Disclaimer: Masashi Kishimoto
Warning: OOC, Typo, Semi-Canon, Lolicon!Naru, EliteJounin!Naruto, Etc.
Genre: Adventure, Friendship.
Jounin
Chapter 1
Enjoy it!
Naruto Pov!
Namaku Naruto Namikaze, aku seorang Jounin dari Konoha. Ayahku seorang Hokage, lebih tepatnya Yondaime Hokage. Namun, beliau meninggal saat penyerangan Kyuubi. Itu dulu, sekarang Kurama telah memberikan kekuatan penuhnya terhadapku. Ya, aku adalah Jinchuuriki Kyuubi, tapi semua penduduk di Konoha tidak mengetahuinya sama sekali.
Aku dulunya seorang kapten Anbu, dan sekarang menjadi Jounin. Mungkin aku akan menjadi seorang Jounin pembimbing. Aku ingin tahu bagaimana mendidik murid Academy dengan benar. Umurku? 20 tahun, masih muda kok. Sekarang, aku sedang berjalan menuju ruangan Hokage. Kakek Hiruzen yang seakarang memegang topi Hokage.
"Oh, Naruto. Tumben aku melihatmu di kantor Hokage, ada apa?" tanya Asuma yang sekarang ini berpapasan denganku. Dia adalah Juniorku. Yah, aku adalah Senior dari Asuma.
"Aku? Ingin mendapatkan hal baru. Setelah ini para genin baru akan bermunculan, bukan?" Aku bisa melihat kalau Asuma menganggukkan kepalanya. "Kau sudah tahu maksudku ini, kan?"
"Kau ingin menjadi seorang guru pembimbing? Apa aku tidak salah dengar, Naruto?" aku terkikik mendengar pertanyaan yang di ajukan oleh Asuma.
"Tidak Asuma. Kau tidak salah dengar. Kau tahu, aku bosan jika terus menjadi kapten Anbu. Beberapa tahun yang lalu kau tahu sendiri kalau aku keluar dari Anbu dan digantikan oleh Itachi. Setelah keluar, aku mengambil misi-misi biasa dari Kakek, serta menjalani kehidupan Normal." Jawaban yang masuk akal. Aku ingin tahu bagaimana reaksi Asuma.
Dia terlihat bingung sekarang. "Kau ada benarnya juga." Kemudian dia tersenyum sambil menyalakan sebatang rokoknya. "… Semoga kau berhasil mendidik murid genin tersebut, Naruto." ia pergi sambil melambaikan tangannya terhadapku. "Sampai jumpa nanti Naruto!"
"Ya! Dan semoga kau juga berhasil dengan Kurenai!" aku bisa melihat kalau dia berdiri mematung. Ingin sekali aku tertawa lepas melihatnya. Aku kembali berjalan menuju ruangan kakek Hiruzen.
Setelah beberapa saat berjalan, aku akhirnya sampai di pintu yang menghubungkanku dengan kantor kakek Hiruzen. Aku mengetuk pintu itu, "Kakek. Apa kau didalam?"
"Masuklah Naruto!"
Aku membuka pintu tersebut. Terlihatlah seorang kakek dengan senyum tuanya. Ia memakai topi berwarna merah dengan tulisan 'Hi' didepannya. Kakek Hiruzen sedang mengerjakan kertas-kertas dokumen yang menjadi musuh abadinya. Yah, untung saja aku tidak menjadi Hokage waktu itu. Err, itu memang cita-citaku waktu dulu. Dulu saat aku masih kecil.
"Kakek, ada hal yang ingin aku bicarakan."
"Hm, memang ada apa Naruto?"
"Aku ingin menjadi Jounin pembimbing dari genin yang akan lulus nanti." Kakek memiringkan kepalanya bingung. Aku sudah membulatkan tekadku untuk menjadi guru pembimbing. "Kau tahu kan maksudku, kek? Apa jangan-jangan kau tidak tahu maksudku karena terlalu sering membaca novel dari paman Jiraiya?"
Aku bisa melihat kalau kakek sekarang sudah down. Aku terlawa kecil melihatnya. "Boleh saja Naruto. Tapi, apa alasanmu melakukan hal seperti itu?"
"Hm, aku hanya ingin mencoba hal baru saja kok, Kek." Yah, alasan yang aneh. Sebelum dia mengatakan sesuatu, aku sudah memotongnya terlebih dahulu. "Aku akan memilih sendiri siapa saja yang akan menjadi muridku nantinya."
"Memilih sendiri? Apa kau tidak mau aku yang memilihnya?" aku hanya menggelengkan kepala tanda tidak setuju dengan usulan dari kakek. Yah, mau bagaimana lagi? Muridku harus unik. "Baiklah… Ini, kau bisa memilih beberapa anak didik yang mungkin cocok denganmu." Kakek memberikanku daftar genin-genin yang akan aku pilih nanti.
"Mari kita lihat siapa saja yang ada disini…"
.
Scene Break!
.
Sekarang, aku berada di depan kelas yang menjadi tempat para genin baru berkumpul. Setelah Iruka keluar, aku sengaja mengulur waktu hanya untuk melihat reaksi mereka. Aku melihat dari celah pintu. Bisa dilihat kalau mereka semua berdebat, kecuali si pink itu. Dia seperti kagum dengan kedua rekan lelakinya.
"Seorang ninja tidak berisik seperti dirimu, pink!" aku agak bingung dengan remaja berambut perak itu. Dia seperti menjunjung tinggi aturan dari Shinobi itu sendiri. Dia sangat kaku.
"Ck, kalian berisik sekali!" yang berambut Raven. Dia seperti punya dendam kesumat kepada seseorang. Tunggu? Dia kan adik Itachi? Dasar, dia sangat dendam terhadapmu, Itachi.
Dan yang terakhir. Aku bisa melihat kalau si pink itu adalah Fansgirl.
Menghela nafas pelan, sudah 2 jam aku berdiri disini. Aku mulai masuk secara perlahan, mereka semua mulai melihatku dengan pandangan yang entah bisa disebut apa. "Maaf, apa kalian Team 7? Kalau benar, kita bertemu di bawah patung Hokage!" aku menghilang begitu saja. Aku memang sengaja, karena salah satu muridku orang yang kaku terhadap rekannya. Terus apa hubungannya?
Setelah sampai, aku mulai membuka buku nista berwarna orange. Mataku mulai melototi lembaran-lembaran yang terus aku balik. Shit! Ini sih serangan mental. Bahkan ada anak kecil yang dimasukkan kedalam buku ini. Sial! Paman Jiraiya memang sangat pintar membuat novel begini.
"Sensei!"
Aku menutup buku ini, kemudian menyimpannya kedalam tas pinggang milikku. "Ah, kalian sudah sampai? Baik, sekarang kalian duduk, dan perkenalkan diri kalian!" ujarku sambil menampilkan senyum ramah yang ada diwajahku.
"Sensei! Apa anda tidak memperkenalkan diri?" ujar muridku yang berambut pink. Entah kenapa dia sangat imut sekali?
"Oke. Namaku Naruto Uzumaki, apa yang aku suka dan tidak itu bukan urusan kalian. Hobi? Makan ramen. Kalau cita-cita…. " sepertinya mereka sangat penasaran, walaupun dua orang laki-laki disitu menatapku dengan tatapan datar. "… Tanyakan sama Sandaime-sama…"
"Kenap—"
"Oke, Pink!"
"Cih, Namaku Sakura Haruno. Yang aku suka…Kyaaa!" Dia Fansgirl, Anjir! "…Yang tidak aku suka, Ino. hobiku… Kyaaa!" Aku menepuk jidatku. "Cita-citaku… Kyaaaa…!" Oh ya ampun. Unik sih unik, tapi kenapa uniknya seperti ini?
"Selanjutnya, kau ubanan!"
"Hey!" aku mau tertawa mendengar si ubanan protes. "Cih! Namaku Kakashi Hatake. Yang aku suka tidak ada, yang tidak aku suka orang yang melanggar peraturan. Hobiku, berlatih dan berlatih, serta menaati aturan yang ada. Cita-citaku… tidak ada." Dingin sekali.
"Selanjutnya, Bebek!" wow, wow, dia mendeathglare. Itachi, dia seperti dirimu saja.
"Tck, Namaku Uchiha Sasuke. Yang aku suka tidak ada, tapi yang tidak aku sukai sangat banyak. Hobiku tidak ada, cita-citaku… bukan, ambisiku untuk membunuh orang itu." Wew, dia sangat terobsesi sekali. Itachi, apa kau mengirim memori kebencian kepadanya?
"Oke, besok akan aku adakan sebuah tes di Training Ground 7. Jangan ada yang sarapan, atau kalian akan memuntahkannya!" aku mengatakannya dengan wajah horror. "Kalian boleh pergi, kecuali si pink ini!" satu persatu mereka pergi meninggalkan tempat ini. Kecuali Sakura. Ah, dia gadis kecil yang cantik. "Sakura-chan, akan aku ajari apa yang aku punya terhadapmu. Sekaligus, teori-teori tentang dunia Shinobi." Dia mengangguk paham akan apa yang aku katakan.
"Pertama. Shinobi tidak seperti dirimu yang mengagumi seseorang yang keren atau apa. Shinobi itu…" aku mengatakan apa yang ada dipikiranku. Mulai dari asam garam dunia Shinobi. Peperangan yang merenggut orang yang kita sayangi, serta pemimpin yang mempunyai tekad api didalam raganya. "… Kau berusahalah menjadi seorang Kunoichi yang sangat berguna bagi Dunia Shinobi. Dunia ini itu kejam Sakura. Kau tidak akan tahu apa yang terjadi selanjutnya? Takdir bisa di ubah kalau manusia itu sendiri yang mengubahnya. Kau mengerti, Sakura-chan?"
"Mengerti guru! Aku akan menjadi Kunoichi yang berguna seperti Tsunade-sama." Bukan, kau mungkin akan menjadi Bibi Tsunade yang kedua.
"Tekad yang bagus. Aku mendukung langkahmu." Pujiku sambil mengusap kepalanya. Wow, wajahnya memerah sekarang. "Sekarang kamu pulanglah dan belajar. Besok akan ada tes yang sebenarnya. Jadi, berlatihlah dengan giat!"
"Baik! Terimakasih sensei! Aku pulang dulu!" dia berbalik, lalu berlari dengan semangatnya. Aku sendiri melambaikan tanganku membalas lambaian tangannya.
"Hati-hati!"
Tap!
"Senpai, kau dipanggil oleh Hokage-sama!" disampingku sudah ada seorang yang dulunya adalah bawahanku. Dia memakai topeng kuma.
"Tenzou? Oke, aku akan kesana. Terimakasih sudah memberitahuku." Aku berjalan. Aku bisa mendengar kalau Tenzou memprotes nama panggilannya.
.
Besoknya.
.
Normal Pov
Naruto sekarang telah bersembunyi sambil menatap buku porno yang dia pegang. Entah apa uniknya buku pemberian paman Naruto itu. "Hehehe, anak kecil itu sungguh imut." Ujarnya disertai tawa mesum.
"Kenapa Naruto-sensei sangat lama sekali sih? Tapi, untung aku sarapan tadi." Naruto menoleh dan melihat Sakura yang berkata kalau dia suda sarapan. Pemuda pirang itu tersenyum mendengar perkataan Sakura tadi.
"Apa kau melanggar peraturan yang dibuat oleh sensei? Berarti kau bukan Shinobi yang sebenarnya." Naruto hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Kakashi. Naruto sendiri baru ingat kalau dia itu anak dari Shiroi Kiba, Sakumo Hatake. Orang yang sangat dikagumi oleh Naruto, sayangnya dia bunuh diri karena dicemooh oleh warga Konoha karena menggagalkan misinya.
"Kalian berisik!" Sasuke Uchiha. Dia begitu terobsesi dengan dendamnya. Mungkin Naruto akan menyadarkannya.
Beberapa jam kemudian. Naruto masih berada di balik semak-semak. Dia sekarang sedang makan Ramen Instan yang dibawanya dari Apartemen pemberian Sandaime. Pemuda itu memakannya dengan khidmat. "Ramen adalah makanan para dewa. Ah, sebaiknya aku keluar saja daripada mereka marah-marah." Naruto menghilang menggunakan Shunshin.
Sementara itu, Sasuke dan Kakashi sedang berdebat tentang peraturan yang dilanggar oleh Sakura. Sasuke sendiri sudah sangat kesal terhadap Kakashi yang sangat menjunjung tinggi peraturan. Ia tidak habis pikir, kenapa Kakashi sangat terobsesi dengan hal yang sepele sampai sebegitunya.
'Poft!'
"Yo!" ketiga remaja tersebut menoleh, dan melihat orang yang keluar dari kepulan asap tersebut.
"Kau telat, Sensei! Kami menunggumu terlalu lama!" tegur Sakura yang saat ini sangat kesal dengan kelakuan gurunya.
Naruto hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil tersenyum kikuk. "Oke, oke. Aku akan menjelaskan bagaimana tes yang aku buat kali ini." Naruto mengambil 2 lonceng dari dalam saku celana. "Tes kali ini adalah, Survival Test. Kalian akan ditugaskan untuk merebut lonceng yang aku bawa ini. Gunakan semua jutsu yang kalian kuasai, dan rebut lonceng ini seakan kalian akan membunuhku. Batas waktu kalian sampai jam makan siang berbunyi."ujar Naruto sambil menaruh sebuah jam weker.
"Tapi, kenapa hanya ada 2?" Sakura bertanya. Yang paling penasaran disini hanyalah Sakura. Kedua rekan yang lainnya hanya menatap datar Naruto.
"… Satu diantara kalian akan kembali ke Akademi, dan tidak dapat jatah makan siang." Balas Naruto sambil menatap mereka dengan wajah horror yang dimilikinya. "Oke, kalian bisa mulai sekarang!" ketiga murid Naruto melompat pergi untuk bersembunyi. "Hm, Hm, sepertinya Sakura adalah Kunoichi yang berbakat. Aku akan mengerjainya terlebih dahulu." Naruto menghilang dari tempatnya berdiri.
Bersama Sakura. Gadis pink itu sedang bersembunyi dibalik semak-semak. Ia sedang memkirkan cara untuk merebut lonceng yang dibawa oleh gurunya tersebut. "Ini bukan saatnya aku memikirkan Sasuke-kun, dan Kakashi-kun." Gumam Sakura seraya berfikir.
"Sedang memikirkan sesuatu, gadis manis?" tanya seseorang yang berada dibelakang Sakura.
Gadis itu terkejut saat mendengar suara sang guru dari arah belakangnya. Ia sedikit menoleh kebelakang, kemudian berlari keluar dari semak-semak sambil mengeluarkan 1 kunainya. "A-aku akan mengalahkanmu, Sensei!"
"Ayo majulah, Sakura-chan!"
Sakura melemparkan kunainya kepada Naruto. Namun, Naruto menangkisnya dengan mudah. Sakura kemudian berlari sekencang-kencangnya untuk menerjang Naruto, ia menggunakan kaki depannya untuk menendang kepala Naruto.
Naruto sendiri tersenyum sebelum ia memblock menggunakan kedua tangannya. "Kamu pasti berlatih, ya?" setelah mengucapkan pertanyaannya, Naruto menyingkirkan kaki Sakura. "Tapi, kamu masih harus berlatih lagi untuk melampaui rekan-rekanmu yang lain."
Sakura melompat ke belakang. Lalu, dia mengumpulkan chakra di tangannya. "Itu sudah pasti, Naruto-sensei. Shanarroo!" dengan kecepatan geninnya, Sakura menyerang Naruto dengan pukulannya.
Naruto dengan mudahnya membelokkan serangan yang dilakukan oleh Sakura, lalu memukul tengkuk Sakura, membuat gadis itu pingsan seketika. "Maaf, tapi kamu butuh latihan yang lebih."
'Katon: Gokakyu no Jutsu!'
Naruto menoleh kebelakang, dan menatap datar bola api yang berada dibelakangnya. "Aku tidak heran kalau Sasuke bisa memakai Jutsu yang levelnya Chunnin," batin Naruto, ia kemudian menggendong Sakura dan melompat menghindari serangan yang dilancarkan oleh Sasuke. Ia kemudian merapal sebuah handseal. "Wew, kalau kau menyerangku dengan Ninjutsu. Aku akan membalasnya dengan Genjutsu. Kokuangyo no Jutsu!"
Sasuke terjebak kedalam Genjutsu yang diciptakan oleh Naruto. Pemuda pirang itu hanya bisa tersenyum, karena Genjutsu yang digunakannya itu berhasil. "Salah satu Jutsu Original dari Nidaime Hokage. Aku membaca beberapa buku tentang Hokage masa lalu."
Pendengaran Sasuke masih berfungsi. Ia bisa mendengar apa yang Naruto ucapkan. Si pantat ayam itu mendecih tidak suka, karena ia dengan mudahnya terkena Genjutsu yang di ciptakan Naruto. "Bagaimana—ugh!" Sasuke pingsan seketika. Naruto memukul tengkuknya sama seperti saat dia melawan Sakura.
"Satu lagi selesai. Tinggal si ubanan tersebut." gumam Naruto yang setelah itu meletakkan Sakura dan Sasuke di bawah pohon besar yang berada di Training Ground 7.
Bersama Kakashi. Remaja laki-laki yang mempunyai rambut putih keperakan ini sedang mengawasi sekitarnya. Dia sangat mewaspadai akan gurunya tersebut. "Kelihatannya tinggal aku saja yang bertahan disini?"
"Yap, tinggal dirimu saja, Kakashi Hatake." Kakashi menoleh kebelakang, dan melihat Naruto yang berjongkok. "Kamu yang terakhir Kakashi-kun," ujar Naruto dengan nada yang dibuat-buat. Kakashi mendecih sebal, lalu mendorong tubuh Naruto kebelakang. "Waaa, kau curang…" seru Naruto dengan nada kekanakan.
Kakashi merapal sebuah segel tangan. "Katon: Endan!" Kakashi menembakan peluru api miliknya.
"Ternyata… dia bisa juga… Suiton: Mizu Deppo no Jutsu!" sementara Naruto membalasnya dengan peluru air yang keluar dari dalam mulutnya.
Terdengar suara kedua jutsu tersebut bertabrakan. Kakashi melihat sekitarnya. Ia kemudian berlari menerja asap yang ditimbulkan dari tabrakan kedua jutsu tersebut. Remaja tersebut menyiapkan pukulannya untuk memukul Naruto dari arah depan.
Sementara Naruto sedikit terkejut akan kakashi yang menerjangnya. Adu Taijutsu tidak terelakkan. Mereka berdua bertarung dengan sengit. Yah, walaupun Naruto tidak mengeluarkan kekuatan yang sebenarnya.
Beberapa kali Kakashi menyentuh lonceng yang berada di bawah baju rompi milik Naruto, namun selalu gagal karena Naruto menyadarinya. Naruto melompat mundur, ia terus menghindari serangan yang terus dilancarkan oleh Kakashi dengan mudah.
"Taijutsu milikmu sangat bagus ternyata. Pantas, kau dan Sasuke meraih title genin tahun ini." Puji Naruto disela-selanya menangkis serangan Kakashi.
"Hn." Ujar Kakashi ambigu. Ia kembali melancarkan serangannya kepada sang guru.
"Hoo, sangat dingin ternyata." Balas Naruto sambil menangkis serangan Kakashi. Ia kemudian merapal segel tangan, "Kagebunshin no Jutsu!" Naruto menciptakan beberapa bunshin.
"Apa untungnya membuat bunshin, sensei? Kau hanya akan membuang Chakra saja." Cerca Kakashi. Sementara Naruto hanya tersenyum, lalu mengisyaratkan sesuatu kepada bunshin miliknya.
'Grep!'
"Banyak loh keuntungannya." Ujar bunshin Naruto yang sekarang ini memegang kedua tangan Kakashi. "Menyerah atau lanjut?" tanya bunshin Naruto.
"Masih bisa!" Kakashi menyikut perut bunshin Naruto dengan keras, membuat bunshin tersebut menghilang didalam kepulan asap. Kakashi mulai merapal segel tangan lagi. "Katon: Gokakyuu no Jutsu!" Kakashi menyemburkan bola api raksasa dari mulutnya.
"Suiton: Suijinheki!" sementara Naruto menciptakan perisai air didepannya. Ia sedikit kagum dengan kegigihan Kakashi. Ledakan pun terjadi di antara kedua Jutsu tersebut. Naruto menyeringai saat melihat Kakashi sedang berdiri dengan nafas yang terengah-engah. "Sudah mau menyerah? Atau…"
"Belum!"
"Bersemangat sekali…" ejek Naruto. Kakashi mendecih kesal, lalu kembali menerjang Naruto dengan tendangannya. Sementara Naruto hanya berdiri diam masih dengan senyumnya yang tidak hilang.
"Heyaaahhh!" Kakashi menendang bagian kepala Naruto dengan tumitnya, membuat pemuda itu tersungkur di atas tanah. Namun sayang, "Kawarimi!?" batin Kakashi terkejut dengan balok kayu yang diserangnya.
'Srring!'
Naruto muncul disertai kunai yang berada ditangan kanannya. Dia sekarang sedang mengancam Kakashi. "Menyerah atau lanjut? Waktumu akan…"
'Kriinggg… Kringggg…'
"… Habis…" Kakashi kembali mendecih saat mendengar bel dari jam weker berbunyi. "Yah, kalian gagal dalam ujian kali ini. Tapi, aku kagum dengan kegigihanmu. Mari kita bangunkan mereka berdua."
.
Scene Break
.
Team 7 sekarang sudah berkumpul, mereka semua duduk didepan Naruto. Kakashi dan Sasuke menatap Naruto dengan datar dan dingin. Sementara Sakura hanya bisa tersenyum kikuk.
"Kalian telah berusaha sekuat tenaga untuk merebut lonceng ini. Namun, tidak ada yang bisa merebutnya dariku. Jadi, kalian tidak boleh makan siang." Ujar Naruto, ia kemudian memberikan 2 bento kepada Sakura dan Kakashi. "Maaf Sasuke. Kau tidak mendapatkan makan siang kali ini." Sasuke mendecih tidak suka terhadap perkataan Naruto.
"Apa alasanmu, sensei?"
"Alasanku? Hm, entahlah…." Balas Naruto ambigu. Ia pun berbalik dan berjalan menjauhi tiga muridnya. "… Kalian harus ingat, orang yang melanggar aturan adalah sampah. Tapi, orang yang mengabaikan temannya lebih rendah dari sampah. Aku mau pergi dulu, sampai nanti!"
Kakashi dan Sakura memakan bento itu dengan khidmat, sementara Sasuke kembali mendecih sebal. "Sasuke-kun… kau mau makan? Kalau mau, kau boleh memakan punyaku, aku sudah kenyang tadi." Kakashi dan Sasuke terkejut dengan perkataan Sakura tadi. Mereka berdua tidak menyangka kalau Sakura akan melakukan hal seperti itu.
"Hn," gumam Sasuke sambil menggelengkan kepalanya. "Tidak Sakura. Kau makan—"
"Aku sudah kenyang Sasuke-kun. Lagipula tadi pagi aku pernah bilang sudah sarapan, bukan?" Mereka berdua mengangguk mengerti. Sasuke mengambil bento milik Sakura, walaupun dia gengsi untuk mengambil bento tersebut. Kakashi sendiri hampi mau memprotes kelakuan mereka berdua. Namun, niatnya harus dikubur setelah mengingat perkataan sang guru tadi.
"Kalian semua, Lulus!" Semuanya menoleh ke belakang, dan melihat Naruto dengan senyuman ramah miliknya. "Selamat untuk kalian…"
"Kenapa?" tanya Sakura yang sangat bingung sekarang ini, begitu pula dengan kedua rekannya.
Naruto tertawa halus mendengar pertanyaan dari Sakura. "… Untuk Sakura. Kamu sangat pintar mengantisipasi hal ini, instingmu mulai bekerja, atau mungkin kamu tidak sengaja sarapan tadi pagi? Lalu, Sasuke dan Kakashi. Kalian berdua memang benar-benar lulusan genin yang terbaik. Di dunia Ninja, kalian tidak boleh mengabaikan misi. Namun, keselamatan anggota kalian yang paling penting. Walaupun, misi ini sangat mudah. Sama seperti tadi, Sakura memberikan bento miliknya dengan alasan dia sudah kenyang dengan makanan tersebut, dan sepertinya Kakashi akan memberikan bento itu, tapi tidak jadi karena harga dirimu terlalu tinggi."
"Jadi…"
"Yah, kalian pantas disebut Genin terbaik. Kalian jangan memusatkan obsesi kalian, aku tidak mau kalian terjerumus kedalam lubang yang dalam seperti… Lubang kebencian." Sasuke dan Kakashi menundukkan kepalanya. Mereka berdua sangat membenci orang yang berada disekitarnya. "Oke, besok kalian berkumpul disini, aku akan mengajak kalian untuk mengambil misi di kantor Hokage. Ah, aku akan mentraktir kalian Ramen Ichiraku." Para Murid Naruto tersenyum cerah mendengar perkataan Naruto.
"Terimakasih, sensei!"
.
.
TBC
.
.
A/N: oke, ini Fict Multichap yang terakhir. Yang nanya Fict lain. Masih lanjut kok, tapi lama. Maaf, kalo saya punya kesalahan ataupun…. Kesalahan. '-')
Untuk Pair. Tidak ada. Dan untuk Lolicon!Naru itu benar kok. Saya memang membuat Naruto jadi seorang Pedo. Ahahahaha…. Namun, Ratenya masih T.
Oke, maaf kalau ada kesalahan.
Shinn Out, bye!
