Fic perdana saya .. Eh, ga juga sih .. Yang bener mah fic kedua saya, gara-gara acc lama ga bisa kebuka .. Saya lupa passwordnya =.='

Ok, mengusung tema Bawang merah Bawang Putih, cerita daerah dari mana asalnya saya ga tau, saya nyoba buat fic tentang bawang-bawangan :)

Eh, iya .. Tentang Bawang Merah Bawang putih, makasih ralatnya.

Kesalahan penulisan kata, nama orang, kurang huruf, mohon maklum, saya hanya manusia biasa, yang tak sempurna *plaak

Soooo .. Cekidot Xp

Di sebuah desa yang tentram nan indah, di sebelah timur yang dalam, sangaaaat dalam, di sebuah manor besaaaaar *author ngerentangin tangan sampe nyikut smua reader :p* hiduplah Bawang Merah a.k.a Grell Stutclif dan Bawang Putih a.k.a Ciel Phantomhive.

Mereka tinggal dengan ibu tiri Bawang Putih, Madam Red. ayah Bawang Putih, Sebastian, sudah lama meninggal *maap bang Sebby, saya juga ga tega nulis kamu meninggal kok, jadi jangan arahin garpunya ke saya.. Ampuuun baang.. *

Suatu hari, Ciel yang sedang ngangon kambing di depan rumahnya *kita ubah dikit crita Bawang Merah Bawang Putih, scara dudul ini ga apal critanya*di panggil oleh sang Ibu yang sangat amat teramat kejam dan juga biang gossip di lingkungannya, Madam Red.

"Ciiiiieeeeeelll ~ come hereeee!" Madam Red memanggill Ciel dengan nada yang dibuat-buat menjadi imut. Ehe, madam Red, damaaaiii , jangan mutilasi sayaa, masi pen kawin saya *?*

Ciel pun datang, dia berlari dengan indahnya, "ya Bunda? Ada apa?"

"cuci baju ya, nak. Bunda mau pergi sama kakakmu."

"tapi Bunda.. Aku baru saja selesai masak, "

"apa kata kau ciel.. Aku mau kamu nyuciii .. Cepet .. GPL"

"GPL ?"

"ga pakee lamaaaaaa" suara merdu author, eh maksudnya suara Madam Red memecah keheningan pagi. Ciel menutup kupingnya.

"i-iya bundaa .." Ciel lari ngibrit keluar dari rumah karena melihat bundanya sudah mengeluarkan pisau bedah kesayangannya.

OOO

Ciel berjalan kearah sungai, dilihatnya beberapa gadis yang sedang mencuci juga, anggep aja deket manornya Ciel ada sungai, Ciel udah ngasih ijin buat bikin sungai.

"nasiiib, nasib, punya bunda kok ya kejem banget. Ga sayang anak.. Coba papa Sebby masih idup, ga mungkin jadi gini hidup saya.."

"sakarepmulah Ciel, sukurin aja apa yang ada.." gadis yang entah berantah nimbrungin keluhan Ciel.

"walaaah .. Saya cowok didandani kayak cewek, masih kurang sabar ya? Bunda saya ga tau kejam atau gimana, tega banget teh.. Teteh bayangin sakit hati saya.." entah darimana Ciel bisa tau kosakata Teteh, tapi biarlah..

Dengan penuh ocehan, keluhan, rintihan nasib, tangisan, derita, teriakan dari reader kalau author lebay, eh, yang ini ga nyambung, akhirnya Ciel pun selesai mencuci bajunya di sungaidia pun membereskan segalanya, batu kerikil diangkat, air sungai dikantungi, lumayan buat minum dirumah, pikir Ciel.

OOO

"Bundaaa, aku pulang."

Madam Red menghampiri Ciel, dia mengobrak-abrik pakaian di dalam kernajang yang baru saja Ciel cuci.

"Ciel, lihat topi merahku yang warna merah tak?"

"tadi di cuci kan, Bun? Memang di dalam keranjang tak ada?"

"tidak."

" kayaknya ketinggalan, Bun."

"balik lagi ke sungai! Kamu harus bawa pulang topi itu!"

"tapi Bunda, berikan saya istirahat sebentar.. Saya lelah." Ciel memasang puppy eyesnya, tapi itu tidak mempan untuk Madam Red.

"oh, tidak bisa.. Cari sekarang atau kamu tidak boleh pulang.."

"Bundaaaaa.. Aku capeeeeek, lapeeeer Bundaaaaaa.." Ciel nangis.

Singkat cerita, Ciel menyusuri sungai tempat ia mencuci sambil mengeluh kepada Tetehnya.

Ya Ciel, malang nasibmu nak, aku kasihan sama kamu..

Ciel pun kembali menyusuri sungai itu, tapi sampai sore tetap saja tidak ditemukan topi merah yang dimaksud oleh bundanya.

Ciel yang malang itu pun duduk di pinggir sungai, ia mengeruk-ngeruk tanah dengan batu kerikil kecil, "kalau tidak kutemukan Bunda bisa marah, kalau aku temukan jangan-jangan Bunda juga marah."

"nak, kamu kenapa? Kok duduk disini sendiri? Ayo cepat pulang, sudah mau Maghrib, nanti diculik genderuwo lho."

Ciel menoleh kebelakang, dilihatnya sesosok manusia tinggi besar (mungkin karena Ciel pendek ya, jadi tinggi besar) yang berpakaian serba ungu polkadot, "eh, bu upol sa-"

"upol? Apa maksud kamu?"

"ungu polkadot." Ciel tersenyum sampai seolah matahari keluar dari matanya.

"oh. Lanjutkan.." kata bu Upol sambil niru gayanya pak SBY.

"saya nyari topi, topi yang meraaaaaah sekaliii. Ibu Upol lihat tidak?"

"oh, itu sih ada dirumah saya, ayo ikut, nanti saya berikan topinya."

Ciel ragu, secara tiba-tiba dia teringat masa kecilnya. Eh, teringat kata-kata Bundanya maksud saya, bahwa Ciel jangan pernah mau mengikuti orang yang tidak dikenalnya.

"bu Upol, kata Bunda saya ga boleh ikut orang yang tidak saya kenal."

"oh, baiklah, kalau begitu saya Ungu Polkadot Tinggi Besar Mutar-Mutar"

Ciel cengo, diem nama tuh orang panjang tapi ga nyambung.

"sudah kenalkan sekarang?" bu Ungu Polkadot Tinggi Besar Mutar-Mutar tersenyum.

Ciel ngangguk, walau dalam hatinya dia bingung setengah mati, lanjut deh daripada mati di tangan Bunda, itu pikirnya.

Ciel pun mengikuti bu Upol *kita singkat biar cepet*

Singkat cerita, mereka sampai di rumah bu Upol. Ciel ternganga bengong ditambah heran dengan semua peralatan yang ada dirumah bu Upol, besar besar dan sangat BESAR ! Ciel mungkin tidak sampai seperempatnya.

"kalau kau bisa membuat makan malam yang enak untukku maka akan kuberikan topi yang kau maksud dan hadiah labu ajaib dariku."

Ciel diam, dia bengong, dia menapar pipinya untuk mengembalikan kesadarannya. "tapi bu, alat-alat di sini sangat besar. Saya tak mungkin dapat memakainya, yang ada saya mati kegencet."

"hm.. Bagaimana kalau kau minta pada butlermu yang serba bisa itu? Dia hebat kan?"

Ciel cengo. Dia bingung bagaimana bu Upol bisa tau tentang dirinya dan Sebastian semasa dulu.

*Readers: Sebby pan bapakny?

Author: anggep aja bapak merangkap butler .

Readers: (ngelemparin author pake galon aq*a)*

"err .. Yaaa .. Akan kucoba dulu." Ciel ragu-ragu tapi mau *?*

"tapi ingat, kalai kamu tidak bisa membuatkan aku makanan yang enak, maka aku akan memasakmu sebagai ganti makan malamku.." bu Upon berlalu meninggalkan Ciel yang masih terbengong-bengong seperti anak teka yang abis di ajak keliling-keliling naik ondel-ondel *?*

OOO

Apakah Ciel akan dimakan oleh bu Upon? Atau dia akan pulang dan membawa topi Madam Red beserta jackpot dari bu Upol?

Sebelum baca chapter selanjutnya klik tombol ini dulu :D

\/

\/

\/