Malam hari yang indah di kota Magnolia. Purnama bersinar terang. Bintang-bintang berkelipan indah. Tak ada sedikit pun awan yang menutupi bintang-bintang ataupun sang purnama. Sungguh sempurna malam itu.

Di jembatan di tengah kota Magnolia, berdiri seorang perempuan yang menunduk. Dia menunduk bukan karena sedih. Tapi dia sedang melihat cerminan sang malam di sungai dibawahnya. Senyum tak pernah lepas dari bibirnya selama memandangi cerminan malam itu.

Mirajane, itulah nama gadis itu. Dia memiliki rambut berwarna putih dan mata biru cemerlang. Gaun merah muda yang selalu dipakainya, sangatlah cocok dengan warna rambutnya.

Mirajane, dia adalah penyihir dari guild Fairy Tail. Dia mantan penyihir tingkat S disana. Tapi sekarang sudah tidak lagi karena tubuhnya sudah tak kuat lagi. Sekarang Mirajane hanya menjadi pelayan di bar Fairy Tail. Tapi terkadang, dia masih bertarung dengan sihir pengalihan tubuh iblis miliknya.

Di sisi salah satu jalan yang dihubungkan oleh jembatan itu, terdengar langkah kaki yang menggema memecah keheningan malam. Mirajane sontak menengok kearah suara langkah kaki itu dengan waspada.

"Siapa disana?" ucapnya lembut namun tegas

Seseorang pemilik langkah kaki itu tersenyum, namun hal itu tak disadari oleh Mirajane. Dia pun tak merespon pertanyaan Mirajane.

Mirajane tak berkata-kata lagi. Dia memasang kuda-kudanya dengan kuat. Dia tahu dia tak bisa bertarung. Tapi setidaknnya dia bisa sedikit membela diri.

"Sungguh kau tak tahu siapa aku, Mirajane?"

Mata biru Mirajane terbelalak. Suara yang sangat familiar di benaknya. Dia pun tersenyum dan menurunkan posisi bertarungnya. "Kau menakut-nakutiku!" gerutu Mirajane tapi masih tetap tersenyum

Orang yang sedari tadi berjalan mendekati Mirajane pun rupanya makin terlihat rupanya. Dia berrambut jabrik dan berwarna kuning. Tentu saja Mirajane tahu itu siapa.

"Apa yang kau lakukan malam-malam begini Luxus?"

Ya, Luxus. Itulah nama pria itu. Penyihir tingkat S di guild yang sama dengan Mirajane. Cucu dari master guild Fairy Tail. Seorang Dragon Slayer berjenis petir.

"Kau sendiri?" balas Luxus

Luxus telah sampai di ujung jembatan. Beberapa langkah lagi sampai di tempat Mirajane berpijak.

"Aku suka menatap cerminan malam hari di sungai ini." jawab Mirajane. Luxus tersenyum, tapi hanya itu yang dapat ditangkap Mirajane. Dia tak bisa melihat sang penyihir petir itu dengan jelas. Mirajane Mendekati Luxus dan menarik tangannya. "Mendekatlah, aku tak dapat melihat wajahmu dengan jelas kalau kau berdiri disana."

Wajah itu pun sekarang terlihat dengan jelas karena tertimpa cahaya bulan. Wajahnya sangat tegas. Sebuah bekas luka berbentuk petir melintas di matanya kirinya. Sebuah handset berbentuk paku yang menembus kepalanya menutupi telinganya. Mata hitamnya menatap lurus gadis didepannya.

Mirajane tersenyum dengan sebuah rona merah di pipinya. "Jadi, ada urusan apa kau kesini?"

Luxus terdiam sebentar. Mirajane hanya menunggu pria yang sebenarnya adalah kekasihnya itu berbicara.

"Mirajane," ucap Luxus agak lirih

"Ya?" jawab Mira riang

"Aku akan pergi."

Mirajane menaikkan sebelah alisnya mendengar perkatan salah satu dari dragon slayer di Fairy Tail itu. "Apa maksudmu?"

Luxus tersenyum. Senyum tulus yang tak pernah ditunjukkannya pada anggota guild Fairy Tail lainnya, kecuali master. Mirajane makin bingung dibuatnya.

"Luxus, jawab aku." ucap Mirajane khawatir

"Jangan khawatir begitu, Mira. Aku hanya akan menjalankan quest besok." jawab Luxus.

"Luxus, aku makin tak mengerti apa yang terjadi." kata Mirajane sedikit kesal karena merasa dipermainkan pacarnya ini.

"Aku akan melaksanakan quest tingkat S dengan reward terbesar. Dan saat kubaca keterangannya, tertulis; Maybe you will die." jawab Luxus sambil mengerluarkan selebaran dengan cap merah bertuliskan "S" pada Mirajane.

Mata Mirajane terbelalak lebar mendengar dan melihat permintaan tersebut. Dia menggelengkan kepalanya. "Jangan ambil quest itu, Luxus." ucap gadis berrabut putih itu.

"Aku akan mengambilnya. Master pun sudah mengizin-"

PLAK!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Luxus. Tamparan dari gadis yang dicintainya dari 6 tahun yang lalu. Sang mantan penyihir tingkat S.

Air mata Mirajane menetes membelah pipinya. "Untuk apa kau mengambil quest berbahaya seperti itu? Itu lebih cocok ditujukan untuk master atau Mistgun."

Luxus menggenggam pergelangan tangan Mira dengan kuat dan membuatnya meringis kesakitan. "Untuk itulah aku menjalankan quest ini. Untuk membuktikan akulah penyihir terkuat di Fairy Tail padamu. Untuk membuktikan hanya aku lah yang dapat melindungimu."

Luxus tersenyum lirih melihat wajah Mirajane yang dipenuhi air mata. Dia mengusap air mata itu dengan tangannya. "Mungkin ini hanya keegoisanku semata. Tapi, biarkan aku melakukannya."

"Kalau kau mati, semuanya akan berakhir!" ucap Mirajane sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Luxus, tapi tak berakhir.

Tiba-tiba pria yang selalu memakai handset berbentuk paku yang menembus kepala itu mecium kening Mirajane. Singkat memang, tapi itu kebahagian dalam banyak arti baginya dan Mirajane. Saat dia melepaskannya, dia menatap wajah kekasihnya yang bersemu merah. Dia tertawa kecil melihatnya. "Tunggulah aku dan berdoalah itu tak akan terjadi."

"Luxus..." ucap Mirajane lirih

"Aku mencintaimu, Mirajane."


Semua anggota guild Fairy Tail berdiri di depan sebuah peti mati. Semuanya bermata sembab disana. Tak satu pun yang memancarkan senyuman. Walaupun itu Natsu dan Gazille yang pernah dihajarnya habis-habisan itu. Walaupun itu sang Titania yang merupakan saingan terbesarnya sebagai penyihir tingkat S.

Kenapa tak ada satu pun dari mereka yang tersenyum?

Karena salah satu dari nakama yang mereka miliki telah pergi ketempat yang jauh dan tinggi. Dia meninggal dalam misinya. Meninggal dalam keadaan mulia karena dia telah menghabisi salah satu antek terkua milik sang penyihir hitam terkuat-Zelf-untuk melindungi desa yang diserang oleh iblis itu.

"Sudah kubilangkan, jika kau mati, semuanya akan berakhir."

Kalian pasti sudah bisa menebak siapa yang mengatakan hal itu.

"Doa ku tak terkabulkan?"

Dan kalian juga sudah dapat menebak siapa yang terbaring di peti mati itu kan?

"Kau bodoh, Luxus."

Ya itulah dia, sang penyihir petir terkuat di Fairy Tail.

"Sayonara, My Love."


Fairy Tail (c) Hiro Mashima

Twlight Prince presents

Pray for Me

Warning:

OOC and typo(s) maybe, character death, ect.


Oh, saya aneh! Masa mau mewek gara-gara baca fict bikinan sendiri! -mewek guling-guling- #abaikan

Ok, saya sangat cinta pairing ini! LuxusXMirajane itu de best setelah GrayErza. Sayangnya di fandom FT fict dengan pairing ini 0%! -nangis lagi-

Saya udah lama bikin fict ini. Tapi baru bisa publish sekarang karena saya takut di flame karena telah membuat sebuah pairing baru sembarangan.

Wahai para author dan readers yang budiman. Jangan biarkan ketakutanku terwujud. Makanya, jangan flame ya -puppy eyes- Kalo mau flame di tahan aja menjadi kritikan sopan nan membangun, oce?