Chapter 1 : Prolog
Ohayou/ Konnichiwa/ Konbanwa minna-san~~
Aku author baru di sini, perkenalkan namaku Aprian, nama asli dan pen name ku sama kok, terserah kalian mau panggil aku apa, tapi jangan aneh-aneh ya..
Maaf jika genre, judul, atau summary jelek atau ga nyambung, aku berusaha sebisaku sebagai author baru, mohon kritik dan bimbingannya. Bagus atau jelek nya fict ini tergantung para reader, jadi jangan sungkan memberi kritikan dan flame tapi yang membangun ya ^^
Ini fict pertama ku yang langsung mengambil unsur fantasy dan romance, sebenarnya bingung juga ditaruh di genre fantasy/sci-fi. Cuma berhubung aku gak terlalu tahu tentang penjabaran sci-fi yang kompleks, aku ngambil fantasy aja supaya bisa jabarin sesuai kata-kata ku sendiri. Mungkin bagi sebagian orang genre ini sulit, namun pengembangan dapat dilakukan di mana saja, jadi tidak salah 'kan mencoba?
Dari pada banyak ngomong, langsung mulai ya, check this out!
A Fantasy Fict from me
~Dreamy Cherry Blossom~
Main pair : Kagamine Rin & Kagamine Len, maybe a little bit of slight pair and crack pair content
Disclaimer : Vocaloid © Yamaha, and other companies
Story © Me
UTAUloid © Owner creator
Cover : OrangeCornPuff from DeviantArt
Summary :
'Apa sebenarnya aku ini? Apa aku bukan bagian dari dunia ini? Apakah ada dunia lain yang tersembunyi?' 'Kau hanyalah mimpi, kau hanya makhluk ciptaan yang tidak nyata, kau hanya hidup di dunia sebagai bayangan. Tidak lebih setelah inangmu menghapus mu dengan yang baru.'
Warning : OOC (maybe), typo(s), rada gaje karena fict pertama.
'Abc' : flashback, kata asing, atau percakapan secara tidak langsung (telepon, email, sms, dll)
'Abc' : percakapan normal
'Abc' : Kata atau kalimat yang diberi penekanan
HAPPY READING MINNA!
Chapter 1 : Prolog
"Tolong... Tolong maafkan aku!"
"Kau hanyalah bagian lain dari produk yang gagal! Tidak ada gunanya menyimpan mu!"
"Tapi kau percaya padaku, dan menitipkan 'benda' ini di tubuhku.. hiks, hiks"
"Dan secepat pikiran kepercayaan mu datang, secepat itu pula aku akan membuangmu dan mengambil yang bukan milikmu."
"Dan kau anggap aku apa selama ini?"
"Hanyalah seonggok SAMPAH di mataku"
...
"Hah... hah... hah, kenangan itu. Daydream yang lain"
"Len-nii kenapa?"
"Bukan apa-apa Yuki, hanya... sebuah mimpi aneh lainnya"
Dan setelah perkataan itu, kenangan aneh lainnya mulai meruak ke dalam mimpi ku. Mimpi yang aneh, namun mengapa terasa familiar? Entah...
...
"Dasar Dopple sialan! Kau hanya tiruan tak sepantasnya melangkahi inang dan penciptamu!"
"Lebih baik menggandeng gelar 'sialan' mu itu, daripada harus berakhir jadi budak dan mati.. Khukhukhu, HAHAHAHAHAHA! Mati kalian semua!"
"Kau akan membayar ini, Akane Len! Lihat dan nantikan bagaimana kesempurnaan inangmu!"
"Dan aku akan pergi sebelum semua itu terjadi! HAHAHAHAHAHA!"
"Kaburlah selagi bisa, dopple gagal.."
...
"Ukh... Telapak tangan kiriku... Terasa... Sakit..."
"Another dreams, sampai kapan ini akan berlanjut?" Gumamku
Kubuka untaian kain yang menutup jendela kamar ku, mataku mulai berakomodasi menyesuaikan sinar yang masuk ke dalam. Helaian rambutku yang panjang sebahu tergerai ke sembarang arah, kusut tak berbentuk. Jam 7 pagi, sudah saatnya menyiapkan sarapan untuk ku dan Yuki berhubung si nasu bodoh itu pergi mungkin hal tentang presentasi dengan dosennya yang lain.
"Yuki! Len-nii mau bikin sarapan, ayo turun!" Teriak ku saat sudah mencapai tangga.
"Iya Len-nii, Yuki udah di dapur kok..." Balasnya dari dalam dapur.
"Yuki sedang apa di sini?"
"Mencoba bikin sarapan, te he~~"
Pagi itu, pagi yang biasa mungkin terlalu biasa. Aku dan Yuki makan bersama di awal musim semi tahun ini. Lalu seperti biasa, Yuki tinggal di rumah dan aku pergi ke SMA baruku untuk upacara penerimaan. Bukan, Yuki bukannya tidak sekolah, tapi si nasu bodoh itu menawarkan dirinya sebagai guru home schooling Yuki. Entah kenapa Yuki juga sukar bersosialisasi, ia pernah bersekolah seperti anak biasa namun dalam waktu seminggu gurunya di sana merekomendasikannya untuk home schooling karena ia terlalu jenius hingga guru-guru di sana tidak bisa menangani sifatnya yang seakan robot jika sudah ditanyai satu hal. Ia menjawabnya dari kata-kata yang normal, hingga yang sulit dimengerti. Ini rahasia kecil kita, aku suka bertanya tentang pelajaran kepada Yuki waktu masih SMP, mungkin kebiasaan itu sukar untuk dihilangkan. Memalukan memang karena pada dasarnya aku lebih tua 4 tahun dari dia.
"Yuki! Len-nii berangkat! Ittekimasu !"
"Ya! Itterashai ! Hati-hati ya Len-nii!"
Dengan malas dan keadaan mengantuk, aku berjalan ke sekolah baru ku Sakura Gakkuen. Aku tidak tau mengapa dinamai begitu, aneh saja terlalu 'biasa' untuk sekolah dengan catatan murid dengan prestasi tinggi di distrik dan daerah sekitar. Kukedipkan kelopak mata azure ku untuk menyapu kumpulan air mata dan debu di permukaan bola mataku. Saat ku usap bagian ekor mataku, ada seorang anak yang menaiki sepeda dengan cepat.
"AWAS!"
"Huh?"
BRUAKKK!
Apa maksud anak ini menabrak ku?! Rasa kantuk ku hilang dan berubah jadi rasa sakit... pagi yang sial...
"Daijoubu desu ka?"
"Apa maksudmu menabrak-"
Kalimat ku berhenti begitu saja. Hembusan musim semi yang menerbangkan kelopak sakura, menunjukan wujudnya dengan lembut. Anak di depanku ini, bagai cerminan ku yang berbeda gender. Entah perasaan apa, namun aku merasa bahwa pertemuan ini sudah ditakdirkan. Satu-satunya hal yang kulakukan kini hanya menerawang penuh arti ke arahnya...
...
Ah... akhirnya selesai juga prolog. Maaf jika pendek, terkesan aneh dan membosankan, karena memang itu maksud ku di prolog ini. Diriku ini memang belum mau menunjukan bagian fantasy-nya/apa yang sebenarnya menjadi konflik~~ te he...
Aku belum melakukan observasi untuk prolog ini, jadi maaf jika ada kata/kalimat aneh yang tidak reader mengerti... Oh ya jika ada yang suka dan mereview, akan ku lanjutkan. Jika tidak ada sama sekali, mungkin akan ku hapus dan merubah plot untuk cerita baru.
Akhir kata, REVIEW ya Minna~~
Karena tiap kata di review kalian merupakan bagian dari pembangkit semangat ku untuk menulis ^^
Best regards,
Aprian
