Naruto © Masashi Kishimoto
Dawn © Panda Dayo
Genre : /Drama
Rated : M/for language and adult cont/
Summary : Kita, hanya ingin dicintai /AR/ AU
Time setting:
Yahiko, Konan, Nagato - 20 y.o
Itachi & Sakura : 21 y.o
Sasuke & Naruto : 18 y.o
Chara lain menyusul~
Jalanan macet. Disumpal oleh berbagai jenis kendaraan beroda genap. Suara klakson saling bersahutan. Karbondioksida berlomba melepas diri dari belenggu mesin. Pemanasan global atau apalah itu sudah bukan urusan mereka―yang penting segera sampai tempat tujuan untuk mendapat uang. Uang memang benda paling krusial di dunia fana saat ini. Bahkan ada yang terkena doktrin bahwa uang adalah segalanya. Semua dilakukan atas asas materi. Tak ada uang, tak ada hari esok―begitu kata orang jaman sekarang.
"Macet ini sepertinya akan lama.." Di dalam sebuah mobil berlapis warna hitam metalic, terdapat beberapa orang sibuk mengamati jalanan yang penuh sesak sekarang.
"Sepertinya sih ada kecelakaan..tadi aku mendengar bunyi ambulans.." Seorang bersurai ungu angkat bicara.
"Yang benar saja..! Kita kan ada acara penting!" Kini surai oranye menyahut.
"Aku sudah mengirim sms pada manajer, kurasa dia bisa mengulurnya sedikit lebih lama.." Surai merah berusaha menjernihkan suasana. Namun, surai oranye menekan klakson beberapa kali karena kesal. Bercampur antara bunyi orang-orang yang juga mengumpat kesal karena terlambat masuk kerja. Tak lama kemudian, kendaraan di depan bergerak perlahan. Kini semua kembali tenang dan menjalankan kendaraan masing-masing. Sepertinya macetnya sudah selesai.
"Maaf, kami terlambat.."
"Kemana saja kalian ini?! Penonton sudah menunggu kalian!"
"Macet.."
"Ya sudah! Cepat tampil sana! Kalau tidak, kita bisa dituntut!"
"Ha'i!"
Penonton yang ricuh dan sempat sibuk cekcok dengan panitia acara diam seketika. Saat mendapati apa yang mereka tunggu sedari tadi kini telah muncul.
"YAHIKOOO!"
"KONAN-SAN!"
"NAGATO-KUN!"
Lihatlah betapa mirip mereka dengan hewan ternak. Rusuh jika tidak ada makanan, dan semakin menjadi saat mendapatkannya.
"Maaf menunggu lama..kami mengalami sedikit masalah.." Konan mendekatkan bibirnya pada microphone. Setelahnya, ia memetik senar bass elektrik yang dibawanya.
Yahiko―si oranye― dengan cepat segera memukul drumnya. Sedangkan Nagato―surai merah― mulai menekan tuts-tuts keyboard.
"OOOOOOOOOOHHH!"
Konan pun mulai mengeluarkan suara.
.
.
.
.
.
.
Putih.
Itu yang pertama kali terpantul di retinanya.
Kepalanya terasa sakit. Samar-samar ia mendengar suara tetesan tak jauh darinya. Ia melihat nadi tangan kirinya kini diinvasi oleh jarum infus. Juga hampir sebagian raganya dibalut perban sekarang. Ia berusaha menyusun ingatan; apa saja yang menimpanya hari ini.
"Uchiha-san?"
Seorang suster terlihat baru saja membuka pembatas ruangan yang disebut pintu. Ia berjalan mendekatinya. Rambutnya berwarna tidak lazim―merah muda. Ia tersenyum ke arah pasien.
"Kami sudah menghubungi kakak anda..beristirahatlah, Uchiha-san."
Matanya melirik sebentar. Ia melihat nametag pada seragam putih itu―Haruno Sakura.
".." Yang dipanggil Uchiha-san itu hanya diam saja.
"Jika butuh sesuatu, anda bisa menekan bel diatas meja di dekat anda." Suster itu menunjuk sopan ke sebuah meja persis disebelah Uchiha-san itu.
"Hn.." Sahutnya dingin. Enggan sebenarnya. Suster itu membungkuk, kemudian pergi dari ruangannya. Tak lupa menutup pintu kembali secara lambat―agar tidak mengganggu.
Nama pasien itu Uchiha Sasuke. Ia ingat mengapa ia bisa berada di ruangan ini sekarang.
Tadi pagi, pacarnya minta putus melalui sambungan media yang disebut ponsel ketika ia berada di tengah jalan menuju tempat konser idolanya. Sebuah band beraliran pop-rock yang digemarinya sejak masuk SMP.
Golden Blue, namanya. Band yang hanya beranggotakan tiga anak manusia. Yahiko sebagai drummer. Nagato sebagai keyboardist, serta satu-satunya perempuan; Konan. Ia bisa memainkan gitar dan bass sekaligus vokalis.
Ia yang bertelepon ketika sedang menyetir hilang kendali seketika dan disahut sebuah mobil dari lain arah. Apa yang terjadi terjadilah. Yang Sasuke ingat hanyalah bagaimana mobilnya terpelanting hingga berakhir menyenggol pembatas pinggir jalan―kemudian mobilnya meledak dan ia serasa diterbangkan menuju langit. Puber memang mengerikan, terutama untuk pemuda berusia delapan belas tahun itu. Sulit sekali menerima nasib yang mengujinya. Ia merintih pada bagian kepala. Tangannya sedikit meraba. Rupanya kepalanya juga dilingkari perban. Sasuke akhirnya memejamkan sepasang kelopak mata miliknya.
Lebih baik ia beristirahat dulu.
Konser masih berlanjut.
Beberapa penonton berdesakan hingga melompat layaknya tupai. Mereka hanya ingin melihat sang idola lebih jelas.
"YAHIKO-SAN! KAU KEREN!" Terlihat seorang bocah pirang yang mencolok di antara penonton. Jaket oranyenya ia putar-putar ke atas bak suporter tim kesebelasan. Kaus hitamnya semakin melekat karena keringat. Celana yang warnanya senada dengan jaket pun ikut melonjak karena gerakan hiperaktif sang pirang. Ia sangat mengagumi drummer Golden Blue―Yahiko. Ia adalah salah satu fans berat band itu dari sekian banyaknya pasang mata yang memperhatikan.
Teriakannya tenggelam di antara penonton lain. Tapi, ia masih terlihat senang dan melompat-lompat.
Musik berhenti. Pertanda pergantian lagu. Semua penonton tenang, menunggu lagu apa yang akan mereka bawakan selanjutnya.
Terdengar suara tuts yang ditekan Nagato―membentuk sebuah ritme.
"Ini adalah single kami selanjutnya. Mohon didengarkan.." Konan berbicara seraya memetik bass-nya. Sedang Yahiko mengetuk drum perlahan.
Konan mulai bernyanyi.
"Kinou made ni nagameteita
Iro ga zenbu kawatteyuku
..Wakareta michi erabu toki wa
Onaji datte sou omotteta..."
[The color that we look upon until yesterday
It is now changing away
When we choose our parting road
It's the same, that's what I thought ]
Para penonton memilih tenang agar bisa menikmati lagu itu. Termasuk bocah pirang-oranye itu. Ia memejamkan mata dan berusaha menikmati.
"..Futari de itsumo aruiteita
Sakura namiki wa kawari mo naku
..Kono san-nen ga kako ni naru toka
Omoenakatta kimi to ita kara.."
[We always walked together
Down this sakura-lined road, without it ever changing
Suddenly these three years has become a distant past
I couldn't believe it, because you were always with me ]
Penonton mulai hanyut dalam lagu itu.
Kedai Teuchi memang selalu ramai. Apalagi jika akhir pekan, dipastikan dompet akan menjadi korban karena berbagai macam hidangan menggiurkan iman. Suasana Jepang asli ditonjolkan sebagai dekor utama penarik pembeli. Dengan luas sekitar lima puluh meter persegi, tempat ini selalu penuh tiap hari. Menunya tak ada yang tak lezat. Namun Tonkotsu dan Miso Ramen adalah favorit pelanggan. Kedai ini bukan hanya menyediakan makanan khas oriental, ada beberapa menu ala barat juga seperti hotdog dan spaghetti. Alasannya; tidak ingin ketinggalan jaman.
Di kursi ujung, dua orang sedang meminum jus alpukat masing-masing―hitam dan merah.
"Ada-ada saja Sasuke." Seorang pemuda berambut hitam meletakkan kasar ponselnya ke atas meja kayu berwarna cokelat muda. Kursi kayunya berdecit karena sedikit lesakan punggung ke belakang. Sakura baru saja menelponnya perihal adik satu-satunya. Uchiha Sasuke. Sasuke pamit pergi ke konser, tapi berakhir di rumah sakit. What the hell's going on?!
"Itachi.."
"Ah, maaf, Karin. Tadi Sakura menelpon, Sasuke masuk rumah sakit.." Itachi menjelaskan pada seseorang yang ada di hadapannya.
"Kukira dia tak bisa masuk rumah sakit." Karin menyeruput jus alpukat yang dipesannya tadi.
"Ada-ada saja anak itu. Minggu lalu dia membuat kekacauan di sekolah, dan sekarang dia kecelakaan. Hebat." Itachi menggeser kursi, berniat pergi ke rumah sakit menemui adiknya. Karin ikut berdiri setelah menghabiskan minumannya.
"Yah, pastikan dia mendengarmu kali ini." Karin mengibaskan tangan dan pergi duluan. Itachi berjalan tak jauh di belakangnya.
Musik jazz mengalun dengan lembut. Alunan nadanya memikat setiap orang untuk hanyut dalam buaiannya. Seolah mengatakan , "Lupakanlah masalahmu sejenak"
Gelas kaca tipis beradu. Mata terpejam sejenak. Kemudian, terdengar suara desahan lega dan tawa setelahnya. Sangat menikmati suasana ini.
Sang bartender hanya tersenyum memandangi pelanggannya hari ini. Akhir pekan bar ini sangat ramai. Ia masih sibuk menuangkan pesanan ke dalam gelas kaca. Lampu biru redup menerangi sisi lain. Seorang hawa dalam balutan gaun hitamnya mulai menghibur orang-orang dengan suara―dan tubuhnya. Sang bartender hanya memandanginya dari kejauhan.
Mata yang lentik, bibir yang mengilap, tubuh yang aduhai, serta suara emas―siapa yang tak tertarik melihatnya?
Sang bartender hanya menahan bagian bawah wajahnya dengan siku yang bertumpu di meja kayu. Ia memiringkan kepalanya―menikmati pemandangan di seberang sana.
"Sibuk melihat Terumi?"
Sang bartender melirik tajam ke samping―teman seprofesi yang bertanya tadi.
"Ada masalah, Anko?"
"Jangan galak begitu, Ao."
"Ya, bar ini ramai berkat dia. Jadi..kurasa aku harus menikmati suaranya juga.."
"Kau ini." Anko sibuk mengelap botol bir pesanan. Ia kemudian membuka penutupnya perlahan, menimbulkan buih-buih likuid yang sudah sangat dia hafal; dan menuangkan isinya ke gelas pelanggan.
"Hn." Sahut Ao malas.
"Sudah dengar belum, tentang Uchiha?" Anko menoleh ke arahnya. Netra hitamnya menyiratkan sebuah topik menarik. Ao hanya membalas dingin,
"Kenapa aku harus tahu?"
"Uchiha Sasuke kecelakaan."
Dan suara drum mengakhiri konser band ternama saat ini―Golden Blue. Semua penonton berseru gembira. Mereka pun segera membubarkan diri setelah personil band pergi ke belakang panggung.
Pintu dengan tulisan 'EXIT' di atasnya menjadi sasaran penonton berikutnya. Mereka kembali berdesakan dan berebut keluar. Padahal sama saja jika keluar nanti-nanti. Mengapa manusia suka sekali memperebutkan sesuatu?
Bocah pirang sudah membenahi penampilannya dan memilih menunggu setelah pintu keluar sepi. Meski dia sangat lelah. Walaupun ia ingin segera kembali ke kosnya dan tidur dengan tenang.
Beberapa menit usai. Seisi gedung sepi sekarang. Alas sepatu olahraganya bersentuhan dengan lantai ruangan. Ia masih berusaha mengatur nafasnya. Betapa lega rasanya setelah terbebas dari kerumunan. Tapi, ia merasa cukup puas.
"Hei, kau tidak pulang, anak muda?"
Ia mendengar suara tak asing di belakangnya. Ketiga personil Golden Blue berjalan ke arahnya. Si bocah pirang hanya berkedip heran. Ia kemudian mencubit pipi sendiri, mimpikah ia?
Sakit.
Rupanya bukan mimpi.
"Ya..aku masih lelah..dan malas berjalan." Bocah pirang menjawab.
"Oh, jadi penonton susah juga ya." Sang vokalis tertawa mendengar kalimat itu dari sang drummer.
"Kau anak yang bersemangat, ya.." Surai merah bicara.
"Aku penggemar kalian! Tentu saja!" Bocah pirang itu kemudian meniru gaya bermain drum Yahiko―idolanya.
"Kau menarik sekali. Siapa namamu, bocah?" Tanya Yahiko. Bocah pirang itu senang bukan main ketika idolanya menanyakan namanya.
"Uzumaki Naruto!"
"Naruto, ya." Kemudian Yahiko tampak memikirkan sesuatu. Tangannya bersedekap. Kaki kanannya sedikit ke depan dan bergerak naik turun.
"Soal personil, ya." Tanggap Nagato.
"Yahiko, kau tak perlu memikirkan itu. Manajer bilang dia akan mencarinya, kan?" Imbuh Konan.
"Sebaiknya cepat pulang, Naruto. Kami pergi dulu." Ketiga orang itu pun berlalu mendahului Naruto keluar gedung. Naruto memikirkan perkataan mereka tadi.
Personil?
Tsuzuku
Huaweyy!
Ini fanfic kedua yang Panda bikin di fandom Naruto. Efek bikin fanfic fandom sebelah, jadinya pengen bikin disini juga. Gomen kalo rada OOC, tapi Panda usahain enggak jauh-jauh amat, apaan ini, rate-nya juga M /^\ *ngumpet* itu lagunya Hatsune Miku - Kimi ni Uso
Mind to RnR? Arigatou~*nyesep ke tanah*
