Simple

"apa susahnya sih bilang 'aku suka kamu' ?"

SVT fict. CheolSoo(SeungcheolxJisoo) Romance Comedy Schoolife!AU

Recommended song: HALO - Mariya


Aku Suka Kamu

Tiga kata yang begitu simple namun juga rumit. Tiga kata penuh makna, tiga kata perubah segalanya. Juga tiga kata yang sangat sulit diucapkan oleh lisan secara langsung.

Lalu, apa susahnya sih bilang 'aku suka kamu'?

.

.

.

.

I'm saying that I Like You, But I still can't tell you

Fuuhhh

Mata kucingnya mengerjap, mencoba mengembalikan jiwanya setelah kegiatan renungan sore rutinnya kala seseorang meniup lubang telinganya. Ia menoleh, mendapati seseorang dengan rambut hitam dan senyum khasnya.

"jangan melamun"

Ia malah merengut, bibirnya mengerucut kesal dengan lelaki dihadapannya. Tangan mungilnya memukul bahu tegap itu sedikit keras, membuat sang empunya mengaduh kesakitan.

"aku menunggumu, bodoh" ujarnya kesal, masih dengan rucutan manja di bibirnya.

"aku diteror Fei Songsaeng lagi, maaf" ujar lelaki itu diselingi tawa kikuk darinya.

Ia hanya diam menanggapinya. Pemuda dengan papan nama Hong Jisoo itu menyilangkan dadanya didepan dada. Menandakan ia kesal dengan tingkah laku sahabatnya, Choi Seungcheol.

Seungcheol menyodorkan satu kotak jus jeruk yang diterima dengan tulus oleh Jisoo, yang kebetulan memang haus saat itu.

"apa yang membuatmu mengajakku ke atap seperti ini?" ujarnya setelah melubangi lubang jusnya dengan sedotan.

Seungcheol terdiam, tak menjawab pertanyaan yang Jisoo lontarkan. Entah, bibirnya selalu terasa kelu pada momen seperti ini. Tak bisa ia gerakkan sama sekali, bahkan untuk menelan ludah pun ia sedikit kesusahan.

"Cheol?"

Tangan itu menggapai bahu kokoh Seungcheol, yang langsung ditanggapi dengan tolehan heran dari sang empunya.

"kau tak menjawabku" ucap Jisoo dengan nada datar.

Seungcheol memukul dahinya, "ah, maaf" ujarnya. Ia lalu menyunggingkan senyum lima jarinya, "tidak ada, aku hanya ingin istirahat disini, bersamamu"

Pernyataan itu mengundang kerutan bingung di dahi Jisoo, "kenapa?"

"hanya ingin" Seungcheol menaikkan bahunya. Jisoo mengangguk paham.

Mereka diam. Tak bersuara. Hanya angin dan suara penjaga sekolah yang terdengar. Seungcheol menggigit bibir bawahnya. Jujur, ia gugup sekarang. Ia tak tahu apa yang harus ia katakan lagi pada Jisoo. Lidahnya membeku, tak bisa menyampaikan sepatah kata pun. Padahal kata-kata itu sudah benar-benar diujung lidahnya, namun ia tak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya. Ia tahan terus kata itu, menunggu hingga semua keberaniannya terkumpul.

"Jisoo-ya"

"ya?"

Seungcheol kembali menggigit bibir bawahnya sembari memantapkan hatinya. Ia harus mengatakannya sekarang.

"aku.."

"HEY! YANG DI ATAP CEPAT TURUN GERBANG AKAN DITUTUP!"

Oh, bolehkah ia memenggal kepala sang penjaga sekolah sekarang?

"ayo, pak tua itu akan mengurung kita disini" ujar Jisoo.

"ah ya ayo"

Seungcheol mengekor pada Jisoo. Ia terus berpikir, ini sudah ke berapa ratus kali ia gagal mengungkapkannya. Sempat berpikir untuk menyerah, namun saat Jisoo menolehkan kepalanya dan tersenyum tipis padanya, ia kembali mengurungkan niat itu dan bertekad untuk mengungkapkannya sekarang.

"kau ku antar sampai halte 'kan?" tanya Seungcheol yang mengundang Jisoo untuk mengangguk.

"yup, seperti biasa"

Kali ini Seungcheol yang mengangguk. Ia berjalan disamping Jisoo, memperhatikan jemari lentik Jisoo yang memegang tas selempang di bahunya. Ingin sekali ia mengenggam jemari itu dan berjalan beriringan di bawah matahari senja. Terdengar begitu manis. Namun ia tepis keinginannya itu dan kembali menatap lurus.

Mereka sampai di halte bus, saat nya untuk berpisah. Bis tujuan Jisoo sudah datang terlebih dahulu. Ia menatap Seungcheol sejenak, lalu tersenyum sembari melambaikan tangannya . Seungcheol balas tersenyum dan juga melambaikan tangannya.

'hari ini gagal lagi'

Jisoo sudah masuk kedalam bus. Pintu bus tertutup otomatis. Suara mesin terdengar menandakan bus itu akan melaju mengantar kekasih hatinya kembali dengan aman.

'aku masih punya kesempatan'

Bus itu sudah pergi mendahului Seungcheol yang diam di halte. Maniknya melihat Jisoo duduk dibangku paling akhir dekat jendela besar dibelakangnya. Ia tersenyum, lalu berlari mengejar bus itu.

"Jisoo-ya! Aku suka kamu!"

'berhasil!'

Bisa dilihat dengan kedua matanya Jisoo menoleh menatapnya melalui jendela besar dibelakangnya. Tersenyum hingga matanya tak nampak. Ia juga menangkap Jisoo bergumam,

"aku juga"

Seungcheol berhenti berlari, senyum merekah terpatri diwajah tampannya. Ia kembali melambaikan tangannya dan memberi gesture 'telepon aku' menggunakan tangannya. Dibalas dengan anggukan manis dari Jisoo yang kini pergi menjauh darinya.

Sepajang jalan, ia terus tersenyum. Rasanya begitu geli ketika dipikirikan olehnya. Namun rasa hangat dan juga lega lebih mendominasi perasaannya sekarang.

Sesampainya ia di rumah, ia langsung merogoh tasnya. Mencari keberadaan benda persegi kesayangannya. Ia bermaksud untuk menelepon Jisoo. Tangannya dengan lihai menekan layar ponselnya, lalu menekan tombol 'call'.

Suara statis khas telepon dijawab terdengar, membuat Seungcheol tersenyum tak kala lebar dari sebelumnya. Lalu ia mendengar sapaan hangat diseberang telepon. Bibirnya terbuka untuk mengucapkan sesuatu,

"aku suka kamu, Jisoo"

-FIN-

oh astaga dragon ini pendek banget :v

Holaa anyone miss meh? no, okay

kembali lagi dengan fanfict mama Hong dengan papa Choi yang mesra banget di jaman-jaman sekolah, ga ding :v

demi apa ini pendek banget loh /terharu/

Btw makasih yang udah review dan kasih fav nya di ff aku sebelumnya, makasih banget :v

Mind To Review?

P.S: karena sedikit paksaan dari temanku, aku akhirnya haru upload ini;v