Seandainya
~~xxXxx~
A/N: OOC (Mungkin?), movieverse, humanoid, slash, humor slightly
Transformers © Hasbro toy line
~~xxXxx~
Bagaimana kalau seandainya Sam mengikuti perintah Optimus Prime untuk menaruh Allspark di dadanya?
~xxx~
"Cepat, nak! Tempelkan Allspark ke dadaku!" Sam berlari menuju Optimus yang digencet Megatron.
"Jangan Sam, jangan!" Megatron mefokuskan optiknya, mata merahnya menyala dengan ganas.
"Kau yakin, Optimus?" Optimus mengangguk atas pertanyaan Sam, ia tahu, inilah yang terbaik. Agar para manusia yang mengalahkan Megatron dan ia akan menghancurkan Allspark dengan sparknya. Menempelkan Allspark ke spark Megatron sama seperti dengan sengaja membunuh diri sendiri. Ia berharap agar Allspark hancur bersamanya.
"Tidak, tidak, TIDAAAK!" Megatron mengamuk ketika Sam berhasil menempelkan Allspark ke inti core Optimus Prime.
'Maafkan aku, Megatron...'
"MUSNAHLAH KAU! MEGATRON!" cahaya biru terang berpijar dari spark Optimus. Perlahan, cahaya biru cerah dari optik Optimus melemah, berubah menjadi biru gelap tanpa tanda kehidupan. Sparknya meleleh bersama Allspark. Megatron murka, ia mendekatkan wajahnya ke milik Optimus, ia menatap dalam sosok Optimus yang sudah tidak hidup sekarang.
'Seandainya kita bisa bersama seperti di Cybertron dulu...'
"HAAAAARGH!" Megatron tidak sadar akan suara para Autobot yang lainnya, pikirannya terlalu fokus dengan mesin di depannya. Ia tidak menginginkan ini, ia tidak ingin kehilangan Optimus. Yang dia inginkan hanya mengembalikan Cybertron dan menjadi penguasa bersama Optimus disisinya.
"Hancurkan Megatron!" Lennox memberi perintah, sepuluh unit jet menyerbu Megatron. Megatron semakin murka, ia mencoba menghancurkan jet-jet yang menggaggu itu. Apa daya, pikirannya kacau balau, Lennox melihat kelemahannya.
"Luncurkan misil!" dua buah misil melesat menuju Megatron.
'Mungkin kita memang harus selalu bersama.'
Dua buah misil meluncur menuju inti core Megatron, cahaya optik merahnya mulai meredup. Allspark sudah hancur, bersama Optimus yang ia cintai. Cybertron yang ia inginkan tidak akan kembali lagi. Ia tidak punya tujuan lagi, ia memilih pasrah kepada dua misil di depannya. Misil tersebut meledak di dadanya, sensasi sakit luar biasa menyerang Megatron, ia robot, tapi kenapa bisa merasakan rasa sakit seperti ini?
'Kita tercipta dari satu spark yang sama, bukan 'kah begitu, Optimus?'
"Pr..ime..." secercah cahaya bersinar dari optik Optimus, bahkan optik Jazz pun bersinar terang. Cahaya biru terang bersinar dari badan Optimus. Bukan hanya dia, para Autobots, Decepticons, juga Megatron. Rasa sakit luar biasa menjalar di tubuh para Cybertronian. Seperti tubuh mereka hancur berkeping-keping. Dan memang benar, perlahan, sosok raksasa dan gagah mereka musnah menjadi serpihan kristal kecil. Serpihan-serpihan itu hilang tertiup angin.
"B-Bumblebee!" Sam dan Mikaela berpegangan erat pada lengan Bumblebee yang terkulai tidak berdaya. Ratchet dan Ironhide hilang menjadi serpihan, begitu juga Starscream, Jazz dan yang lainnya. Tidak ingin kehilangan dia untuk kesekian kalinya, Megatron mendekap erat tubuh Optimus. Dan mereka semua hilang menjadi kilauan kristal yang entah kemana.
'Kita, harus tetap bersama...'
~xxx~
"Oh...Primus." Optimus merasa pusing luar biasa, badannya begitu pegal rasanya. Setelah beberapa detik, Optimus mulai merasakan ada yang aneh. Pertama, pandangannya serasa tidak sejauh yang dulu, ia merasa tidak bisa melihat terlalu jauh, kalau terlalu jauh rasanya gambarnya menjadi blur. Kedua, ia merasakan badannya menyusut menjadi- betapa kagetnya ketika melihat telapak tangan robotnya yang sekarang menjadi telapak tangan seorang manusia. "Bagaimana...bisa?"
"Ugh..." Optimus segera menoleh ke sebelahnya, waspada. Seorang pria berperawakkan tampan, rambutnya yang kelabu bercahaya akibat sinar matahari yang terpantul, kulitnya putih tapi tidak terlalu pucat. Optimus segera mengenali siapa dia begitu pria yang terbaring di sampingnya membuka matanya, sepasang bola mata merah darah terbuka. "Megatron?"
"M-manusia?" Megatron menatap aneh sosok di sebelahnya, rambut coklat kemerahan, kulit putih kemerah-merahan yang mulus, sepasang bola mata biru cerah yang memancarkan kehangatan yang femiliar. Megatron tidak bisa berpikir untuk sesaat.
"Hei!"
"...Prime? Apa-apaan itu, tubuh manusia?" Optimus mendengus mendengarnya.
"Maaf saja, tapi lihat dirimu sendiri dulu baru komentar." Megatron melirik tangannya, ia nyaris pingsan melihat tangan besinya berubah menjadi tulang berlapis otot, kulit serta saraf.
"Kau...bercanda."
"Sayangnya, tidak." Megatron pusing mendengarnya, ia memilih tidak membuka matanya lagi daripada melihat dirinya sebagai manusia. Harga dirinya sebagai 'Lord of Decepticon' rasanya hancur melihat dirinya yang sekarang. Sementara Megatron sedang pusing dengan dirinya yang sekarang manusia, sebuah hal terlintas di pikiran Optimus.
"Hei, seingatku, Sam menghancurkan Spark milikku dengan menempelkan Allspark sampai meleleh, kenapa aku masih hidup?" Megatron menatap Optimus, agaknya tersirat kebingungan di sepasang bola mata merah miliknya.
"Mana kutahu, setidaknya bersyukurlah kau masih hidup."
"...Aku yang harus bersyukur atau kau?" Optimus menyengir jahil, Megatron hanya mendesis jengkel.
"Hentikanlah, Prime. Kau tahu yang harus bersyukur itu kau." Megatron mendengus kesal mendengarnya.
"...Seingatku kau lebih tahu kejadian setelah Sam menempelkan Allspark ke sparkku, beritahu kepadaku!"
"Tidak ada yang memerintah ak-"
"Ayolah..." Optimus mendengus untuk kesekian kalinya, Megatron menghela napas panjang.
"Setelah kau 'mati', para manusia menjijikkan—" Optimus melotot mendengarnya. "-itu menyerangku. Mereka menghancurkan spark milikku, dan setelah itu muncul cahaya dari Optik dan sparkmu. Bukan hanya kau, anggotamu yang sudah duluan kuhancurkan pun ikut menyala. Tiba-tiba muncul sebuah cahaya biru dari tubuh kita semua; kau, aku, dan semua Cybertrorian yang ada, dan kita lenyap." jelas Megatron dalam satu tarikan napas. Optimus mengernyit mendengarnya.
"Itu...absurd."
"Tidak ada yang bilang kalau itu tidak absurd. Dan yang lebih absurd lagi, kenapa kita sekarang jadi manusia?" Megatron mengacak-acak rambut, ia mendapati dirinya mengakui bahwa rambut manusia itu halus dan tidak seburuk itu.
"Ngomong-ngomong,"
"Apa?" Megatron melirik mantan pemimpin Autobot di sebelahnya.
"kenapa kau dari tadi menggengam tanganku?" Megatron nyaris memerah mendengarnya, tanpa ba-bi-bu ia langsung melempar tangan Optimus. Di sisi lain, Prime hanya tersenyum jahil.
"Ada yang lebih penting dari pada itu, sekarang ini kita dimana?" Megatron mulai kesal, kesal karena dia jadi manusia, dan kesal karena ia nyaris mempermalukan dirinya di hadapan musuhnya.
"Hm, tempat ini rasanya femiliar..." dia yang memakai jaket biru bermotif api merah melihat sekitarnya dan menyadari bahwa ia sangat mengenali tempat ini.
"Ini tempat pertama kali aku dan para Autobot datang dan bertemu Sam!" Megatron mengerling mendengarnya.
"Ya, ya, karena kau ingat dan tahu tempat ini, ayo cari siapa saja yang kenal kita." Megatron mencoba berdiri, ia sempat kehilangan keseimbangan sebelum berhasil berdiri tegap. Ia yang lebih tinggi mengulurkan tangan kepada pria yang lebih kecil di sebelahnya.
"Sebaiknya kau ingat letak rumah teman manusiamu itu."
"Bersyukurlah karena aku ingat." dan mereka berdua mulai menuju rumah keluarga Witwicky.
~xxx~
Meanwhile...
~xxx~
"Bersyukurlah kita tidak terlempar terlalu jauh." Mikaela mencoba untuk berdiri dan mengulurkan tangan kepada Sam yang berada di sebelahnya.
"Yeah, bersyukurlah." Sam melirik sekitarnya, mencari sosok teman robotnya yang berwarna kuning.
"Hei, sepertinya aku kenal laki-laki berjaket kuning-garis-hitam disana..."
"Mana?" Sam melihat arah yang ditunjukkan Mikaela, dan sesaat, ia kehilangan kata-kata.
"Bumblebee!" yang dipanggil menoleh dan melambaikan tangannya. Bumblebee tersenyum cerah sambil berlari menuju mereka.
"Oh no..." Sam hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya begitu melihat lebih dekat sosok Bumblebee yang sekarang. Seorang laki-laki yang tingginya tidak lebih dari 164 cm, berambut kuning cerah, bermata biru langit, lengkap dengan jaket kuning dengan garis-garis hitam.
~xxx~
"SIAPA SAJA TOLOOONG!" Ratchet berteriak pasrah, tidak terlalu kenal dunia manusia ditambah Jazz dan Ironhide yang terkapar di sebelahnya, sungguh kombinasi yang pas untuk membuat Ratchet rasanya ingin nagis darah. Sementara itu, Starscream menemukkan dirinya nyangkut di pohon dekat rumah Sam.
~~xxXxx~~
To be continue
~~xxXxx~~
Author's note:
Pertama, bagian mereka semua jadi manusia udah jelas itu fiksi belaka. Kedua, bagian pas mereka bangun dan udah pake baju itu anggap saja karena Author tidak sekejam itu untuk membuat mereka jalan-jalan telanjang buat nyari pakian.
Oh yeah! Big thanks goes to Mattgasm and Tikaapr (Twitter)! Mereka berdua mengajari banyak tentang Transformers kepada saya. This fic's for you, guys. Maaf kalau ada Typo, salah spelling atau apa lah. Pengetahuan soal TF saya masih cetek, jadi maklumilah. Bahkan saya sama sekali belum nonton Transformers Revenge of the household objects- maksud saya Transformers Revenge of The Fallen. Bagi yang peduli, doain saya dibeliin DVDnya, amin.
