"Terimalah hukuman dariku, dari salah satu pemilik kekuatan suci! Selama Izuna – Sama berada disini takkan ada yang berani menyakiti teman temanku! Kalian akan mengalami penderitaan serta rasa sakit selama – lamanya! Hahaha!" Ucap Izuna sambil memutar – mutar tak jelas.
"Izuna! Saatnya makan siang, berhentilah berbicara tak jelas, dan cepatlah makan!" Ucap Madara yang sudah berada di ruang makan.
Chapter 1
"The Nyokers"
.
.
.
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Story By : Uchyawa Feyya
Rate : T
Genre : Family, Adventure, Romance, Fantasy.
Main Chara : Uchiha Madara, Uchiha Izuna, Senju Hashirama, Senju Tobirama.
Warning : Shounen - ai, Typo's, OC, OOC, Dll
.
.
Summary : Adikku, Uchiha Izuna adalah orang yang sangat aneh. Dia selalu berbicara tak jelas, selalu berkeliaran keluar hanya untuk membawa barang – barang aneh ke rumah. Sepertinya ia mengidap penyakit Chuunibyou, aku tak terlalu memusingkannya karena menurutku ia menjadi aneh karena kekurangan perhatian dari orang – orang sekitar. Aku menyesal. Seharusnya dari dulu aku harus membawanya ke psikolog karena sepertinya kegilaannya telah menular kepadaku.
Don't like, Don't read!
Happy Reading!
.
.
-Madara's POV-
"Izuna, apa yang sedang kamu lakukan?" Ucapku melihat tingkah adikku yang seperti sedang bertapa.
"Aku sedang melacak mereka." Bisiknya, tetap fokus pada kegiatannya.
"Mereka?" Ucapku membeo. Izuna pun berhenti melakukan aktivitasnya.
"Para shinobi! Mereka semua mengincarku – tidak! Mereka semua mengincar kita!" Ucapnya sambil mengguncang – guncangkan tubuhku.
"Memangnya apa yang sudah kita lakukan?" Tanyaku berusaha mengikuti arah pembicaraan.
"Aku tak tahu." Ucapnya menundukkan kepala.
"Hah?" Ucapku dengan heran dan kesal.
"Tapi sepertinya mereka mengincar kekuatan kita!" Ucapnya meyakinkan diriku.
"Kekuatan?" Tanyaku sedikit tertarik.
"Ya. Aku dan Nii – san mempunyai kekuatan suci, kekuatan yang cukup langka sehingga membuat kita diburu!" Ucapnya semakin tidak jelas. Oke, kali ini aku merasa benar – benar kesal.
"Hah? Memangnya kamu itu manusia seperti apa? Mana ada manusia yang mempunyai kekuatan super?" Tanyaku, sangaaaaat meragukannya.
"Aku dapat mengendalikan pi-
"Ya, ya, ya, terserahmu. Tapi bisakah kamu berhenti mengikut sertakan namaku di dunia khayalanmu?" Ucapku bosan.
"Itu tak mungkin, karena ini sudah menjadi takdir kita. Takdir bagi orang – orang yang spesial!" Seru Izuna.
"Itu kamu. Bukan aku. Aku hanyalah manusia biasa. Lagipula, bisakah kamu berhenti bersifat seperti ini? Kamu bukan lagi anak – anak. Aku hanya ingin kamu memiliki kehidupan yang normal, seperti anak – anak lain." Pintaku.
"Sejak dari awal, kehidupan kita tidaklah normal." Ucapnya menundukkan kepala, lagi.
"Izuna..." Ucapku sedih.
"Maaf Nii – San, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya...hanya..."
Tes... Tes... Tes... Aku mendengar suara jatuhnya air mata. Aku semakin merasa menyesal.
"Izuna...Ma, maaf. A, aku-
"Eh?" Ia pun mendongakkan wajah. Kesedihannya terpancar jelas dari raut wajahnya.
Braakk..
"Izuna!" Teriakku melihat adikku berlari meninggalkan rumah.
Sepertinya aku mengucapkan kalimat yang seharusnya tak diucapkan. Aku telah membuat adikku sedih. Nanti ,ketika ia pulang, aku harus meminta maaf kepadanya dan mungkin juga aku harus membelikannya beberapa permen dan balon. Oke, mungkin terkesan lebay karena adikku adalah remaja SMA yang menyukai permen, balon, susu, dan hal – hal lain yang biasanya diinginkan anak kecil. Dari dulu aku memang menyayangi anak – anak kecil, mungkin karena itulah aku sangat memanjakannya. Aku terlalu memanjakannya sehingga aku selalu saja menuruti keinginannya dan membuat kebiasaan buruknya makin menjadi – jadi. Ia selalu saja berkhayal tentang memiliki kekuatan super dan semacamnya.
.
.
.
Sial! Aku terlalu banyak pikiran sehingga tadi malam, aku sulit tidur dan alhasil aku terlambat dengan sukses! Aku tahu ini masih pagi hari dan tak banyak manusia berlalu – lalang di jalan raya. Tetapi ini sudah cukup terlambat untuk menyiapkan toko. Aku hanyalah seorang chef toko sushi biasa. Aku memasuki toko dan mulai meyiapkan peralatan memasak. Oke, sepertinya ada yang aneh hari ini. Aku mencium bau yang aneh. Mungkin para chef lain sedang mencoba membuat menu baru.
"Madara! Satu piring Inarisuzhi dan satu mangkuk Chirasi!" Pesan Kakashi, salah satu waiters disini.
Aku pun segera membuat sushi tapi kali ini bau aneh itu mulai tercium kuat dan ini juga bukan bau yang sedap. Aku terkejut ketika melihat kobaran api dari ruangan sebelah. Api dengan cepat membakar ruangan sekitarku. Aku berlari menjauh dari dapur. Aku berhasil keluar dari toko tetapi api tetap saja berkobar dan menyambar ke toko seberang. Tak ada satupun manusia yang berniat memadamkan api atau memanggil pemadam api karena mereka sudah sangat ketakutan ketika melihat si jago merah. Aku dan puluhan orang lainnya berusaha melarikan diri dari kobaran api. Tetapi, sepertinya hari ini langit tak mendukungku, karena aku terjatuh dari pinggiran tebing dan gawatnya lagi, daerah ini merupakan daerah dataran tinggi yang tempatnya masih sangat alami.
.
.
.
.
.
Aku membuka kelopak mataku. Tubuhku terasa lemas dan kaku. Aku memaksakan diriku untuk bangkit, tetapi rasa ngilu selalu menghampiriku dan sialnya aku tersandung batu, lalu terjatuh lagi.
"SIAPA DISANA?" Teriak seseorang entah dari mana asalnya dan dengan cepat banyak orang menghampiriku sambil menodongkan senjata mereka kepadaku.
"Tung – tunggu. Bukankah itu senjata tajam? Se, seharusnya itu t–tidak boleh digunakan untuk mengancam seseorang. Haha.. haha.." Ucapku gugup dengan tawa yang sangat kupaksakan.
"AKU TANYA SIAPA DIRIMU?!" Bentak pria yang memiliki warna kulit serta rambut yang sama putihnya, dan mata merahnya menatap tajam diriku seolah – olah mengintimidasi diriku.
"Hentikan Tobirama!" Ucap seorang yang memiliki warna kulit dan rambut berwarna cokelat.
"Dia adalah orang asing! Orang asing harus kita waspadai!" Bentak si rambut putih.
"Tobirama. Aku tahu kamu merupakan salah satu shinobi sensorik terbaik! Bukankah kamu sudah tahu bahwa ia bukanlah 'mereka' . Bahkan ia bukanlah seorang shinobi. Ia hanyalah warga sipil biasa." Ucapnya seperti membelaku.
"Cih, lalu buat apa warga sipil seperti dia berkeliaran disekitar sini?" Ucap si putih.
"Seperti yang adikku katakan. Mengapa kamu berada disini?" Tanya si cokelat dengan lembut.
"A -aku tersesat" Ucapku dengan gugup.
"Baiklah akan aku antar kamu ke pengungsian." Ucap si cokelat. Tiba – tiba pandanganku pun mulai kabur.
"A, ariga..t-
Bruukk...
.
.
.
.
.
Are? Mengapa semuanya berwarna merah?
"Madaraa!" terdengar suara keras memanggilku.
"Eh?" Tiba – tiba aku sudah berada di suatu ruangan.
"Syukurlah kamu sudah sadar! Sepertinya kamu kelelahan" Ucap si cokelat.
"Dimana aku?" Aku pun mengerjapkan mataku dan duduk. Aku melihat disekitar ruangan, walau pandanganku masih sedikit buram.
"Rumahku. Tadinya aku ingin mengantarkanmu ke pengungsian tapi kamu malah pingsan. Jadinya aku membopong tubuhmu. Tapi aku tak menyangka ternyata tubuhmu sangat ringan untuk ukuran laki – laki." Ucapnya. Aku pun memberinya glare tajam andalanku.
"Bisakah anda menjelaskan apa yang terjadi?" Tanyaku formal.
"Bukankah tadi sudah kujelaskan bahwa kau pingsan? Lalu... tunggu, apakah kamu lupa ingatan?" Tanyanya.
"Hah?" Aku pun menarik napas. "Ya sepertinya aku lupa ingatan" Ucapku berusaha mengikuti alur pembicaraan walaupun sebenarnya ingatanku masih melekat kuat di otakku.
"Jadi begitu. Baiklah akan aku jelaskan. Aku adalah pimpinan desa konoha, Senju Hashirama. Tugas dari Hokage atau pimpinan desa Konoha adalah melindungi api." Ucap si 'hokage'.
"Pimpinan desa?!" Batinku sedikit terkejut.
"Senju – san, untuk apa anda melindungi api?"
"Tak usah terlalu formal. Rasa sedikit aneh ketika orang – orang memanggilku seperti itu dan satu lagi nama ku hanyalah Hashi. Rama adalah gelarku."
"Sama kaya si mayat itu, kah? Jadi Hashi, untuk apa kau melindungi api" Ucapku dengan gaya bahasa yang telah berubah drastis.
"Konoha merupakan desa utama dari negara api. Api yang dimaksud ialah semangat api para penduduk desa." Ucap Hashi.
"Hn.." Gumamku tak jelas.
"Saat ini kita sedang berperang dengan para nyokers." Ucap Hashi serius.
"Oh, perang." Ucapku singkat. Setelah kalimat itu masuk ke otakku, aku baru membelalakkan mata. "Tunggu, perang?!"
"Akan kujelaskan. Secara umum, shinobi merupakan para manusia yang berlatih secara fisik maupun mental untuk mendapatkan kekuatan tubuh. Tetapi ada beberapa orang yang mampu mengeluarkan dan mengendalikan kekuatan khusus. Mereka adalah shinobi yang sangat langka. Tapi kekuatan yang besar membuat mereka semakin sombong sehingga mereka mulai melakukan kejahatan, mereka disebut nyokers." Jelasnya.
" Shi, shinobi dan nyokers? Kenapa dari sekian banyak kata – kata didunia ini mereka memilih nyokers?"
"Entahlah. Dahulu mereka merupakan lambang dari kekuatan shinobi. Mereka mampu mengeluarkan kekuatan diluar batas logika manusia, seperti membuat lautan, menghancurkan gunung, membelah daratan, dan seperti itu." Ucapnya.
"Kekuatan? Hoy, pasti ada yang salah dengan kepalamu! Mana mungkin manusia bisa melakukan hal – hal seperti itu? Kau pasti mengidap chuunibyou!"
"Tidak! Mereka benar – benar ada! Mereka adalah orang – orang yang spesial. Apa itu chuunibyou? Aku juga yakin bahwa kamu juga memiliki kekuatan." Ucapnya meyakinkanku.
"Kau tahu darimana? Kau pasti telah mengarang semuannya, bukan?"
"Akan aku tunjukkan kepadamu."
"Mizubunshin no jutsu!" dan terciptalah air yang menyerupai Hashi. Benar – benar mirip! Tak ada satupun hal yang berbeda.
"EHH...!"
Bohong! Ini pasti bohong! Mana ada manusia yang mempunyai kekuatan super! Pasti saat ini aku terdampar di dunia antah – berantah milik para Chuunibyou! Oke, untuk pertama kalinya aku merasa sangat menyesal! Menyesal karena seharusnya dari dulu aku sudah membawanya ke psikolog karena sepertinya kegilaan adikku telah menular kepadaku.
–
To be continued.
Hallo, semuanya! Terimakasih telah membaca chapter 1 dari fanfiction ini! Nantikanlah lebih banyak lagi kegilaan yang dialami oleh "The God of Dark" ini yaaaa...
Jangan lupa reviewnya. Terimakasih!
-Uchyawa Feyya
