Love In Heart
^OoO^
Rate : T
Pair : Sakuhina
Genre : Romance/Hurt dll *saya tidak tahu xDD*
Warning : YURI, OC, OCC, gaje, typos dll *pokoknya masih kurang*
DON'T LIKE DON'T READ! TIDAK SUKA MENDING TIDAK USAH DIBACA DAN DIBACK AJA!
Disclaimer: tentu saja Masashi Kishimoto my sensei hehe~ *gaplok*
Chapter 1
Sebelumnya akan saya perkenalkan dahulu para tokoh dicerita ini:
Haruno Sakura: seorang remaja 17 tahun dengan ciri-ciri berambut pink *yang sangat jarang ditemukan gadis remaja mempunyai warna pink* dan itu rambut asli. Bermata hijau emerald dan mempunyai postur tubuh yang ideal bagi gadis yang seumuran dengannya. Dia bersekolah di Konoha High School kelas 2. Pelajaran yang dikuasai adalah pelajaran di bidang olahraga dan sangat jago di olahraga basket. Disekolahnya dia kapten dari tim basket putri. Dia punya teman masa kecil dan dia meyukai temannya itu. Rasa sukanya melebihi sebagai teman dan bisa dibilang dia mencintainya. Tapi disimpannya perasaan cinta itu rapat-rapat karena tidak mau dibenci oleh Hinata.
Hyuuga Hinata
Seorang gadis remaja berumur 17 tahun. Ciri-ciri mempunyai sepasang mata lavender, berambut panjang sebahu berwarna indigo serta berponi. Kulitnya halus, langsat. Murid dari sekolah Konoha High School kelas 2. Prestasinya di sekolah biasa saja dan payah dalam bidang olahraga tapi sangat jago dalam hal memasak. Hinata adalah teman masa kecil Sakura. Diam-diam menyukai Sakura melebihi sekedar teman namun dia takut kalau Sakura menganggap di aneh karena menyukai sesama jenis dan tidak mau merusak persahabatan yang telah mereka jalin.
Tokoh yang lain menyusul hehehe xDD *digampar massal*
Teng Teng Teng… bel berbunyi menandakan pukul 7 pagi tentun saja semua muri Konoha High School segera masuk untuk memulai pelajaran. Di luar gerbang banyak murid-murid berlomba lari agar bisa memasuki gerbang tepat waktu.
'Sial! Gara-gara nonton MU vs AC Milan aku jadi terlambat!' umpat Sakura dalam hati.
Di kelas 2-1 B..
'Aduh Sakura chan mana sih! Apa dia terlambat ya? Semoga Asuma sensei terlambat' batin Hinata.
BRAK! Bunyi pintu kelas dibuka dengan kasar. Semua murid menoleh kepada pelaku pembantingan pintu itu. Dan benar dugaan mereka..
"Ohayou semua!" sapa Sakura.
'Syukurlah Sakura chan tepat waktu' batin Hinata.
"Ohayou juga jidat lebar.." jawab Ino dengan nada mengejek yang tentunya hanya sebuah candaan.
" Hoo Ino pig, kau seperti biasa, semangat sekali" sahut Sakura. Mereka pun bertos ria. Mereka memang kompak sementara yang lain bersweatdrop ria melihat adegan itu.
"Ohayou Sakura" jawab Kiba dan Naruto yang tentu saja semangatnya melebihi Ino.
"Hai Kib, Nar" seru Sakura sambil melambaikan tangan ke arah mereka berdua.
"Sakura chan Ohayou..! jangan lupa kobarkan semangat masa muda kita" seru Lee dengan mata dan tubuh seolah-olah mengeluarkan api.
"Hn" sahut Sasuke.
"Iya Lee! Dan Sasuke kun, kamu itu,, HEMAT KATA!" kata Sakura. 'Uchiha memang begitu' batin Sakura.
Setelah selesai bersapa ria Sakura melangkah ke tempat duduk yang berada di pojok belakang dan tentu saja di situ ada..
"Pagi hina chan" sapa Sakura dengan senyuman yang membuat laki-laki seluruh Konoha bertekuk lutut kecuali Uchiha Sasuke.
"Pa.. pagi.. Saku chan" jawab Hinata dengan nada terbata-bata ditambah semburat merah di pipinya.
"Wah kau cantik sekali hari ini hina chan hihi" puji Sakura. Memang dibandingkan dengan dirinya , Hinata lebih cantik apalagi Hinata itu tingkah lakunya anggun bak putri. Sedangkan Sakura, dia gadis tomboy dan pandai olahraga terutama dibidang basket. Sakura adalah kapten dari tim basket putri.
"Te.. teri.. makasih Saku chan. Saku chan juga cantik kalau tersenyum" jawab Hinata dan semburat merah itu lagi-lagi muncul.
Sebenarnya mau mengobrol lebih banyak lagi tetapi Asuma sensei sudah masuk dan itu tandanya mereka harus memulai pelajaran.
"Pagi anak-anak" sapa Asuma sensei.
"Pagi sensei" jawab murid di kelas itu dengan kompak.
"Maaf, tadi sensei sedikit terlambat. Ayo kita mulai pelajarannya" kata Asuma sensei. Asuma sensei adalah guru pengajar matematika. Dia guru yang tegas dan galak. Dia tidak segan-segan menghukum muridnya bila tidak mengerjakan PR. Tentu saja dia dapat julukan guru 'Killer' dari muridnya.
Teng Teng Teng bel istirahat dimulai.
"Nah anak-anak jangan lupa kerjakan tugas matematika pada halaman 90-93. Selamat beristirahat anak-anak " kata Asuma sensei.
"Baik sensei" jawab murid-murid di kelas 2-1 B itu kompak.
Sementara di bangku belakang pojok..
HOAMM! Sepertinya Sakura mengantuk tetapi tidak mungkin tidur karena sejak tadi ada Asuma sensei. Kalau mau tidur sekarang dia tidak akan bisa tidur dengan nyenyak.
"Saku chan.. ano.. ka.. kamu kenapa" tanya Hinata.
"Hina chan aku ngantuk karena tadi aku begadang nonton bola sama ayahku. Aku lagi sial banget, jagoanku kalah huh!" jawab Sakura dengan kesal.
"Oh.. ano... lebih baik kita istirahat. Hi.. tung hitung supaya kamu ti.. tidak mengantuk, Saku chan" kata Hinata dengan senyuman yang manis bak senyuman malaikat.
"Boleh juga idemu, Hina chan" ujar Sakura.
"Um ano.. ak.. ku.. bawa be.. kal dua. Satu untukku dan.. satu un.. tuk Sakura chan" kata Hinata. Lagi-lagi semburat merah menemaninya.
"Hehe Hina chan baik sekali. Lagi-lagi bawa bekal. OK ayo istirahat!" ajak Saku
Di bawah pohon bagian belakang sekolah terdapat 2 manusia sedang menikmati oksigen. Mereka juga sedang menikmati istirahat dengan bekal makanan.
"Hina chan hebat! Bisa masak dan makanannya enak" seru Sakura.
"I.. itu biasa kok, Saku chan" jawab Hinata malu-malu.
"Sungguh enak kok. Kamu memang jago kalau urusan masak hihi" puji Sakura.
"A.. no ak.. aku sudah.. ter.. biasa" ucap Hinata.
"Huh aku malah tidak bisa masak! Oh ya, nanti pulang bareng ya." ajak Sakura.
DEG! Jantung Hinata berdetak kencang.
"I.. iya Saku chan" jawab Hinata.
"Tempat ini seperti biasa sangat nyaman. Aku masih mengantuk Hina chan" sambil menguap lebar Sakura menggeser tubuhnya hingga dia tiduran.
"Eh!" Hinata kaget karena tiba-tiba Sakura tidur di kakinya.
"Sebentar saja. Aku pinjam kakimu, Hina chan. Kalau sudah bel masuk bangunkan aku ya" pinta Sakura dan langsung tidur.
Angin bertiup sepoi-sepoi menemani keduanya beristirahat.
DEG! 'Ugh kenapa jantungku selalu berdetak kencang kalau dekat dengan Saku chan ya?' batin Hinata.
Tangan kanannya membelai kepala Sakura yang kemudian berlanjut ke wajahnya.
Hinata POV
Wajahnya bersih dan halus. Entah kenapa itu membuatku tertarik. Aku iri karena Saku chan sangat terkenal bahkan punya fans. Hehe Sakura kan kapten tim basket putri. Juga kenapa Jantungku tiba-tiba berdetak tidak karuan setiap kali didekatmu. Apa aku menyukaimu?
Tidak tidak. Jangan sampai. Bisa-bisa nanti aku dianggap tidak normal dan pasti dijauhi. Aku tidak ingi Sakura menjauhiku. Dia temanku satu-satunya yang paling pengertian bagiku. Lagipula tentu saja Sakura tidak menyukaiku melebihi rasa suka sebagai teman.
Normal POV
Teng Teng Teng bel masuk berbunyi.
"Sakura Chan.. bangun. Sudah bel masuk" kata Hinata pelan.
"Ugh iya. Aku masih mengantuk, Hina chan" kata Sakura sambil menguap dan mengucek-ucek kedua matanya.
"Jangan tidur hehe" kata Hinata.
Kedunya lalu berdiri dan segera menuju ke kelas.
Sesampainya di bangku mereka..
"Hina chan terima kasih ya buat pinjaman kakimu. Tidurku tadi sedikit nyaman" ucap Sakura.
DEG! Jantung Hinata berdetak tidak karuan.
"I.. iya Saku chan" jawab Hinata dengan merah padam.
"Hina chan kamu kenapa? Kenapa mukamu merah? Sakit ya?" tanya Sakura.
"Eh! Ti.. tidak kok" Deg! Lagi-lagi berdetak.
Tiba-tiba Sakura menempelkan dahinya ke dahi Hinata.
"Hm, tidak panas kok" kata Sakura.
Blush! Muka Hinata nyaris memerah sempurna ditambah detak jantungnya yang berdetak tidak normal.
"Sebaiknya ke UKS saja. Mau aku antar, Hina chan" tawar Sakura.
"Eh, ti.. tidak usah. Terima kasih, Saku chan." Hinata menjawab dengan gugup. Rasanya dia mau pingsan tetapi entah kenapa dia tidak ingin merepotkan orang lain kalau pingsan.
"Hari ini pelajaran Kakashi sensei kosong dan beliau meninggalkan tugas untuk dikumpulkan" seru Sasuke sang ketua kelas.
"Huh kenapa pakai tugas segala sih!" rutuk Naruto.
"Merepotkan" ucap Shikamaru.
Di bangku pojok belakang..
"Haah~ akhirnya tidak pelajaran si guru tukang telat itu. Tidur waktu istirahat tadi tidak cukup untukku" sambil menguap Sakura menelungkupkan kepalanya ke meja dan bersiap-siap untuk memejamkan kedua matanya.
"Saku chan… ano jangan ti… tidur lagi!" dengan lembut Hinata mencegah Sakura untuk tidur.
"Hina chan aku masih ngantuk dan tadi malam jagoanku kalah. Oh ya, nanti aku nyalin saja pekerjaanmu. Aku tidak suka pelajaran yang bejibun rumus fisika" kata Sakura dengan nada malas alias ngantuk.
"Ta.. tapi Saku chan" terdengar nada memelas dari hinata.
"Sudahlah aku ngantuk" dan tidak lama Sakura tertidur.
"Eh! Ta.." belum sempat menjelaskan panjang lebar, teman sebangkunya itu sudah pergi ke alam mimpi.
Jam menunjukkan pukul 1 siang, sudah saatnya seluruh murid Konoha High School selesai dan pulang. Begitu juga di kelas 2-1 B, Sakura yang sudah bangun dari mimpinya sekitar 20 menit yang lalu langsung buru-buru menyalin tugas Fisika. Akhirnya dengan kecepatan tangan Sakura, dia dengan cepat menyelesaikan tugas dari Kakashi sensei itu dengan cepat.
"Hina chan nih tugasnya, aku sudah selesai" Sakura segera menyerahkan tugas milik Hinata.
"I.. iya" sambil membereskan buku pelajaran miliknya yang berantakan dia menerima kertas yang berisi tugasnya. Mereka berdua lalu bergegas menumpuk tugas itu ke meja ketua kelas. Begitu juga dengan murid lainnya.
"Ayo kita pulang Hina chan" ajak Sakura.
"Eh! A.. ano me.. memang Saku chan lagi ti.. tidak ada kegiatan ekstra basket?" tanya Hinata dengan menyipitkan matanya.
"Lagi libur ekstranya. Lagian hari ini mumpung pulang awal karena tidak ada ekstra haha" tawa Sakura yang membuat Hinata segera membekap mulut Sakura karena tertawa terlalu keras.
"Hmp..! na.. e.. as.. aaa.. aaa" *Hina Chan lepaaas*
Hinata langsung menarik tangan kanannya yang ia gunakan untuk membekap Sakura. "Huwaa go… gomen Saku chan. Ha… habis tadi Saku chan ter… tertawa ke… ras"
"Habis aku lagi senang karena hari ini pulang lebih awal hum" senyum Sakura melebar setelah mengucapkan kata-kata itu.
"Be.. begitu" tanggap Hinata sambil mengangguk-angguk kepalanya tanda mengerti.
GREP! Tiba-tiba Sakura menggenggap tangan kanan Hinata. Hinata yang kaget langsung salah tingkah ditambah rona merah diwajahnya.
"Tidak apa-apa kan kalau kita begini" kata Sakura seakan-akan meminta ijin ke Hinata.
"Ti… tidak a… pa-apa" jawab Hinata dengan gugup.
Hinata POV
Aduh…! Bagaimana ini? Jantungku berdetak kencang dan kakiku terasa berat untuk menyangga tubuhku. Kenapa kalau dekat dengan Saku chan bisa begini? Ti… tidak boleh! Aku tidak boleh menyukai Saku chan lebih dari teman! Aku tidak mau Saku chan membenciku dan mengganggapku perempuan tidak normal! Ya Tuhan tolong aku…
Normal POV
Cukup lama mereka terdiam sambil bergandengan tangan dengan ditemani semilir angin dan udara yang yah bisa dikatakan tidak terlalu panas. Mereka tampaknya sedang sibuk dengan pikiran masing-masing. Dan karena Hinata kali ini tidak memperhatikan jalan dengan benar tiba-tiba
BUG! Hinata jatuh tersandung batu. Karena masih dalam keadaan bergandengan tangan Sakura pun ikut terjatuh juga.
"Aduh!" mereka berteriak bersamaan. Beruntung jalan itu sepi jadi, mungkin tidak ada orang yang melihat mereka terjatuh dengan tidak elit. Bagaimana tidak? Hinata jatuh dan tubuhnya berada di bawah sedangkan Sakura hampir menimpa tubuh Hinata kalau saja kedua tangannya tidak menyangga tubuhnya. Emerald bertemu lavender membuat kedua pasang mata itu saling memandang. Cukup lama sampai Hinata mengaduh, sepertinya salah satu kakinya terkilir. Mendengar itu, Sakura langsung duduk dan memeriksa kaki Hinata.
"Sa… sakit ugh!" kedua mata Hinata tampak berkaca-kaca.
"Sepertinya kamu sulit untuk jalan, sudahlah ayo naik" Sakura jongkok membelakangi Hinata dan menawarkan punggungnya.
"Eh! Ti… tidak usah. Gomen… ga.. ra-gara aku Saku chan ja… jadi ikut jatuh" sesal Hinata.
"Tidak ada yang salah jadi jangan minta maaf tidak jelas begitu. Ayo naik, aku tidak apa-apa" kata Sakura yang masih jongkok membelakangi Hinata.
"Ti… tidak usah aku sudah tidak apa-apa Saku chan. Aku bisa jalan sendiri" tolak Hinata dihiasi dengan senyuman. Sebenarnya kakinya masih sakit tapi dia tidak mau merepotkan Sakura.
"Jangan bohong. Ayo "
"Ta… tapi tubuhku berat Saku chan" tolak hinata lagi.
"Aku kuat kok. Ayo" jawab Sakura.
Hampir 5 menit mereka berdua berdebat dan akhirnya Sakura mengatakan
"Atau aku akan meninggalkanmu sendirian disini. Sekarang sudah sore dan kalau kamu pulang terlambat maka ayahmu akan memarahimu"
"Saku chan ta… tapi"
"Aku tidak tega kalau kamu dimarahi oleh ayahmu hanya karena pulang terlambat dengan alasan jatuh" dengan lembut dia memberitahukan kekhawatirannya kepada Hinata.
Sementara itu Hinata semakin tertunduk mendengar ucapan Sakura itu. Wajahnya merona hebat dan tentu saja disertai detak jantung yang tidak beraturan.
"Atau kamu mau aku gendong ala bridal syle? Mau pilih yang mana Hina chan?" goda Sakura sambil menekankan nama Hinata.
BLUSH! Wajah Hinata memanas dan semakin merah.
"Ti… Tidak usah repot-repot! Ge… gendong di punggung saja" akhirnya Hinata mengalah juga. Karena pilihan itu terbaik daripada dia dimarahi ayah dan digendong ala bridal sytle oleh Sakura.
"Nah gitu dong, Hina chan. Tenang, santai dan jangan takut manis, kamu takkan aku biarkan terjatuh" kata Sakura dengan nada menggoda.
Tidak tahan lagi oleh godaan Sakura, Hinata pun menjerit. "Sa… Saku chan!"
"Hahaha tubuhmu ternyata cukup ringan. Kalu begini sih aku bisa menggendongmu tiap hari" tawa Sakura pun meledak dan masih menggoda Hinata.
"Ugh! Sa.. Saku chan jahat" sebal Hinata karena dia digoda terus.
Tidak terasa sudah sampai di depan pagar rumah Hinata. Dalam keadaan masih menggendong Hinata, Sakura pun masuk dan mengetuk pintu rumah Hinata.
Tok Tok Tok..
Tidak lama pintu itu terbuka dan tampak Hiashi, ayah Hinata.
"A.. Ayah okaerinasai" salam Hinata.
"Tadaima Hina Chan" jawab Hiashi datar sambil mengernyitkan dahinya. Heran karena Hinata pulang dengan keadaan yang tidak biasa.
"Sore paman. Maaf tadi Hina Chan terjatuh dan kakinya terkilir akibatnya tidak bisa jalan sendiri" jelas Sakura sopan.
"Apa? Maaf jadi merepotkanmu Sakura" ucap Hiashi.
"Tidak kok paman, tidak merepotkan. Saya malah senang bisa membantu" jawab Sakura.
"Ayo masuk dan istirihat dulu"Sakura pun menurunkan Hinata. Sebenarnya Sakura bisa saja istirahat dulu tapi hari sudah sangat sore dan Sakura segera pamit pulang.
"Maaf paman, seandainya masih siang saya ingin mampir sebentar. Tetapi ini sudah sangat sore jadi saya pamit pulang, paman" dengan sopan pun Sakura pamit.
"Sebentar saja Saku chan" pinta Hinata.
"Hina chan ini sudah hampir petang. Aku harus pulang dulu, oh ya jangan lupa obati kakimu dan beristirahatlah dengan cukup" pamit serta pesan Sakura ke Hinata.
"Baiklah Sakura. Paman tidak akan memaksa. Hati-hati ya" kata Hiashi.
"Terima kasih paman" ujar Sakura sambil tersenyum.
"A… arigato Saku chan karena su… sudah menggendong dan mengantarku sampai rumah" sambil membungkukkan badan.
"Iya, sama-sama Hina chan" ucap Sakura sambil tersenyum.
"Sampai jumpa besok Hina chan" seraya pulang dia menyempatkan diri untuk melambaikan tangan.
Hinata pun membalas lambaian itu. Dia terus mengamati Sakura pulang sampai Sakura tidak tampak lagi dari rumahnya dan kemudian dia segera masuk ke rumah. Dengan tertatih-tatih dia masuk ke kamar dan disana sudah ada adiknya, Hanabi yang sedang membaca komik milik Hinata.
"Hinata nee baru pulang ya? Kenapa jalannya seperti itu?" sambil bangun dari tempat tidur kakaknya dan membantu kakaknya berjalan.
"Tadi saat perjalanan pulang kaki kakak tersandung batu dan jatuh. Sepertinya kaki kakak terkilir dan kesulitan berjalan. Akhirnya aku diantar pulang oleh saku chan" jelas Hinata ke adiknya. Dan mereka duduk di tempat tidur Hinata.
"Sebentar ya Hinata nee" Hanabi pun keluar kamar dan kembali dengan sebuah kotak obat ditangannya.
"Sini kaki kakak. Aku mau mengobatinya" ucap Hanabi sambil jongkok menghadap Hinata.
Hinata segera menyodorkan kakinya seraya berkata "Maaf Hanabi chan. kakak merepotkanmu"
"Tidak merepotkan kok kak." Dengan cekatan Hanabi membalut kaki Hinata dan akhirnya selesai juga. Kelihatannya Hanabi sedikit berbakat dalam bidang mengobati. Tidak terasa jam dinding menunjukkan pukul 5 sore.
"Nah, sudah selesai. Wah sudah mau petang sebaiknya aku mandi. Kakak jangan lupa mandi dan segera makan kak" seru Hanabi sambil keluar dari kamar kakaknya dan tidak lupa juga mengembalikan kotak obat keluarga.
"Iya. Terima kasih sudah mengobati kaki kakak Hanabi chan" sambil tersenyum mengembang Hinata mengucapkan terima kasih karena rasa sakitnya sedikit berkurang.
Sementara itu di rumah Haruno Sakura..
'Haaah~ capeknya!' seru Sakura sambil meregangkan otot-ototnya. Sakura memang baru sampai rumah setelah mengantarkan Hinata pulang dan sekarang sedang berada di ruang tamu untuk beristirahat.
"Sakura chan cepat mandi, sudah hampir petang" terdengar perempuan berteriak yang tidak lain adalah ibunya, Haruno Utsi.
"Iya bu sebentar lagi" jawab Sakura dengan keras. Sakura pun menuju kamarnya meletakkan peralatan sekolahnya dan kemudian mengambil handuk. Sakura langsung menuju kamar mandi dan segera mandi. Dia tidak mau kedinginan karena mandi terlalu sore bahkan mandi sampai malam. Selesai dengan mandinya Sakura pergi berganti pakaian ke kamarnya. Tiba-tiba…
Sakura POV
Aduh kenapa teringat peristiwa tadi ya. Hinata terjatuh dan aku hampir menimpa tubuhnya. Seketika aku menatap matanya. Sungguh mata yang indah juga memuatku tertarik. Tidak itu saja, saat aku menggenggam tangannya… tangannya sungguh lembut dan kulitnya halus ditambah warna merah yang menghiasi pipinya. Hihihi aku jadi menyukainya… ya suka melebihi dari rasa sukanya sebagai sahabat.
Huh jangan berpikir dan mempunyai perasaan macam-macam Sakura! Mana mungkin Hinata menyukaimu yang ada Hinata akan menjauhimu karena kamu itu ANEH! Mana mungkin dia menyukaimu melebihi sebagai sahabat sedangkan dirimu saja berkelamin perempuan! Buang perasaanmu jauh-jauh Sakura! Kalu tidak kamu akan kehilangan dia selama-lamanya. Lebih baik disukai sebagai sahabat daripada kamu dijauhi bahkan dibenci olehnya.
Sudahlah lebih baik aku pendam saja perasaanku ini dan semoga saja Hinata tidak tahu. Memang selama ini dia tidak tahu kalau aku dari dulu selalu memperhatikannya dan selalu ingin disampingnya. Aku sudah suka dia dari dulu sejak kita SD tapi rasa sukaku ini tidak normal. Aku inikan perempuan dan dia juga perempuan tapi masa bodohlah toh cinta tidak memandang apapun bahkan memandang gender. Yang penting aku selalu berada disisinya dan tidak akan pernah membuatnya terluka.
Normal POV
"Sakura chan cepat turun. Ayo kita makan malam bersama dan ibu sudah memasak makanan favoritmu" panggil ibunya.
"Ya bu." Dan Sakura segera menuruni tangga dan bergabung dengan keluarganya.
"Itadakimasu" secara bersamaan keluarga Haruno mengucapkan itu. Mereka makan dalam keadaan diam.
"Aku sudah selesai." Urusan makan Sakura memang cepat.
"Kakak emang juara kalau makan hahaha" tawa Sasori, adiknya meledak.
BLETAK! Sakura menjitak kepala adiknya. "Sudah berani meledek ya? Dasar awas kau!"
"Aw..! Sakit kak duh.." ringis Sasori.
"Sudah-sudah. Di meja makan jangan ribut." Lerai Shiroi, sang kepala keluarga Haruno.
"Ha'i" jawab mereka berdua serempak. Sang ibu hanya tersenyum saja melihat tingkah mereka. Sakura pun langsung pergi menuju kamarnya.
Sakura POV
Kenyangnya~… sambil menghempaskan tubuhnya di kasur tempat tidurnya. Malam-malam begini Hina chan lagi apa ya? Kangen juga kalau setiap detik setiap menit setiap jam aku tidak mendengar suaranya. Jangan-jangan Hina chan sudah tidur. Lebih baik aku telepon saja.
Normal POV
Sakura pun mencari nomor telepon Hinata dan calling My Lavender..
Ikutsu namida wo nagashitara
Every Heart sunao ni nareru darou
Dare ni omoi wo tsutaetara
Every Heart kokoro mitasareru no darou
RBT milik Hinata nyaring berbunyi menemani Sakura dan akhirnya..
"Halo" suara diseberang terdengar sangat jelas.
"Halo juga. Selamat malam Hina chan" dari cara bicara Sakura baru saja menghela napas lega karena akhirnya diangkat juga.
"Sa.. Saku chan. Malam juga" Hinata pun tersenyum senang karena yang menelepon ternyat orang yang disukainya.
"Belum tidur Hinata? Terus lagi apa?" cerocos Sakura.
"Belum, i.. ini aku se.. sedang belajar. Saku chan sen… sendiri sedang apa?" Haha rupanya tanya balik dari Hinata.
"Aku lagi tiduran, entah kenapa mendengar suaramu kantukku jadi hilang hihi" goda Sakura.
Rona merah tiba-tiba menghiasi pipinya begitu mendengar ucapan Sakura "Sa.. Saku chan jangan me… menggodaku" dan tentu saja Sakura tidak tahu apa yang terjadi dengan Hinata. Tapi Sakura sudah bisa menebaknya.
"Hahaha Hina chan jadi gugup. Lucu kalau Hinata gugup." Rupanya Sakura tidak peduli dengan apa yang terjadi dengan Hinata waluapun dia sendiri tahu.
"Sa.. saku chan!" Hinata yang mukanya sudah merah padam langsung bicara tidak jelas.
"Hoam~ aku ngantuk. Sudah dulu ya Hina chan."
"Eh! Umm, ya sudah oyasumi Saku chan" Sudah tidak ada rasa gugup, sepertinya Hinata sudah bisa mengendalikan kegugupannya.
Tuut tut tut bunyi telepon yang sudah diputus oleh gadis berambut pink itu.
'Dan semoga Saku chan memimpikanku… PD banget aku!' baten Hinata.
Di kamar Sakura..
'Semoga malam ini aku bisa bermimpi tentang Hinata' batin Sakura yang kemudian tertidur dengan ditemani Hinata dalam mimpi.
~TBC~
Hikz hikz rencana mau buat fict yaoi tapi yang keluar malah yuri huwaaa *jedotin kepala ke tembok* TEPAR~
Untuk chapter pertama kayaknya terlalu panjang oh God n.n *penulis bodoh*
Hehe aku belum pantas jadi author maklum masih baru dan amatiran =.=" *ngucap dengan nada datar*
Ya sudah saya persilahkan para pembaca mau REVIEW or FLAME…..
Dozou yoroshiku n_n
