"THE BEGINNING"
Pairing : RAHASIA! BWAHAHAHAHA/abaikan.
Genre : Romance(?), family, sad ya es campur boleh la yah #plak
Desclaimer : semua nya milik tuhan. TAPI SEHUN MILIK AKUUUU
WARNING! OOC, TYPO BERTEBARAN, DAN... umur nya aku ganti semua^^
REVIEW NYA YAH~ LOP YU LAH MUAH
#Sehun's POV
Mungkin hidup setiap orang berbeda-beda. Seperti contoh nya hidup ku. Mendekap di sebuah gudang hampir selama 1 tahun, tangan mati rasa karena terus di ikat dengan tali tambang, tubuh kurus kerempeng yang hanya tinggal tulang, kulit pucat yang makin pucat manambah kesan mayat hidup, tak ada tenaga, di beri makanan pun seperti binatang. Yup anggap saja aku ini tahanan, atau mungkin... korban buronan yang seharus nya, hanya orang tua ku lah yang mengalami hal menyedihkan seperti ini.
Aku bodoh.
.
Memang. Bahkan sangat bodoh...
.
Aku pun tidak tahu mengapa aku melakukan hal sebodoh itu.
.
Tapi... mungkin appa lebih bodoh, menurut ku sih begitu.
.
Aku... ani, maksud ku appa melukai seseorang. Hanya melukai tidak apa-apa bukan? Ya. Tidak apa-apa jika tidak fatal. Dia tidak sengaja menabrak seorang namja... hingga sekarang ia lumpuh, bukan namja nya sih, tapi mobil yang namja itu kendarai yang kami tabrak. Aku tidak tahu bahwa hal itu akan terjadi. Dia hanya menyetir mobil dengan kecepatan di atas rata-rata, aku terlalu banyak mengajaknya bercanda, dia tidak fokus menyetir dan BOOM! Terjadilah kecelakaan.
Appa meninggal di tempat, adik ku Kyungsoo juga mati di tempat, aku... ya aku masih bernafas walaupun agak sulit sedangkan umma tidak sadar kan diri. Di pandangan ku yang mulai kabur, aku melihat 2 orang pria menyeret umma ku entah kemana, tak lama kemudian, aku merasa tubuh ku pun di seret namun belum sempat aku bertanya kepada orang yang menyeret ku, aku tidak sadarkan diri. Saat aku sadar dan bangun dari ke-tidak sadaran ku yang hampir selama 3 hari itu, yang aku lihat hanya lah sebuah ruangan usang penuh dengan dus juga barang-barang bekas, lantai sangat kotor, langit-langit di penuhi sarang laba-laba... gudang. Aku melirik umma ku yang terlelap di pojokan. Aku mengingat kejadian 3 hari yang lalu, aku hanya bisa menangis, menyesal dan merasa sangat bersalah, namun semua itu tidak dapat mengembalikan semua nya seperti semula.
.
.
Setelah di pikir-pikir...
.
.
Ternyata kami berdua yang bodoh. Awal nya kebodohan ku yang mengajak nya bercanda lalu di ikuti kebodohan nya yang malah larut dalam candaan ku dan lupa akan keadaan.
.
.
Hahh... bodoh.
.
-skip-
.
Malam ini aku akan mencoba melarikan diri. Aku baru saja mendapatkan sebuah silet yang menyelip di antara tumpukan dus yang mengelilingi ku, tuhan menyayangi ku! Dengan cepat aku berusaha keras memotong tali tambang yang mengikat tangan ku selama 1 tahun ini. Aku terkejut melihat banyak darah yang mengalir dari pergelangan tangan ku setelah tali tambang nya putus. Aku merobek 2 helai kain dari baju ku lalu mengikat kan kain tersebut ke pergelangan tangan ku dengan erat berharap dapat menghambat aliran darah yang terus keluar dari pergelangan tangan ku.
Setelah selesai dengan urusan pergelangan tangan ku, aku berlari ke arah umma yang masih terlelap. Namun pada saat aku berlari...
.
PRANG! (ya gitu lah poko nya -_-)
.
Aku menyenggol kaleng-kaleng cat yang kosong hingga semua kaleng-kaleng tersebut jatuh. Aku terdiam, umma ku bangun dan...
.
BRAK!
.
Pintu gudang terbuka kasar dan menampakan 2 namja bertubuh kekar, membawa senapan menatap kami geram.
"APA YANG AKAN KAU LAKUKAN HAH!?" Salah satu dari namja bertubuh kekar itu menjambak rambut ku dengan sangat kasar dan keras. "A-awh.." Lirihku karena kepala ku mulai terasa pening. Namja itu melempar ku ke tumpukan dus lalu malah menjambak umma. "A-akh.." Umma terlihat sangat kesakitan, apa lagi... umma sering di salah gunakan oleh mereka seperti ya... di perkosa.
"Lepaskan ummaku!" Aku membentak mereka secara reflek. "A-andwae Hun-ah..." Lirih umma. Untuk kedua- ani ketiga kali nya kau BODOH OH SEHUN. 2 namja kekar itu malah menampilkan smirk khas nya lalu menjambak umma lebih keras. "A-awh..!" Sang umma sedikit menjerit karena sakit. "Kau mau membentak kami lagi huh? Coba saja. Jika kau ingin melihat umma mu mati di hadapan mu sekarang," Namja kekar itu mengancam. Glek!
'Apa yang harus aku lakukan tuhan? Aku mohon! Aku butuh bantuan mu sekarang!' Aku membatin. Keringat dingin mulai bercucuran, aku masih terdiam. "Ck! Perkosa saja langsung!" Namja kekar itu sudah mulai melucuti pakaian umma. "ANDWAE!" yup. Maafkan anak mu yang sangat bodoh ini umma, Sehun berteriak tadi. APA YANG HARUS AKU LAKUKAN!?
"Akhir nya kau berteriak juga bocah," Salah satu namja kekar itu mendekati ku sambil membawa pisau di tangan kanan nya. Aku hanya bisa merangkak mundur sampai umma ku berteriak, "KABUR OH SEHUN CEPAT!" Aku terkejut dan dengan reflek aku menendang kaki namja kekar tersebut hingga jatuh. "T-tapi... bagaimana dengan umma..." Aku membalikan tubuh ku dan mulai mendekati umma.
"AISH! HARUS KAH KAU KU OMELI DULU DISINI SEHINGGA KAU MENURUT PADA UMMA, EOH!? UMMA BILANG CEPAT PERGI DARI SINI BODOH!" Hah... dalam keadaan seperti ini pun umma tetap sama, kata 'mengomel' tak akan jauh dari hidup nya. Lihat saja sekarang-.- Dengan berat hati aku pergi dari tempat itu tanpa tujuan.
-Skip-
Selama di perjalanan, aku memikirkan umma.
.
#Sehun's POV END
.
"Andai saja aku tidak mengganggu appa yang sedang menyetir dan andai saja yang tertabrak bukan lah anak atasan appa, semua nya akan baik-baik saja... maksud ku tidak akan se-parah ini..." Sehun memeluk lutut nya di bawah pohon yang terletak di taman kota. Ia mulai tertidur dengan keadaan seperti itu jika saja tidak ada orang yang melempar kepala nya dengan kerikil.
"Awh..." Sehun memekik kecil saat merasakan sakit di kepala nya akibat dari lemparan kerikil. Ia mengusap kepala nya pelan dan mulai mengangkat wajah nya dari posisi menunduk. "Aigoo! Mianhae! Nan jeongmal mianhae!" Seorang yeoja cantik berambut pendek sebahu berjongkok di hadapan Sehun sambil terus meminta maaf. Tak lama kemudian datanglah seorang namja tampan yang bertanya.
"Apa yang terjadi,eoh?" Namja itu bertanya. "Igeo... saat tadi aku berusaha melempar mu dengan batu, batu tersebut malah nyasar dan mengenai kepala namja ini," Yeoja itu menjawab dengan nada dan wajah menyesal juga bersalah nya. "Kau sih bodoh! Sudah ku bilang berhenti melempari ku dengan batu, kau malah makin brutal! Dasar perman!" Namja tersebut mengomel. "Aish! Ya sudahaku minta maaf! Sekarang bantu aku meminta maaf pada namja ini! Sungguh aku merasa sangat bersalah..." Yeoja tersebut mengelus kepala Sehun pelan.
"Ani... gwaenchanayo..." Sehun menjawab pelan sambil tersenyum pada yeoja di hadapan nya. Yeoja itu membalas senyuman Sehun lalu menunjukan senyum mematikan nya yang sungguh menawan. "Ah iya... siapa nama mu?" Namja yang tadi nya berdiri kini ikut berjongkok lalu menatap lembut Sehun. "O-Oh Sehun imnida..." Sehun menjawab pelan. "Malam ini pasti turun hujan besar, kenapa kau disini? Mau kami antar pulang?" Namja tersebut bertanya.
"Ani... neomu kamsahamnida..." Sehun menolak lalu sedikit menunduk kan kepala nya tanda hormat setelah berterima kasih. "Lalu kenapa kau ada disini? Aku yakin... kau sedang ada masalah ya? Kau bisa menceritakan nya jika kau mau," Sekarang sang yeoja lah yang angkat bicara. Sehun terdiam dan menatap yeoja juga namja di hadapan nya bergantian. Ia ragu... 'Dapat kah aku mempercayai mereka? Tapi... kami baru bertemu 15 menit yang lalu..' Benak Sehun.
Tak lama kemudian, suara gemuruh langit pertanda hujan terdengar. "Ah... mianhae... maaf aku mencampuri urusan mu Sehun-ssi. Hujan akan segera turun. Jika memang kau tidak mau pulang ke rumah mu, kau bisa beristirahat di apartemen kami jika kau mau," Sang yeoja menawarkan sambil tersenyum ramah. Sehun menatap sang namja. Namja tersebut mengangguk lalu ikut tersenyum cerah. Sehun hanya mengangguk pelan. "Kajja!" Sang yeoja menggandeng tangan Sehun dan menarik nya menuju apartemen.
-skip-
.
Sesampai nya di apartemen, Sehun terkejut dengan keadaan apartemen yang ia datangi. "Ayo masuk! Hahaha maaf ya... apartemen kami memang sangat ramai, maklum... penghuni nya pun 7 orang," Namja tersebut tersenyum dan mempersilahkan Sehun untuk masuk. 2 namja yang berada di ruang TV tersebut langsung bangkit dan menunduk sopan ke arah Sehun. "Annyeong haseyo!" Mereka menyapa dengan ramah, hangat dan ceria. Sehun menunduk 90 derajat sambil tersenyum kecil.
"Ah aku lupa! Perkenalkan, aku Lay. Dia Xiumin dan dia Luhan. Yeoja aneh yang tadi melempar mu dengan kerikil adalah Yoona," Lay –namja tadi-memperkenalkan diri dan memperkenalkan orang-orang yang Sehun sudah temui. "Oh Sehun imnida, bangapseumnida" Sehun tersenyum lalu menunduk sopan. "Nado bangapda Sehun-ssi!" Xiumin dan Luhan menjawab serempak dengan antusias dan semangat. "Kau duduklah dulu, aku akan mandi sebentar," Lay meninggalkan Sehun bersama Xiumin dan Luhan.
"Duduk disini Sehun-ssi! Ayo!" Xiumin menepuk-nepuk tempat duduk di sebelah nya yang kosong. Sehun tersenyum lalu dengan perlahan ia duduk di sebelah Xiumin dengan canggung. "Hey~ gwaenchanayo! Tidak usah canggung begitu! Anggap saja rumah sendiri," Luhan duduk di sebelah Sehun lalu menepuk pundak nya dengan ramah. Sehun suka dengan keadaan seperti ini. Ia rindu kehangatan keluarga, Sehun berusaha keras untuk tidak menjatuhkan air mata di depan 2 namja ramah yang kini tertawa bersama.
"Eum... bolehkah aku bertanya?" Sehun memberanikan diri untuk berbaur dengan orang-orang asing di sekitar nya kini. "Tentu! Apa yang ingin kau tanyakan Sehun-ssi?" Luhan bertanya. "Kata Lay-ssi... di sini ada 7 orang penghuni... aku hanya melihat 4 orang..." Sehun bertanya dengan hati-hati. "Oh hahaha! Ya itu benar. Di sini terdapat 3 yeoja dan 4 namja. Mereka ber-3 sedang pergi keluar untuk mencari makanan, hitung sampai 5, mereka akan datang saat kau selesai menghitung," Luhan tertawa. Sehun tersenyum lebar, ia mencoba nya dan mulai berhitung 1 sampai 5 sesuai tempo jarum detik.
.
1
.
2
.
3
.
4
.
5
.
.
Brak!
.
"ALOHAAAA~!" Muncul lah 2 yeoja cantik dan satu namja tinggi dari balik pintu. 'Sungguh... mereka semua sempurna. Semua nya tampan dan cantik...' batin Sehun sambil menatap ke-3 orang yang kini menghampiri nya. "Aigoo... mianhae... kami kira tidak ada tamu, hehe. Annyeong haseyo!" 2 yeoja tersebut menyapa Sehun dengan ceria dan asik. "Hey bro~! Aku kira tidak ada tamu! Maaf kan aku juga 2 makhluk aneh itu ne? Chanyeol imnida, bangapda!" Chanyeol menyapa Sehun dengan ramah dan ceria.
"See? Aku benar kan? Hahaha~" Luhan tertawa. Sehun mengangguk sambil tersenyum senang. "Yeol... kenalkan, dia Oh Sehun. Teman nya Lay hyung," Luhan memperkenalkan Sehun kepada Chanyeol. "Hai Sehun-ssi!" Chanyeol menyapa Sehun dengan sangat sangat sangat ceria. "Hai..." Sehun menjawab pelan. "Oh iya... kau mau minum apa? Biar pembantu kami yang buat kan minum," Chanyeol menawarkan. 'Mereka...punya pembantu?' Sehun bertanya dalam diam. "Ah, aku punya jus apel... sebentar, PPANI-AH!" Chanyeol menerikan sebuah nama.
"WAE!?" Yeoja tersebut menghampiri Chanyeol dengan kesal. "Tolong ambilkan 2 gelas jus apel yang ada di kulkas," Titah Chanyeol. "O-oh... kau... pembantu nya?" Sehun bertanya polos. Yeoja tersebut membelalakan mata nya. "Mwo!? ANIO! YAK! KAU MENGATAKAN APA PADA NYA, DOBI OPPA!?" Yeoja tersebut marah dan mencekik Chanyeol. Chanyeol hanya tertawa lalu melepaskan tangan yeoja tersebut dari leher nya. "Awal nya aku hanya menawari dia minum, dan aku bilang kalau yang akan membuatkan minuman nya adalah pembantu. Ya aku panggil dirimu," Chanyeol menjelaskan dengan santai, namun yeoja itu naik ke pangkuan Chanyeol dan manjambaki rambut nya.
"SIALAN KAU DOBI OPPA!" Yeoja itu membuat Sehun tertawa untuk pertama kali nya. Yeoja tersebut berhenti menjambaki rambut Chanyeol dan menatap pergelangan tangan Sehun yang terbalut kain kotor juga penuh dengan darah. "Chakkaman!" Yeoja itu bangkit dari pangkuan Chanyeol dan berlari menuju suatu ruangan yang mungkin kamar nya. Ia kembali membawa kotak P3K lalu langsung duduk di lantai menghadap Sehun yang duduk di sofa. Dengan telaten ia membuka kain kotor tersebut lalu mencuci luka Sehun yang sangat parah itu.
"A-awh..." Sehun mengerang sakit merasakan perih yang luar biasa di kedua pergelangan tangan nya.
.
#Sehun's POV
"A-awh..." Aku mengerang sakit merasakan perih yang luar biasa di kedua pergelangan tangan ku. Sungguh... ini kedua kali nya tuhan memberi ku pencerahan. Apa kau mempertemukan aku dengan keluarga malaikat? Mereka sangat baik. Sangat sangat baik. Seperti malaikat... wajah mereka pun bak malaikat, di padu kan dengan sifat juga kelakuan mereka yang seperti malaikat. MALAIKAT. Terima kasih tuhan...
Yeoja ini sungguh menawan, terutama senyum nya. Yoona-ssi pun menawan dan sangat cantik, namun senyuman nya... aku lebih suka senyuman yeoja ini. "Nama mu... Oh Sehun?" Ia bertanya lembut sambil terus mencuci darah ku yang kotor juga kotoran yang ada di sekitar luka ku juga tangan ku. "Ne.." Aku menjawab pelan. "Aku suka nama mu, indah," Yeoja itu memuji dan menunjukan senyuman nya. Ahh... sungguh malaikat. "Cha... ayo kita obati," Yeoja itu mulai membuka botol alkohol. "Eumm... ini akan sedikit sakit, lebih baik lau peluk bantal ini," Yeoja tersebut memberikan bantal sofa nya pada ku, langsung saja aku peluk dengan erat.
"Tarik nafas yang dalam... keluarkan pelan-pelan... ya bagus.." Aku menurut pada semua yang dia katakan. "Terus ulangi seperti itu sampai aku selesai mengobati mu ne? Kita mulai..." Yeoja tersebut meumpahkan alkohol ke seluruh luka yang ada di kedua pergelangan tangan ku. "NNGGH!" Aku menahan teriakan ku di balik bantal. Hahh... SAKITTT! T^T. Dengan cepat yeoja itu meniupi dan mengipasi luka ku. "Mianhae ne? Ini semua aku lakukan agar luka mu cepat sembuh... maafkan aku..." Yeoja tersebut terlihat sangat merasa bersalah saat melihat wajah ku yang penuh dengan keringat dingin.
Setelah alkohol nya agak kering, ia menumpahkan cairan berwarna cokelat yang di sebut Betadine ke seluruh luka ku. Perih... sangat perih... tapi tidak seperih tadi. Ia menutup luka ku dengan kain putih yang sangat lembut lalu menutup nya lagi dengan perban. Dan selesai.
"Tiffany imnida!" Yeoja itu memperkenalkan diri nya. Ia tersenyum ceria dan pergi menaruh kotak P3K ke kamar nya.
.
#Sehun's POV END
.
"Hey! Kata Lay oppa, jika kau ingin mandi, kau bisa mandi di kamar ku. Pakai baju ini dan handuk nya sudah ada di kamar mandi," Yeoja berambut pirang tersebut menyerahkan pakaian bersih milik Chanyeol kepada Sehun. "Kamsahamnida..." Sehun menunduk tanda terima kasih. "Oh ya! Hyoyeon imnida..." Hyoyeon menepuk pundak Sehun, tersenyum lalu pergi ke kamar Lay.
Sehun ikut tersenyum lalu pergi menuju toilet untuk mandi.
-skip-
"DINNER TIME!" Tiffany berteriak senang sambil berlari ke arah dapur dan sempat bercanda dulu dengan Yoona dan Luhan. Sehun hanya menatap mereka dari kejauhan. Ke-6 makhluk tersebut terdiam sambil menatap Sehun. "Eeeh ayo makan~!" Mereka semua menyeret Sehun ke meja makan. Sehun hanya tertawa. "Maafkan saudara mu yang cantik nan imut ini... aku hanya bisa memasak sebanyak ini, bahan-bahan mulai menipis," Hyoyeon melepas celemek yang ia pakai lalu ikut duduk di meja makan. "Cantik nan imut jidat mu!?" Xiumin mengejek, akhir nya ia mendapat tonjokan gratis dari Hyoyeon di lengan kiri nya. "Diam kau bakpao hidup," Hyoyeon membuat semua nya tertawa.
"Ini sudah lebih dari cukup Hyoyeon-ssi, bahkan aku ragu kita semua bisa menghabiskan semua nya sekaligus..." Sehun angkat bicara. "Tenang saja Sehun-ah... 3 makhluk ini akan menghabiskan semua nya hahaha" Luhan mengelus-elus lembut kepala Yoona. Yoona hanya ikut tertawa bersama Tiffany dan yang lain nya. "Kau juga Lu ge, kau kira makan mu anggun bak pangeran eoh? Kau lebih pantas di panggil singa kelaparan, jangan menuduh sebelum mengaku," Tiffany memeletkan lidah nya dan Luhan hanya bisa menjitak kecil kepala nya. Mereka makan malam dengan hangat dan tak luput dari candaan.
Waktu nya tidur. Awal nya Sehun ragu atas tawaran Chanyeol yang mengajak nya tidur bersama karena dia tidak enak hati.
"Tidak ada yang mengizinkan mu tidur di ruang TV Sehun-ah..." Chanyeol mengangkat kedua halis nya berkali-kali. Sehun tersenyum lebar dan mengangguk.
-skip-
Ke-esokan hari nya...
.
Tiffany, Hyoyeon dan Yoona sudah bangun pada pukul 5 pagi. Mereka membersihkan apartemen, membuka semua tirai yang menutupi jendela di ruang TV. Hyoyeon dan Yoona sudah siap dengan celemek nya, sedangkan Tiffany membangunkan semua penghuni di kamar apartemen.
~Lay's Room~
Srek!
Tiffany membuka tirai di kamar Lay. "Eungh..." Erangan Lay pertanda bangun dari tidur nya. Tiffany menoleh lalu tersenyum. "Morning gege!" Tiffany menyapa dengan ceria. Lay tersenyum sambil menggosok mata kiri nya. "Morning Fany-ah..." Lay menjawab dengan suara serak khas orang bangun tidur. "Maaf aku membangunkan mu sepagi ini, hari ini kau mengajar kelas pagi kan? Maka dari itu aku membangun kan mu sekarang," Tiffany tersenyum lalu duduk di sebelah Lay sambil memeluk baju-baju kotor milik kakak nya tersebut.
"Oh? Aku mengajar kelas pagi hari ini?" Lay malah bertanya. Seketika senyuman yang terpatri di wajah Tiffany luntur. "Yang mengajar diri mu kenapa yang hafal jadwal mu aku!?" Tiffany mengomel. Lay tertawa lalu memeluk Tiffany. "Mian... terima kasih sudah mengingatkan," Lay berterima kasih dengan keadaan menutup mata nya. Tiffany tersenyum. "No problem. Ayo mandi! Cepat cepat cepat!" Tiffany menepuk-nepuk pantat Lay lalu pergi. Lay hanya tertawa kecil lalu pergi ke kamar mandi untuk mandi.
~Xiuhan's Room~
Srek!
Tiffany membuka tirai di kamar Xiuhan. "Eummm~ pagi Tiff..." Xiumin menyapa Tiffany sambil menggosok kedua mata nya seperti anak kecil. "Pagi Xiuppa!" Tiffany menjawab semangat sambil tersenyum lebar, ia mengambil pakaian kotor milik Xiumin dan Luhan lalu duduk di sebelah Xiumin. "Oppa mau sarapan apa? Akan kuberitahu kan kepada Hyoyeon dan Yoona," Tawar nya ceria. Xiumin menggeleng dan ikut tersenyum. "Aku makan apa saja, terserah kalian," Xiumin menjawab. Tiffany mengangguk lalu bangkit dari posisi duduk nya.
Tiffany menatap Luhan. "Oppa mandi dulu ne, selamat berjuang!" Xiumin menepuk pundak Tiffany tanda menyemangati. Ya menyemangati nya untuk berusaha keras membangunkan si Sleeping Beast yaitu Luhan. Tiffany menghela nafas. "Lu ge..." Tiffany menepuk-nepuk lengan Luhan pelan. "Lu ge... bangun... hari ini kau harus datang ke kelas dance mu dengan Lay oppa... jadwal pagi..." Tiffany terus menepuk-nepuk lengan Luhan. Tidak ada reaksi.
"Lu ge, cepat bangun, kau ada jadwal pagi ini... aku bersumpah," Tiffany menggoyang-goyangkan tubuh Luhan dengan sedikit brutal. "Eungh..." Luhan memeluk guling nya. Habis sudah kesabaran Tiffany. Ia naik ke tubuh Luhan, lalu meloncat-loncatkan tubuh nya di atas perut Luhan. "AYO BANGUN~~" Tiffany membangunkan Luhan. Mulai ada reaksi, Luhan membuka mata nya lalu menarik tangan Tiffany hingga Tiffany tertidur di sebelah nya, ia memeluk Tiffany. "YAK! Aku bilang cepat bangun! Kenapa kau malah tidur lagi,eoh!?" Tiffany mengomel. Luhan hanya tertawa kecil dan mengeratkan pelukan nya.
"Aku sesak nafas Tiffany, dan itu gara-gara kau. Maka dari itu... AKU INGIN BALAS DENDAM," Luhan menggelitiki Tiffany sampai Tiffany kehabisan nafas karena tertawa. "Geumanhae... hahaha~! Geumanhaeyo~ jebal..." Tiffany memohon akhir nya Luhan berhenti. Mereka tertawa bersama. "Ya sudah, nanti cepat lah mandi ne! Mandi mandi mandi!" Tiffany menepuk-nepuk pantat Luhan lalu pergi keluar kamar. Luhan hanya tertawa dan bangkit dari posisi tidur nya.
~ChanHun's Room~
Srek!
Tiffany membuka tirai di kamar ChanHun. Ia tidak tega dan tidak berani membangunkan Sehun, akhir nya ia membangunkan Chanyeol. Cara terbaik membangunkan Chanyeol adalah... menjambak nya. Tiffany menaruh tangan kanan nya di atas rambut Chanyeol, meremas rambut Chanyeol dan menjambaki nya. "WOII~! BANGUN BANGUN BANGUN! KAU HARUS MENGHADIRI KELAS RAP MU DOBI OPPA!" Tiffany berteriak. Chanyeol terbangun. Ia menyipitkan mata nya untuk melihat siapa yang menjambaki rambut nya. " Huhuhu~... sakit..." Chanyeol memegangi kepala nya. Tiffany merasa bersalah.
"Aigoo... mianhae oppa..." Tiffany menyesal, ia mengusap kepala Chanyeol dengan lembut. Chanyeol memeluk tubuh Tiffany yang terduduk , menaruh kepala nya di atas paha Tiffany lalu tertidur kembali. Tiffany tahu, Chanyeol tengah tidak enak badan. Ia menempelkan telapak tangan nya ke jidat Chanyeol lalu menaruh punggung tangan nya ke leher Chanyeol. "Demam lagi?" Tiffany bergumam sambil terus mengelusi kepala Chanyeol. Sehun terbangun.
" Morning Hun oppa!" Tiffany menyapa dengan ceria. Sehun langsung tertududuk dan menunduk ke arah Tiffany dan menjawab, "Pagi Tiffany-ssi,". Tiffany tertawa. "Jangan canggung begitu~ kau juga kakak ku, jadi santai saja~ ayo mandi! Handuk nya sudah aku siapkan dan baju nya sudah ada di kamar mandi," Tiffany menunjukan eye-smile nya. Sehun ikut tersenyum lebar. "Gomawo Tiffany-ssi..." Sehun mencoba untuk tidak terlalu formal. "Nah! Begitu dong! Jangan terlalu formal... jika oppa mau sarapan, langsung saja ke meja makan ne?" Tiffany memberi tahu. Sehun mengangguk lalu pergi ke toilet.
"Chan oppa..." Tiffany memanggi Chanyeol yang masih nyaman tertidur di paha nya. "Hmm," Chanyeol menjawab. "Kau istirahat saja yah, aku mau mencuci pakaian dulu. Setelah selesai, nanti aku buatkan bubur juga air panas untuk mu mandi, arrasseo?" Tiffany memindahkan kepala Chanyeol ke atas bantal, menyelimuti nya lalu pergi keluar kamar.
-skip-
"Mana Chanyeol oppa, Tiff?" Yoona bertanya. "Oh itu... dia demam lagi, ini aku akan membuat bubur dan air panas untuk nya makan dan mandi," Tiffany menjawab sambil terus mengaduk bubur di panci kecil. "Aigoo... bagaimana bisa... aku buatkan air dingin dan aku kompres dia ne?" Yoona pergi mengambil air dingin untuk mengompres Chanyeol. "Biar aku saja yang buatkan bubur, kau beli lah obat untuk nya," Hyoyeon datang lalu mengambil alih tugas Tiffany. Tiffany mengangguk, ia memakai mantel hitam nya lalu pergi membeli obat.
"Nanti siang aku dan Luhan akan pergi ke tempat Chanyeol mengambil kelas rap dan meminta izin untuk absensi dirinya selama 1 minggu," Xiumin melapor. "Seusai aku mengajar dance nanti, aku akan membawa nya ke rumah sakit terdekat, Tiffany saja yang boleh ikut sebaik nya yang lain jaga apartemen, jaga kesehatan, istirahat dan bersihkan semua tempat agar Chanyeol aman dari penyakit lain," Lay memerintah. Sehun takjub. 'Satu orang yang sakit, tapi semua nya terlibat. Adik-kakak yang sangat kompak. Aku suka...' tidak di sadari kini Sehun tersenyum.
"Sehun-ssi ikut saja bersama Xiu oppa dan Lu oppa nanti siang, aku yakin kau bosan diam terus di sini bukan? Sekalian berjalan-jalan hehehe" Hyoyeon menyarankan. Sehun menggeleng pelan sambil tersenyum. "Aniyo... aku jaga apartemen saja, lagi pula tidak ada yang membantu Yoona-ssi dan Hyoyeon-ssi disini," Sehun tersenyum. "Baiklah... jika kau ingin sesuatu, bilang saja yah" Hyoyeon menepuk kepala Sehun, tersenyum lalu pergi ke kamar Chanyeol untuk bergantian berjaga dengan Yoona.
-skip-
Malam ini, mereka semua berkumpul di kamar Chanyeol. Mereka tertawa bersama dan saling bertukar cerita. Dan di sini lah Sehun menceritakan semua yang ia alami sebelum bertemu dengan Lay dan Yoona di taman kota.
"Eumm... aku rasa... ini waktu nya aku menceritakan apa yang terjadi kepada ku sampai-sampai au tertidur di bawah pohon yang ada di taman kota..." Sehun membuat semua nya terdiam, ya mereka menyimak. "Tentu... kau bisa menceritaka nya kapan saja Sehun-ah..." Chanyeol merespon dengan suara nya yang lemah akibat dari keadaan nya yang kurang baik sekarang.
Sehun menceritakan semua nya secara detail.
Semua nya terkejut dan hanya bisa diam seusai Sehun bercerita. Sehun ikut terdiam karena tidak ada respon dari orang-orang di sekitar nya. Akhir nya ia bertanya.
"Euh... apa... aku salah bicara..?" Sehun bertanya dengan hati-hati. "Aniyo! Aniyo!" Semua nya menjawab serempak. "Hanya saja..." Xiumin melirik Lay. Lay menatap Xiumin lalu menghela nafas nya.
"Kau menyebut sebuah nama kan?" Lay bertanya. Sehun mengangguk. "Kim... Jongin?" Lay kembali bertanya. Sehun mengangguk ragu, dia bingung kenapa Lay menanyakan hal itu.
Lay tersenyum, "Dia adik ku Sehun, adik kandung ku,". Sehun membulatkan mata nya dan menegakan posisi duduk nya. "J-jinja...?" Sehun bertanya gagap. Lay mengangguk. Lay menunduk lalu menghela nafas nya. "Baiklah aku akan cerita kan apa yang terjadi pada mu,"
"Dulu... pada saat aku ber-umur 19 tahun, aku dan Jongin mulai memegang perusahaan appa. Kami berdua saling membantu dan ya... bisa di bilang kami sukses bersama. Lalu... ada saat nya dimana appa harus menurunkan jabatan nya kepada salah satu dari kami. Jongin sangat menginginkan jabatan tersebut namun appa memilihku dengan alasan 'aku adalah anak sulung'. Awal nya dia baik-baik saja dengan keputusan tersebut, namun ternyata dia memfitnah ku dengan mengatakan bahwa selama aku menjabat menjadi direktur utama Kim corp. aku melakukan penggelapan uang atau biasa di sebut korupsi. Tentu appa percaya karena Jongin adalah anak kesayangan nya. Aku menentang pernyataan Jongin, tentu saja ku menentang nya karena aku tidak melakukan nya dan tidak akan pernah melakukan nya. Appa bersikeras menyalahkan ku sekalipun dia tidak punya bukti. Yah... aku juga menyesal mengajari Jongin sampai pintar dan sekarang ia menyalah gunakan kepintaran nya. Dia membuat bukti palsu tentang penggelapan uang yang 'katanya' aku lakukan. Dengan begitu appa makin percaya pada nya. Aku merasa muak dengan semua nya dan aku memutuskan untuk pergi setelah memberikan semua yang Jongin mau. Dan... di sinilah aku sekarang... tinggal bersama kalian. Aku hanya punya kalian..." Lay tersenyum setelah menceritakan semua nya.
"A-aku turut bersedih mendengar nya Lay hyung... aku... aku juga menyesal telah melukai adik mu.." Sehun menundukan kepala nya. Lay tersenyum lalu mengusak rambut Sehun. "Hey... kau hanya menabrak nya hingga lumpuh kan?" Lay bertanya enteng. 'Apa!? Dia bilang... HANYA!?' Sehun terkejut. Sehun terdiam. "Hahaha... bahkan aku sudah berkali-kali mencoba untuk membunuhnya, santai saja... ini sebuah kabar gembira untuk ku," Lay tertawa. Ke-6 saudara tiri nya ikut tertawa karena sudah mengetahui cerita tersebut sebelum Sehun. Sehun hanya melotot tidak percaya.
Semua nya hening.
"Hmm... jadikan malam ini sebuah malam untuk sharing dan diskusi, oke? Aku ingin menanyakan sesuatu kepada Lay oppa... tapi aku takut... bagaimana?" Hyoyeon bertanya memecah keheningan. "Tanyakan saja Hyo..." Lay menjawab. "Baiklah... tapi janji tidak marah pada ku!" Hyoyeon membuat semua nya tertawa lagi. "Iya iya... oppa janji," Lay berjanji.
"Hmm... aku tau oppa menyimpan dendam pada Kim ahjussi dan adik mu itu. Apa oppa akan balas dendam?" Hyoyeon bertanya. Lay terdiam. "Bisa jadi... dan mungkin saja iya. Aku sudah punya rencana hahaha" Lay tertawa lagi bersama yang lain. "Serius?" Hyoyeon bertanya. Lay mengangguk mantap. "Yap. Aku sangat serius untuk hal itu,".
"Jika oppa ingin membalas dendam... akan lebih mudah bukan untuk sekarang? Adik oppa sudah.. ya.. lumpuh dan anggap lah tidak bisa melakukan apa pun selain memerintah," Yoona menyambung. "Hmm... betul juga yah... kalau begitu... aku akan mempercepat waktu balas dendam ku pada nya, ya juga pada appa hahaha" Lay kembali tertawa bersama yang lain namun kali ini Tiffany tidak ikut tertawa. Ia tengah berpikir.
"Oppa..." Tiffany mengangkat suara. "Ne?" Lay menjawab. "Hmm..." Tiffany terdiam untuk beberapa saat. Ia menatap Lay dengan tatapan yang sulit di arti kan. "Apa kau... sedang ada masalah?" Lay menebak. Tiffany menggeleng pelan. "Aniyo... aku baik-baik saja..." Tiffany menjawab. "Lalu...?" Lay kembali bertanya.
"... Jika oppa akan membalas dendam kepada Jongin-ssi dan Kim ahjussi... akan kah oppa melibatkan kami semua?" Tiffany menyuarakan yang sedari tadi menghantui pikiran nya. Kali ini Lay terdiam, ia tidak bisa menjawab. Semua nya juga terdiam menunggu jawaban Lay. Sungguh... Lay tidak bisa menjawab pertanyaan yang satu ini.
"Ehm... begini... sebenar nya... bisa di bilang... ini masalah keluarga kan? Dan orang lain tidak boleh ikut campur dalam urusan ini. Mungkin saja aku tidak akan melibatkan kalian dalam hal ini karena resiko nya pun sangat besar. Aku tidak mau kalian dalam bahaya. Biarkan aku yang menjadi buronan appa dan Jongin, kalian tidak pantas mendapatkan sesuatu hal yang buruk hanya karena aku, aku tidak mau... sekalipun kalian adik ku... tetap saja... kita tidak ada ikatan darah secara genetik... kan?" Lay membuat semua nya terdiam dan menunduk.
"Haha iya... oppa benar..." Tiffany tertawa hambar dan tersenyum paksa sambil menunduk lagi, bukan karena mereka tidak akan di libat kan... tapi karena kalimat terakhir yang Lay katakan. Lay merasa bersalah. Sehun terkejut untuk kesekian kali nya.
"K-kalian... kalian... bukan saudara kandung!?" Sehun bertanya. Ke-7 orang di hadapan nya mengangguk. "Begini... kami itu seperti perkumpulan anak di buang? Lalu menganggap kalau kami punya keluarga baru dan... tanpa orang tua tentu nya," Luhan menjelaskan. Sehun masih terdiam, dia terkejut dan tidak mengerti.
"Oke oke... akan ku cerita kan..." Chanyeol angkat suara. "Lay hyung itu teman dekat nya Luhan hyung dan Xiumin hyung, namun Xiumin hyung dan Luhan hyung tidak mengenal satu sama lain. Mereka berdua sama-sama mengalami broken home dan kabur dari rumah. Beda nya adalah, Luhan hyung selalu di beda kan dari saudara-saudara nya yang lain dan tidak di hargai keberadaan nya sedangkan Xiumin hyung sudah tidak di anggap anggota keluarga lagi oleh keluarga nya karena di anggap pembawa bencana juga hanya bisa merepotkan. Akhir nya mereka memutuskan untuk bertemu dengan Lay hyung untuk meminta solusi. Solusi yang Lay hyung beri tidak mereka dengarkan, mereka nekad untuk pergi selama nya dari rumah dan tinggal bersama dengan Lay Hyung. Lay hyung hanya pasrah dan menyetujui keputusan mereka. Dari situ pula awal pertemuan Luhan Hyung dan Xiumin hyung hingga akhir nya mereka menjadi sepasang kekasih sekarang," Chanyeol tersenyum jahil kepada Xiuhan hanya menunduk malu juga tertawa bersama yang lain karena melihat reaksi mereka.
"Hyoyeon noona dan Yoona adalah korban kasus penuduhan korupsi di perusahaan keluarga Lay hyung. Mereka adalah partner kerja. Hyoyeon noona dan Yoona di paksa membuat bukti palsu yang Lay hyung katakan sebelum nya. Keluarga Hyoyeon noona dan Yoona terkenal sangat keras, mereka kira Hyo noona dan Yoona ikut berkorupsi dengan Lay hyung padahal tidak. Karena kasus tersebut hanya lah sebuah tuduhan tanpa bukti yang kuat. Mereka berdua di keluarkan dari daftar keluarga nya, di usir, dan ikut tinggal bersama Lay hyung," Hyoyeon dan Yoona hanya menunduk sambil tersenyum. Tiffany memeluk mereka untuk menghibur.
"Aku dan Tiffany adalah adik-kakak kandung. Kami berdua punya 2 kakak, 1 hyung dan 1 noona. Orang tua kami lebih menyayangi mereka berdua. Tentu saja, karena kami berdua hanya lah anak yang di pungut dari panti asuhan, di janji kan akan di bahagiakan namun malah berakhir dengan profesi pembantu saat di rumah. Kami sudah tidak tahan apalagi aku tidak tahan melihat Tiffany terus di pukuli oleh noona tiri ku. Akhir nya aku mengajak Tiffany kabur. Kami berdua bertemu Lay hyung di gereja. Kami saling tukar cerita dan Lay hyung menawarkan kami berdua untuk tinggal bersama nya. Sekarang kami membuat kartu keluarga baru yang anggota nya hanya lah kami ber-7 dengan alasan orang tua meninggal. Lay hyung adalah pahlawan kami semua..." Chanyeol mengakhiri cerita nya. Sehun terkagum-kagum mendengar cerita tersebut. Ia... speechless.
"Awal nya kami kira kau juga bermasalah dengan keluarga mu lalu meminta solusi dari Lay hyung namun malah memutuskan untuk tinggal bersama nya hahaha itu salah satu alasan kenapa kami semua terlihat sangat terbuka, ramah dan hangat pada mu pada saat pertama kali bertemu, kami ingin menjadi tempat yang nyaman untuk mu Hun-ah..." Chanyeol tersenyum, begitu juga ke-6 saudara tiri nya. Sehun tersenyum.
Hyoyeon, Yoona dan Tiffany hanya tersenyum menahan tangis. Mengingat mereka itu di buang dan tidak punya siapa-siapa. Namun akhir nya mereka menjatuhkan air mata. "Eooh~ ini lah alasan kenapa kami jarang menceritakan sejarah 'keluarga' kecil kami... pasti mereka ber-3 menangis..." Lay menarik Tiffany, Yoona dan Hyoyeon ke dalam pelukan nya. "Group hug~" Xiumin ikut memeluk. Akhir nya mereka semua berpelukan hangat.
-skip-
Pagi ini semua nya berkumpul di ruang TV. Tiffany, Yoona, Xiumin dan Luhan berencana akan pergi keluar untuk memperbaiki kartu keluarga nya. Mereka akan mencantumkan nama Sehun di sana. Sehun tidak tahu mengenai hal tersebut karena mereka memang akan membuat sebuah kejutan. Yap. Hari ini adalah hari ulang tahun Sehun yang ke-21 tahun.
Mereka ber-4 pergi diam-diam. Sesampai nya di tujuan, mereka sempat pergi berjalan-jalan sambil menunggu perbaikan kartu keluarga mereka yang ternyata mengambil banyak waktu. Tiffany dan Yoona pergi ke toko baju untuk membeli kado. Sedangkan Xiuhan pergi berkencan entah kemana.
"Yoona-ah! Lihat! Ini pasti sangat cocok untuk Sehun oppa!" Tiffany menunjukan jaket berwarna hitam yang terlihat sanga swag juga cool, sangat cocok dengan sifat sehun yang dingin juga cuek. "Iya! Ayo kita beli yang ini saja!" Yoona mengambil jaket tersebut dan pergi ke kasir dengan semangat. Tiffany hanya tertawa, pada saat ia akan menyusul Yoona, ia menyadari seseorang yang berada tak jauh dari nya. Pria dengan celana pendek selutut, kaos polo berwarna biru dongker, sepatu converse casual berwarna putih dan... duduk di kursi roda. Tiffany memicingkan mata nya lalu ia terkejut setelah melihat jelas wajah pria tersebut.
"Kai!?" Tiffany terkejut sendiri dan menggumamkan nama Kai dengan pelan.
Apa yang akan terjadi selanjut nya? Dan ada hubungan apa diantara Kai dengan Tiffany?
TBC
Annyeong! Maaf di potong di tengah-tengah yaaa ini cerita pertama aku yang aku post. Kalo penasaran... tunggu chap 2 nya! Aku bakal lanjut ke chap 2 kalo udah ada 5 review^^ gomawo chingu~ jangan lupa review yah! XOXO
