Secret of Black Vow
"…Shinichi …. Kau benar – benar mencintaiku kan?" aku menatapnya begitu dalam, dalam sekali sampai ia menghentikan aktivitasnya ….
"…. Tentu, aku terlalu terpikat olehmu, Ran …" ia membalas tatapanku, tertanam sebuah kejujuran yang sangat di tengah sana.
"meski kau kehilangan sayapmu dan menjadi sepertiku?" Ia terdiam sejenak, seolah memastikan sebuah jawaban yang pasti, jawaban yang tak membuatku sakit …..
"Iya," ia mengenggam tanganku, erat dan sangat erat. Seolah ia tak mau diriku pergi. "aku bahkan rela di buang demimu" aku menatapnya kembali, mencari sebuah kebohongan disana, kebohongan yang walaupun hanya setitik. Sayangnya, aku begitu payah, tak setitik pun kebohongan yang aku dapat, hanya saja mata Shinichi berkata—
Jatuh cinta. 2 kata yang sulit dijelaskan. 2 kata yang tak peduli perbedaan.
Secret of Black Vow
Genre: Hurt, Romance
Disclaimer : Detective Conan © Aoyama Gosho
Secret of Black Vow © Toge Hattori
Pairing : ShinRan
Warning : Abal, OOC, Typo, story from Vocaloid
.
.
.
Setahun lalu ….
Di suatu tempat, seorang gadis yang baru saja sampai ditempat yang begitu nyaman untuknya untuk melanjutkan karyanya yang sempat tertunda di sekolah. Dari seragam SMA yang masih melekat, terlihat ia tak sempat atau bahkan tak berniat untuk pulang sejenak untuk sekedar mengganti bajunya. Gadis itu terlihat mengeluarkan beberapa lembar koran bekas serta alat – alat menggambarnya dan juga sebuah kanvas yang baru tergores pensil. Seorang pelukis muda, jika bisa disimpulkan secara singkat.
Gadis itu memulai memasuki dunianya, ia begitu sibuk dan tenggelam didalamnya. Mungkin satu dua orang yang melewatinya, takkan ia rasakan kehadirannya.
Kanvas yang tadi hanya sedikit ternoda dengan goresan – goresan hitam tipis, kini mulai terlihat berwarna. Seperti cinta, yang mengubah dunia hitam putih menjadi berwarna – warni. Seorang pemuda tampan, memakai baju yang tak biasa, serta bagian belakang tubuhnya memiliki sayap yang …. Indah.
"Ah, aku ingin memilikimu …" gunam sang gadis … sepertinya ia menyukai malaikat - malaikat.
Gadis itu kembali melanjutkan aktivitasnya yang sepertinya sebentar lagi akan berakhir itu. Ya, seorang malaikat yang tampan dengan rambut hitam dan sayap putih bersihnya.
Saat itu, angin begitu lembut, menyapa sang gadis dengan lembut dan membiarkan daun beterbangan kearahnya untuk menghilangkan kesendirian sang gadis. Tapi tetap saja, tempat itu memang sunyi seperti awalnya ….
"…ungh …" timbul melody desahan tak jauh dari gadis itu. Desahan kesakitan.
Gadis itu terdiam sebentar dan kemudian ia beranjak menuju suara itu.
"..ukh!" suara itu kembali terdengar, lebih pelan dari yang tadi. Si gadis tetap berjalan mencari sumbernya.
…..
Hingga, si gadis terkejut terhadap apa yang ditemukannya.
Seorang pemuda tampan berambut gitam dan bersayap putih yang terluka. Pemuda yang ada di lukisannya, muncul di dunia nyata …..
'Kami-sama apa yang terjadi?' gadis itu membatin.
Si gadis tetap terdiam dan terdiam, ia begitu terguncang melihat pemuda yang sedang kesakitan di depannya itu …
"… K-kau, to-tolong a-aku …." Pemuda itu berusaha mengeluarkan suara yang keras, walaupun tak berhasil. Kesakitan yang ia rasakan terlalu menghambat tenaganya.
"…..hey, to-tolong a-aku…" pemuda itu memohon kembali, sepertinya suaranya belum bisa menyadari sang gadis di hadapannya.
"…hey!" pemuda itu mencoba memanggil. Kali ini si gadis sepertinya sudah sadar dari lamunannya yang menjerat …
Si gadis mengumpulkan keberaniannya sekarang, ia tak bicara, ia diam dan tetap diam. Setelah persekian detik, ia berjalan menuju si pemuda, mencoba membopong pemuda itu walaupun sebenarnya ia tau bahwa berat pemuda itu jauh diatasnya.
Gadis itu terus berusaha menuju tempat yang akan di tujunya saat ini, tempat melukisnya tadi. Butuh waktu yang lama untuk kembali kesana dengan pemuda yang sekarang ia bopong itu. Ia melepaskan pemuda itu secara perlahan agar tak membuat pemuda itu tambah merasakan sakit. Dimasukan semua peralatan gambarnya tadi termasuk lukisannya yang sebentar lagi selesai itu. Ia terpaku sebentar pada lukisan itu dan …..
"….benar – benar mirip," gunamnya, lalu memasukannya ke dalam tas.
"I-itu se-sperti diriku—" kata pemuda itu selagi matanya mengikuti lukisan itu ditempatkan ke dalam tas pemiliknya
"—aku tak tau kenapa, ini hanya kebetulan" sela gadis itu cepat. Sedangkan pemuda itu, hanya tersenyum, kemudian tertawa ditengah – tengah lukanya.
"Namamu siapa?" pemuda itu bertanya pada si gadis. Gadis yang ditanya itu menoleh sebentar dan ….
"Aku Ran, kau?" si gadis menunggu jawaban pemuda itu.
"Shinichi, yoroshiku" mereka berdua pun tersenyum sebelum akhirnya si gadis membawa pemuda itu bersamanya.
Shinichi's POV
Cukup lama rasanya untukku tersadar dari kegelapan yang telah menghampiriku tadi. Kesadaran yang ku dapatkan ini, membawa ku pada suatu 'rasa', sakit. Aku, tergeletak dipinggir danau yang jernih dengan angin yang tenang. Daun yang berterbangan ini seolah memberitahuku bahwa ada yang akan menolong. Entah siapa …
Kembali lagi, aku merasakan nyeri yang begitu hebat disekitar sayapku. Nyeri sekali sampai tak bisa membuatku terbangun dari posisiku sekarang. Lenguhan dan lenguhan pun terbawa keluar dari mulutku ini, mencoba untuk menahan sakit.
Hingga, aku mendengar jelas langkah sessorang datang, seperti menghampiriku. Semakin dekat dan dekat, hingga akhirnya berhenti, suara langkah itu pun tak ada lagi. Sepertinya daun tadi benar, orang ini akan menolongku. Arigatou Kami-sama, diriku membatin. Kini, aku hanya menunggu untuk ditolong.
…..
…
Yang benar saja, pertolongan itu tak kunjung datang.
Aku menengok ke arah kananku hanya untuk memastikan, 'apakah benar – benar ada orang?' mataku mendapati seorang gadis berambut hitam panjang sedang terdiam memperhatikanku, atau tepatnya melamun. Ia berdiri bagaikan patung kaku. Seperti baru saja dikutuk.
"… K-kau, to-tolong a-aku …." aku mencoba memanggilnya untuk sebuah pertolongan, tetapi ia tetap terdiam.
"…..hey, to-tolong a-aku…" aku kembali mencoba, kali ini dengan suara yang lebih keras. Cih! Tenagaku sekarang tak cukup untuk membuat suara yang keras
"…hey!" kali ini aku memanggilnya dengan biasa, dan sepertinya gadis itu kembali tersadar.
Setelah itu, tetap dengan diamnya ia mengambil lenganku dan memindahkannya ke leher jenjangnya, lalu ia mencoba untuk membopongku dengan susah payah. Wajahnya menggambarkan semuanya, bahwa ia berkata aku berat.
Aku tak tahu aku akan dibawa kemana olehnya, tapi aku menikmati waktuku sekarang, Aroma dari gadis itu terus menerus menelusuri hidungku yang membuatku semakin nyaman, kecantikan wajahnya menyandera mataku, sungguh, aku benar – benar tepikat dengan gadis ini.
Aku berhenti di suatu tempat yang tidak terlalu jauh dari tempatku tadi, hanya saja, terdapat sebuah kanvas, dan beberapa peralatan gambar lainnya. Aku sedikit terkaget dengan apa yang dilukisnya, seorang pemuda berkulit putih, berambut spike di depan dan tertata rapi dibelakang,, dengan sayap putih bersih dipunggungnya.
"I-itu seperti diriku…" gunamku secara spontan
Matanya membulat, seolah berkata 'aku tak tahu ini akan sama', aku hanya tertawa melihatnya.
"Namamu siapa?" tanyaku spontan
"Ran …"
'Nama yang bagus untuk gadis secantiknya' aku membatin.
End Flashback ….
Shinichi POV
Sejak kejadian itu, aku tetap masih 'terdampar' disini, disisi gadis yang ku sebut Ran. Aku begitu ingat saat setahun lalu ia mendatangiku dengan takut – takut, dan langsung membopongku tanpa bertanya dulu, dia begitu baik. Pemikiran itu tetap sama sejak dulu, termasuk pemikiran tentang cantiknya Ran, dan terpikatnya diriku pada gadis itu. Semua tak berubah.
Kami sering menghabiskan waktu berdua, berjalan – jalan sehabis pulang sekolah dan sejenisnya. Aku semakin sadar, aku semakin jatuh hati padanya. Hingga, aku memutuskan untuk menyatakan perasaanku padanya.
…..
..
"Tadaima!" Suara itu akhirnya datang setelah menghilang di pagi hari tadi, dengan suara yang ceria seperti biasa. Siapa lagi kalau bukan Ran?
Aku hanya tersenyum untuk membalas sapaan Ran, yang disenyumi hanya terdiam bingung.
"Kenapa?" tanyanya. Ia semakin menelengkan kepalanya
"Tidak kok," aku mengadahkan kepala sekilas aku sedikit senang dengan tatapan ingin tahunya itu.
"Ran," Ran semakin menatapku dengan rasa ingin tahunya.
"Aku mencintaimu," ku akhiri kalimat ini dengan senyumanku yang paling tulus yang pernah aku punya. Akhirnya …
"Gomen!" Aku sedikit terkejut ketika mendapati reaksi Ran yang mendorongku, seperti kata penolakan. 'Bukankah dia juga mencintaiku?' sebuah pertanyaan yang terpendam saja, aku tak mau bertanya atas reaksinya, mengapa? Aku juga melihat keterkejutan di mata Ran
"….. Dunia kita berbeda Shinichi, aku tak bisa," ucapnya pelan, hampir tak terdengar karena isakannya.
"lagi pula …. Aku telah dijodohkan …." Hatiku terguncang, aku tak begitu masalah jika ia menolakku karena perbedaan dunia, aku rela keluar dari dunia itu dan menjadi sama sepertinya.
"Lalu, apa yang bisa menghentikan perjodohanmu?" aku kembali bertanya, berharap ada cara untuk menghentikan semua.
"… kau menjadi manusia" jawabnya singkat. Terlihat ia sedikit menunduk, aku tahu ia sedang menyembunyikan air matanya yang sedang mencoba untuk keluar.
Jika hanya itu syarat untukku agar bisa menjadi milikku, akan ku lalukan dengan sepenuh hati, Ran ….
To Be Continued~!
Author's space :
Holaaaaaa! Udah lama gak post fanfic multichap lagi setelah fanfic Akhir dari Malam itu yang hiatus tus tus!
Aku masih cari ending yang baru untuk ff itu w saking lamanya gak lanjut, aku lupa sama endingnya *flokkk
Kalian tahu gak, aku sampai trauma nulis ff multichap gegara itu .. takut bikin kecewa readers~ Tapi, setelah disemangatin sama Kisuki-chan unyukunyuk ... Aku coba nulis ini lagi dan semoga sampai ending! Doa kan ya minna!
Ohya, mungkin kalian lupa sama aku~
Aku Toge-chan! Udah gitu aja ... untuk socmed bisa liat diprofil yak~ siapa tau ada yang mau maksamaksa aku biar cepet update .. lumayan buat nambah semangat~ /plok /ditimpuk gadget
Nah, menurut kalian gimana chap 1 ini?
Pendek kah?
Gaje kah?
Atau gimana?
Pujian, saran, kritik, sampai flame aku terima kok w yoroshiku minna!
Bocoran buat chap 2 :
"Shin … Shinichi … Jangan pergi …" nama pemuda itu terlontar terus menerus bersama deruan nafasnya …
"Shinichi … Aku mencintaimu" gadis itu menatap ke arah kepergian Shinichi—pemuda itu .. jelas saja, sosok pemuda bernama Shinichi itu sudah tak tertangkap oleh mata gadis itu
/
Lebih dari 10 tahun kami menjalin sebuah hubungan yang dulunya hanya serajut cinta monyet, dan kini akan berakhir di jenjang pernikahan kurang dari 30 hari nanti …. Dengan mudahnya perasaanku berpaling pada 'dia' yang ku temui setahun lalu. Apa ini memang sudah dikodratkan?
Mind to review?
Udah ... pencet aja tombol reviewnyaaaa~
Rise
and
Shine~
Toge Hattori
