Disclaimer: Masashi Kishimoto

NaruHina Present

-Model by Akemi M.R-

Warning: standart warning applied. AU. Typos bertebaran, tanda baca nyasar, cerita ga jelas, EYD melenceng dari yang sudah berlaku dll.

DON'T LIKE DON'T READ!

Ini fic NH keTIGA saya lho! (kagak nanya!). tapi, kagak ada perbedaan tuh, tetep ga jelas - -'a (pundung di pojokkan). Semoga readers sekalian menikmatinya. Happy Reading, Minna-san! :)

.

Mohon maaf bila ada kesamaan ide dengan author lain. Ide ini murni dari otak Akemi yang rada konslet. Mungkin bila ada kesamaan itu merupakan unsur ketidak sengajaan dan mungkin err.. jodoh?

#plakk XD

.

.

.

Summary: Hinata , cewek yang terobsesi menjadi seorang model terkenal. Cantik? iya. Manis? Banget. Seksi? Apalagi. Tinggi? Err.. lumayan. Tapi kok nggak laku?

Eits, nggak laku daya jual sebagai model maksudnya.

Naruto, seorang cowok yang magang menjadi delivery ramen.

Karna kasian, Naruto membantu Hinata untuk jadi seorang model dan malah berakhir sebagai..?

.

.

.

Xxxxxxxxxx

"Hinata! Sudah berapa kali aku bilang! Keluarkan auramu dan mana ekspressimu? Ulangi!"

Itu sudah yang ke dua puluh kalinya si fotografer, Sabaku no Kankurou mengatakan itu dan untuk yang ke dua puluh satu kalinya gadis beriris amethyst mengulangi pose yang sama. Yang dititahkan si fotografer padanya.

Mendongakkan kepala ke atas dan menangkupkan kedua tangannya di dada seperti sedang berdoa.

"CUT! Datar! Sudahlah, belajarlah lebih keras lagi, model selanjutnya"

Hyuuga Hinata, gadis beriris amethyst itu menunduk dan turun dari tempat pemotretan.

"Heii!"

Hinata mendongak, pertama kali yang terlihat oleh iris amethystnya adalah sepasang sapphire biru yang indah, mengingatkan Hinata akan birunya samudra.

Turun ke hidung mancung yang seksi.

Lebih ke bawah lagi Hinata menemukan senyum cerah yang menawan.

Hinata tersepona.. err maksudnya terpesona hingga memandang makhluk Tuhan yang ada dihadapannya tanpa sempat berkedip.

"Jelek!"

What the?

Itu mata cowok katarak ya?

Coret perasaan Hinata tadi. Hinata benar-benar menyesal telah terpesona oleh cowok rupawan berlidah setajam silet yang ada dihadapannya sekarang.

Susah-susah Hinata berdandan ria selama hampir 1 jam penuh dan diet rutin selama kurun waktu hampir dua tahun, sekarang malah dikatain 'jelek'.

Untung aja itu cowok ganteng, coba kalau nggak?

"Ini berikan ke kru agensimu!"

Pemuda itu tampan. Bersurai pirang menyalahi khas sebagian besar penduduk asli jepang. Gaya rambutnya seperti seorang maniak harajuku tapi sepertinya memang asli begitu. Ditambah lagi ada tanda lahir unik nan manis di kedua belah pipinya yang entah kenapa menambah pesona tersendiri.

"Kenapa harus aku?"

"Karna aku tak mengenal mereka"

Pemuda itu menyodorkan sekeranjang besar ramen instan pada Hinata.

"Hei! Uzumaki-san!"

Pemuda yang ternyata bernama Uzumaki itu menoleh pada si fotografer.

"Oey, Kanky err.. maksudku Sabaku-san! Ini ramen pesanan anda."

Hinata memandang aneh lengkap dengan tatapan bertanya.

"Katamu, kau tak mengenal banyak kru disini"

Pemuda Uzumaki itu menggaruk tengkuk belakang kepalanya walau sama sekali tak gatal.

"Hehe.. aku hanya mengenal Sabaku-san saja."

Pemuda Uzumaki itu melotot pada Kankurou seolah meminta konfirmasi atas pertanyaan retoriknya. Kankurou memandang janggal.

"Oey, Naruto! Apa kabar?"

Mungkin jika fotografer andal itu mengenal si Pemuda Uzumaki. Hinata akan memaklumi pernyataan yang dilontarkan secara sepihak oleh si pemuda Uzumaki tentang 'tidak mengenal siapa-siapa' di agensinya.

Tapi, yang menjadi pertanyaan yang mengganjal di hatinya adalah kenapa si Direktur agensi yang jarang dating ke lokasi dan lebih memilih onsen wanita juga mengetahui pemuda Uzumaki itu dan malah memanggilnya dengan nama kecil si pemuda?

Pemuda Uzumaki itu ganti melotot pada si Direktur yang diketahui bernama lengkap Hatake Kakashi.

'Sebenarnya siapa cowok ini? Bukankah dia hanya seorang delivery ramen?'

Hinata menatap Naruto yang berekspressi aneh dengan tatapan janggal.

"Oh, kau juga ada disini, Hyuuga-san? Sudah berkenalan dengan Naruto?"

Hinata menggeleng pelan.

"Perkenalkan Naruto, dia Hyuuga Hinata, calon model agensi ini dan Hyuuga-san, ini Naruto..-"

"Uzumaki Naruto, salam kenal!"

Pemuda yang ternyata bernama Naruto itu menyahut dan setelahnya malah tertawa garing. Si Direktur hanya memandang Naruto dengan tatapan bertanya. Tak mau ambil pusing selanjutnya Kakashi menoleh pada Hinata dengan pandangan serius.

"Ku dengar dari Kankurou. Pemotretan pertamamu hasilnya sangat buruk."

Hinata menunduk kian dalam dan mengangguk pelan.

"Ya sudahlah, jangan terlalu memaksakan dirimu. Lebih baik kau mencoba ikut casting di agensi sebelah."

Hinata menutup matanya rapat-rapat.

'Apa mungkin ini artinya, agensi ini sudah mengusirku?'

xxxxxxxxxxxxxxxxx

"Haaahhh!"

Hinata menghela nafas kasar. Sudah lima agensi dicobanya dimulai dari yang besar, menengah ke atas, menengah ke bawah hingga agensi kecil.

Tapi, nihil.

Tak ada yang mau menerimanya. Alasan yang mereka lontarkan cenderung sama. Meski postur tubuh, wajah dan gaya Hinata oke. Namun, ekspressi dan aura yang diuarkan si gadis indigo kurang memuaskan.

Tiba-tiba ada sekaleng soft drink yang tersodor tepat didepan wajahnya. Hinata mendongak. Sinar matahari yang terik sejenak menyilaukan pandangannya. Tapi, iris sapphire itu mengingatkan Hinata pada seseorang. Tapi siapa?

"Hei, jelek!"

Tuh, kan!

"Berhenti memanggilku jelek! Aku tidak menyukainya"

Hinata menunduk.

"Kau tau, kau sebenarnya cantik. Tapi, saat berada di depan kamera ekspresimu datar dan auramu malah suram. Kau pemalu atau demam panggung?"

Naruto membuka tutup kaleng dan menyodorkan sekaleng soft drink yang telah dibukanya pada gadis disampingnya.

"Keduanya"

Hinata menatap lurus. Entah kenapa saat ini dia ingin mengeluakan segala uneg-unegnya pada pemuda disampingnya yang bahkan baru dikenalnya hanya dalam beberapa hari singkat.

"Aku memang jelek. Tubuhku gendut. Culun dan tak punya teman. Itulah aku. Tapi,aku ingin menjadi seperti 'dia'. Yang bersinar terang saat berlenggak-lenggok diatas papan catwalk. Yang tersenyum begitu cerah saat disorot kamera..

Tahukah kau, aku terobsesi padanya. Aku berambisi untuk menjadi dirinya. Aku berusaha keras. Melakukan segala cara yang aku bisa. Diet, olah raga rutin, rajin ke salon. Apapun!

Tapi, semuanya percuma! Dia adalah dia. Dan aku adalah aku, hanya seorang Hinata Hyuuga"

Hinata kembali menunduk dan memainkan kaleng soft drink itu.

"Mau kubantu?"

Hinata mendongak dan menatap Naruto dengan pandangan bertanya.

Naruto?

Yang hanya seorang delivery ramen itu?

Membantunya?

Naruto. Model. Delivery ramen.

Coba bayangkan itu.

Oh.. yang benar saja!

"Kau tau dunia modeling?"

Hinata memiringkan kepalanya kesamping dan menatap Naruto dengan bola mata berbinar.

"Hei, jangan meremehkanku! Kau tau, aku sebenarnya adalah seorang model yang bekerja sampingan sebagai delivery ramen"

Naruto membusungkan dadanya bangga dan memperlihatkan pesona kewibawaan yang tak pernah Hinata duga sebelumnya.

Hinata tertawa kecil. Menutup mulutnya dengan telapak tangannya sopan.

"Heeii!"

Tawa Hinata malah makin kencang.

"Uzumaki-san, kau lucu sekali!"

Hinata menatap Naruto dengan lirikan menggoda.

DEG!

TBC

Tuberkolusis

#plakk XDD

Saya nggak tau sama sekalii tentang model, agensi dan apapun yang berhubungan dengan itu. Jadi apakah ada kesalahan dalam hal apapun, senpai?

Keep or delete?

With loph muuaaacchh XDD

Akemi M.R