Author's Note:
Alohaaa ingat aku? :D hehe
Akhirnya dibikin juga lanjutan Kisah Hunter di Sekolah. Lama amat ya? Biasa, orang sibuk *ditendang
Makasih buat yang uda review di kisah sebelumnya, review kalianlah yang membuatku bersemangat membuat lanjutan cerita ini. Hontou ni arigatou!
Sekarang tenangkan diri bagi kalian yang masih panas karena kekalahan Indonesia lawan Malaysia dalam pertandingan sepak bola. Anda bukan salah satunya? Oh, sama kita. Serem ya. Di twitter apalagi pada ngumpat2. Nah jadi intinya bayangkan Kurapika yang manis imut itu sedang berjalan di bawah gerimis dengan bajunya yang basah dan lembap. Bayangkan betapa dingin dan tenangnya dia. Bisa? Nah, anda siap membaca.
XxX
Title : Kisah Hunter di Luar Sekolah
Chapter one : Short Message Service
Warning : Dari judulnya aja uda ga kreatip. DLDR.
XxX
Hitam mewarnai langit. Bulan mengintip diam-diam dibalik awan-awan mendung. Di sepanjang jalan air menggenang sisa kehadiran hujan. Tetes-tetes air masih berjatuhan. Gerimis masih belum reda.
Seorang wanita berjalan tenang di bawah tetesan air hujan. Dia begitu menikmatinya sampai tidak memedulikan tubuhnya yang kedinginan. Langkah wanita itu berhenti di depan rumah berpagar biru. Ia meraih saku bajunya, mengambil kunci dan membuka gembok yang mengunci pagar rumahnya. Ia memasuki pekarangan dan membuka pintu depan. Setelah menutup pintu ia menguncinya kembali.
Wanita itu mengibas-ngibaskan rambut pirangnya yang basah. Kemudian ia mencopot sepasang sepatunya yang telah basah dan membungkus kakinya yang dingin ke sandal rumah. Ia melewati ruang tamu dan langsung menaiki tangga menuju kamarnya.
Kamar itu gelap. Nyaris tak bisa melihat apapun karena minimnya pencahayaan. Sesekali lampu dari kendaraan yang lewat menerobos masuk dari sela-sela gorden tebal. Tangan wanita itu meraba-raba dinding, dan seketika ruangan menjadi terang. Menampakkan segala isi kamar yang didominasi dengan keberadaan rak-rak buku.
Tangan itu kini beralih ke rambutnya. Ia mulai merasa risih dengan tubuhnya yang lembap dan baju yang lengket menempel. Menganggap mandi adalah pilihan terbaik, wanita itu pun mengambil handuk dan melangkah ke kamar mandi.
Heh, Kurapika lagi mandi, jangan ngintip. Kalo ngintip, hentai.
Setelah selesai dengan segala urusan pembersihan diri, Kurapika menghempaskan tubuhnya di kasur queen size yang empuk. Menikmati kenyamanan baju yang kering dan spring bed yang lembut. Dirinya hampir saja terlelap ketika tiba-tiba ia ingat sedikit pekerjaan yang harus diselesaikannya. Kurapika meraih tas kerjanya yang tergeletak di lantai dan mengaduk-aduk isinya. Kurapika mulai tak sabaran karena benda yang dicari tak kunjung ditemukan. Sebentuk benda persegi jatuh dari tasnya. Sebuah kalkulator.
Kurapika mengalihkan perhatiannya pada kalkulator. Kalkulator itu berpindah ke tangannya, dan ia melepas penutupnya. Kurapika mendapati kalkulator miliknya tidak dalam kondisi mati, tapi dalam keadaan hidup dan ada angka-angka yang tertera disana. Kurapika menaikkan sebelah alisnya.
6816624555
Kurapika berpendapat bahwa dia memang lupa mematikan kalkulatornya dan tombol-tombolnya tertekan oleh benda-benda yang ada di dalam tas. Tanpa ambil pusing Kurapika meletakkan kalkulator itu kembali ke lantai.
Tangannya baru saja akan kembali mengaduk isi tasnya ketika tiba-tiba terdengar deringan. Suara itu berasal dari ponsel milik Kurapika. Deringan yang pendek, tanda sms masuk.
Kurapika mengambil ponselnya dan membuka sms yang baru masuk. Sms itu dikirim oleh nomor yang sama dengan yang terketik secara misterius di kalkulator miliknya.
From: 681-6624-555
Malem..
Kurapika memandang tanpa ekspresi. Tapi otak dalam kepalanya terus berputar memikirkan kesamaan nomor pengirim sms gelap itu dengan angka yang ada di kalkulator. Rasa penasaran membuat jari-jari lentiknya segera mengetik balasan.
Siapa ini?
Kurapika meletakkan kembali ponselnya ke lantai. Mengaduk kembali isi tas kerjanya sambil menunggu balasan. Tepat ketika benda yang dicari ketemu, ponsel kembali berdering. Satu sms masuk.
Ah, mCa gX kn4L siEch..
Kurapika mengerutkan kening. Cuma satu yang ada di pikirannya: orang alay. Kurapika tidak lagi mengetik balasan.
10 menit kemudian..
Satu sms masuk.
Anti-alay ya? Sampe ga dibales lagi. Hahaha
Kurapika memutar bola matanya. Mulai merasa kesal dan mengetik balasan dengan kasar.
Anda siapa dan ada urusan apa? Jangan main-main.
Sms dikirim ~
KRING KRING KRING!
Sms diterima ~
Baiklah,aku Kuroro. Kalo ga kenal juga nangis nih, sensei jutek.
Mata Kurapika langsung membulat membaca sms yang baru masuk itu. Perasaannya kesal karena dipermainkan lagi, tapi juga merasa.. senang. Wanita itu langsung menggeleng-gelengkan kepalanya. Berusaha membuang jauh-jauh rasa aneh yang menyusup ke dalam hatinya. Jari-jarinya kembali menari di atas keypad ponsel. Jadi kira-kira beginilah kelanjutan balas-membalas sms mereka, K berarti Kurapika sementara L berarti Kuroro. L diambil dari Lucifer, kan nama lengkapnya Kuroro Lucifer. Oke gak ada yang nanya. Lanjut.
K : Ada urusan apa?
L : Juteeeeeeek
K : Kau mau nilai matematikamu kubuat 5?
L : Cih, guru licik. Teganya kau menjadikan nilai sebagai perisai.
K : Kalau begitu cepat katakan apa maumu.
L : Jadi begini, aku berpikiran untuk membeli buku latihan soal persiapan UN. Tapi aku tidak tau dimana belinya. Aku juga tidak tau buku mana yang bagus.
K : Ya cari di toko buku lah, geblek. Tanya ama penjaga toko semua beres.
L : Guru mana yang bilang muridnya 'geblek'? Kamu guru apa bukan!
K : Lah kamu murid apa bukan! Beraninya bicara begitu pada gurumu!
L : Juteeeeeeek
K : Kuroro, asal kau tau aku sedang memegang pena merah.
L : Oke, nyerah.
K : Lalu maumu apa?
L : Aku mau sensei menemaniku membeli buku itu. Kurasa sensei orang yang tepat. Ayolah sensei, bantu muridmu yang mau lulus ini. Oke?
Kurapika terdiam beberapa saat membaca sms terakhir. Menemani murid menyebalkan itu membeli buku terdengar mengerikan di telinganya, dia bisa dikerjai habis-habisan. Namun nuraninya sebagai guru tidak sampai hati untuk menolak. Tapi tidakkah itu terlihat seperti.. kencan?
Brak!
Kurapika menjedotkan kepalanya ke lantai. Untung saja lantai itu diselubungi karpet tebal, kalau tidak bisa gegar otak gadis manis itu. Dan taukah kau dia terlihat semakin manis dengan pipinya yang bersemu merah karena memikirkan kata barusan? Dia bahkan tidak paham mengapa dirinya tiba-tiba salah tingkah sampai hampir mencederai diri sendiri seperti itu.
Jempol Kurapika siap mengetik balasan, meski sedikit ragu-ragu. Dan dengan jantung yang berdetak tak karuan.
Mari kita berpindah lokasi. Dari kamar sang putri rupawan yang tengah mati-matian mengetik balasan menuju ke sebuah rumah yang terbilang megah tempat sang pangeran tengah menanti. Lelaki berambut hitam itu memandangi kaca jendela kamarnya. Memandang kosong pada pemandangan malam. Matanya boleh beralih, tapi hatinya tetap terpaku pada ponsel bisu yang tergeletak di atas meja.
~ Geobu hal su eobtneun neoeui maryeokeun LUCIFER ~
~ Geobu hal su eobtneun neoeui mabeobeun LUCIFER ~
Ponsel berdering tanda sms masuk. Tanpa memerlukan kontrol dari otak, Kuroro refleks mengambil ponselnya dan membuka sms tersebut.
From : Sensei Jutek
Baiklah. Kapan?
Cuma mau mengetik dua kata satu titik satu tanda tanya saja Kurapika mikirnya setengah mati. Tentu saja Kuroro tidak tau hal itu. Anak lelaki itu malah menutup wajahnya dengan tangan kirinya yang bebas. Berusaha menahan gejolak kebahagiaan yang merasuk di tiap aliran darahnya. Rasanya ingin menari dan lompat-lompat keliling kamar. Berusaha menjaga wibawa, Kuroro hanya tersenyum. Karena memang hanya itulah yang tak dapat ditahannya.
Send to : Sensei Jutek
Sensei baik deh ;;) Hari Sabtu, pukul 9. Bisa?
~ Geobu hal su eobtneun neoeui maryeokeun LUCI-
Dering belum lagi usai, Kuroro dengan tidak sabaran membuka sms yang masuk.
From : Sensei Jutek
Ok
Dibalas hanya dengan satu kata. Tapi satu kata itu dijamin sanggup membuat sang anak lelaki tertidur lelap malam ini.
XxX
Author's Note:
Jadi kenapa si Kuroro memasang lagu shiNEE sebagai ringtone sms hapenya? Karena judul lagu itu Lucifer!
Lalu kenapa ff ini singkat? Em.. itu..
Jadi intinya *berusaha ngalihin pembicaraan* di chapter selanjutnya si Kuroro bakal kencan deh ama Kurapika ~ Yeee PJ PJ ~
Sebenernya author juga bingung kenapa kisah dua anak yang aslinya musuh sama musuh ini yang justru diperhatiin kisah cintanya di ff ini. Yasudahlah, nikmatin aja yaa ~
Kritikan/masukan? Klik Review! ;)
