Please read until the end of this chapter
.
.
Incheon Airport, Seoul. Seorang lelaki berpostur tinggi di atas rata-rata, yang berpakaian serba hitam baru saja turun dari pesawat. Sekitar belasan pria berbadan kekar dan juga berpakaian hitam, telah siap menyambut pria tadi di terminal kedatangan. Begitu sosok tinggi tersebut sudah nampak, belasan pria berbadan kekar tadi langung menunduk 90° sebagai tanda hormat. " Selamat datang Tuan", ucap salah satu pria yang berada di barisan depan. Pria yang dipanggil 'Tuan' itu hanya tersenyum remeh. Bukan hanya wajahnya yang serupa serpihan malaikat, tapi juga hati dan tingkah lakunya..serupa malaikat kematian. Ingat baik-baik nama pria ini. Park Chanyeol
.
.
.
Park Chanyeol
Byun Baekhyun
And other cast
.
.
.
Sudah 15 tahun, Park Chanyeol tidak menginjakkan kakinya di negara kelahirannya ini. Karena suatu kejadian, Chanyeol yang saat itu berumur 10 tahun, harus pindah bersama ayahnya ke Spanyol. Kejadian yang tidak akan pernah ia lupakan. Kejadian yang mengubah kepribadiannya 100%. Kejadian yang merenggut nyawa ibunya tepat di depan matanya...
Tumbuh dewasa dengan segala trauma dan didikan keras ayahnya, membangkitkan iblis di dalam diri Chanyeol. Bukan tanpa alasan, ayahnya mendidik Chanyeol dengan kekerasan. Apalagi kalau bukan meneruskan perkerjaannya. Pimpinan Mafia...
Chanyeol kecil awalnya hanya bisa menangis menerima didikan ayahnya. Ia pun membenci ayahnya, ketika tau pekerjaan aslinya sebagai pimpinan mafia. Tapi semuanya berubah, ketika Chanyeol sudah remaja, dan ayahnya menceritakan semuanya. Perihal kematian ibunya..yang disebabkan oleh geng mafia musuhnya...
Mulai sejak itu, Chanyeol berubah sepenuhnya. Chanyeol yang dulu selalu tersenyum dengan iris cokelat terangnya..kini menjadi Chanyeol yang selalu berwajah dingin dan beriris cokelat gelap penuh kebencian. Tangannya yang dulu selalu menciptakan seni yang indah..kini menjadi tangan yang selalu berlumuran darah.. Tak terhitung berapa korban yang telah meregang nyawa di tangannya.
Tapi..dibalik kekejamannya, Chanyeol juga masih bisa bersikap manusiawi. Hanya sekali. Dan hanya untuk satu orang. Kekasih mungilnya..
Hanya pada kekasihnya..Chanyeol menunjukkan senyum hangatnya. Hanya pada kekasihnya..Chanyeol bersikap layaknya manusia yang bisa mencintai dan penuh kasih sayang. Dan hanya kekasihnya...yang mampu membuat Chanyeol kembali ke tanah kelahirannya...
"Memikirkan apa?" Chanyeol tersadar dari lamunannya dan menundukkan sedikit kepalanya untuk melihat sang kekasih mungil.
"Memikirkanmu sedang berbaring tanpa busana" Hidung mancungnya ditarik oleh tangan mungil sang kekasih.
"Yeolliieee" rengeknya manja. Nama panggilan yang hanya boleh diucapkan oleh kekasihnya. Chanyeol terkekeh kecil dan mengusap rambut kekasihnya. Suatu hal yang jarang bahkan tidak pernah ditunjukkan di depan orang lain. Supir yang membawa mereka berdua sama sekali tak bergeming. Sebelumnya ia telah diberi tahu untuk tak mencampuri urusan pribadi pimpinannya. Tapi dalam hati, ia membenarkan gosip yang mengatakan bahwa pimpinannya akan berubah menjadi manusia ketika sedang bersama kekasih mungilnya.
"Apakah masih lama?" tanya si pria mungil dengan tatapan merajuk. Chanyeol gemas sekali melihat tingkah laku kekasihnya. "Jangan memancingku Baby.." Chanyeol bergerak mengecup singkat bibir pria di bawahnya. Kecupan itu gagal menjadi ciuman panjang ketika supir memberi tahu bahwa mereka telah sampai di tujuan.
Chanyeol turun dengan langkahnya yang angkuh. Senyum yang tadi ditunjukkan pada kekasihnya, kini sudah hilang dari wajahnya. Langkahnya dari gerbang menuju pintu utama, diiringi oleh tundukkan kepala orang-orang yang ada di kanan kirinya. Sampainya di depan pintu, Chanyeol disambut oleh seorang pria tua yang telah lama dikenalnya.
"Senang bertemu denganmu lagi Tuan Chanyeol. Aku mengabdi padamu atas seluruh nyawaku" Pria tua tersebut menundukkan kepalanya.
"Terima kasih Paman. Jadi bisakah kita masuk ke dalam?" ucap Chanyeol dengan nada dinginnya. Pria yang dipanggil paman tersebut, menyingkir ke pinggir untuk memberi jalan pada Chanyeol.
Keseluruhan rumah ini sudah dirubah. Ini adalah rumah yang ditinggali Chanyeol bersama ayah dan ibunya dulu. Sepertinya ayah Chanyeol telah merubah rumah sederhananya menjadi sebuah mansion besar. Mungkin untuk menghapus kenangan buruk di masa lalu..
"Kami sudah menyiapkan pesta penyambutan yang akan dilaksungkan dua minggu lagi Tuan. Dan ini..daftar tamu yang kami undang" . Chanyeol membaca daftar tamu yang disodorkan padanya. Beberapa kali terlihat keningnya berkerut tidak suka.
"Batalkan undangan pada nama-nama yang kucoret. Aku tak butuh menjalin kerja sama dengan tikus kecil"
"Baik tuan. Ada lagi yang Tuan inginkan?" ucap si paman sedikit gugup.
"Tolong siapkan dua kamar untukku. Ah iya paman..perkenalkan ini kekasihku" Chanyeol menarik pelan pria mungil yang sejak tadi hanya diam di belakangnya.
"Selamat sore Tuan Muda. Perkenalkan.. saya Leeteuk. Senang berjumpa dengan anda" ucapnya sambil menunduk sedikit.
Pria mungil itu tersenyum canggung dan ikut menundukkan kepalanya juga. "Hai Paman Leeteuk. Perkenalkan...namaku...Kyungsoo."
.
.
"Tuan muda..kita mendapatkan undangan" . Seorang pria berkulit putih pucat membawa sebuah amplop ke depan pria yang sedang sibuk dengan laptopnya.
"Taruh saja di meja. Dan...berapa kali kubilang, panggil saja namaku tanpa embel-embel Tuan Muda!" ucap pria yang sedang memegang laptop dengan nada marah.
"Tidak bisa..bagaimanapun juga aku ini adalah-"
"Oh Sehun! Sekali lagi aku mendengar kata Tuan Muda terucap dari mulutmu, kupastikan wajahmu yang tampan itu tak kan mulus kembali" Ancamnya lagi. Orang lain mungkin akan gemetar ketakutan bila mendengar ancaman pria ini. Namun tidak untuk seorang Oh Sehun. Tentu saja...karena dia lah yang biasanya membersihkan segalanya. Tangan kanan sang pemipin. Pemimpin yang disayanginya dalam diam...
"Sehun...apakah kau tahu dimana kekasihku? Sejak kemarin ia tidak bisa dihubungi"
"Hmm..aku tahu Jongin dimana. Tapi..aku yakin kau tidak akan menyukainya" Pria di depannya mengerutkan dahi sedikit bingung.
"Apa maksudmu?! Cepat beritahu aku!" Sehun hanya memutar matanya mendengar perintah itu. Ia mengambil handphonenya, mengetik sesuatu dan memberikannya pada pria di depannya. Sesaat tidak ada reaksi apa-apa, namun beberapa menit kemudian pria itu membulatkan matanya -yang tampak lucu bagi sehun- dan mengepalkan tangannya menahan amarah. Siapa yang tidak marah melihat kekasihmu sedang bercumbu mesra di dalam mobil. Catat di mobilmu!
Pria itu menyerahkan kembali handphone Sehun dan segera berdiri. "Kita bergerak sekarang!"
"Hey Hey tunggu dulu" Sehun menarik tangan pria tersebut untuk mencegahnya keluar.
"Apa lagi hah?! Kau mau diam saja melihatku diinjak-injak seperti ini?!"
"Bukan begitu.. Aku bisa saja menembak kepala mereka berdua saat ini. Tapi..perlu kau ketahui, pria yang bersama Jongin itu adalah kekasih seorang pimpinan mafia"
"Lalu apa masalahnya? Kita sudah sering membereskan mafia-mafia kecil!"
"Pertama, dia bukan mafia kecil. Kedua, kau harus ingat saat ini kita sedang melebarkan sayap kekuasaan" Perlahan-lahan pria tersebut melunak. Ia duduk dan menghela nafas pelan.
"Lalu.. kau punya rencana lain? Tidak bisakah aku memberi pelajaran pada mereka?"
"Tentu saja bisa. Mari kita berikan salam perkenalan padanya..." Sehun tersenyum miring mengerikan...membuat aura membunuhnya menguar seketika.
.
.
Chanyeol yang sedang sibuk mengecek berkas-berkas keuangan organisasinya, terpaksa harus berhenti ketika Leeteuk masuk terburu-buru. "T..t..Tu..Tuan..saya..saya.." Chanyeol sedikit heran melihat cara bicara Leeteuk. "Bicara yang jelas paman. Ada apa?" Leeteuk terlihat semakin gugup.
"Hmm.. Tuan...Tuan muda Kyungsoo..." Chanyeol memili firasat buruk akan ucapan Leeteuk. Ia langsung berdiri dan menatap tajam pria tua tersebut.
"Katakan! Ada apa dengan Kyungsoo!" Leeteuk semakin menundukkan kepalanya takut melihat Chanyeol yang penuh emosi. Menurut kabar, Chanyeol tidak segan-segan membunuh orang ketika sedang emosi.
"Tuan muda Kyungsoo...berada di rumah sakit" Entah sejak kapan, Chanyeol sudah tidak ada lagi di hadapan Leeteuk. Di a berlari seperti orang kesetanan menuju mobil. Sepanjang jalan dia terus mengumpat dan memarahi supirnya . Otaknya sudah dipenuhi segala kemungkinan terburuk menimpa Kyungsoo. Chanyeol tentunya tahu konsekuensi dari pekerjaannya. Tidak sekali dua kali Chanyeol mengalami hal ini. Namun..dia tidak menyangka, baru seminggu kepindahannya, sudah terjadi penyerangan..
15 menit kemudian-yang terasa seperti 1 jam- , Chanyeol sampai di rumah sakit. Ia segera berlari menuju ruangan yang ditunjukkan oleh bawahannya. Tak perduli menabrak orang lain atau bahkan orang sakit, yang chanyeol inginkan hanya segera sampai di ruangan kekasihnya. Bruk! Pintu dibanting terbuka oleh Chanyeol. Ia segera mendekati ranjang kekasihnya dan menatapnya dengan sendu. Sungguh Chanyeol hanya lemah pada kekasihnya..
"Yeollie.." lirih Kyungsoo.
"Aku disini Baby...Apa yang terjadi hmm?" ucap Chanyeol sambil mengelus lembut surai gelap Kyungsoo.
"Aku..aku tidak tahu. Saat itu..aku dalam perjalanan pulang bersama teman kuliahku dulu. Lalu..tiba-tiba, ada sebuah mobil menabrak kami.. dan..dan.."
Chanyeol segera menghapus air mata kekasihnya dan merengkuhnya erat. "Sstt..sudah sudah tidak usah dilanjutkan. Kau istirahat lagi ya?" Kyungsoo mengangguk lemah dan menutup matanya lagi. Sebelum keluar, Chanyeol menyempatkan mencium kening, hidung, dan bibir kyungsoo dengan lembut.
"Apa laporanmu?" tanya chanyeol pada leeteuk yang sudah menunggunya di luar.
"Dokter bilang tidak ada luka serius, hanya luka memar dan luka goresan kecil Tuan. Namun..kecelakaan itu membuat Tuan Muda mengalami sedikit shock"
Chanyeol mengepalkan kedua tangannya. "Lalu kau sudah menyelidiki pelakunya?"
"Sudah tuan. Pelakunya..dari suatu geng mafia.." Chanyeol memejamkan matanya sejenak. Tidak percaya dugaannya ternyata tepat.
"Baru satu minggu aku menginjakkan kakiku disini... Apa motif para bajingan itu?!"
"Hmm..sebenarnya..sebenarnya..kami juga masih belum tahu." Sangat disayangkan.. Leeteuk tidak punya nyali yang besar, untuk mengungkapkan...kekasihnya ditabrak karena perselingkuhan... "Siapkan para anggota!" perintah chanyeol
"Tapi tuan.. saya rasa kita tidak-"
"Aku tahu paman. Aku tidak akan bertindak gegabah menyerang mereka.. Setidaknya bukan sekarang. Tapi..aku harus menemui langsung pimpinannya dan...membalas ucapan salam perkenalan padanya.." Leeteuk bergidik melihat tuannya tersenyum mengerikan. Ia segera pamit dan mengumpulkan para anggota geng mereka.
.
.
"Kau terlalu santai untuk orang yang baru diselingkuhi kekasihnya" ejek sehun pada pria yang sedang bergelung malas di sofa.
Pria itu hanya bergerak sedikit dan menatap malas pada sehun. "Kau kan sudah tau..aku tidak pernah punya perasaan pada lelaki brengsek itu. Kalau bukan karena ayahnya adalah sahabat ayahku, sudah kupastikan dia tinggal nama kini". Tentu saja sehun sudah tahu, bertahun-tahun mereka tumbuh bersama, membuat sehun menjadi satu-satunya orang yang paling mengetahui tentang sang pimpinan. Sehun menyerahkan seluruh hidup bahkan hatinya untuk mengabdi pada sang pemimpin. Dia yang terdepan melindungi pemimpinnya disaat berbahaya dan dia yang paling patuh ketika pemimpinnya memerintahkan sesuatu. Termasuk membunuh seseorang.
Bukan berarti, pemimpin mereka tidak mempunyai kemampuan apa-apa. Jangan salah, bahkan kerasnya batu tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan si pimpinan. Sekali dia menginginkan sesuatu, maka itu harus terlaksana. Ia juga sanggup membunuh. Saat itu ia yang masih berusia 8 tahun, mengarahkan peluru ke kepala seseorang...yang telah membunuh ibunya. Sejak saat itu..sehun tak pernah membiarkan tangan kecilnya berlumuran darah.
"Kau tidak takut kekasihnya datang kemari dan menuntut pembalasan?" tanya sehun sambil sesekali melihat ke arah paha mulus yang terpampang di depannya. Pria ini suka sekali memakai celana hotpants seperti ini, gerutu sehun dalam hati.
"Aku akan menyambutnya sepenuh hati dan mungkin dia akan tergoda melihat diriku hingga mengurungkan niatnya untuk menuntut balas" Sehun terkekeh kecil mendengar ucapan yang sedikit sombong dari pria ini.
"Heey, memangnya apa yang menarik dari dirimu?" Bohong..kau bohong Oh Sehun. Buktinya sudah hampir 6 kali kau melihat paha mulusnya.
Pria itu mendengus pelan dan menutup matanya kembali. "Kau saja yang tidak bisa melihatnya" ejeknya. Setelah berkata seperti itu, tidak ada jawaban apapun dari Sehun. Suasana yang tetap hening membuat si pria yang berbaring di sofa membuka matanya. Betapa kagetnya ia ketika dilihatnya wajah sehun hanya berjarak beberapa centi di atasnya.
"Mau apa kau Oh Sehun?" tanyanya tetap tenang
"Mau melihat sesuatu yang menarik?" Sehun tersenyum miring. Ia bawa tubuhnya menaiki sofa untuk memenjarakan pria di bawahnya. "Cepat angkat tubuh besarmu atau aku-"
"Atau apa?" Sehun semakin menurunkan wajahnya. Niat awalnya untuk mengerjai si pimpinan berubah sepenuhnya ketika matanya terfokus pada bibir pink di bawahnya. Sehun mengunci pandangannya pada bibir itu dan semakin bergerak mendekati.
"S..S..Sehun..hun..sepertinya..sepertinya aku mendengar ribut-ribut di luar" Pria itu mulai sedikit takut melihat gelagat Sehun.
"Jangan coba-coba mengalihkanku. Nikmati saja..." Suara sehun menjadi berat dan serak. Iris matanya mulai diliputi oleh gairah. Tangannya mulai berani bergerak kebawah dan mengelus paha mulus yang sudah menggodanya sejak tadi. Sementara, wajahnya semakin mendekat menuju bibir pink yang seolah-olah menantangnya untuk dilumat. Jangan tanya bagaimana keadaan pria di bawahnya. Seperti tersihir oleh pandangan dan sentuhan sehun, ia telah memejamkan matanya pasrah dan mulai mendesah ringan ketika tangan sehun bergerak di pahanya. Baru saja sehun menggerakkan lidahnya, sampai tiba-tiba...
"Tuan Muda! Ada yang datang- Oh! Maaf..maaf aku..aku" seorang penjaga tersebut berbalik arah ketika tak sengaja masuk dan melihat pimpinannya sudah tergeletak pasrah dengan baju tersingkap sampai leher dibawah kuasa Oh Sehun, sang tangan kanan yang sedang menjilati dada pemimpin mereka.
Akal sehat baru kembali menghampiri kedua manusia yang sedang bercumbu mesra di sofa. Mereka berdua segera bangkit dan merapikan diri mereka masing-masing. Oh Sehun nampak santai seperti tidak terjadi apa-apa sedangkan pria satunya sedikit memerah malu. Sekedar info..seumur-umur dia hanya pernah berciuman. Itupun tanpa adanya lidah.
"Ehem! Jadi ada apa jongdae?" tanya si pimpinan. Mendengar namanya dipanggil, ia segera berbalik menghadap pimpinannya dan menundukkan kepala sejenak.
"Ah..ya..maaf tuan muda. Ada seorang geng mafia yang datang bersama pasukannya. Pimpinannya bilang ingin langsung bertemu dengan anda. Mereka adalah kelompok mafia dari Spanyol Tuan Muda"
Si pemimpin mengerutkan dahinya bingung. Dia tidak pernah mengenal dan berurusan dengan kelompok mafia dari Spanyol pikirnya. "Itu pasti kekasih dari pria yang kita tabrak" ucap Sehun tiba-tiba.
"Ah..benar juga. Baiklah biarkan ia masuk" perintahnya
"Tidak..biar aku saja yang menanganinya" cegah Sehun
"Tidak Sehun..ia hanyalah pria tua yang baru dicampakkan kekasihnya. Tidak berbahaya"
"Aku tidak perduli, aku akan tetap menemuinya"
"Aku bilang biar aku saja Oh Sehun!"
" Jongdae cepat bawa dia menghadapku"
"Tidak Jongdae aku yang pemimpin disini!" "Kau!"
"Apa hah?!"
Jongdae hanya mampu berdiri dan menyaksikan perdebatan dari dua orang di depannya. Hal ini sudah sangat sangat sering terjadi. Dimana Oh Sehun bersikeras untuk melindungi pimpinannya sedangkan yang satu juga tidak kalah kerasnya untuk berbuat semaunya. Terkadang Sehun yang benar tapi terkadang juga pimpinannya yang benar. Sebenarnya bisa saja Jongdae menuruti perintah pimpinannya..namun ia lebih baik cari aman daripada membuat marah seorang Oh Sehun.
Yang dua sibuk bertengkar, dan yang satu sibuk memandangi membuat mereka tidak menyadari ada tamu tak diundang yang menerobos masuk.
"Hey Hey! Kau tidak bisa masuk sembarangan?" penjaga segera mendekati pria itu, namun mereka tidak bisa menyentuhnya karena pria itu juga membaawa sekelompok penjaga di sampingnya.
"Jangan mendekat jika tidak ingin memulai peperangan" ucap salah satu penjaga pria itu.
Mendengar adanya keributan, membuat ketiga pria tadi menoleh ke arah pintu dan ketiga orang tersebut melebarkan matanya tak percaya. Jongdae yang terkejut mengapa pria itu bisa menerobos kemari, sedangkan dua pria di belakangnya terkejut mengetahui siapa sosok yang menerobos masuk itu.
Melihat keadaan sedikit tenang, perlahan sang pimpinan mafia yang menerobos tadi maju ke depan.
"Jadi..dimana pemimpin kalian?" tanyanya dingin. Suasana tetap hening tidak ada yang menjawab. Pria itu kemudian mengedarkan pandangannya ke depan...hingga iris matanya berhenti pada dua pria yang berada di dekat sofa. Dia memandang lurus pria yang lebih pendek.
"Lama tidak jumpa..." Pria itu bergerak maju mendekati pria yang berdiri di dekat sofa. Hanya beberapa langkah lagi dia akan sampai ketika seorang pria menghalanginya. Entah kenapa pria tersebut sedikit marah ketika dihalangi. Ia mendorong keras pria yang menghalanginya dan terus melangkahkan kakinya maju. Kini ia sudah berdiri saling berhadapan dan menurunkan sedikit kepalanya..
"Byun Baekhyun..." bisiknya di telinga pria yang bernama Baekhyun itu.
Baekhyun -sang pemimpin geng- mendesis marah dan mendorong kuat pria di hadapannya.
"Mau apa kau kesini hah?!" Sungguh emosi Baekhyun meningkat berlipat-lipat setiap melihat pria ini.
"Aku..hanya ingin membicarakan masalah pribadi. Bisakah kita berbicara berdua?" tanya pria itu dengan senyum menggoda. Baekhyun tak bergeming. Para penjaganya pun menunggu keputusan dari Baekhyun.
"Kenapa? Kau takut padaku? Sudah kuduga kau masih seorang pria lemah" ejek pria itu. Baekhyun mengepalkan tangannya menahan amarah. Tidak disangka ia akan bertemu dengan pria ini lagi.
"Tidak usah dengarkan dia Baek. Kita-"
"Sehun...tolong bawa yang lain keluar" perintah Baekhyun mutlak. Sehun sebenarnya tidak terima, namun menurutnya sekarang bukan saat yang tepat untuk berdebat. Sehun pun keluar bersama yang lain, menyisakan Baekhyun dan pria itu berdua di dalam.
"Wah Wah..sepertinya kau sudah ada kemajuan?" ejek pria itu lagi.
"Aku tidak pernah takut padamu...-" Baekhyun memberanikan diri maju selangkah mendekati pria itu.
"-...Chanyeollie"
Chanyeol tersenyum tipis mendengar nama panggilannya. Tak mau kalah, ia pun bergerak maju ke hadapan Baekhyun. "Kau tahu? Kau selalu membuatku bergairah.." .Baekhyun hanya diam menatap tajam chanyeol. Ia tidak mau terlihat gugup ataupun ketakutan.
"Haruskah kita pindah tempat? Hotel mungkin..?" Chanyeol semakin menundukkan kepalanya.
"Sepertinya hotel memang tempat yang bagus untuk membuatmu mati membusuk!" Baekhyun balas mendongak dan tersenyum miring meremehkan.
"Sssttt...bibir mungilmu ini tidak pantas berucap kasar sayang..." Tangan Chanyeol mulai berani mengusap bibir mungil milik Baekhyun.
"Bibir ini..lebih pantas untuk mendesahkan namaku..." dan dengan itu chanyeol menghapus jarak diantara mereka.
30 menit sudah Sehun hanya mondar-mandir di depan pintu ruangan Baekhyun. Sudah sejak tadi ia ingin masuk ke dalam dan memastikan Baekhyun baik-baik saja. Beberapa saat yang lalu, sehun berniat mendobrak masuk ketika mendengar suara barang berjatuhan dari dalam. Namun sial! 2 penjaga Chanyeol menghalanginya untuk mendekati pintu.
Hingga dirasa sudah satu jam terlewati, sehun memanggil 3 orang bawahannya untuk membantunya melawan penjaga chanyeol dan mendobrak masuk. Baru saja ia berhasil mengalahkan 2 orang penjaga Chanyeol, pintu sudah terbuka dari dalam.
"Paman Leeteuk..bawa yang lainnya kembali ke mansion. Dan..permasalahan kita telah selesai. Tidak perlu diperpanjang" Chanyeol pun melangkahkan kakinya keluar bersama bawahan-bawahannya.
Leeteuk membukakan pintu mobilnya, memastikan chanyeol telah duduk, lalu ia pun duduk di bangku depan. Ia melirik tuannya dari kaca spion dan sedikit terkejut melihat tuannya tersenyum tipis.
"Tuan...apakah..masalah ini benar-benar tak perlu diperpanjang?"
"Tidak perlu paman. Aku sudah mendapatkan hal yang setimpal..." ucapnya sambil mengelus bibirnya yang sedikit terluka dengan jari telunjuknya.
Sementara itu, sehun dan jongdae segera masuk ke dalam ruangan Baekhyun. Sehun langsung menghampiri Baekhyun yang terbaring lemah di atas sofa. Jongdae yang berdiri di belakang sehun, harus merasakan malu kembali untuk kedua kalinya ketika melihat kondisi pimpinannya hampir sama seperti ketika ia tidak sengaja masuk tadi. Atau sepertinya kali ini lebih parah... dengan kancing kemeja yang terbuka seluruhnya. Tanda merah kebiruan di leher, di dada, perut bahkan di paha dalam. Resleting celana hotpantsnya yang sudah terbuka. Bibir yang membengkak...
Jongdae bahkan tidak sanggup lagi membeberkan kondisi Baekhyun. Tanpa perlu bertanya, Sehun dan Jongdae pun tahu apa yang sudah dilakukan Chanyeol terhadap Baekhyun. "Brengsek!" Jongdae pun bergidik merasakan emosi Sehun yang sudah memuncak...
.
.
.
To be continued
.
Haloooo, aku bawa ff lagi hehehe. Karena yang satunya udah GS, kali ini aku coba buat boys love. Semoga kalian suka. Jangan lupa review dan jangan lupa nonton teaser mv nanti malem yaaah.
.
.
NOTE TAMBAHAN :
Aku tahu chapter ini bikin kalian sakit mata. Tapi...sebelum kalian send hate di kolom review, lebih baik dibaca dulu, pahami bener-bener, maka bakal keliatan kok pairing aslinya.
Kalau masih ga suka yaudah bisa closed tanpa perlu menghina di kolom review.
Terima kasih dan selamat membaca :)
