Salam Kenal! Ini pertama kalinya aku bikin fic jadi maklumin ya kalau ficnya acak-acakan, gak jelas, dan aneh :) . Kita mulai aja deh ceritanya…. (Dan buat yang gak suka, gak usah dibaca)
Warning: OOC, OC
Pairing: SasuSaku, NaruHina, NejiTen, ShikaTema, SaiIno
Genre: Friendship/Romance
Disclaimer: Masashi Kishimoto
NARUTO ANIME : LIFE STORY
Di suatu pagi...
Sakura sedang berjalan menuju ruangan hokage karena ia diberi tahu bahwa Tsunade ingin berbicara suatu hal yang penting.
"Apa yang akan dibicarakan Tsunade-sensei kepada ku ya?" Gumam Sakura.
Sementara di ruangan hokage...
"Jadi kuharap kalian semua bisa mengerti dan bisa menerima keputusanku ini" kata Tsunade sambil menatap berharap kepada para remaja berumur sekitar 16 tahun yang kini ada di ruangannya.
"Aku mengerti, tapi... maafkan aku Tsunade-sama aku tidak bisa menerima keputusanmu itu, dan yang lain juga tidak, lebih baik kita pakai rencana lain saja ya. " Pemuda berambut kuning itu mengatakan ketidak setujuannya.
"Ya, si rambut durian itu benar!" kata seorang laki-laki berambut mirip nanas.
"Aku tahu itu sulit bagi kalian semua, tapi kalian harus sudah tidak ada cara lain lagi" kata Tsunade
"Tapi…" sebelum Ino selesai mengucapkan kata-katanya ada suara ketukan.
'Tok…Tok…Tok…'
"Masuklah! " jawab Tsunade.
'Cklek' pintu terbuka.
"Wah…. Disini ada Naruto-kun, Sai-kun, Hinata-chan, Kiba-kun, Shino-kun, Ino-chan, Shikamaru-kun, Chouji-kun, Tenten-chan, Neji-kun, dan Lee-kun juga ya" Sakura menyebut nama mereka satu per-satu.
"Oh ya, ngomong-ngomong mengapa kalian semua ada di sini, dan apa yang ingin Tsunade-sensei bicarakan kepada ku?" Tambahnya.
"Begini, aku memberitahu mereka tentang rencana baruku, dan aku juga ingin memberitahukan rencanaku itu kepada mu" Jawab Tsunade.
"Rencana?" Sakura menatap mereka semua dengan tatapan bingung.
"Ya, aku sudah merencanakan kalau sekolah mu akan ku pindahkan ke kota Kumamoto (bagian kota bukan desa). Dan kau juga akan tinggal disana untuk waktu yang mungkin cukup lama." kata Tsunade.
"APA! Ku-Kumamoto, sensei bilang sekolahku akan dipindahkan kesana?" Tanya Sakura seolah tak percaya apa yang barusan di katakan oleh gurunya itu.
"Ya, itu benar" Jawab Tsunade.
"Tapi mengapa? Aku masih ingin bersekolah di sini, di Konoha. "
"Aku tahu itu, tapi ini satu-satunya cara untuk menjauhkanmu dari Akatsuki. Dan kau akan pindah secepatnya, aku sudah mengurus pendaftarannya. " Jawab Tsunade.
"Aku tidak bisa meninggalkan desa ini, aku bisa kok menjaga diriku baik-baik, dan berusaha agar tidak tertangkap oleh Akatsuki. Lagi pula kalau aku pindah pasti Tsunade-sensei akan melarangku untuk sering-sering datang kemari. " kata Sakura dengan nada yang sedih.
"Aku juga tidak setuju kalau Sakura-chan pindah" kata Naruto.
"Ya aku juga" tambah Ino, Hinata, dan Tenten bersamaan.
"Tapi tidak ada cara lain. Apa kalian tidak mengerti juga?" Tsunade berkata dengan nada yang sedikit kesal.
Para remaja itu hanya menjawab pertanyaan Tsunade dengan gelengan kepala, hanya satu yang menjawabnya dengan kata-kata yaitu Naruto Uzumaki.
"Pokoknya aku tidak setuju! Kalau kau mau membuat kami setuju, berikan kami alasan yang tepat! " kata Naruto
"Huft…" Tsunade mendengus.
"Kalian harus mengerti, bagaimana jika suatu saat Sakura benar-benar tertangkap oleh Akatsuki! Mereka akan memanfaatkan jurus yang belum diketahui untuk 'membuka segel apa' itu! Lagipula tenaga Sakura belum cukup tinggi untuk menggunakan jurus itu! Dan kalau Sakura sampai menggunakan jurus itu nyawa Sakura lah taruhannya. Apa kalian lebih senang melihat Sakura mati di tangan Akatsuki dengan cara seperti itu? Dan kau juga Sakura, bagaimana jika mereka mengetahui segel yang dapat dibuka dengan jurus itu? Bukankah menurut ramalan Rikudou Sennin 'jika segel itu terbuka maka akan membawa pengaruh yang sangat penting bagi dunia shinobi'! Dan jika yang membuka segel itu Akatsuki, kita tidak tahu pengaruhnya buruk atau baik mengerti kan?" jelas Tsunade dengan panjang lebar.
Ya, jurus itu memang diincar oleh Akatsuki. Mereka berfikir kalau segel itu berisi kekuatan yang hebat dan bisa membatu mereka mendapatkan Hachibi dan Kyuubi. Oleh karena itu, Tsunade berusaha menjauhkan Sakura dari Akatsuki, karena dapat membahayakan Sakura, Naruto, bahkan semua, Tsunade memutuskan untuk memindahkan sekolah Sakura ke sekolah lain yang jauh dari desa shinobi, dan keputusan itu ditolak oleh Sakura dan teman-temannya, Tsunade tetap berusaha agar mereka mengerti bahwa mereka harus merelakan keputusan Tsunade, dengan cara menjelaskannya mungkin mereka akan mengerti.
"…"
Ruangan itu hening sejenak.
"Kau benar seharusnya kami paham akan hal itu." Kata Sakura yang membuka pembicaraan.
"Benar sih… Tapi kalau Sakura-chan pindah kita tidak akan sering bertemu dengan Sakura-chan lagi" kata Naruto menyerah.
"Hmmm…. tenang saja teman-teman kita bisa mengetahui keadaan Sakura-chan dengan mengirimkan surat! " kata Ino.
"Oh ya, aku hampir lupa. Aku bukan bermaksud untuk memisahkan kalian dengan Sakura, tapi…. Sebaiknya kalian tidak usah berkomunikasi dulu dalam bentuk apapun termasuk berkirim surat, karena aku takut Akatsuki akhirnya mengetahui keberadaan Sakura. " kata Tsunade.
"Tapi Tsunade-sama aku tidak bisa menerimanya jika berkirim surat saja tidak boleh . . " kata Ino agak kesal.
"Aku tahu itu sulit, tapi kalian harus menerimanya, bagaimana jika Sakura benar-benar ditangkap oleh Akatsuki?" jawab Tsunade.
"Dan…Sakura akan pindah besok" tambahnya.
"APA? Besok! "kata para remaja itu bersamaan.
"Mengapa cepat sekali?" kata Tenten.
"I-Iya me-mengapa harus besok?" kata Hinata.
"Ya, bagaimana kalau kita adakan acara perpisahan, Sakura-chan kan butuh waktu untuk meninggalkan sekolah. " Kata Lee
"Ya itu benar, harusnya kita adakan acara makan-makan dulu, dan Sakura-chan kan juga butuh waktu untuk membawa persediaan makanan yang banyak. " tambah Chouji.
"Hah…kau ini Chouji, dalam keadaan apapun juga pikiranmu itu makan terus. " Omel Shikamaru.
"Huh. . makan itu kan penting" balas Chouji.
"Aku tahu, tapi jangan terlalu banyak" kata Shikamaru.
"Sudah, tidak usah berdebat kalau kalian tidak setuju besok Sakura akan pergi 3 hari lagi! " kata Tsunade
"Mengapa hanya 3 hari? Kenapa tidak 1 abad saja?" kata Naruto
'Plak' sebuah jitakan mendarat di kepala Naruto.
"Dasar bodoh! 3 hari itu sudah paling lama tahu! Karena sekolah Sakura yang baru mulai masuk 4 hari lagi. " Jawab Tsunade yang baru saja memberikan sebuah tonjolan di kepala Naruto.
"Ya… baiklah" kata Naruto sambil mengusap kepalanya.
"Jadi sudah diputuskan, kalau Sakura akan pindah 3 hari lagi, bagaimana kalian setuju?" tanya Tsunade.
"Setuju" jawab para remaja dengan nada terpaksa.
"Kalau begitu mulai hari ini, kau harus mulai membereskan barang-barangmu Sakura! " kata Tsunade.
"I-Iya" jawab Sakura.
"Hm. . Sakura-chan aku bantu membereskan barang-barangmu ya?" kata Naruto
"Iya kami juga mau membantu" kata yang lainnya.
"Kalian boleh membantu, terima kasih teman-teman. " Kata Sakura.
Para remaja itu meninggalkan ruangan hokage, mereka hanya terdiam sambil memikirkan tentang kepindahan Sakura. Mereka masih tidak rela jika Sakura harus pindah dari desa Sakura sendiri juga tidak mau meninggalkan desa, teman-temannya, dan semua yang ada di desa banyak kenangan di desa kelahirannya itu, jadi sangat sulit untuk meninggalkannya begitu saja, ia harus meninggalkan desa itu dan kenangan yang ada di Konoha,semua harus dilakukannya demi kebaikan orang lain.
"Teman-teman, nanti jam 17. 00 kita berkumpul di rumah Sakura untuk membantunya beres-beres, oke?" kata Ino yang memecahkan keheningan.
"Baiklah, setelah itu kita makan bersama ya?" jawab Chouji.
"Huh, pikiranmu makan terus Chouji!" gerutu Shikamaru.
"Biarkan saja." jawab Chouji.
"Sudah-sudah, pokoknya nanti tidak ada yang boleh terlambat ya!" kata Ino.
"Baik." sahut mereka bersamaan.
"Terimakasih ya teman-teman karena kalian mau membantuku." kata Sakura.
"Sama-sama." kata Naruto mewakili teman-temannya.
.
.
.
.
Di rumah Sakura
"Hei sakura buku-buku ini mau diletakkan di mana?" kata Naruto sambil membawa setumpukan buku.
"Hm. . di sana saja." kata Sakura.
"Hmm…A-Apakah tidak apa-apa kalian membantuku beres-beres sampai malam begini?" kata Sakura kepada teman-temannya yang kini tengah sibuk merapikan barang-barang yang ada di rumah Sakura.
"Tidak apa-apa kok" kata Tenten
"Iya, lagi pula kita sebentar lagi akan berpisah, jadi tak masalah kalau kami membantumu sampai malam" tambah Ino
"Terimakasih ya kalian semua mau membantuku" ucap Sakura kepada teman-temannya.
"Sama-sama" kata sekelompok remaja itu bersamaan.
Kemudian pada saat mereka sedang sibuk beres-beres, tiba-tiba Ino melihat buku yang berada di atas lemari Sakura.
"Loh…buku apa itu, bukankah tadi kata Sakura tidak ada buku lagi selain di ruang belajarnya, dan tadi kata Naruto ia sudah mengambil semua buku-buku itu, tapi mengapa disini masih ada ya?" batin Ino.
"Mungkin Sakura lupa kalau ada buku di atas lemarinya, kuambilkan saja deh. " tambahnya.
Lalu Ino mengambil buku yang ada di atas lemari itu memiliki sampul berwarna krem dan di hiasi gambar kelopak bunga Sakura, dan ada tulisan tetapi tidak jelas karena tertutup debu.
"Banyak sekali debunya, biar kubersihkan dulu" batin Ino.
Saat Ino membersihkan buku itu, Ino melihat ada tulisan di sampul buku itu yaitu "TEAM 7".
"Team 7? Mungkin ini foto Sakura dengan Team 7, aku jadi ingin melihatnya"kata Ino.
Lalu ino membuka buku itu yang ternyata sebuah album foto.
"Eh. . ini kan gambar Naruto. Menyebalkan sekali wajahnya disini" kata Ino.
Ino melihat foto naruto sedang berdiri di dekat pohon dengan wajah nyengir sambil memengang mangkuk ramen.
"Nah, ini foto Sakura, ini foto Kakashi-sensei, lalu ini foto…. " Ino menggantungkan kata-katanya.
"Sa-Sasuke" lanjut Ino.
"…"
Ino duduk terdiam dipinggir kasur Sakura sambil memandangi foto Uchiha Sasuke dengan pandangan sedih, suasana di kamar itu menjadi hening, sampai akhirnya…
"Ino, sedang apa kau di kamarku? Mengapa kau tidak ke ruang makan? bukankah kita akan makan malam bersama? memangnya kau tidak lapar?" Kata Sakura yang langsung memberikan beberapa pertannyaan kepada Ino.
"…"
Ino yang sedang melamun tidak menjawab pertanyaan dari Sakura. Tapi tiba-tiba Ino sadar dari lamunannya karena Sakura menepuk pundaknya.
"Eh, ada apa Sakura?" kata Ino.
"Kau melamun ya?" Tanya Sakura.
"Eh, ti-tidak kok?" jawab Ino.
"Sudahlah mengaku saja, aku tahu kau sedang melamun, kau memikirkan apa?" kata Sakura.
"Loh, apa itu yang kau pegang?" tambah Sakura setelah melihat sebuah buku yang dipegang ia tidak sadar kalau itu adalah album fotonya bersama team 7.
"Ah, bu-bukan apa-apa kok, " kata Ino sambil memaksakan senyumnya.
"Sini, coba kulihat" kata Sakura
"Eh, ti-tidak perlu, kau tidak perlu melihatnya" kata Ino
"Memangnya kenapa, aku kan mau lihat" kata Sakura.
Lalu Sakura merebut buku itu dari tangan Ino, lalu ia melihat foto yang sedari tadi dipandangi Ino saat ia melamun, dan saat Sakura melihat foto itu. .
"I-ini kan foto…" Sakura menggantungkan kalimatnya.
Tiba-tiba mata emerald Sakura mengeluarkan air mata
"Sa-Sasuke-kun" ucap sakura dengan nada yang sedih.
"Sa-Sakura jangan menangis, aku kan sudah bilang kalau kau tidak perlu melihat foto itu, kalau kau tidak melihat foto itu kau tidak akan menangis seperti ini" kata Ino.
"Sudah lah, kau tidak perlu menangis, tidak ada gunanya. Suatu saat kau pasti bisa bertemu dengannya. Ya... kau pasti bisa bertemu dengan dia 'Uchiha Sasuke'. Jadi kau tidak perlu menangis, walau kau menangis darah sekali pun dia tidak akan muncul dengan tiba-tiba" tambah Ino yang berusaha menghibur sahabatnya itu.
"Tapi. . , mu-mungkin saat aku be-bertemu dengannya di selalu bersikap dingin ditambah dengan dendamnya kepada Konoha. Lagi pula aku menangis bukan karena aku tidak dapat bertemu dengannya lagi, tapi aku menyesal karena aku sudah gagal membujuknya agar tidak terpengaruh dengan dendam. " kata Sakura.
"Sudahlah, tidak perlu disesali, yang berlalu biarlah penting sekarang adalah memperjuangkan masa depan kita agar menjadi lebih baik dari pada sekarang, dan mungkin di masa depan nanti ada Sasuke juga dan dia bukan sebagai musuh lagi, tapi di masa depan nanti, mungkin dia adalah sahabat kita seperti dulu Sakura-chan" kata Naruto yang tiba-tiba muncul.
"Na-Naruto-kun…. " Sakura diam sejenak sambil memikirkan kata-kata Naruto tadi.
Kemudian ia mengusap air matanya dan berkata "Ya aku percaya denganmu Naruto-kun" sambil tersenyum kearah Naruto.
"Nah, kalau begitu ayo aku sudah lapar nih" kata Ino sambil memegangi perutnya.
"Ayo" ajak Naruto.
Di Ruang Makan
Sesampainya di ruang makan, para remaja yang lain sudah menunggu kedatangan mereka.
"Huh, kalian lama sekali aku kan sudah lapar, kalau saja orang itu (menunjuk kearah Kiba) tidak memaksaku untuk menunggu kalian kemari dan memulai makan bersama-sama, pasti semua makanan di meja ini sudah habis kumakan" Omel Chouji pada Naruto.
"Hehehe, maaf. . maaf, ya sudah kita mulai saja acara makan malam bersama ini" kata Naruto.
"Itadakimasu" kata mereka semua bersamaan.
.
.
.
Setelah selesai makan, teman-teman Sakura bersiap untuk kembali ke rumah mereka masing-masing.
"Sakura, kami pulang dulu ya!" kata Ino mewakili semuanya sambil melambaikan tangannya
"Ya" jawab Sakura sambil tersenyum kearah sahabat-sahabatnya itu.
.
.
Di kamar Sakura
"Huft. . tadi itu melelahkan . . andai saja aku ini ninja yang hebat, pasti aku tidak akan di suruh pindah sekolah oleh Tsunade-sensei " gumam Sakura.
"Oh ya, ini jam berapa ya? Hah sudah jam 23. 15!" kata Sakura sambil melihat jam.
"Aku harus segera tidur" kata Sakura.
Lalu ia membaringkan tubuhnya di atas kasur yang berukuran king-size itu kemudian terlelap.
~To Be Continued~
Akhirnya selesai juga chapter pasti fic ini gak nyambung deh, hahaha, apalagi pas adegan Sakura nangis di kamarnya karena ngeliat foto Sasuke *dihajar Sakura*. Oke chapter selanjutnya Sakura pindah ke sekolahnya yang baru, terima kasih untuk yang udah mau baca fic gaje ini.
