_The Dark_
_Chapter 1_
Author : Im Soo Jung
Cast : Park Chanyeol, Kris Wu, Hwang Zi Tao, Byun Baekhyun, Kim Jongin, Kim Junmyeon, Oh Sehun, Xi Luhan, ect.
Genre : Romance, Sad, Mystery
Disclaimer : Member is not mine, but this story is mine, Park Chanyeol is mine too #plak.
Warming : Yaoi, boyXboy, Typo is everywhere, AU, and the other complication... Waks! XD
A.N :
Hello, I'm back again with this fic. Sorry, saya post fic lagi, padahal fic dan sequel lain masih nunggu XD. Mian #nunduk3kali, semoga masih ada reader yang masih setia baca fic gaje ini yang memiliki radius kegajean melebihi segala, hoho. Banyak bacot deh saya, langsung aja XD. Hoho... Dan...
Happy Reading!
_Don't Like Don't Read_
_The Dark_
Kris berjalan terseok, menyeret kakinya seolah terpaksa. Matanya melihat sekeliling lorong sekolah yang sunyi. Seluruh tubuhnya melemas, luka menganga di bahu lengannya masih mengucur darah. Ia mendesah merasakan nyeri di seluruh tubuhnya yang memar, mungkin sebentar lagi ia akan pingsan. Kaki Kris melemas, kemudian lututnya terhempas di lantai berdebu.
Hap
Seseorang menangkap tubuh Kris saat tubuh itu akan segera jatuh di lantai. Kris membuka matanya, hendak melirik siapa yang menolongnya. Namun tubuhnya berontak, dan ia memilih pingsan.
"Kris?"
Suara itu terdengar samar samar dalam sayup sayup telinga Kris, ia merasa tubuhnya diangkat oleh seseorang. Dan ia kembali meringgis saat luka dibahu lengannya terasa nyeri, ia mencoba membuka matanya namun gagal. Kemudian gelap, dan ia tak dapat mendengar satu dua suara lagi.
_The Dark_
Kris beranjak dari lelap, membuka matanya dengan berat dan pusing memukul punggung kepalanya. Ia mengedarkan pandang sembari mengerjap ngerjapkan matanya, mencoba menormalkan cahaya yang masuk kematanya.
Kris melenguh saat merasakan nyeri di bahu lengannya yang telah diikat oleh perban. Kris melirik seluruh tubuhnya yang didapatinya telah lebih baik, memar dan luka ditubuhnya telah diobati.
"Hyung?" Namja itu datang menghampiri Kris membawa seember kecil air hangat dan sebuah handuk, kemudian terduduk disamping ranjang Kris. "Sejak kapan kau bangun?"
Kris tak menjawab hanya mencoba untuk bangun, namun namja itu mencegah Kris dan menyuruh Kris untuk merebahkan diri kembali.
"Istirahatlah dulu," namja itu tersenyum kemudian menaruh seember air itu diatas meja kemudian berdiri dari duduknya. "Kau masih demam."
Kris mengerutkan dahinya, merasakan pusing yang menjalari kepalanya. "Sejak kapan aku pingsan begini Chanyeol?"
Namja yang terpanggil Kris dengan sebutan Chanyeol itu terdiam, ia memutar matanya mengingat ingat kemudian menatap Kris lugu. "Kurasa dua hari hyung."
"Dua hari?!" Kris tersentak kemudian memukul dahinya seperti orang bodoh. "Aku pingsan selama itu?"
Kris mengerang marah, kemudian menutupi wajahnya dengan bahu lengannya yang tak terluka. Sudut matanya melirik Chanyeol yang masih terdiam sembari menunduk, tanpa ekspresi atau senyum seperti biasanya. Murung.
"Kau tak sekolah?" Kris bertanya menatap seragam Chanyeol yang kotor entah karena apa. "Kenapa bajumu kotor?"
Tak ada jawaban. Mereka terdiam dalam hening sembari menunggu Chanyeol mengeluarkan jawaban, dan Kris hanya menunggu untuk mendengarkan suara bass itu dikeluarkan.
"Bukan apa apa," pada akhirnya hanya itu yang Chanyeol dapat katakan. "Kau istirahatlah hyung."
Dirumah dengan warna putih yang khas dan hitam yang mendominasi. Kris terdiam menatap Chanyeol yang berbalik pergi, menatap punggung Chanyeol yang entah kenapa begitu kotor seperti habis dihajar habis habisan.
Chanyeol kembali lagi membawa sebuah ponsel, milik Kris mungkin. "Tao menelponmu semalaman, tak berani kuangkat takut nanti ada hal penting yang hanya ingin ia bicarakan denganmu."
Chanyeol tak mendapati reaksi selain tatapan tajam Kris yang menusuk, sedangkan ia hanya tersenyum seadanya sembari memberikan ponsel itu pada pemiliknya. "Telponlah Tao terlebih dulu, ia pasti khawatir tentang keadaanmu."
Kris menerima ponsel itu dan kemudian terdiam sembari menatap layar ponselnya tanpa berbuat apa apa.
"Kau habis dipukuli lagi, eh?" Chanyeol bersuara, menunggu jawaban Kris yang masih menunduk.
"Bukan urusanmu," Kris berkata walau terdengar ragu.
"Urusanku," Chanyeol mengelak kemudian membalas tatapan tajam Kris dengan wajah memelasnya.
Kris terdiam, menatap wajah Chanyeol tak dapat membuatnya marah. Hingga pada akhirnya ia bercerita. "Mereka mencela tentang keluargaku."
"Dan tentu saja aku tak terima dengan hal hal yang menghina hina seperti itu," Kris berkata. "Jadi, yah seperti itulah."
"Kehidupan gangstermu itu," Chanyeol terdengar samar. "Akan membuatmu terbunuh suatu saat nanti."
Kris hanya tertawa hambar mendengarnya, kemudian bangun dari tidurnya walau ada ratusan sakit yang menghantam tubuhnya. "Tapi toh selama ini aku baik baik saja."
"Bodoh," Chanyeol berdesis. "Baik baik saja apanya? Apa keadaanmu saat ini baik baik saja?"
"Sungguh," Kris berkata kemudian menangkup pipi Chanyeol. "Aku baik baik saja Dobi."
Kris menatap pipi Chanyeol, terdiam mendapati seluruh memar dileher dan diwajah Chanyeol. Ia menatap kedua mata foxy itu seolah bertanya 'apa yang terjadi?'.
"Hyung," Chanyeol berkata samar sembari menyingkirkan tangan Kris dari pipinya kemudian tersenyum getir.
"Apa yang ayahmu lakukan lagi padamu?"
Mendengar nada yang Kris katakan, Chanyeol merasa jatuh. Seolah olah Kris telah mengatakan 'apa yang si brengsek lakukan padamu?'. Dan Chanyeol tak ingin menjawabnya, tak juga berniat menatap tatapan Kris yang tajam.
Kris menghela napas menatap Chanyeol yang masih terdiam dalam hening, Kris yakin Chanyeol sama sekali tak berniat menjawab pertanyaannya.
"Sudah malam ya?" Kris tersentak menatap bulan telah sedari tadi bergantungan bersama bintang.
"Aku akan pergi ke apotek membeli beberapa obat untukmu hyung."
"Ya," Kris mengiyakan. "Berhati hatilah."
Chanyeol tersenyum mendapati Kris bicara seperti itu. Kemudian tersenyum samar pada Kris, ia berbalik pergi. Tangannya memutar knop pintu kemudian menghilang dibalik pintu yang menutup dengan sendirinya.
_The Dark_
Chanyeol berhenti menyusuri jalanan basah oleh hujan, menatap lurus kedepan. Seorang namja menghampirinya dengan santai, kedua tangannya dimasukkan kesaku celananya.
"Kebetulan sekali kau melewati jalanan ini Dobi," namja itu berjalan semakin dekat hingga jarak diantara keduanya hanya beberapa inci.
"Aku tak ada urusan denganmu Kim Jongin."
"Betulkah?" Jongin berargumen dengan manis. "Kalau begitu mari kita buat sebuah urusan."
"Aku tak punya waktu untukmu Jongin-ah," Chanyeol hendak beranjak pergi, namun tangan Jongin menahan punggung lengannya.
"Kemarilah manis," Jongin berkata kemudian menangkup dagu Chanyeol, "Kris mungkin dalam bahaya jika kau menolak ajakanku."
"Apa?" Chanyeol mengerutkan alisnya.
"Kau memang begitu lugu, tepat seperti yang Sehun katakan," Jongin tertawa hambar.
Chanyeol bergidik ngeri kemudian membelalakan matanya. "Sehun?"
"Sehun ada ditanganku sekarang," Jongin berkata dalam sunyi jalanan malam. "Dan kini aku memiliki nyawa Kris sebagai taruhan, kau ikut atau tidak?"
"Dasar licik," Chanyeol berdesis sinis kemudian mengalihkan perhatiannya tak ingin menatap Jongin.
"Aku telah menyuruh dua orang pergi kerumahmu, menghajar Kris jika kau tak ingin ikut."
Chanyeol bimbang, dan ia memutuskan untuk mengangguk. Ia menatap Jongin sembari tersenyum kecut. Mata foxynya terpejam sembari ia mengatakan sesuatu. "Baiklah."
"Bermain bersamamu Chanyeol," Jongin berkata. "Akan menjadi sesuatu yang menyenangkan."
_TBC_
Fic apa ini?! Author bingung bikin TBCnya dimana, tapi biarlah pendek, biar penasaran #TimpukTao#ToaDeng. Masih adakah yang setia baca FF author ? Kehidupan Kris dan Chanyeol akan dijelaskan dichapter berikutnya. Itupun kalau ada reader yang ng-review kalau gak ada, ya sudahlah lupakan. . . Hoho, minta reviewnya ya reader yang baik...
