Disclaimer: Yuri on Ice bukan punya Zee. Zee mah nggak dapet keuntungan apa-apa hiks. Melarat. /plak/

WARNING: Pengen ngelawak tapi jayus.

Segala kenistaan yang terjadi di fanfic ini semata mata demi kepuasan author nista yang senang menistakan. Tidak bermaksud melecehkan karena jika bermaksud akan lebih dari ini sekalian nyari kesempatan.

Yagitula. Selamat membaca~

.

.

.

Alasan Pertama

Malam itu, Victor menonton salah satu video yang sedang heboh di internet.

Bukan, bukan karena dia kebelet gaul. Tapi karena video ini memiliki sangkut paut dengan dirinya.

Sebelum memutar video tersebut, Victor membuka kolom untuk berkomentar. Banyak orang yang mengemukakan pendapat positif didalam kolom komentar tersebut. Tidak sedikit juga yang mengatakan bahwa orang yang berada didalam video tersebut mirip dengan Victor.

Setelah selesai membaca hingga matanya perih karena lupa berkedip, Victor mulai memainkan video-nya.

Ditampilkan dalam video tersebut, seorang laki-laki muda sedang grepe-grepenggak itu beda konten.

Yang benar adalah laki-laki muda tersebut sedang menirukan program skating yang Victor rancang.

Lelaki berambut hitam itu tampan, tentu saja. Meskipun butuh waktu lama untuk mendeteksi ketampanannyatidak seperti Victor yang sekali lihatpun sudah tampantetapi Victor tidak dapat menyembunyikan fakta bahwa lelaki itu memang tampan.

Oh, bukannya bermaksud yang lain-lain. Hanya saja semua orang selalu menilai orang lain dari wajah sebelum hal-hal lainnya, kan?

Ya, menurut Victor, sih, gitu.

Untuk yang pertama ini, Victor agak setuju. Meskipun tidak setampan Victor, bolehlah disebut mirip dengannya. Lagipula laki-laki berambut hitam ini punya karisma yang kuat.

Meskipun, sekali lagi, tidak sekuat Victor.

Caranya menirukan Victor pun hampir sempurna. Victor akan memberikan nilai 75 untuk hal ini. Pas KKM.

Hanya saja, ada satu hal yang mengganggunya.

Laki-laki berambut hitam yang ia ketahui bernama Yuri ini, punya tubuh yang sangat berbeda dengan Victor.

Victor punya tubuh yang ideal, tegap dan ramping. Sementara lelaki ini? Gembrot dan gembrot. Sengaja dua kali, karena dia memang gembrot!

Victor memegangi keningnya dengan frustasi, dia nggak rela disamain sama babi gembrot kaya gini.

Kalau begini caranya, cuma satu hal yang bisa dia lakukan.

Dia harus pergi ke Jepang!


Kira-kira, begitulah cara Victor hingga dapat sampai ke tempat pemandian air panas ini.

Berbekal niat dan restu dari Tuhan yang Maha Esa, ia terbang dari Rusia hingga ke Jepang memakai pesawat.

Ya iyalah pesawat.

Untung saja Victor merupakan seorang master dalam hal stalking. Sehingga ia dengan mudah menemukan rumah lelaki gendut berambut hitam itu dan berniat untuk melamarralat menjadi pelatihnya untuk kompetisi yang akan datang.

Pintu bergeser secara tiba-tiba dan seorang laki-laki tidak tau malu tiba-tiba saja menerobos masuk. Lelak itu tersenggal-senggal seakan baru saja lari dari berita buruk. Misalkan berita bahwa ia akan mendapat hukuman dicabuti bulu kaki alih-alih dipenjara.

Dahi Victor berkerut bingung, ia merasa bahwa sepertinya ia pernah melihat laki-laki dengan pipi gembil dan mata yang besar itu.

Oh! Dia kan…

Siapa ya dia?

Dahi Victor semakin berkerut sebelum akhirnya ia diingatkan oleh hati kecilnya karena otak besarnya tidak berguna.

Yuri Katsuki! Dia adalah alasan mengapa Victor terbang ke Jepang.

Ah, kadang-kadang Victor memang pelupa.

Ia benar-benar berbeda dengan orang yang Victor lihat didalam video.

Ia jadi terlihat lebih…

Gendut!

Astaga, Victor tidak tahan!

"Yuri…" Victor berdiri dengan tiba-tiba. "Mulai hari ini, aku akan menjadi pelatihmu."

Kemudian, Victor mengedipkan sebelah matanya.


"Menu andalan kami, semangkuk katsudon super besar!"

Seorang wanita berumur yang Victor yakini adalah orang yang melahirkan Yuri, memperkenalkan makanan dihadapannya dengan bangga.

Victor tersenyum lebar, tanpa ragu mengambil sepasang sumpit yang sudah disediakan lalu mencoba makanan tersebut. Setelah satu suapan masuk kedalam mulutnya, dengan mata yang berbinar-binar ia berteriak dengan lantang, "Vkusno!"

Disamping Ibunya, Yuri tersenyum kecil, merasa senang karena Victor menyukai makanan kesukaan rakyat jelata sepertinya.

"Berat badan Yuri gampang bertambah, jadi dia cuma makan itu kalau dia menang kompetisi, benarkan?" Seorang wanita yang biasa Yuri panggil Minako-sensei itu menatap Yuri jahil.

Victor memusatkan perhatiannya pada Yuri, merasa tertarik. "Oh? Jadi akhir-akhir ini kau juga makan katsudon ini?"

Yuri mengangguk senang. "Iya. Aku sering memakannya."

"Kenapa?" Victor bertanya penasaran meskipun tanpa sadar ia terdengar seperti ibu tiri yang kejam. "Kau, kan, tidak memenangkan apapun."

Yuri mengerjap, merasa bingung sekaligus kaget.

"Dengan tubuh gembrotmu yang seperti itu, pelajaran apapun akan percuma." Victor tersenyum.

Tubuh Yuri gemetar, entah karena merasa malu atau menahan amarah. Mungkin keduanya.

Bagaimana mungkin seorang Victor mengatakan hal sekeji itu namun tetap tampan?!

Ya… karena dia itu Victor.

"Sebelum berat badanmu kembali seperti tahun lalu, aku tidak akan melatihmu." Victor berhenti sejenak lalu kembali melanjutkan, "Mengerti, anak babi?"

Yuri terpaku ditempatnya, merasa tidak percaya.

Victor…

Lelaki itu…

Baru saja memberinya sebuah nama panggilan!

Astaga, apakah ini mimpi?!

Bukankah itu artinya mereka menjadi semakin dekat?

Yuri bersorak dalam hati.


Victor punya tiga alasan untuk pergi ke Jepang.

Alasan pertama, untuk mengubah anak babi, menjadi rusa betina.

Alias, me-langsing-kan tubuh seorang Yuri Katsuki.

TBC

.

.

.

HAHAHA! Ini pertama kalinya Zee bikin ff yang bersambung-sambung kaya utt*ran. Zee sedang memanjat keluar dari closet! /plak/

Untuk chapter ini memang mengacu pada episode 1 hehe.

Maaf jayus T-T tadinya sih ngga mau pake tema humor garing kaya begini. Tapi pas ngetik, mood Zee lagi bagus wkwk.

RnR?