"Sialan kau, Kim Jongin. Dimana kau sekarang?!"
Jongin terpaksa menjauhkan ponselnya dari telinganya, jika ia ingin pendengarannya tetap baik seperti sedia kala. Suara lengkingan Baekhyun terdengar begitu memekakkan telinga di ujung telepon. Jongin menghela nafas berat dan kembali menempelkan ponsel ke telinganya, saat ia sudah bisa memastikan bahwa pria manis itu tidak sedang dalam mode mengamuk lagi. "Maaf kalau aku sudah mengacaukan proyekmu, Hyung. Semua ini benar-benar diluar rencanaku," balas Jongin lesu.
"Jelaskan. Padaku. Kim. Jongin." Baekhyun memberi penekanan pada setiap kata yang diucapkannya dan itu terdengar mengerikan.
Jongin kembali menghela nafas panjang―entah untuk yang ke berapa kalinya dalam hari itu. Ia merasa seolah menanggung beban bumi di punggungnya. "Salahkan tunangan sialanku itu." Jongin memandang keluar jendela mobil―merekam dengan baik pemandangan Seoul yang mungkin akan sangat dirindukannya.
"Eh? Tunangan? Oh Sehun, maksudmu?" Suara Baekhyun terdengar normal.
"Hn." Jongin menggumam singkat.
"ASTAGA, KIM JONGIN! KENAPA KAU TIDAK MENJELASKAN PADAKU SEJAK TADI?! AISH, KAU MEMBUANG TENAGAKU UNTUK MARAH-MARAH TAK JELAS PADAMU. KALAU AKU TAHU INI SEMUA KARENA OH SEHUN, AKU PASTI MERELAKAN KAU PERGI."
Jongin tertunduk lesu. Selalu saja seperti ini. Baekhyun benar-benar mengagumi sosok Sehun―bukan hanya Baekhyun sih, tapi hampir semua orang yang mengenal Sehun, kecuali Jongin. Ya, tunangan Sehun sendiri itu justru sama sekali tidak mengagumi sosok Sehun yang angkuh dan dingin itu.
Jongin memijat pelan pelipisnya. "Bisakah kau bersikap biasa saja, Hyung?" tegur Jongin kesal.
Baekhyun tertawa di seberang sana. "Maafkan aku, Jongin. Aku hanya terlalu bersemangat setiap kali mendengar nama Sehun," balasnya.
Jongin mendengus jengkel.
"Oh, ayolah, siapapun juga pasti akan berbinar-binar saat membicarakan Oh Sehun. Dia tampan, cerdas, kaya dan berasal dari keluarga yang bermartabat," celoteh Baekhyun semangat. "Kau seharusnya bersyukur karena telah menjadi tunangannya, Kim Jongin. Dia adalah kekasih yang sempurna―kekasih idaman bagi siapapun."
Jujur saja, Jongin sudah muak dengan semua itu. Ia muak dengan sosok Sehun yang dielu-elukan di telinganya. Mereka sama sekali tak mengetahui sosok Sehun yang sesungguhnya―yang selalu membuat Jongin kesal setengah mati dan ingin mengirim dirinya sendiri ke dasar jurang.
Bahkan seperti apa yang dilakukan pria itu sekarang ini.
Dengan lancang, pria itu mengirimkan pengawalnya untuk menjemput Jongin di Seoul dan membawa Jongin terbang ke Paris.
Gila, bukan?
Dan sialnya, Sehun sama sekali tidak meminta ijin atau mengkonfirmasinya terlebih dahulu pada Jongin. Jongin bersumpah akan menghantam kepala Sehun dengan tongkat baseball setibanya di Paris.
Jongin benar-benar penasaran dengan apa yang sebenarnya sedang direncanakan oleh Sehun.
"Sungguh, Hyung. Kau hanya belum tahu bagaimana wujud asli dari kekasih idaman yang kau puja itu."
―
rappicasso
presents
an alternate universe fanfiction
le fiancé idéal
.: chapter one :.
starring
Kim Jongin | Oh Sehun | Xi Luhan | Wu Yifan | Park Chanyeol | Byun Baekhyun
―
"Ada kabar apa dari Jongin?" Chanyeol menaik-naikkan kedua alisnya. Matanya yang besar itu nampak semakin membulat lucu. Binar-binar harapan terselip di dalam matanya itu saat ia menatap Baekhyun.
Baekhyun memasukkan ponsel ke dalam saku celananya, lalu mendongak menatap Chanyeol. "Bisa kupastikan bahwa ia tidak akan mengikuti proyek ini," jawab Baekhyun.
Wajah Chanyeol berubah murung. Kerutan tercipta di keningnya. "Kenapa?" tanyanya penasaran.
"Jongin diculik kekasihnya ke Paris," balas Baekhyun. "Dan ia akan disekap dalam jangka waktu yang tak dapat ditentukan."
"APA?!" Chanyeol memekik dengan suara beratnya. Ia benar-benar terkejut atas pernyataan Baekhyun. Jika Jongin berada di Paris, maka ia tak bisa puas memandangi pujaan hatinya itu.
"Bisakah kau tidak memekik seperti itu, Park?" tegur Baekhyun sambil mengusap-usap telinganya.
"K-kau serius dengan hal itu, Byun?" Suara Chanyeol terdengar bergetar.
Baekhyun mengangguk. "Tentu saja. Memangnya kenapa?" tanyanya heran. "Ah ya, aku baru ingat kalau kau sangat mengidolakan Kim Jongin. Ingatlah, Park. Jongin sudah memiliki tunangan dan kujamin hidupnya akan bahagia."
Mata Chanyeol menyipit. "Kau berkata, seolah-olah kau paham betul dengan perasaan Jongin," sindirnya.
"Aku memang paham." Baekhyun bangkit dari duduknya dan merapikan kemeja yang dikenakannya. "Aku bersumpah, siapapun yang berani mengganggu hubungan Jongin dan kekasihnya, akan kupatahkan lehernya," desisnya pelan. "Awas jika kau macam-macam, Park Chanyeol. Aku mengawasimu." Baekhyun balas menatap Chanyeol dengan sinis.
Chanyeol mendecih pelan.
"Aku pergi dulu, Park. Semoga harimu menyenangkan." Pria bertubuh mungil itu berjalan menjauh meninggalkan Chanyeol.
Chanyeol memandang punggung kecil Baekhyun yang semakin menjauh dari pandangannya. "Omong-omong, aku juga sudah bersumpah untuk menjadikan Jongin sebagai milikku, Byun."
―
"Bisakah kalian bersikap lebih lembut pada kekasih dari Bos kalian huh?" Jongin menggerutu kesal, saat pengawal Sehun yang membawanya terbang hingga mendarat dengan selamat di bandara Charles de Gaulle itu sedikit menyeret tubuhnya.
"Maafkan kami, Tuan. Tapi Tuan Muda Sehun berpesan untuk melakukan apa saja, jika Anda tetap berontak," jawab salah satu pengawal yang nampaknya berlaku sebagai pimpinan.
Jongin mendengus kesal. "Katakan pada Bosmu bahwa aku bisa berjalan sendiri, tanpa harus dipaksa," balasnya ketus. "Lagipula, aku sudah berada di Paris. Mana mungkin aku akan kabur dari kalian, sementara kemampuan bahasa Prancisku sangatlah payah."
Pimpinan pengawal itu tertunduk patuh. "Baiklah. Saya mengerti, Tuan Kim," balasnya sopan. "Mari saya antar ke mobil yang sudah disiapkan untuk Anda."
"Hn." Jongin pun mengikuti langkah para pengawal yang ditugaskan oleh Sehun itu. Ia bisa melihat sebuah mobil bermerk Mercedes Benz yang terlihat begitu mencolok―sepertinya adalah salah satu dari sekian banyak koleksi mobil limited edition milik Sehun―terparkir di depan bandara.
"Silakan masuk, Tuan Kim." Salah satu pengawal tersebut membukakan pintu belakang mobil untuk Jongin.
Jongin segera melangkah masuk ke dalam mobil tersebut, sebelum ia semakin menarik perhatian banyak orang di sekitarnya―baik orang-orang yang hendak terbang dengan pesawat atau yang baru saja mendarat seperti dirinya.
Sebelum menutup pintunya, pengawal tersebut merendahkan tubuhnya dan berbisik pelan. "Semoga hari Anda menyenangkan, Tuan Kim."
―
"Kekasihmu akan datang ke Paris?" Yifan menegur adik tirinya yang sedang duduk di hadapannya itu.
Sehun memalingkan wajahnya. "Menurut perkiraanku, dia sudah tiba di Paris saat ini," jawab Sehun sambil melirik ke arah jam dinding yang menggantung di dalam ruang kerja kakak tirinya yang mewah itu.
Yifan mendesah kecil, lalu memijit pelipisnya. "Kau benar-benar mulai kedengaran seperti Ayah," keluhnya pelan. "Kau selalu memanfaatkan orang-orang di sekitarmu, ya?" Yifan melirik Sehun sekilas.
Sehun menatap Yifan―masih dengan tatapan datarnya. "Apapun akan kulakukan untuk kebaikan semua orang," balasnya.
"Kau hanya mementingkan dirimu sendiri, Hun. Kau tidak memikirkan bagaimana perasaan kekasihmu itu," ucap Yifan mengingatkan.
Sehun tersenyum mengejek. "Kau tak tahu apa-apa soal hubunganku dengan Jongin, Yifan Hyung," balasnya tegas.
Yifan menghela nafas berat. "Terserah kau sa―"
"OH SEHUN!"
"Nah, kekasih manisku sudah datang, rupanya." Sehun tersenyum asimetris.
Yifan menggelengkan kepalanya. Sepertinya, ia satu-satunya orang yang waras disini.
to be continued...
dee's note:
pendek ya? iya hehe. next chapter bakalan lebih panjang kok. tenang saja, ini kan masih pemanasan―sekedar penggambaran secara garis besar
ff ini yang akan saya ikutkan untuk event HunKai Sweet Couple. karena judulnya saja 'sweet couple', saya ingin bikin ff hunkai yang sedikit humor dan fluffy (walaupun saya nggak yakin ini bakalan berhasil)
selama sebulan ke depan, mungkin saya akan lebih fokus untuk melanjutkan ff ini, karena deadline event tersebut adalah sampai akhir september. jadi saya harus menuntaskannya selama sebulan. mohon pengertiannya readers~
well, mind to leave ur review?
Happy HunKai Event!
xoxo,
rappicasso
