hai, minna! nama saiia Lucky, namun panggil saja 'Icky'

salam kenal! this is my 2nd fic in Naruto's Fandom!

fic pertama saiia di rated M, namun untuk GORE ^^"

saiia belum bisa melanjutkannya, maaf ya! sebab saiia tak punya waktu *hiksu*

tapi, tak apa saiia memberi fic ni sebagai awal tahun baru 'kan? *TELAT*

oh, sudahlah! silahkan menikmati fict saiia...

*Rated: T

*Genre: Romance/Hurt/Comfort

*warnimg: AU, OOC ness, Sho-Ai (BL), maybe Mr and Miss Typo, AR, de el el...

DON'T LIKE, DON'T READ!


#

Lantunan melodi mengalun indah. Seorang pemuda tengah terduduk disana. Sebuah piano berdiri kokoh dihadapannya, memamerkan seluruh keindahannya dalam balutan warna hitam dan emas.

Jemari lentiknya menari dengan gemulai diatas tuts-tuts piano,memainkan nada-nada yang terpeta indah dalam lembaran partitur.

Senyum lembut terukir di wajah tan-nya yang terbingkai indah oleh helaian rambut emas. Tak rapih memang, namun terpatri indah dipandang mata.

Irama lembut melebur dalamkilauan cahaya. Member sentuhan sihir yang menghanyutkan. Bagai racun, melodi yang dimainkan dapat menghanyutkan tubuh dan pikiran dalam buaiannya.

Lantunan 'adaigo' mengalun lembut berpadu dengan 'andante',membentuk harmonisasi yang indah. Membelenggu seluruh suara yang ada. Tak begitu harmonis memang, namun dapat tergambar dengan jelas jikalan melodi-melodi yang membentuk lagu ini, menyimpan kebahagiaan dan… kesedihan.

Melodi sendu dalam naungan kebahagiaan semu.

'Hei… terdengarkah?

Melodi ini….

Nada yang kurang harmonis ini…"


Last Melody

A Naruto's Fanfiction

By: Navi Blue © 2011

NARUTO © Masashi Kishimoto


Part: I

#

Melodi yang dilantunkan terhenti, menjemput jari-jemari tanyang berhenti, tatkala suara deritan pintu menginterupsi. Dipalingkan wajahnya, menatap daun pintu kecoklatan yang terbuka perlahan, menampilkan sesosok pemuda yang Nampak sepantaran dengannya.

Helaian rambut crimson pendek membingkai rapih wajah putihnya, memamerkan sebuah tattoo kanji 'Ai' di dahi kirinya. Sorot mata beriris hijau emerald, menampilkan pandangan dingin dan tajam, membawakharisma menawan padanya.

Kaki jenjang berbalut benang coklat tua itu mendekat,menghampiri sang pemuda pirang. Senyum terukir di wajah pemuda blond itu, menyambut kedatangan sahabatnya.

"Ohayou, Gaara-kun," Sapa si pemuda blon dengan senyum hangatnya. Si pemuda bertatto 'Ai" a.k.a Gaara membalas tersenyum padanya.

"Ohayou, Naruto-kun," Balasnya tersenyum tulus. Sungguh, hanya pada pemuda blnd dihadapannya ini lah, sang Sabaku no Gaara dapat melepas topeng dingin yang selama ini bertengger di wajah putihnya. Hanya pada Namikaze Naruto.

Namu, detik berikutnya senyum di wajah dingin milik Earl Sabaku menghilang."Kau… sudah siap, Naruto? Sudah saatnya kita pergi," Ujarnya dengan wajah dingin seperti biasa.

Naruto tersenyum maklum. "Ya,Gaara-kun" Jawabnya, diaraihnya jas hitam yang ia sampirkan di sofa terdekat dan mengenakannya. Tak lupa ia juga menggapai partitur yang bertengger manis diatas piano.

Mereka berduapun melangkah keluar dari ruang music pribadi itu. Gaara memandang lirih pada Naruto yang berdiri tak jauh didepannya. Ia memperhatikan punggung tegap itu lekat-lekat. Lalu pandangannya teralih pada buku partitur yang dibawa oleh Naruto.

Gaara mengernyitkan dahinya. Tak salah ia lihat, itu adalah partitur peninggalan ayahanda Naruto tercinta. Pertitur yang berisi goresan-goresan merah yang membentuk not-not lagu. Lagu yang menyimpan kesedihan dalam kebahagiaan, lagu yang memperlihatkan kesedihan tiada tara.

'Kyuubi no Kitsune'

...


#

Bandar Udara Internasional Narita, Chiba, Jepang, terlihat ramai seperti biasa. Gerombolan-gerombolan orang memenuhi setiap sudut bandara, meninggalkan jejak samara.

Terlihat 2 orang pemuda tengah melangkah keluar gedung bandara. Tanpa mereka sadari,mereka kini menjadi pusat perhatian. Mengapa tidak? Mereka berdua nampak bagai pangeran-pangeran dari negeri dongeng.

Stelan baju a la Itali menghiasi sang pemuda Sabaku, sedangkan sang pemuda Namikaze menggenkan stelan jas hitam a la Inggris yang menawan. Pandangan penuh kekaguman, terpesona, iri dan lain sebagainya menghiasi setiap langkah mereka.

Tibalah kaki-kaki jenjang itu di halaman gedung bandara. Mereka berdua langsung disambut oleh kedatangan sebuah mobil sport hitam yang mewah. Dari dalamnya, muncullah seorang pria tampan denganrambut brunette yang panjang serta kulit seputih susu yang terbalut dalam jalinan benang coklat tua.

"Okaerinasai, Naruto-san, Gaara-san," sapanya sopan.

Naruto serta Gaara nampak terkejut atas kedatangan orang tak terduga yang menyambut kepulangan mereka.

"Ne-Neji-kun?" Gagap Naruto. Neji hanya tersenyum menyambutnya

"Lama tak bertemu—".


#

Di sebuah koridor sepi, seorang pria tampan nun rupawan tengah melangkah dengan santai. Rambut raven gelapnya membingkai indah wajh tampan itu. Putih pucatnya nampak kontras dengan gelapnya langit malam di belahan iris matanya. Uchiha Sasuke.

Langkahnya terhenti, tatkala mendengar lentunan melodi dari salah satu ruangan di gedung kampus Konoha University of Tokyo. Dia menautkan alisnya saat mendengarkannya.'Lagu yang aneh'.

Dilangkahkan kaki jenjangnya, menuju kearah asal suara itu.

Digapainya knop pintu berwarna hitam itu, kemudian dibukanya pintu yang menjadi pembatas antar ruangan. Dilihatnya seorang pemuda blond tengah terduduk di hadapan piano putih bersih.

'Siapa?' Batinnya.

Dilangkahkan kakinya mendekat.


#

Segaris senyum terukir di lukisan wajah tan milik Namikaze Naruto. Jemarinya tanpa lelah terus menari-nari diatas putih-hitam tuts piano, memainkan nada-nada indah yang tercipta darinya.

"Hmm... Melodi yang aneh," Ujar sebuah suara yang menghentikan pergerakkan jemarinya spontan. dibalikkan badannya, mendapati eorang pria tengah berdiri tak jauh itu berjalan mendekat.

"Lagu apa itu? lagu ciptaanmu?" Tanyanya. Pria itu menautkan alisnya saat melihat partitur yang berisikan polesan-polesan tinta merah yang membentuk kunci nada. Naruto mengikuti pandangan pria itu, dengan cepat lengannya meraih partitur-miliknya yang berada di atas piano.

"Bukan," Jawab Naruto datar.

Sang pria a.k.a Sasuke mengernyitkan dahi."Hhh... Payah sekali orang itu," Ujarnya sarkasme karena kelakuan aneh dari Naruto.

Naruto memandangnya lekat, nampak kilatan kemarahan dari belahan iris biru langit itu. "Jangan bicara sembarangan ya, tuan!" Ucapnya mencela.

"Apa? memang benarkan? nada-nada itu terdengar tak harmonis... atau, kau yang tidak becus memainkannya, Dobe," Ujarnya mengejek. 'Tapi... melodi itu...' Batinnya.

Kemarahan Narutopun semakin menjadi. "Apa kau bilang, TEME?" Balasnya. Adu death glarepun terjadi diantara mereka. Namun tak lama, sebab Naruto langsung beranjak dari posisi duduknya. Membawa serta merta partitur berharganya dan melangkah pergi

Si pria mengendus kesal. "Dasar, padahal aku ingin menanykan tentang partitur itu. Melodi yang dimainkanya itu..." Batinnya berseru

"Sangat indah"


#

'Langkah kakiku kan terhenti?

Entahlah...

Namun kuberharap... jika tiba waktunya nanti...

Ku ingin bertemu kembali...'

Detik-detik jam terdengar jelas, mendominasi suara di setiap sudut ruangan bercat krem ini. Seorang pemuda tengah terbaring diatas ranjang berukuran king size, memejamkan matanya dan mengistirahatkan seluruh otot-otot yang menegang.

Bayangan akan masa lalu yang membahagiakan terus bermunculan di pikirannya. Membawa rasa senang dan sedih kala mengingatnya. "Tou-san, Kaa-san..." Desisan meluncur mulus dari belahan bibir merah ranum itu.

"Aku... sebentar lagi akan menyusul kalian..."


To Be Continue….


selesai! wakh... banyak masalah ya di FNI? saiia turut prihatin!

and... saiia masih belum bisa melanjutkan 'Black Chain' (_ _)"

maaf ya!

A/N: Waaaah... gaya bahasa saiia berubah drastis, namun saiia berusaha untuk tetaptak banyak berubah ^^"

lalu ada kalimat yang saiia kutip dari manga Pandora Hearts, adakah yang menyadarinya?

ahahaha...

lalu mengenai andante dan adaigo, itu adalah tempo musik yang kedua-duanya lambat.

bagaimana dengan cerita saiia yang satu ini? anehkah? gajekah? pendekkah? maaf jika masih ada typo... =="

hmm... apa fic ini masih patut untuk dilanjutkan? semua tergantung anda sekalian!

silahkan mereview. Saiia dengan senang hati menerima FLAME, namun saiia harapkan dengan menggunakan bahasa yang SOPAN!

Hontou ni Arigatou karena sudah mau membaca fic saiia dan apalagi jika anda sekalian mereviewnya. thx B4

and finally!... REVIEW PLEASEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE... #plaaaaaak