Jika AkaKuro menjadi pasangan host dan pelanggannya
"Selamat datang di Club Rakuzan, Momoi-ojousama"
"Konbanwa, Akashi-kun. Akhirnya aku bisa meluangkan waktuku untuk datang kemari"
Akashi menghampiri pelanggannya yang baru saja datang beberapa menit sebelum ia menghampirinya. Tak lama seseorang kembali datang ke klub tersebut dan menghampiri Akashi.
"Sei-chan! Aku datang~"
"Ah Reo-ojousama, kau selalu datang pada hari rabu"
Mibuchi yang baru saja datang langsung duduk di samping Akashi dan mencubit pipi Akashi karena ketampanannya. Karena si rambut merah ini adalah seorang host, ia sudah terbiasa dikelilingi oleh banyak wanita.
"Tapi ngomong-ngomong, kenapa pria bersurai baby blue itu selalu datang setiap aku kemari"
"Aku baru melihatnya hari ini"
"Dia seperti pelanggan tetapku karena ia selalu datang setiap malam, aku belum menyapanya hari ini. Aku pergi dulu kesana yah?"
Akashi meninggalkan Mibuchi dan Momoi. Ia menghampiri Kuroko yang duduk sendiri di meja sambil meminum segelas wine.
"Konbanwa, Tetsuya"
"Konbanwa, Akashi-kun. Kau tidak perlu repot-repot menyapaku. Aku hanya ingin menikmati wine yang disediakan disini. Itu saja"
"Karena aku seorang host, jadi wajar jika aku seperti ini. Anggap saja ini pelayanan spesial karena datang hampir setiap malam"
Dengan egois Akashi meraih dagu Kuroko dan dengan sebelah tangannya yang bebas, ia membuka dua kancing kemeja Kuroko dan melonggarkan dasinya.
"Apa kau mau mendapatkan pelayanan spesial lainnya dariku, Tetsuya?"
Akashi berkata dengan suara rendah di depan telinga Kuroko. Hal tersebut dilihat oleh pelanggan lain terutama Momoi dan Reo. Mereka adalah yang paling heboh reaksinya. Berteriak kaget, namun ada sedikit rasa girang.
'mereka pasti fujoshi' batin Kuroko.
Kuroko melepaskan diri dari sentuhan Akashi dan beranjak keluar dari tempat tersebut. Para fujo (?) menghela nafas karena kecewa. Begitu pula dengan Akashi, namun kekecewaannya tersebut terganti dengan sebuah senyuman. Entah sejak kapan Kuroko meletakkan secarik kertas yang jelas-jelas memang ditujukan untuk Akashi.
Si host sejuta pesona tersebut mendapatkan kartu nama Kuroko yang berisi perusahaan tempat ia bekerja, namanya dalam huruf kanji dan romaji, serta nomor kontak pribadinya. Ia iseng membalik kartu nama tersebut dan wajahnya nampak semakin bahagia. Akashi memasukkan kartu nama tersebut ke dalam saku kemejanya dan kembali bekerja melayani pelanggan yang lain dengan aura yang semakin bersinar karena moodnya sedang sangat baik hari ini.
Apartemen Seirin lantai 15 no.411
Pelayanan spesial, harus di tempat yang spesial. Aku tidak suka melihat kau dikelilingi banyak wanita dan aku tidak suka kerubunan banyak orang. Pintuku terbuka lebar untuk Akashi-kun.
.
.
.
Jika AkaKuro menjadi pasangan ibu dan bayi
Bayi berambut merah menangis terus menerus. Ibunya tidak tahu harus berbuat apa. Bayi ini menolak diberi susu. Ia juga tidak mengompol, lalu mengapa anak ini terus rewel.
"Oooeee~ ooee~ chuu ooee chuu~"
"Kenapa aku harus punya bayi yang seperti ini?"
.
.
.
Jika AkaKuro menjadi pasangan penjahat dan power ranger
"Hahaha! Kau pikir kau akan menang melawanku? Seijuro! Akulah yang akan menguasai dunia dan menjadi penguasa tunggal di dunia ini! Hahaha"
Penjahat yang berwujud monster biru tersebut tertawa jahat. Dia berdiri di atas sebuah gedung rusak sambil bertolak pinggang. Sementara di lantai paling bawah gedung tersebut terdapat seorang ranger merah yang sedang mendongak ke atas melihat si penjahat yang berwajah buruk rupa tersebut.
"Tidak akan kubiarkan kau melakukannya! Aku ranger merah, kebaikan selalu benar! Aku selalu benar! Perintahku mutlak! Dan aku tidak pernah kalah sekalipun. Oleh karena itu, kau akan kalah Tetsuya!"
Dengan kekuatan super heronya, Akashi naik ke puncak gedung tersebut dengan cepat. Ia menatap tajam penjahat tersebut dan memberikan seringaian kepada Kuroko.
Langkah kaki Akashi begitu tenang, namun hal itu tidak membuat Kuroko gentar. Kuroko menatapnya dengan tatapan monster dan Akashi menatapnya kembali dengan iris heterokromnya. Kedua pasang mata saling bertatapan dari kejauhan.
Jarak yang jauh lama-lama tereliminasi oleh langkah tenang Akashi. Hingga jarak mereka hanya tinggal satu jengkal.
Akashi meraih wajah Kuroko dan mendekatkan wajah Kuroko dengan wajahnya agar ia bisa melihat wajah si monster kecil itu lebih dekat.
"Aku menangkapmu monster kecil! Penjahat yang merebut hatiku harus aku kurung di dalam penjara cintaku"
Kuroko merubah wujud monsternya menjadi wujud manusia. Begitupula dengan Akashi yang telah kembali ke wujudnya yang normal.
Tanpa aba-aba, Akashi menggendong Kuroko seperti tuan puteri.
"Monster kecil, ayo kita pulang ke rumah barumu"
"Lepaskan aku!"
"Kalau aku melepaskanmu, nanti kau jadi penjahat lagi. Sebaiknya kau jadi milikku saja, kau hanya boleh jahat kepadaku saja. Hanya padaku. Tetsuya"
.
.
.
Jika AkaKuro menjadi pasangan domba
"mbeeee~"
.
.
.
Jika AkaKuro menjadi seiyuu
Kuroko membaca naskahnya terlebih dahulu. Ini adalah kali pertama ia rekaman BLCD. Salahkan managernya yang menerima tawaran ini secara sepihak.
"Bakagami, aku tidak mau menerima tawaran seperti ini lagi"
Ia tidak tahu apa-apa soal hal yang berbau percintaan sesama jenis. Kuroko itu normal dan bukan seorang fudanshi.
Setelah ia membaca naskahnya, Kuroko ternyata mendapat peran sebagai seorang uke. Selama ia berkarir, Kuroko memang mengisi beberapa karakter perempuan. Tapi Kuroko bingung bagaimana menghidupkan karakter uke dengan suaranya. Terutama ada adegan seks dengan semenya. Ia bingung bagaimana cara membuat suara-suara aneh dengan mulutnya seperti suara ciuman, suara sedang begitu, dan suara aneh yang lain dengan mulutnya.
Akashi lewat di depan Kuroko. Ia adalah seiyuu yang sudah berpengalaman, oleh karena itu Kuroko ingin belajar darinya.
"Akashi Seijuro-san"
Akashi menengok dengan hawa setannya. Kuroko tidak gentar, ia tetap tidak mengurungkan niatnya untuk bertanya kepada seniornya ini.
"Ano. Aku baru pertama kali mengisi suara di BLCD, mohon bantuannya"
Akashi memerhatikan Kuroko dari atas sampai bawah. Tidak buruk juga.
"Jadi kau yang akan menjadi lawanku nanti? Baiklah akan aku ajarkan beberapa hal karena kau masih newbie di bidang ini"
Kuroko bukan seiyuu newbie, ia sudah banyak mengisi suara di anime dan game. Namun mengisi BLCD bukanlah hal mudah karena ada teknik-teknik yang lebih rumit dari sekedar mengisi suara saja.
Akashi adalah ahlinya dalam bidang ini. Bisa dibilang begitu. Dewanya karakter, karena ia dapat menghidupkan karakter apapun dengan suaranya.
"Tekan di dada, sedikit merunduk, dan rendahkan nada suaramu"
Kuroko mengikuti instruksi senpainya ini. Belajar dengan senpainya ini lebih cepat dibandingkan ketika iya sekolah seiyuu dahulu.
"Bagaimana bagian mendesah ini?"
Akashi mengambil script di tangan Kuroko dan membacanya.
"Kalau kau mengambil nafas dari perutmu, kau akan cepat lelah dan tenggorokanmu akan cepat kering. Aku biasanya menggunakan headvoice untuk bagian ini"
Kuroko mencobanya dan Akashi mendengarkan. Namun Akashi langsung mengambil ponsel dari sakunya.
"Kamu menelepon siapa? Akashi-san?"
"Menelepon produser, sebaiknya kontrakmu dibatalkan saja"
Kuroko tidak terima. Ia sudah bersusah payah dan senpainya ini mengajukan agar dirinya membatalkan kontrak. Ini sungguh tidak menyenangkan.
"Kenapa?"
Karena tidak mendapatkan jawaban dari yang ditelepon, Akashi menutup teleponnya kembali.
"Yang boleh mendengar suara desahanmu hanyalah aku, Tetsuya"
Kuroko membulatkan matanya. Karena sebuah ciuman sepihak yang dimulai oleh Akashi. Ia kemari untuk bekerja. Bukan untuk mendapatkan ciuman pertama.
.
.
.
.
TBC/END?
AN: haduh diriku maso amat langsung bikin tiga cerita baru.
yah ini cuma sekedar iseng karena efek habis denger drama cd kuroshitsuji book of if
review, follow, atau favorite :3
jejak lah xD
v
v
v
