. ku memandang langit dan melihat awan yang berjalan sangat lambat.

"Fu…."

Cewek itu menghela napas. Dia merasa bosan dengan segala rutinitasnya. Sekolah, les, bekerja, tidur, sekolah, les, bekerja , tidur. Itulah yang sering dilakukannya. Cewek itu hanyalah seorang gadis berumur 16 tahun yang seharusnya masih asik bermain dengan anak seusianya.

"fu…"

Lagi-lagi cewek itu menghela napas.

"apa anda mendengarkan saya nona namikaze"

Cewek itu menengok kearah seseorang yang sedang berbicara kepadanya.

"tentu iruka sensei"

"coba mainkan apa yang sensei ajarkan tadi"

Cewek namikaze tadi yang bernama lengkap naruto namikaze. Merenggangkan tangannya dan mulai menyentuh tuts tuts dipianonya. Dan nada indahpun terdengar menghanyutkan semua pendengar.

.prok

""

Naruto berdiri dan membungkukkan badan. Dan les piano telah usai. Dengan segera dia mengambil kaca mata dan tas yang bergeletak dimeja. Kakinya melangkah menuju ruang perpustakaan. Disana sudah menunggu kurenai sensei. Guru privat management yang sengaja disediakan oleh orang tuanya yang tidak bisa mengajarkan secara langsung cara mengelola perusahaan akibat kesibukan.

"sumimasen"

Naruto duduk dan membuka buku-bukunya. Dan dimulailah pelajaran management itu. Naruto mendengarkan apa yang dikatakan gurunya. Sesekali mengangguk, bertanya dan menulis. Jam menunjukan jam 16:00 . naruto berdiri dan membungkukan badan.

"arigatou…"

Naruto meninggalkan ruangan itu dan segera menuju kamarnya. Di baringkan tubuhnya diatas kasur, bisakah aku menjalani hidup seperti gadis pada umumnya. Batinnya sambil menatap langit-langit kamarnya yang menampakan langit biru. Ya, langit-langit kamarnya adalah kaca. Sehingga dia bisa melihat langit luas yang berwarna biru. Seperti matanya.

"nona"

Terdengar suara dari luar. . ganggu orang yang sedang istirahat saja.

"ya aku segera kesana"

Naruto berdiri dan merapikan bajunya yang agak kusut. Dia paksakan kakinya untuk melangkah menuju ruang yang tepat berada disebelah kamarnya.

Cklek!

Dubukanya pintu. Disana sudah ada pria berumur 22 tahun berambut putih dengan masker yang menutupi sebagian wajahnya. Naruto tau pria itu tersenyum dibalik maskernya. Pria itu adalah kakashi-jisan. Sekertarisnya. Naruto segera menuju kursi dan duduk dengan nyaman.

"ada apa kakashi?"

"ini nona"

Kakashi menyerahkan map dan dengan segera dibacanya isi map tersebut.

"kenapa tidak chichi"

"namikaze sama sedang mengurus yang lain nona."

Dengan seksama naruto kembali membaca map tadi.

"aku tidak setuju. Bilang kepadanya jika ingin bergabung. Tulis seluk-beluk dia ingin bergabung. Bukan hanya ingin memasang nama kita."

"baik nona"

Naruto terus membaca map yang lain. Jika setuju dibubuhkannya tanda tangan. Jika tidak, diberikannya kepada kakashi dan diberi penjelasan.

Jam 18:00 . naruto bangkit. Tapi kepalanya pusing sehingga pada saat berdiri dia kembali duduk.

"anda tidak ada apa-apa nona?"

"tidak"

Naruto kembali berdiri dan menuju kamarnya. Dibukanya laci dan diambilnya sebuah botol kecil. Dikeluarkannya 3 butir pil dan diminumnya dengan sekali tegak. Pukul 19:00 . naruto keluar untuk makan malam. Tentunya hanya ada dirinya. Sepi tidak ada siapapun. Setelah selesai naruto kembali kekamar dan membuka buku pelajarannya. Sebenarnya bukan buku sekolah biasa. Karena dia tidak pernah belajar disekolah biasa. Naruto selalu dipanggilkan guru privat. Tidak ada cara lain. Kasan dan tosannya terlalu takut terjadi apa-apa jika dia disekolahkan di sekolah biasa, pukul 22:00 hp naruto berbunyi. Menandakan bahwa chichi dan hahanya menelfon.

""

"naru-chan…."

"iya haha…"

"haha punya berita bagus"

"hm"

"kamu akan sekolah di sekolah biasa besok."

"hah?"

"iya sayang. Apa yang dikatakan oleh haha benar"

Terdengar suara berat disana menyakinkan.

"benarkah?"

"tentu. Kakek jiraya pasti tidak akan keberatan."

"arigatou haha chichi"

"ok. Hanya itu yang ingin haha dan chichi beritahukan. Bye. Oyasumi sayang…"

"oyasumi namikaze naruto-chan…"

Naruto tersenyum lebar dan segera masuk kedalam selimut hangatnya. Besok adalah hari keberuntunganku. Batinnya. Jam 06:00 . naruto sudah siap menggunakan seragam sekolahnya. Sekarang bukanlah mimpi belaka bisa bergabung dengan anak-anak seusianya. Biasanya naruto bisa keluar rumah jika ada urusan kantor yang tidak mungkin dilaksanakan dirumah.

"nona sudah siap?"

"tentu"

Naruto masuk kedalam mobilnya. Diluar para pelayan memandangnya khawatir. Ya, karena baru kali ini dia akan mengenal lingkungan luas. Naruto segera menuju sekolahnya. Sekolah elit terbesar disana. Konohagakure elite school. Disana ada sekolah dari playgroup hingga kampus. Dan jika dilihat dia akan masuk kelas 2 SMA sekarang. Naruto keluar dari mobil limonya. Untungnya dia minta berhenti di simpang jalan dan tidak ada yang tau siapa dirinya. Dipakainya kaca mata dan rambutnya dikucir 2. Dikeluarkan pula buku tebal dari dalam tasnya. Dengan begitu, hanya sedikit yang mengenalinya.