Yamanaka Ino melangkahkan kakinya menyusuri pasir di tepi pantai, sesekali ombak menyapu kakinya. Malam semakin larut, sejauh mata memandang, yang ia lihat hanyalah kegelapan, dan setitik cahaya lampu di atas bukit yang berasal dari rumah-rumah warga dan penginapan.
Hanya cahaya bulan yang menjadi penerangnya, hembusan angin malam membuatnya sedikit menggigil, bahkan sweaternya yang lumayan tebalpun tak cukup dapat menghangatkannya.
Yamanaka Ino menghela nafas, kesendirian ini terasa mencekam namun dapat membuatnya bernafas dengan lega. Ia bukanlah pribadi yang senang menyendiri, malah ia lebih suka berada di keramaian.
Namun pesta barbeque yang sekarang diadakan oleh teman-temannya terasa menyesakan, semuanya karena keberadaan pria itu. Pria yang dulu- ah tidak bahkan sampai sekarang masih ia cintai. Pria yang sekarang sedang menggandeng tangan sahabat dekatnya, dan bukan tangannya lagi.
Sesosok tubuh tiba-tiba muncul dari permukaan air. Ia terlonjak kaget. Pemikiran-pemikiran aneh menghantui kepalanya, mungkinkah itu hantu? Tapi bukankah hantu di identikan dengan wanita berambut panjang? Tapi, ini pria. Atau jangan-jangan dia adalah siluman penunggu pantai ini.
Sosok itu makin mendekat, semakin jelas bentuk tubuhnya yang atletis dan salah satu tangannya yang memegang papan selancar.
"Sasuke-kun?"
"Hn."
Title: Last
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pairing : Sasuke U x Ino Y
Rate : Teens
Warning : AU, OOC, crack pair, gaje, abal, miss type, dll.
Mereka berdua kini sedang duduk di tepi pantai, menatap ombak dan pekatnya langit malam. Sesekali terdengar suara teriakan Kiba dan Naruto yang berebut makanan, disusul Sakura yang memarahi keduanya dari arah pondok tempat mereka menginap.
"Ne, Sasuke-kun kenapa berenang malam-malam begini? Kau tidak takut tenggelam?" Ino memecah keheningan yang mulai terasa mencekiknya.
"Hn," pemuda bermata onyx itu hanya menggumamkan kata-kata favoritnya.
"Dan kenapa kau tidak ikut berpesta? Bukankah pondok itu milikmu?" Ino masih belum menyerah untuk membuka percakapan diantara mereka.
"Hn," lagi-lagi hanya itu jawaban pemuda di sampingnya.
"'Hn' itu bukan jawaban Sasuke!" Kali ini ia mulai merasa kesal.
"Aku tidak suka keramaian," akhirnya Sasuke menjawabnya dengan benar, atau setengah benar karena ia tidak menjawab semua pertanyaan yang Ino ajukan.
"Aa souka," Ino hanya bergumam, kemudian ia terdiam. Kali ini ia biarkan keheningan menyelimuti mereka.
"Kau sendiri, kenapa malah berjalan sendirian di pantai?" Pertanyaan Sasuke sedikit membuatnya terlonjak kaget. Ia tidak menyangka, orang seperti Sasuke akan balik bertanya kepadanya, pasalnya Sasuke 'kan bukan orang yang terlalu peduli kepada orang lain.
"A-aku… Aku sedang ingin menyendiri." Ino memaksakan sebuah senyum dan menatap Sasuke yang kali ini juga sedang menatapnya.
"Hn, jadi bukan karena Sabaku?" Sasuke bertanya dengan wajah datarnya.
"Eh?" Ino jelas kaget dengan pertanyaan yang dilontarkan Sasuke.
"Aku tahu kau mendengarnya dengan jelas, Ino." Sasuke memalingkan wajahnya, mentap ke depan, kea rah deburan ombak menyapu pasir pantai.
"Kenapa kau bisa berfikiran begitu?" Ino balas bertanya, ia menatap ke arah yang sama dengan Sasuke.
"Entahlah, caramu menatapnya, caramu memperlakukannya. Aku rasa ada sesuatu antara kau dan Sabaku."
"Ahaha, kau benar. Memang ada sesuatu antara aku dengan Sabaku, tapi itu dulu." Ino tertawa miris, ia memaksakan bibirnya untuk melengkung, membentuk sebuah senyuman, agar air matanya tak lagi keluar.
"Kau masih diam di tempat eh?" Sasuke kini menatapnya.
"Maksudmu?" Ino mengernyit, ia sama sekali tidak paham dengan perkataan Sasuke. Apa maksudnya diam di tempat? Toh mereka memang sedang diam ditempat kali ini."
"Kau belum bisa melupakan masa lalumu, itu artinya kau masih diam di tempat," Sasuke menjelaskan dengan sabar. Mata Ino membulat ketika ia menyadarinya.
"Ah, kau benar. Aku…masih diam di tempat." Ino menundukan kepalanya.
"Sudah malam, aku mau kembali ke pondok." Sasuke langsung berdiri begitu saja dan berjalan meninggalkan Ino yang masih menunduk. Ketika Yamanaka Ino menyadari ia di tinggalkan sendirian, ia langsung berdiri dan mengejar Sasuke.
"Sasuke-kuuuuunnnn tunggu!"
"Hn, cepatlah," Sasuke menanggapinya, tapi sama sekali tidak mengurangi kecepatan berjalannya. Dengan susah payah Ino berlari dan menyesuaikan diri untuk berjalan di samping Sasuke, setelah itu, mereka berjalan berdampingan di naungi cahaya bulan.
.
.
.
"Pantaiiiiiiiii!" Ino menjerit sambil berlari ke arah pantai. Sakura menyusul di belakangnya dan meneriakan hal yang sama.
"Sakura-chaan, hati-hati kau bisa tenggelam," Dan Naruto mengejar kekasihnya. Tak lama setelah itu adu mulut antara gadis berambut pink dan pemuda berambut pirang terjadi entah sudah ke yang berapa kalinya.
Uchiha Sasuke dan Sabaku Gaara berjalan beriringan menuju pantai, keduanya membawa papan selancar di tangan mereka masing-masing. Mereka terus berjalan ke tengah pantai, mencari tempat yang strategis untuk berselancar.
Beberapa gadis menghentikan aktivitas mereka sesaat hanya untuk melihat aksi dari dua pemuda tampan tersebut. Banyak juga yang menjerit-jerit ala fans girl.
Tak lama setelah itu, Uzumaki Naruto dengan Inuzuka Kiba menyusul mereka dengan speed boat. Dan menambah kencang teriakan para gadis di pinggir pantai. Naruto dengan Sakura di belakangnya,dan Kiba dengan Akamaru, pemuda yang satu itu memang tak pernah bisa lepas dari anjingnya. Bahkan ketika Ino memaksa ikut, pemuda itu bersi keras ingin membawa Akamaru, mana mau Ino berdempetan dengan anjing di atas speed boat.
Akhirnya ia hanya menunggu di tepi pantai bersama Nara Shikamaru yang sedari tadi datang ke pantai hanya tertidur dan menutup wajah dengan salah satu tangannya. Dan Hyuuga Hinata yang sedang terduduk di bawah tenda berbentuk payung besar yang biasa ada di pantai, sambil memperhatikan Sabaku Gaara.
Ino mendekati Hinata, dan duduk di samping gadis itu. Ketika menyadari seseorang mendekatinya, Hinata menoleh, menatap Ino sambil melengkungkan sebuah senyuman manis.
"Ino-chan, mengapa tidak ikut bermain speed boat bersama yang lainnya?" Hinata bertanya kepadanya.
"Haaah, aku tidak mau berdesakan di atas speed boat bersama Akamaru. Bisa-bisa kami jatuh, dan aku yakin pemuda anjing itu akan lebih memilih menolong anjingnya dari pada aku." Hinata tertawa kecil mendengar jawaban Ino.
"Ino-chan, ada-ada saja, walau begitu Kiba-kun itu baik, dia pasti akan menolongmu." Hinata masih tertawa ketika mengatakannya.
"Aku tidak yakin," Ino mengedikan bahu sambil tersenyum pada Hinata.
"Ne Hinata-chan, pacarmu itu tampan ya?" Pertanyaan yang salah, Ino baru menyadarinya ketika pertanyaan itu sudah terlanjur keluar dari mulutnya. Kini ia dapat melihat rona merah menghiasi pipi Hinata yang seputih pualam.
"Aa- eto Ino-chan, G-Gaara memang tampan, a-aku juga tidak menyangka Gaara bisa menyukaiku." Sekarang Ino harus menelan apa yang telah ia tanam, pahit bertengger di tenggorokannya, ia merasa sesak ketika Hinata berkata demikian. Pemuda yang ia cintai, kini sudah melupankannya, tapi ia sendiri seperti kata Sasuke-masih diam di tempat- ia masih belum dapat melupakan pemuda itu, pemuda yang menjadi cinta pertamanya dulu.
.
.
Sasuke sedang berdiri di atas papan selancarnya, kini ia tengah berselancar di atas ombak yang cukup besar. Di depannya, Gaara melakukan hal yang sama. Mereka meliuk-liuk, mengendalikan papan selancar mereka agar tidak jatuh tergulung ombak.
Sasuke kemudian mengedarkan pandangannya ke tepi pantai, dan di sanalah ia melihatnya, seorang gadis berambut merah yang sedang duduk di samping Hyuuga Hinata. Gadis itu tersenyum pada Sasuke.
Sasuke tidak percaya ini, mana mungkin gadis itu bisa berada disini. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya, mencoba menajamkan pandangannya, fokusnya sekarang terarah pada gadis itu, bukan pada papan selancarnya.
"Sasuke ada ombak besar datang," ia dapat mendengar panggilan Gaara, tapi otaknya tidak dapat memproses apa yang Gaara katakana, fokusnya terlalu tertuju pada gadis di samping Hyuuga Hinata.
"Sasuke!" Gaara kembali memanggilnya, akhirnya ia menolehkan kepalanya kea rah Gaara. Namun kemudian, sebuah ombak besar datang dari belakang, Gaara dapat mengendalikan papan seluncurnya, tapi Sasuke tidak siap, alhasil ia terjatuh, dan tenggelam.
Ia dapat merasakan sebuah tarikan di tubuhnya, seseorang sedang mencoba menariknya. Kemudian membawanya ke tepi pantai.
Merasa sesak karena tubuhnya terlalu banyak di masuki air laut, ia terbatuk, mengeluarkan sebanyak mungkin air yang masuk ke tubuhnya.
"Daijoubu ka, Sasuke-kun?" sebuah suara menginterupsi aktivitasnya, ia menoleh dan mendapati gadis berambut merah yang tadi dilihatnya.
"Karin?" Sasuke mencoba meyakinkan dirinya sendiri akan penglihatannya saat ini.
TBC
Segini aja dulu kayaknya, ini masih prolog kok. Hehe, jadi masih pendek.
Well, saya tahu ini masih banyak kekurangan, dan lain-lainnya. Dan menurut minna-san, apakah Fict ini lebih baik dilanjutkan atau di hapus?
Kalau dilanjutkan rencananya saya mau bikin three soot.
Oke deh, saya bingung mau ngomong apa lagi, akhir kata saya mohon dengan sangat agar minna-san mau me review cerita saya yang masih abal ini. ^_^
