Pertemuan yang membawa awal dari sebuah kebahagiaan.
Kebahagiaan yang tanpa diduka membawa serta kesedihan.
Kesedihan yang mulai terhapus oleh pertemuan.
Dan pertemuan yang berakhir dengan cinta sejati.
Bukankah sang takdir begitu suka mempermainkan manusia?
Dua pertemuan pada sosok yang tampak sama dengan sisi yang berbeda dan melahirkan cinta yang berbeda pula.
.
.
.
.
.
"Kita saling mencintai, tapi tidak ditakdirkan untuk bersama. Aku begitu sangat mencintaimu namun aku bukanlah takdir yang tertulis untukmu. Tuhan mempunyai begitu banyak kejutan. Dia mempertemukan kita, untuk memisahkan kita. Dia mempertemukan kita, untuk mempersatukan kalian. Namun, inilah takdirku. Menjadi jembatan penghubung untuk takdir kalian. Dan aku bahagia untuk itu."
.
.
.
.
.
"Tubuh ini perlahan mulai melemah, aku hanya menunggu waktu hingga akhirnya jiwa ini pun ikut menghilang. Disisa waktu yang kumiliki, masih bisakah aku berharap agar kau bisa membalas perasaan ini sebagai aku bukan dia?"
END ?
