Disclaimer : I don't own HunterxHunter or any of its characters, HunterxHunter cuma milik om Yosihiro Togashi beserta istrinya.

Warning: cerita karangan yang masih banyak kurangnya, masih tahap belajar tapi males belajarnya.

.

.

Happy reading...

.

..

.

Sepasang mata onyx menatap datar seorang gadis muda yang sedang terlelap di tempat tidur, rambut pirangnya yang kusut menutupi sebagian wajahnya namun tak menutupi kecantikanya , tubuhnya yang ramping, kulitnya yang putih halus membuat sepasang mata onyx itu tak bisa berkedip dengan keindahan sang gadis. Gadis itu mengeliat dalam tidurnya, kelopak matanya bergetar menandakan ia akan segera bangun. Sepasang mata biru sang gadis menatap sepasang mata onyx yang sejak tadi terus menatapnya namun sang onyx masih tetap menatapnya datar.

Kurapika nama gadis itu, merengangkan sedikit ototnya dan langsung beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi tanpa mempedulikan sepasang mata onyx yang masih tetap setia mengawasinya. Setelah beberapa menit menyelesaikan urusanya di kamar mandi, Kurapika keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk yang melilit di tubuhnya tak peduli di dalam kamarnya ia tidak sendirian, tanpa rasa malu ia mendekati ke sepasang mata onyx yang tetap menatapnya dengan datar.

"Selamat pagi Lucifer" sapanya namun yang di sapa tak menjawab hanya terus menatapnya datar. Kurapika cemberut lalu berbalik mendekati lemari pakaian mengambil setelan kerjanya. Setelah selesai mengenakan pakaian, Kurapika segera keluar dari kamar untuk melaksanakan tugasnya. Sepasang onyx itu masih menatap datar kepergian gadis itu, tidak bergeming dan selalu diam, karena sepasang onyx itu hanyalah sebuah "benda". Benda yang dilepas paksa dari tubuh mahluk bola mata manusia yang mengapung dalam wadah kaca.

Pemilik/tubuh dari mata itu adalah seorang pria bernama Chrollo Lucifer, ia dan genknya Genei Ryodan yang pernah membantai sukunya 6 tahun lalu. pria itu berhasil ia kalahkan dengan campur tangan Hisoka, sekutunya, tapi Kurapika belum puas. Genei Ryodan tetap bisa bergerak walau tanpa kepala. Kurapika tahu itu tapi ia memutuskan untuk tidak mengejar mereka lagi. Menurutnya hanya Chrollo, satu-satunya orang yang harus bertangung jawab atas pembantaian sukunya, karena dia yang memerintah Ryodan untuk menyerang sukunya.

Dendamnya memang sudah mendarah daging, tapi Kurapika bukan orang yang kejam sampai membunuh dan mencongkel mata Chrollo. Itu Hisoka, Hisoka yang melakukannya dan memberikanya pada Kurapika sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke 18. Kurapika menyimpanya sebagai bukti sumpahnya pada keluarganya. Namun tak di sangka ia malah menyayangi benda itu dan menjadikannya teman. Kurapika pernah berfikir, mungkin hidup Chrollo sangat menderita karena buta tapi ia segera menepisnya, mengingat Chrollo adalah pemimpin penjahat ranking SS yang paling berbahaya mana mungkin ia mau repot-repot hidup buta sementara ia bisa mencuri mata orang lain dan mengunakanya? Kurapika merutuki kebodohanya sendiri karena bersimpati pada seorang penjahat.

.

Kurapika berjalan santai di koridor tempat kerjanya, ia bukan pekerja kantoran melainkan pemimpin organisasi mafia. Kini ia bukan lagi seorang kepala bodyguard keluarga Nostrad tapi sang kepala Nostrad. Kurapika telah mengambil alih sejak Light Nostrad depresi karena kehilangan sumber uangnya, Kurapika berhasil membangkitkan kembali kejayaan Nostrad yang tentunya dengan cara mafia yaitu cara kotor, Kurapika tidak peduli, ia akan melakukan apa saja demi ambisinya. Walau tugas mengumpulkan bola mata sukunya sudah selesai serta menguburkanya dengan layak dan tentu mendoakanya. Kurapika tetap tidak bisa kembali ke kampung halamanya, ia memutuskan hidup di kota dan menjalani tugas blacklist hunter semestinya.

"Selamat pagi... " sapanya yang di sambut dengan meriah oleh para anak buahnya.

"SELAMAT PAGI, BOSS!"

.

Sementara itu di suatu tempat...

Seorang laki-laki berambut hitam duduk diam di ranjang rumah sakit, kedua matanya di perban, tak ada siapapun di sana, teman-temanya, satu-satunya, yang ia miliki dan mereka sudah tak menjenguknya lagi sejak seminggu yang lalu. Teman-temanya telah meninggalkanya, tidak. tapi ia yang menyuruh teman-temannya pergi demi prioritas utama Genknya, bukankah peraturannya, 'Ryodan harus di utamakan dari pada pemimpinnya' lagi pula pemimpin maupun angota bisa di ganti.

Laki-laki itu menghela nafas, "jadi inikah yang di rasakan bocah Kuruta itu?" Tanyanya entah pada siapa, "gelap, lemah, dan kesepian..."

"...Menyedihkan"