria itu, dia sebenarnya tidak anti-sosial, dia juga tidak buruk menghadapi orang lain, dia tidak mempunyai kekurangan fisik bahkan materi. Dia mempunyai kemampuan yang berhubungan dengan kreatifitas, kemampuan bahasa asingnya pun sangat bagus.

Tapi kenapa?

Boboiboy dibenci...

Boboiboy tidak mempunyai teman...

Insiden dia dikucilkan sewaktu dirinya kecil. Dia juga pernah diejek karena membela teman sekelas yang di bully oleh geng kakak kelas sewaktu dirinya masih kelas 1 SD. Itu sedikit membuatnya trauma. Dia tumbuh menjadi orang yang gampang depresi dan selalu jujur dengan apapun. Yang dimaksud jujur disini adalah dia mengatakan apapun yang sebenarnya terjadi pada orang lain. Misalnya orang lain bertanya bagaimana penampilannya, jika orang itu menurut Boboiboy tidak menarik maka dia akan mengatakannya "Jelek."

Tapi dia tidak pernah jujur akan dirinya sendiri. Dia tidak pernah mengatakan apa yang terjadi pada dirinya yang sebenarnya.

Boboiboy ... Orang lain sering memanggilnya demikian. Dia tahu sebenarnya dia mempunyai nama. Tapi kenapa? apa dia pantas mendapatkan sebuah nama?

Kadang dia sering melarikan diri dari masalah yang sedang dihadapinya. Dulu dia pernah mencoba untuk bunuh diri. Namun itu gagal karena silet yang menyentuh tubuhnya itu sakit sekali.

"Mati itu sakit ya. Aku bukan takut dengan kematian, melainkan rasa sakitnya."

Sebagai pria normal dia juga menyukai seorang wanita. Masa SMA itu tidak bisa dilewatkan begitu saja. Waktu itu Boboiboy menyukai teman sekelasnya. Gadis itu diketahui bernama Suzy.

Tapi akhirnya dia menyerah, Suzy adalah gadis yang sangat populer disekolahnya. Hanya kemungkinan kecil Boboiboy bisa diterima oleh Suzy.

Kemungkinan itu adalah Boboiboy mungkin harus dipaksa untuk menjadi orang lain, dipaksa untuk menjadi orang yang sempurna, atau dipaksa untuk memenuhi kemauan gadis itu.

Dia muak dengan orang-orang karena memintanya untuk terus menjadi sempurna. "Mereka pikir aku bukan manusia? aku juga bisa membuat kesalahan." pikirnya.

"Wanita diciptakan selalu benar, sedangkan aku harus mengikuti perintah mereka begitu saja? Memangnya aku budak? Aku benci wanita."

"Aku lebih menyukai cewek alien atau apapun yang bukan manusia, asalkan mereka cantik." Ujarnya sambil mencoret-coret buku diary-nya.

-X-

Banyak orang lain yang memanggilnya 'wibu' karena kesukaannya terhadap anime. Sebenarnya hanya membaca komik saja, tapi karena kemampuan bahasa jepangnya sangat baik. Bahkan dia bisa membaca huruf hiragana, katakana, kanji Itu dengan cepat.

Sebenarnya banyak hal yang menarik yang sebenarnya patut kita sukai didunia ini. Tapi terkadang itu membuat kita disebut dengan sebutan yang bertolak belakang dari kepribadian kita sendiri.

Mimpi itu datang...

"Ssrtt..."

Boboiboy membuka selimutnya. Nafasnya masih terasa sesak karena dia merasa ada seseorang yang memeluknya. Apakah itu bisa disebut mimpi? Tapi bagaimana bisa Boboiboy merasakan kehangatan yang diberikan dari pelukan itu. Boboiboy menyesal telah bangun.

Pagi itu menunjukan pukul 4 pagi. Dia tidak segera beranjak dari tempat tidurnya. Hanya berbaring dan berpikir.

"Dia seperti gadis..."

"Tapi dia siapa? Aku tidak bisa melihat wajahnya keseluruhan. Aku hanya bisa melihat wajahnya dari samping. Dia terlihat tenang dan damai, disitu aku bisa melihatnya tersenyum tipis." Pikirannya mulai kacau. Kemudian beranjak dan duduk di kursi belajarnya. Menuliskan sesuatu dalam diary kesayangannya dan menutupnya kembali.

Kemudian dia membuka komputernya. Dia membuka emailnya. Ternyata ada satu pesan yang masuk. Siapa? Jarang sekali ada pesan masuk, biasanya hanya notifikasi dari media-media yang dia aktifkan newsletter-nya.

Pengirimnya adalah Fang. Pesan ini telah dikirim 3 hari yang lalu.

Fang siapa? dia yang terus penasaran itu kemudian membuka email itu tanpa pikir panjang.

"Hei, perkenalkan aku Fang Mirre. Kau bisa memanggilku Fang. Disini aku akan menjelaskan sesuatu. Tidak terlalu panjang sih (pacman emoticon). Aku hanya ingin mengatakan, apakah kau mau menjadi temanku?"

Hanya itu saja? Dia tidak menuliskan apapun lagi? Dan bagaiamana dia mengetahui alamat emailnya?

Apakah dia penguntit? Disini Boboiboy mulai takut sebenarnya.

Fang itu perempuan atau laki-laki? Tapi dilihat dari namanya dia adalah perempuan.

Karena mencoba-coba saja, dia membalasnya "Ya."

Bagaimana responnya kemudian?

Email yang telah dia kirim beberapa detik yang lalu dibalas dengan cepat.

"Kalau begitu tunggu aku ya..."

Apa-apaan ini? Dia juara lomba mengetik? Atau dia memang telah berada dihadapan komputernya sepanjang hari sampai Boboiboy membalas pesannya.

Ini bukan pertanda buruk kan? Dia hanya meminta berteman.

Angin berhembus kencang, membuka sedikit korden yang tadinya diam. Boboiboy terkejut.

Petir menyambar dengan kuat. Tunggu! Apa itu halilintar? Oh tidak... Kau hanya terlalu banyak membaca komik.

Hujan deras mengguyur tengah kota. Air itu mengalir sedikit membasahi plafon kamarnya.

"Cih, kenapa harus turun hujan dipagi-pagi buta seperti ini..." Umpat Boboiboy sambil menggelembungkan sebelah pipinya.

"Hei, bukan hujan yang bersalah. Tapi kau saja yang tidak mampu mensyukurinya." Seorang gadis duduk di pinggir kasurnya. Tapi dia tembus pandang.

Tidak? Apa dia hantu?

"Eh, kau pasti berpikir macam-macam tentangku ya Boboiboy." Gadis itu tertawa kecil. "Aku Fang." Sambungnya.

"Ttt.. Tunggu... Tidak mung-" Boboiboy terbata-bata. Bagaimana bisa ada manusia yang tembus pandang seperti itu jika dia bukan hantu.

"Hoi... Aku ini bukan manusia." Fang mulai kesal.

"Ha?" Boboiboy menganga dan menepuk-nepuk pipinya lalu mencubit pahanya. "Mimpi.. Ini mimpi?"

"Aduh..." Ternyata bukan. Boboiboy mundur dari mejanya.

Fang tertawa dengan tingkah konyol Boboiboy itu.

"Hahaha... Aku adalah program komputer. Aku diciptakan seseorang untuk menemanimu." Jelas Fang.

Mulut Boboiboy menganga untuk kedua kalinya. Antara rasa tidak percaya dan percaya tercampur aduk menjadi satu.

"Seseorang? Siapa?" Tanya Boboiboy.

"Kau mau tau?"

Boboiboy mengangguk.

"Rahasia." Fang tertawa lagi. Boboiboy yang mulai kehabisan kesabaran itu memasang wajah hanya poker face saja. Coba saja kalau Fang bisa disentuh mungkin dia akan membogemnya. Boboiboy sadis ya.

"Kasih taulah."

"Nanti saja, sampai 'dia' memberitahuku." Yang dimaksud 'dia' adalah orang yang menciptakannya.

"Sekarang aku hanya menjalankan tugas itu." Fang tersenyum tulus.

Kalau dipikir-pikir Fang tidak buruk juga. Dia seperti manusia, dengan seragam sekolah, rambutnya hitam lurus, matanya berbinar, hanya saja mulutnya sarkastik.

"Lalu kenapa kau bisa keluar dari sana?" Ujar Boboiboy sambil menunjuk-nunjuk komputernya.

"Asal aku masih terhubung menggunakan jaringan wireless aku pasti bisa melalukan apapun yang ku mau." Ujar Fang santai.

"Jadi kau yang selama ini memelukku waktu aku tertidur?"

"Tentu saja." Ujar Fang watados.

"Bagaimana aku bisa menyentuhmu waktu itu?"

"Kau bisa menyentuhku. Coba saja."

Boboiboy ragu lalu mengulurkan tangannya menyentuh pundak gadis itu. Benar, Boboiboy bisa menyentuhnya seperti manusia meskipun Fang itu transparan.

Siapa gerangan manusia jenius yang menciptakan makhluk secantik ini? Ah, ini seperti di anime.

Sejak saat itu Boboiboy sering terganggu dengan kedatangan Fang. Untung saja hanya Boboiboy yang bisa melihatnya karena Fang bisa masuk ke smartphone-nya dengan mudah. Alhasil mereka bisa pergi kemanapun tanpa berpisah.

TBC

Awalnya fict ini kubuat menggunakan OC ku, yaitu Kei dan Aika. tp karena aku pengen juga karakternya Boboiboy maka jadi seperti ini :'v yosh.. tolong reviewnya