Author : Lovie Kyumin
Gendre : Drama, Angst, Hurt/ compfort.
Rating : untuk saat ini T
Warning : tidak sesuai EYD, Yaoi, bagi yang gak suka Boy Love bisa klik tanda close. NO BASH NO FLEME.
Summary : Aku ingin kembali ke masa dimana selalu ada permen dan balon di samping ku. Dimana aku belum mengenak cinta serta kepedihannya. Setiap aku paksakan bibir ini tersenyum , hatiku semakin perih dan sakit.
.
.
.
.
.
DON'T LIKE DON'T READ
Happy Reading^^
.
.
.
**This Love Kill Me**
.
.
.
"Dasar anak miskin enyalah kau dari sini kami tidak ingin bermain denga anak miskin sepertimu." Ucapan pedas itu diutarakkan kepada seorang namja kecil yang sedang berdiri takut di depan lima namja yang seumuran dengan dirinnya. Namja kecil itu terjatuh tersungkur saat seorang anak laki-laki yang agak tinggi darinya mendorongnnya. Namja kecil itu meringis sakit merasakkan perih di sikunnya akibat bergesekkan dengan batu kerikil di dekta sungai.
"Wae? Kenapa kalian tidak mau bermain dengan ku? Hiks..." namja yang mendorongnya tadi mendekat dan menarik kuat rambut anak kecil tadi. Namja kecil itu meringis kesakitan.
"Bukankah sudah kami katakkan kami paling anti dengan anak miskin seperti mu. Menjijikkan !" setelahnnya mereka pergi meninggalkan anak kecil tadi dengan tangisaannya yang memilukkan.
"Hiksss,,, apa masalahnya kalau aku anak miskin? Aku ingin bermain juga bersama dengan kalian hiks..." Namja kecil itu menundukkan wajahnya antara kedua tangannya. Rasa sakit di sikunnya tak sebanding sakit di hatinnya.
"Gweanchana?" Namja kecil yang menangis tadi merasakan tepukkan halus di pundaknya. Ia mendongak dan menatap seorang anak tersenyum kepadannya. Anak itu menyamakan posisinnya.
"Ah kau berdarah. Apa yang terjadi?" yang ditanya hanya diam dan tidak mengalihkan tatapannya kepada anak yang baru ditemuinnya.
"Kalau begitu ayo kita obati luka mu kalau tidak di obati maka akan terjadi infeksi." Namja yang agak muda darinya itu menarik tangan namja kecil tadi.
"Kenapa?" Pertanyaan ambigu itu keluar dari bibir mungil namja kecil yang menangis tadi. Namja yang menarik tangannya tampak menoleh kebelakang tanpa mau menjawab karena ia tak mengerti maksud namja kecil itu. Namja kecil itu menatap namja tadi dengan tatapan mengintimidasi.
"Kenapa kau tak lari bukankah anak kaya seperti mu tidak ingin bermain dengan ku?" yang ditannya hanya tersenyum dan tetap menarik tangan namja kecil tadi. Namja kecil itu tampak menurut saja.
"Tidak. Aku tidak seperti itu, aku lihat kau anak yang manis dan sepertinnya aku ingin bermain dengan mu." Namja kecil itu melototkan matannya tak percaya dan selanjutnnya terlihat senyum bahagia yang terlukis di bibir pinkish itu.
.
.
.
.
"Apa sakit?" namja kecil itu mengangguk perlahan.
"Ah ya, nama mu siapa?"
"Nama ku Lee Sungmin dan kau?"
"Nama ku Cho Kyuhyun. Dan kau belum menjawab pertannyaan ku tadi."
"Soal apa?" tanya Sungmin tak mengerti.
"Soal kau menangis di dekat sungai tadi." Jawab Kyuhyun seraya mengobati luka Sungmin dengan penuh hati-hati. sungmin tampak berfikir dan wajahnnya berubah menjadi sendu kembali.
"Mereka tak mau bermain denganku. Alasannya mereka tak mau bermain dengan orang miskin." Pelupuk mata Sungmin sudah bermbun. Kyuhyun menghentikkan mengobati luka Sungmin. memasukkan obat-obatannya kedalam sebuah tas.
"Mereka sungguh jahat. Bukankah pertemanan itu tak memandang status sosial." Sungmin mengangguk membenarkan. "Jadi, kau tak punya teman?" tanya Kyuhyun.
"Ada tapi temanku itu sudah pindah. Dan sekarang aku tak punya teman lagi." Sungmin mendudukkan wajahnnya sedih.
"Yak ! kenapa kau sedih tenang saja aku akan menjadi teman mu. Aku akan melindungi mu dari orang-orang jahat."Ujarnnya meyakinkan. Sungmin tersenyum dan menegakkan kembali tubuhnya.
"Jeongmal? Kau mau menjadi teman ku?" Kyuhyun mengangguk. Ia mengarahkan kelingkinngya di depanSungmin.
"Yeah kita teman." Mereka menautkan kedua jari kelingking mereka Dan setelahnya mereka tertawa bahagia.
.
.
.
.
"Eomma kenapa eomma meninggalkan Minnie hiks... Minnie tidak mempunyai siapa-siapa lagi di dunia ini hanya eomma yang Minnie punya tapi kenapa eomma meninggalkan Minnie terlebih dahulu Hikss..tak bisakah eomma menunggu Minnie besar dan membahagiakkan eomma Hiks.." Sungmin menangis terisak di depan sebuah foto yang menampak kan seorang yeoja paruh baya yang tersenyum ke arahnya.
Hari ini mungkin hari paling menyedihkan buat Sungmin. karena sang eomma sosok yang melahirkan dan membesarkan dirinnya telah berpulang akibat penyakit jantung yang diidapnya. Prosesi pemakaman sudah selesai dua jam yang lalu. Namun, namja kecil itu tak sedikitpun meninggalkan makam sang eomma ia masih terisak di sana.
"Sungminnie, sudah lah sebaiknnya kau pulang." Ajak Kyuhyun, ia dengan senatiasa menemani sahabatnya itu. Mendengar kabar eomma Sungmin meninggal Kyuhyun langsung saja menemui Sungmin dan meninggalkan tugas-tugasnnya di sekolah.
Sungmin menggeleng ia tak ingin pulang ia masih merindukkan eommanya."Aniyo Kyunnie. Minnie tidak mau pulang Minnie ingin tetap di sini."Kekuh Sungmin. Kyuhyun memeluk Sungmin dan mengusap perlahan punggung nya.
"Aku juga sedih Minnie melihat kau sedih. Kalau kau tetap disini kau akan sakit." Sungmin menggeleng.
"Tidak ! aku tidak punya siapa-siapa lagi Kyunnie kalau eomma tak ada bagaimana dengan ku..hikss..."
"Kau lupa? Bukankah masih ada aku. Aku pernah bilang bukan, aku akan menjagamu kita ini teman bukan begitu?" Sungmin menghapus air matanya sedikit lega mendengar ucapan Kyuhyun.
"Apa tidak apa-apa?"
"Tenang saja. Kau akan tinggal dirumah ku. Otteyo?" dan Sungmin hanya mengangguk mengiyakkan. Ternyata masih ada orang yang baik di dunia ini bahkan orang ini mau berteman dengannya dan membantunnya. Kyuhyun memang seorang teman yang pengertian. Selalu ada saat ia sedih atau pun saat ia kehilangan seseorang yang sagat ia sayang. Ia sangat beruntung memiliki teman seperti Kyuhyun.
"Gomawo Kyunnie.."
.
.
.
.
"Annyeong tuan muda."Sapa seluruh maid, mereka membungkuk hormat saat Kyuhyun berjalan melewati mereka. Di belakang Kyuhyun, Sungmin masih mematung di depan halaman rumah Kyuhyun ia tampak terperangah melihat kemegahan rumah Kyuhyun. Rumah ini lebih besar dari rumah anak-anak yang tak mau berteman dengannya. Kyuhyun yang sudah memasuki rumah merasa ada yang janggal, ia menoleh kebelakang dan mendapati Sungmin yang masih berdiri dengan mulut terbuka. Kyuhyun tertawa pelan dan kembali menghampiri Sungmin.
"Kenapa masih di sini?" tanya Kyuhyun. Sungmin tampak tersenyum kikuk ia merutuki dirinnya yang terlalu berlebihan. Tapi, wajarkan anak sepertinya kalau melihat sesuatu yang menakjubkan pasti melongo tak percaya.
Dengan lembut Kyuhyun menarik tangan Sungmin untuk memasuki kediamannya. Setelah pulang dari pemakaman eomma nya Sungmin. Mereka terlebih dahulu kemabali kerumah Sungmin mengambil pakaian Sungmin dan rencanannya rumah Sungmin akan di sewakkan karena Sungmin tidak mau kalau rumah peninggalan satu-satunya milik eommanya di jual.
Sungmin kembali di buat terperangah dengan arsitektur di dalam rumah Kyuhyun. Sungguh, ini seperti memasuki sebuah istana dalam cerita dongeng yang sering di bacanya sungguh megah dan indah.
"Kyuhyun." Sungmin dan Kyuhyun berhenti melangkah saat suara lembut menginstrupsi kegiatan mari melihat rumah Kyuhyun, mereka secara bersamaan menoleh ke arah sumber suara.
"Eomma." Seorang yeoja paruh baya turun dari tangga dengan anggun senyum hangat tampak terlukis di wajah cantiknnya. Walaupun sudah memasukki kepala empat namun wajahnnya masih sangat cantik dan kencang.
"Dari mana saja sayang." Heechul_nama eomma Kyuhyun mengelus kepala nya dengan sayang. "Eomma dapat telfon dari sekolah mu kalau kau izin pulang." Hecchul tampak melirik Sugmin sekilas yang di tatap menundudukkan kepalannya malu. Dalam hati Heechul sangat senang melihat Sungmin. wajah anak ini sungguh manis dan menggemaskkan batin Heechul.
"Mianhae eomma. Kyunnie tadi habis kerumah Sungmin karena tadi eomma Sungmin meninggal." Jelas Kyuhyun. Heechul membekap mulutnnya ia sekali lagi melirik Sungmin yang tampak bergetar. Heechul menghampiri Sungmin dan mensejajarkan tinggi badannya dengan anak kecil itu. Kemudian Heechul membawa Sungmin kedalam pelukannya. Sungmin tersentak, tangisan yang ia tahan kini kembali pecah. Pelukkan ini sama seperti pelukkan sang eomma. Heechul mengelus punggung Sungmin berusaha menenangkan.
"Ahjumma turut berduka cita. Kau yang sabar ne." Ucap Heechul peuh dengan kelembutan. Sungmin mengangguk dan membalas pelukkan Heechul.
"Terimakasih Ahjumma."Balas Sungmin. Heechul melepaskan pelukkannya dan mengusap lelehan bening di pipi Sungmin.
"Eomma." Panggil Kyuhyun.
"Eum?"
"Boleh kah Sungmin tinggal disini. Dia tidak punya siapa-siapa lagi." Kyuhyun harap-harap cemas ia berharap Heechul mengizinkannya. Heechul tampak berfikir dan detik kemudian ia tersenyum lalu mengangguk. Kyuhyun tersenyum bahagia ia melihat Sunmin yang juga melihatnnya. "Eomma terimakasih aku menyayangi eomma..."Kyuhyun menghambur di pelukkan Heechul dan mengecup pipi Heechul tanda terimakasih.
"Cheonma sayang. Sungmin kemarilah." Ajak Heechul, dengan perlahan Sungmin berjalan menuju anak dan ibu itu. Setelah sampai Heechul langsung memeluk tubuh mungil itu kedalam pelukannya.
"Mulai sekarang kau menjadi bagian di keluarga Cho." Entah mengapa Heechul langsung saja menerima Sungmin padahal ia baru pertama kali melihat Sungmin. saat melihat Sungmin entah mengapa ia ada rasa untuk juga menyayangi anak itu. Semoga dengan adannya Sungmin, Kyuhyun_anaknnya bisa tersenyum terus.
"Minnie hyung~"
"Minimie hyung~"
"Minmin hyung~"
"Sungminnie hyung~"
Seorang namja manis nampak terusik dalam tidurnnya saat mendengar namannya di panggil berulang kali. Sungguh sangat menganggu, gerutu nya. Perlahan-lahan ia membuka matannya agak menyipit kala sinar mentari pagi menerobos kedalam retinannya.
"Selamat pagi hyung. Chu~" Sungmin tampak membelalak kaget saat seorang namja tinggi yang agak berat darinny itu tengah tersenyum manis kearahnnya dan menduduki perutnnya jangan lupakan yang tadi mencium bibirnya. Oh god pagi-pagi sudah membuat orang jantungan.
"Kyunnie menyingkir lah kau berat tau !" Yang kena tegur hanya tersenyum dan kembali mencium kecil bibir miliknnya.
"Aku hanya membangunkan hyung ku." Ucapnnya seraya menyingkir dari tubuh namja manis itu.
"Kebiasaan kau ini. Berhentilah mencium ku saat kau ingin membangunkan ku." Ujar Sungmin seraya bangikit dari tidurnnya.
"Ah wae? Itu tidak bisa di hentikkan hyung karena itu sudah menjadi kebiasaan ku sejak kecil." Serunnya dan dengan genitnya mengedipkan sebelah matannya. Sungmin nampak memutar kedua bola matannya jengah.
"Aishhh~ sudahlah aku mau mandi" Sungmin mengambil handuk dan hendak memasuki kamar mandi kalau saja tak ada lengan yang melingkar erat di pingangnnya.
"Hyung nanti saja mandinnya kan aku belum puas memeluk Minnie hyung."Rengek Kyuhyun. Aigoo namja ini mau membuat aegyo eoh? Sungmin menghela nafas.
"Kyunnie kita bukan anak-anak lagi. Kita sudah besar. Arra?" Kyuhyun menggeleng.
"Aku tahu. Tapi, aku tak ingin kebiasan ini berakhir aku ingin kebiasaan ini terus berlanjut sampai aku tua nanti." Sungmin menjitak kepala Kyuhyun dan berhasil membuat Kyuhyun meringis sakit.
"Pabbo ! mana mungkin kebiasaan ini akan berlanjut sampai kau tua nanti. Apa kau tak ingin punya istri dan anak? Apa kau mau menempel dengan ku terus eoh?" Kyuhyun mengelus kepalannya yang di pukul Sungmin tadi.
"Ishh hyung sakit ! aku ingin punya istri dan anak. Tapi, itu masalah nanti yang terpenting aku ingin bersama hyung ku dulu." Jawabnnya tanpa dosa. Sungmin mendengus ia melangkah kepintu kamar mandi.
"Terserah kau sajalah."
Blamm
Pintu tertutup dengan keras. Kyuhyun tampak terkiki senang. Ia sangat menyukai ekspresi Sungmin saat marah.
"Hyung buatlah pose se sexy mungkin di dalam sana ne. Kamera ku akan merekam mu." Teriak Kyuhyun.
"Brengek kau Choooooo !"
"Hahahahahahahahahah..." sebelum kelinci gendut itu mengamuk Kyuhyun segera beranjak dan keluar dari kamar Sungmin.
.
.
.
.
.
Sudah 12 tahun Sungmin tinggal dirumah Kyuhyun ia begitu senang. Sungmin merasa seperti mempunyai keluarga sendiri, punya Appa dan Eomma juga punya seorang adik yaitu Kyuhyun yang begitu menyayanginnya. Walaupun ia bukan meganggap Kyuhyun seorang adik melainkan seorang yang ia sukai. Awalnya Sugmin menganggap Kyuhyun menjadi sahabat namun, perhatian yang Kyuhyun berikkan kepadannya menumbuhkkan perasaan untuk memiliki. Nyatannya itu takkan terwujud Kyuhyun menganggap Sungmin sebagai hyung nnya tak lebih. Jujur saja saat Kyuhyun mengatakkan ia ingin punya istri dan anak itu membuktikkan kalau Kyuhyun akan menikah dengan seorang wanita bukan dengan seorang pria yang membuat hati Sungmin seperti tertikam sebilah pedang yang sangat tajam.
Untuk kali ini bisakah ia berharap Kyuhyun dapat membalas perasaannya. Yeah ia hanya bisa berharap dan berharap semoga takdir mempertemukkan mereka.
.
.
.
Tbc
.
Alloha~~
Hy chinguduel perkenalkann aku author baru di ffn. Bagaimana dengan ceritannya ini baru prolognya aja kalau responnya bagus pada dilanjutin hanya coba-coba aja kali aja cerita yang berasal dari otak ku ini bisa di terima walaupun banyak kekurangan di sana sini..
Ini aja deh cuap-cuapnnya kalau kepanjangan nanti chinguduel pada merem #duakk khahahaha...
Yaudah pio mau minta reviewnnya aja deh..
Akhir kata GAMSAHAMNIDAA.. ^.^
Mind to Review?
.
.
.
.
