Maid Bachi 1 ½

Kufufufufufu noooooooo fuuuuuuu...

Yosh, atas restu Sensei yang merupakan author "Maid Bachi" dan "Maid Bach 2nd", saya berhasil membuat Maid Bachi 1 1/2 ! Terima kasih banyak Kirikaze Dokuro-sama!

Warning: humor garing yang (mungkin) 100% dipaksakan. Mungkin jg sama sekali tidak lucu, maaf karena saya tidak punya bakat melucu.

Letter Bee: © Hiroyuki Asada

Maid Bachi 1 ½: © LegendarypkmnNyunyu

Selamat membaca dan semoga tertawa!


-That Butler, Came-

Sudah genap seminggu sejak Zazie dan kawan-kawan bekerja sebagai pelayan di Bee Cafe yang entah kapan dibangun ataupun direncanakan. Sudah banyak kejadian yang terjadi, mulai dari Lag dan Zazie yang menjadi bintang para pedo-bear yang tiap harinya hampir menjadi korban grepe-grepe om-om berkedok, sampai Zazie (Zazie dan hanya Zazie) yang dikejar-kejar oleh 2 orang gadis berkacamata (author gaje ini dan Sensei-nya).

"Aku sudah tidak tahan lagi!" teriak Zazie,

"kenapa harus aku terus yang dikejar 2 gadis berkacamata itu?"

"Ta-tapi, kau kan selalu dilindungi oleh Lactobasillus – eh, oleh Jiggy-san maksudku..." , sahut Lag.

"A-aku kan tidak mau merepotkannya tahu... ", kata Zazie yang wajahnya memerah.

"Aku tidak merasa direpotkan Zazie.", kata Jiggy yang muncul dari hanya-dia-dan-Tuhan-yang-tahu, "itu sudah menrupakan kewajiban seorang senior, bukan?"

"Ah.. Jiggy-san...itu..." kata Zazie terbata-bata. Bayangkan saja buah atau sayur tomat, seperti itulah wajah Zazie saat itu. Tiba- tiba...

"CONNOR!"

Jeritan Roda (yang sangat-sangat jarang terdengar) yang melengking, memekakkan telinga semua yang ada di Bee Hive, dari Dr Thunderland (yang melakukan kebiasaannya di ruang bedahnya) sampai author baik nan cantik ini pun jadi korbannya (jijik).

"Connor! Sejak kapan kau boleh makan makanan yang ada di gudang?", jerit Roda yang kelihatannya sangat marah pada Connor.

"Ma-maaf! Aku lapar sekali. Pizza-ku juga sudah habis, jadi aku makan yang ada di sini. Aku hanya makan sedikit kok..." , kata Connor sambil sujud sembah dihadapan Roda.

"Connor, kau menghabiskan 10 karton susu Ultramelek, 10 kotak keju Frakt, 15 buah nanas Kufufu, 10 buah melon supreme Nufufu, 20 buah ape Cuciton (Wash=cuci, Washington=...), satu tandan pisang super DK, dll., dll. apa itu yang kau sebut sedikit?" , kata Aria sambil melihat daftar isi buku IPA kelas IX semes- cut! *author datang

"Sumimasen (A/N: semoga tulisannya benar) Itu buku IPA saya. Maaf tertukar..." *tukar buku IPA dengan daftar isi gudang.

"Terima kasih Nyunyu-sama"

"Terima kasih kembali... Doakan saya ya, agar nilai IPA saya bagus..." *author teleport

"Yosh, kan bisa di beli lagi. Bee Cafe ini sukses besar, uang yang masuk juga banyak", kata Gauche yang muncul entah dari mana kayak tuyul.

"Gauche, apa pasar masih berjualan sekarang?", tanya Roda sambil menunjuk ke langit.

"Eh.. Rasanya tidak...", jawab Gauche dengan ekspresi biasa.

-Di luar Bee Hive-

"Jadi ini Bee Hive..."

Seorang pria jangkung berpakaian serba hitam menatap gedung Bee Hive yang megah sambil menenteng kopornya. Pria ini memakai jas butut hitam dan sarung tangan putih. Tampaknya pria berasal dari keluarga bangsawan.

"Aku penasaran. Apa yang membuat tuan muda tertarik dengan makanan di restoran rangkap kantor pos ini?", gumam pria itu.

"Yosh, aku masuk sajalah" Pria itu lalu melangkah masuk ke Bee Hive.


Yosh.

Sepertinya benar- benar humor yang dipaksakan.

Masih akan berlanjut!

Tapi saya tidak bisa janji...

Saya sangat disibukkan dengan ulangan dan try out, jdi tolong mengertilah pembaca.

Yang dapat saya janjikan hanyalah saya akan meng-update fic ini.

Read and Review!