Naruto © Masashi Kishimoto
Stuck © White Apple Clock
Rate: T
Genre: Hurt/Comfort
Main Pairing: ShikaIno
Warning: AU, OoC, typo, gaje, dll.
Inspired by Eyes, Nose, Lips – Akdong Musician's Cover.
DLDR!
Enjoy!
Ino POV
Meski menyakitkan, sekarang kau hanya sebagian kenangan bagiku.
Langit malam menyapa. Bintang-bintang bersinar terang mendampingi rembulan di tengah malam kelam. Angin malam bersemilir menyapu wajah, mempermainkan helaian demi helaian surai pirangku. Kepulan asap tipis yang membumbung dari segelas teh sedikit menghangatkan badan.
Juga hatiku.
Sedikit menghangatkan hati yang telah membeku, perasaan yang telah mengharu biru. Sedikit saja, untuk sementara ingin mencair. Meskipun beberapa momen berikutnya akan membeku lagi, dan terbenam dalam sanubari.
Aquamarine-ku memandang kumpulan bintang yang bersinar terang diatas puncak gunung. Ya, aku tengah berkemanh bersama teman-teman. Alih-alih mampu menenangkan diri sedikit saja seusai di tebas oleh sakitnya cinta. Wahai alam yang tak bersuara, hidupkan aku kembali.
Wajar jika seorang perempuan merasakan sakitnya cinta lebih dalam, melebihi dalamnya Samudera Pasifik. Terlihat dari luar seperti nothing happen, padahal jauh di lubuk hatinya everything has happened.Dalam masalah seperti ini, semua perempuan pasti munafik terhadap perasaannya sendiri.
Pasca putus, aku belum bisa melupakannya. Bahkan, merasa tak rela jika ia memberikan senyum tampannya untuk perempuan lain selain diriku. Kau sudah pergi, sementara aku masih disini. Berdiri di tempat yang sama, tak bergerak sesentipun untuk maju. Kenapa kau bisa semudah itu untuk bergerak? Padahal aku disini setengah mati–bahkan hampir mati–untuk bergerak.
Bodohnya aku yang telah termakan oleh perasaan.
Bahkan aku masih mengingat senyummu secerah Mentari pagi. Kebiasaan mengantukmu yang terkadang membuatku jengkel. Rambutmu yang unik bagaikan buah nanas itu adalah ciri khasmu yang paling aku rindukan. Serta sentuhan-sentuhanmu selembut sutra. Aku masih mengingat semua itu, sedetail apapun itu masih membekas dalam kenangan. Aku masih merasakan itu semua. Meskipun hanyalah semu.
Tapi, apa daya masa-masa indah kita harus berakhir pada percikan-percikan api yang timbul diantara kita. Egoisme membakar cinta, membumihanguskan perasaan damai yang tercipta. Sekarang segalanya hanyalah abu yang dibawa oleh angin ke angkasa. Kenangan yang takkan pernah kembali pada realita.
Please, let my star rise on your night.
Aku mencintaimu, Shikamaru, tapi aku takkan pernah bisa menggapaimu lagi. Aku bagaikan pungguk merindukan bulan. Dan aku bersyukur kepada Tuhan, bahwa kita sempat menyisihkan masing-masing waktu kita untuk saling membahagiakan.
Apa yang harus aku lakukan? Untuk melupakanmu saja merupakan hal yang paling berat, sangatlah berat. Aku belum sepenuhnya menerima orang lain yang mampu menggantikan posisimu di hati ku. Kau telah terukir, telah bermukim, menempati setiap sudut hatiku.
Membiarkannya perlahan menghilang mungkin solusi yang bagus, tetapi terlalu memakan waktu. Natural, susahnya sedikit berat untuk dijalani. Mengembalikan setengah dari jiwa-ragaku adalah hal yang sulit. Mengusir kenangan yang mengisi sebagian dari diriku yang kosong bukanlah hal yang baik. Tapi, apa solusinya?
Entahlah, biarkan waktu yang menjawab.
THE END
Review?
