"Sweet Christmas: Hug Me Tight"

.

.

.

Special present for –InfinitelyLove and orangestae

.

.

A Taekook Fiction

Shounen-Ai / Romance / T / Drabble

Written by 9094

.

.

.

"Forever Christmas?

Forever by my side?"

.

.

.

Contains of some drabbles, genre gak berat-berat amat /maunya fluffy Mostly Dom!Tae. Some Drabbles, gak usah dipikirin, whether its Dom!Tae or Dom!Gguk, believe me gak akan nemu, mereka sama-sama keras, nikmatin ajah~

.

.


[I]

Penguhujung bulan Oktober bukan waktu yang tepat untuk sekedar menikmati udara bebas di titik pusat kota Seoul. Meskipun, indahnya pernak-pernik unik yang mulai terpasang di beberapa sisi jalan raya –dan jangan lupakan, jajanan murah khas street food berderet di sepanjang jalan distrik Myeongdong.

Jungkook Jeon, anggota termuda dari boygroup BTS, yang sedang naik daun tersebut, tetap bersikukuh untuk tidak bergerak dari gelungan selimut yang kini membungkus tubuhnya. Suhu di luar sana mencapai 9 derajat Celcius. Dan menurut pemuda dengan bobot tubuh paling bongsor di grupnya, lebih baik mati saja orang yang memaksa untuk beraktifitas di luar sana.

Keterlaluan dinginnya.

Terkutuklah musim gugur yang sebentar lagi akan mencapai akhir masanya. Ingatkan dirinya untuk tidak menambah makian serta cacian manis untuk iklim negaranya sendiri yang memiliki 4 musim. Sekali lagi, 4 musim. Mati saja kau musim gugur, jangan tanyakan padaku siapa yang berpikiran seperti itu. Siapa lagi kalau bukan Jeon Jungkook.

Dan

.

.

lebih keterlaluan lagi, teriakan Hoseok di luar kamarnya. Memaksa bahkan mengumpati dirinya yang sedari 2 jam yang lalu, mengurung diri di kamarnya tanpa berniat untuk melangkahkan kaki keluar dari markas tercintanya. "Jeon, 1 jam lagi kita ada schedule di daerah Gangnam." Jungkook yakin, hyung dengan senyum bak matahari-nya tersebut, berdiri tepat di belakang pintu kamarnya.

Ia menggerutu sejenak tanpa berniat menyahuti ucapan Hoseok. Biarkan saja kakaknya tersebut berteriak semaunya di depan pintu kamarnya. Ia tak peduli, dan tak ingin peduli. Tubuhnya lebih membutuhkan kehangatan dari balutan selimutnya, dibandingkan teriakan Hoseok di luar sana.

Kalau perlu ia akan menyetel music sekencang-kencangnya menggunakan Bluetooth speaker favoritnya, yang sempat dibawa bersamanya saat berlibur di Hawaii beberapa waktu lalu. Berniat memutar semua playlist bergenre EDM miliknya, sehingga mampu menenggelamkan teriakan-teriakan manusiawi milik kakaknya di luar sana.

Baru saja dirinya mengulurkan sebelah tangannya –berniat mengambil ponsel di atas nakas samping kasur tidurnya. Debuman cukup keras diringi suara khas pintu terkunci, yang Jungkook yakini berasal dari kamarnya, masuk melalui gendang telinganya. Tak sampai disitu, ia dikagetkan dengan tarikan kasar pada selimutnya. Menghasilkan rengekan tak suka dari bibir ranum miliknya.

Hendak melemparkan makian pada siapa saja pelaku yang membuat keributan kecil pada kamarnya, namun urung niatnya begitu menangkap satu entitas dengan surai ash grey terikat kuda di kepalanya. Menatapnya dengan sorot tajam, yang Jungkook yakini kakaknya yang satu ini marah padanya. Perlu kugaris bawahi, marah besar terhadap maknae kesayangannya.

Ia menelan ludahnya kasar. Ingin memberontak namun sudah terintimadasi duluan dengan tatapan tajam milik kakak termudanya. Manik bulat Jungkook berpendar ketakutan saat membalas tatapan tajam pemuda yang masih berdiri di samping kasurnya. Jungkook tak kuat, sungguh!

Ia yang memutuskan kontak duluan. Mencari pegangan dimana saja asalkan tidak ketauan kakaknya bahwa ia ketakutan.

Namun bukan Jungkook namanya jika harus tunduk sekali saja pada kakaknya. Menghembuskan nafas pelan, kemudian tatapan tak kalah sengitnya ia berikan pada pemuda dihadapannya, "Tae-hyung, kenapa tidak mengetuk pintu kamarku terlebih dahulu? Sangat tidak sopan Hyung….. kemudian," Ia menunjuk pintu yang ada di depannya, "Kenapa kau membanting pintuku keras sekali hyung? Kau ingin dimarahi manager hyung jika pintuku rusak hyung? Tidak kan?... lagipula, untuk apa kau datang ke kamarku hingga harus mengunci pintu seperti itu?"

Taehyung menatap sebentar kearahnya, kemudian mengambil posisi tepat disamping pemuda bermarga Jeon tersebut. Bergumam sebentar kemudian mengusap pelan rambut sewarna jelaga milik Jungkook. Membuatnya tunduk begitu patuh dibawah usapan penuh afeksi milik Taehyung.

Jika sudah begini, Jungkook semakin tak ingin beranjak dari kasur miliknya.

Berada di bawah selimut, mencari kehangatan memang suatu pilihan bagi Jungkook. Tapi. Beda kasus, jika ia diperhadapkan dengan kakak kesayangannya yang terus memberikan sentuhan menenangkan seperti ini.

"Tidurlah, aku akan tetap seperti ini hingga 30 menit kedepan." Selimut dinaikkan hingga sebatas dada pemuda asal Daegu tersebut. Jungkook sendiri tidur beralaskan lengan milik kakaknya tersebut. Usapan lembut tak pernah berhenti. Lengan yang melingkar dipinggangnya semakin erat. Dan sebelum Jungkook tenggelam semakin jauh pada alam bawah sadarnya, ia mendengar kalimat Taehyung samar-samar, "Janji padaku, untuk mendengarkan ucapan hyung lainnya setelah ini. Nanti.. aku akan memelukmu di sepanjang perjalanan, supaya kau tak perlu takut untuk kedinginan lagi."

Dan tak ada lagi yang membuka suara, semakin mengantar Jungkook pada mimpi indahnya.

Taehyung dengan usapan dari jari-jari paling lentik diantara semua anggota, pada kepalanya sendiri, serta pelukan erat disekitar pinggang sempitnya, bukan menjadi pilihan baginya. Namun, sebuah keharusan teruntuk Jeon Jungkook sendiri.

Menyenangkan bukan?

.

Penghujung bulan oktober, jangan pernah bersahabat dengan suhu di kota Seoul. Tapi, jika diberi pelukan hangat dari sang kekasih?

Jeon Jungkook akan memberikan seratus ciuman untuk musim gugur sendiri.

.

.

.

.

.

Makasih~

Gak sempurna, jadinya gagal.

.

.

Typo?

Maaf~

Review Ju(ng~)Se(ng~)Yo(ng~)