.

.

.

Black Butler © Yana Toboso

Warning! Typo, OOC, bahasa tidak sesuai EYD, dan lain-lain

Genre : Hurt/comfort, Angst

Character : Ciel Phantomhive, Sebastian Michaelis, Elizabeth Midford

Note : Fictogemino. Fic yang dibaca dari bawah ke atas maupuna atas ke bawah, ceritanya tetap nyambung. (First time jadi maaf kalau rancu ya)

"Dark" – Andrea Sky

.

.

.

Ciel tak butuh.

Selain meraih kemenangan dan mempertahankan mahkotanya, ia tidak butuh apapun. Demi kejayaan Negara Inggris, ia harus melakukan semuanya–di bawah perintah Ratu Victoria. Juga untuk dirinya sendiri. Ia tak butuh perasaan.

Sebastian menarik sudut bibirnya, barang beberapa mili. Mempunyai tuan yang rela menyerahkan semuanya demi dirinya sendiri–tak sekalipun sesal ia ucapkan telah melayani Ciel Phantomhive.

Tuannya bukan seseorang yang melakukan sesuatu demi orang lain. Ia juga bukan pemaaf yang akan mengasihani orang-orang yang telah menginjak-injaknya.

Meski tumpukan mayat berserakan di bawah kaki Sang Raja, Ciel tidak akan pernah ragu mengambil langkahnya. Pion biasa tidak lebih berharga dari dia yang mengenakan mahkota Raja dan menduduki singgasana.

Elizabeth Midford pun demikian. Kalau itu untuk Victoria, kalau itu untuk dirinya sendiri, kalau itu demi tujuannya yang meraih kemenangan–apapun ia akan perbuat.

"Anak lelakiku yang manis. Kudengar ada pembunuh bayaran yang meresahkan masyarakat. Bisakah kamu mencari tahu?"

Perasaan Ciel sudah mati sejak lama. Memegang pisau penuh darah dan menghujamnya ke jantung seseorang–ia sudah biasa.

Mayat Elizabeth tergeletak di kakinya. Pembunuh bayaran yang pernah Ratu Victoria katakan adalah keluarga Midford. Tidak masalah. Ciel akan membunuh semuanya, untuk melegakan kegelisahan Victoria.

"Ya, mari pergi. Saya siapkan susu panas dengan madu sepulang nanti."

"Hah," Ciel mendengus, "Tentu saja. Mari pergi, Sebastian."

Tawa pecah menjadi serpihan, "Tidak ada penguburan, eh?"

Ciel menutup matanya. Lidah Sebastian terjulur keluar, menjilat bibir atasnya. Menggebu merasakan jiwa yang lebih gelap dari hitam saat akhirnya nanti.

Ciel tak menyesal.

Jiwanya … pasti akan sangat lezat nantinya. "Anda tidak menyesal?"

Demi dirinya sendiri, ia menumpulkan perasaannya.

.

.

.

END

.

.

.


Yak, ini adalah Fictogemino. Coba baca dari bawah ke atas XD pertama kali bikin, semoga gak rancu ya. Makasih udah mau baca! Review, guys?