Tiada yang spesial di kehidupan Kiyoshi. Ia pergi bekerja shift pagi atau malam sebagai polisi. Setelah itu pulang ke apartemennya yang sunyi. Tidak ada penghuni lain selain dirinya sendiri. Terkadang pergi ke kombini untuk membeli beberapa keperluan sehari-harinya. Begitu terus hidupnya selama kurang lebih enam tahun.
Padahal ia bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih menjanjikan daripada menjadi seorang polisi. Fisiknya yang atletis, kemampuannya dalam bidang olahraga dan bela diri, tutur katanya yang ramah, tentu menjanjikan. Tapi pilihannya tetap jatuh pada pekerjaan ini dari dulu, hingga sekarang.
"Aku pulang dulu. Aomine, Nebuya"
Polisi yang satu tahun berada di bawah angkatannya menjawab salam pamit Kiyoshi. "Oke! Hati-hati Kiyoshi! Jangan sampai kau menemukan perempuan yang mengaku-ngaku sebagai calon istrimu lagi seperti minggu lalu. Aku kewalahan menghadapinya"
"Yo! Pastikan kamu mendapatkan banyak nutrisi dari makananmu agar dapat mengalahkan otot-ototku. Haha" Nebuya menjawab salam pamit Kiyoshi
"Haha. Itu tidak mungkin akan terjadi lagi, Aomine. Aku duluan. Nebuya, tanpa otot besar pun aku dapat mengalahkanmu. Haha"
Kiyoshi sudah kenal lama Aomine dari sejak SMP sebagai sesama pemain basket dengan seragam yang berbeda. Namun mereka mulai akrab setelah Kiyoshi menjadi polisi selama setahun. Begitu juga dengan Nebuya, namun ia dan Nebuya satu angkatan.
Kehidupan Kiyoshi begitu mulus dan datar. Tidak ada yang spesial. Ia akan kembali pulang ke apartemen kecilnya, mandi, memasak makanan untuk dirinya sendiri, bersantai, dan jika ia sudah lelah ia akan tidur.
Seharusnya ia tidur, tapi suara teriakan seseorang membuatnya terganggu. Kiyoshi pergi ke luar dan melihat keadaan dari apartemennya yang berada di lantai dua.
"KAMPRET! MALING SEMPAK! SINI LU!"
Mendengar kata maling, ia refleks turun dengan cepat. Ia begitu tanggap dengan hal-hal berbau kejahatan. Bukan hal aneh bagi seorang polisi.
Pria bersurai hitam eboni tengah berlari mengejar maling underwear miliknya. Sungguh tidak elit seorang pria dicuri pakaian dalamnya oleh seorang pria juga.
Hal yang mudah bagi Kiyoshi untuk mengejar seorang maling. Langkah kakinya yang lebar, kecepatan larinya yang cepat, dan kemampuan meringkus maling dengan teknik bela dirinya bukan main. Dengan cepat, maling itu segera diringkus oleh Kiyoshi.
"Jadi kamu yang berteriak dan mengejar maling ini tadi? Sekarang sudah baik-baik saja, aku sudah menelepon pihak berwajib. Saya seorang polisi walau sedang tidak bertugas, jadi aku akan membantumu"
"K- Kau polisi?"
Si korban pencurian underwear terkejut. Pipinya merona merah karena malu. Tercetak dengan jelas karena kulitnya yang putih alabaster.
"Yah seperti yang kau lihat. Aku terburu-buru turun dari apartemenku jadi aku tidak membawa tanda pengenal. Lalu, aku juga bertugas di pos polisi dekat sini. Aku Kiyoshi Teppei"
Wajah si pria bersurai eboni makin merah. Ia melihat celana boxer miliknya yang terjatuh dari genggaman si pencuri dan langsung membawanya lari.
"Hey! Aduh barang buktinya!"
"Hoy Kiyoshi!"
Aomine yang sedang bertugas langsung datang ke lokasi. Ia segera membawa si pencuri ke pos polisi dan Kiyoshi kembali ke apartemennya.
Tanpa tahu mulai hari esok, semuanya akan sedikit berbeda.
Kuroko no Basuke by Fujimaki Tadatoshi
Hatsukoi Pantsu by Satsuki Tori
.
Semuanya berawal dari sebuah celana dalam
.
KiyoHana
Slight AoKise in next chapter
.
Warning:
AU, Yaoi, humor gaje (maybe), ooc (dikit), judul yg nganu
Pos polisi
Aomine yang memakai kacamata hitam sedang memangku tangannya di dalam pos polisi sementara Kiyoshi baru pulang berpatroli dan setelahnya mengobrol dengan ibu-ibu di depan pos polisi.
Kemudian ada seorang gadis yang masuk ke dalam pos polisi dan menghampiri Aomine yang sedang tidak ada kerjaan.
"Ki- Kiyoshi. Dimana dia?"
Aomine menurunkan sedikit kacamatanya untuk mengintip si gadis berambut hitam panjang tersebut. Rambutnya di urai panjang dan agak kriting di bagian bawahnya. Ia terlihat kikuk namun pakaiannya terlalu tomboy untuk seorang perempuan. Mengenakan celana jeans warna abu-abu, kaos hitam yang kebesaran, dan jaket dengan motif kotak-kotak. Suaranya juga terlalu berat untuk ukuran seorang perempuan. Jangan lupakan frame kacamatanya yang berwarna hitam. Model kacamata yang mainstream.
"Sekarang kamu siapa? Selingkuhan, pacar sungguhan, adik- eh Kiyoshi tidak punya adik. Jadi kamu siapa?"
Bicaranya Aomine selalu seperti ini. Asal bunyi dan terlalu jujur. Atasan terkadang memarahinya, namun Aomine tidak begitu peduli.
Kiyoshi bergabung masuk di dalam pos polisi dan menanyakan si gadis tersebut. Namun ia tidak menjawab.
"Ada apa nona? Anda tersesat?"
Sepertinya gadis di depan Kiyoshi tidak asing. Ia merasa belum lama bertemu dengan gadis ini. apa gadis ini adalah gadis yang ia tolong atau apa. Tapi dari penampilannya, Kiyoshi belum pernah bertemu orang semacam ini.
Kiyoshi memerhatikan dengan seksama gadis itu dari dekat. Tanpa sengaja ia mendekatkan wajahnya terlalu dekat dengan gadis itu sehingga memunculkan rona merah di pipinya yang berkulit alabaster.
"Kamu. Mungkinkah kamu..." Kiyoshi masih belum yakin dengan dugaannya tapi entah kenapa ia begitu yakin dengan dugaan kuatnya. Ia meminta izin pada kouhai yang sedang bertugas dengannya untuk keluar sebentar "Aomine, aku keluar sebentar. Aku tidak lama"
Kiyoshi menarik pergelangan tangan si gadis cantik tersebut ke sebuah tempat. Ia pergi ke taman dekat pos polisi dan menyuruh si nona duduk di bangku taman.
"Kamu pria underwear yang kemarin kan?"
Sontak si nona jadi-jadian kaget. Ia tidak percaya polisi ini akan mengenali dirinya yang menyamar karena malu.
"Pria underwear apa maksudmu? Aku kemari menemuimu hanya untuk berterima kasih karena kamu sudah menolongku. Jangan salah sangka! Baka!"
"Haha. Baiklah kalau itu maumu"
Sebuah kotak kecil jatuh di atas tangan Kiyoshi. Kotak tersebut didapat dari tangan putih si nona jadi-jadian tersebut. Tangan Kiyoshi bersentuhan kilat dengan tangan putih si nona. Kulitnya begitu lembut, licin, dan membuat sekujur tubuh Kiyoshi tersengat listrik statis.
"Itu tanda terima kasihku. Aku tidak mau punya hutang budi pada oranglain. Jangan salah sangka!"
Pipi si nona merona. Lucu. Begitulah menurut Kiyoshi. Selain itu, sejak mereka berbicara Kiyoshi sudah tahu kalau si nona ini tsundere stadium akhir. Tunggu. Jangan bilang kalau ini adalah...
"Siapa namamu?"
Kiyoshi menanyakan nama si nona. Sebut saja seperti itu. Ia penasaran dengan orang yang menarik perhatiannya.
"Hanamiya" jawab si nona. Memberikan pemikiran ambigu bagi Kiyoshi.
"Itu nama margamu atau namamu?"
Penyamaran Hanamiya sudah terbongkar oleh Kiyoshi. Namun ia tetap tidak mau mengalah dengan memberikan nama kecilnya.
"Panggil saja aku seperti itu"
"Baiklah kalau begitu. Hanamiya. Ini aku kembalikan. Aku tidak perlu imbalan ini. Ambil saja"
Kiyoshi menaruh kotak tersebut di atas kedua telapak tangan Hanamiya. Sudah menjadi tugasnya untuk melindungi masyarakat. Gajinya yang kecil itu sudah cukup.
"Kau mau menghancurkan harga diriku, heh?"
Kiyoshi terkaget mendengarnya. Ia tersenyum lembut dan menaruh kedua tangannya di atas kedua telapak tangan Hanamiya yang menggenggam kotak yang entah berisi apa.
"Baiklah kalau kau memaksa. Tapi aku tidak akan menerima untuk yang kedua kalinya. Ini sudah menjadi tugasku sebagai polisi. Aku digaji negara untuk melayani masyarakat"
Ia tidak tega melihat raut wajah Hanamiya yang sedikit kecewa. Oleh karena itu Kiyoshi menerimanya. Walau tidak enak hati juga menerimanya.
"Hanamiya"
Yang dipanggil menengok ke orang yang memanggil. Sontak wajahnya menghadap terlalu dekat dengan Kiyoshi karena Kiyoshi mengeliminasi jarak dengan cepat dan mengecup bibir merah muda Hanamiya.
Entah dorongan apa yang membuat Kiyoshi melakukan hal ini. Hanamiya membulatkan iris abu-abu kecoklatannya dengan sempurna. Kiyoshi is a great kisser. Hanamiya memang menyukainya tapi harga dirinya yang terlalu tinggi menyebabkannya tidak semudah itu mengungkapkannya kepada Kiyoshi. Mereka memang sedang tidak memainkan game, tapi biarlah Hanamiya memberi kode-kode agar berefek Kiyoshi yang memulai. Sepertinya Kiyoshi orang yang peka.
Tidak puas dengan kecupan saja. Mereka bermain lidah di dalam rongga mulut Hanamiya. Saling berbagi saliva dan kepuasan dunia. Walau tanpa sadar, mereka telah terjaring di dalam jaring laba-laba yang mengikat cinta di antara dua insan ini.
Inilah akhir dari kehidupan biasa Kiyoshi. Mulai detik ini, hidupnya mulai berubah. Karena si nona jadi-jadian di depannya yang menolak disebut sebagai pria underwear semalam.
TBC
AN: Voila, aku bikin FF KiyoHana lagi xD
Mulai sekarang, kayaknya aku bakal lebih sering stay di fandom minor ini. Huaaa ini OTP kesayangan aku susah banget dapet asupannya. Doujin susah, FF susah, dapet FanArt aja udah syukur. Kalo gak dapet asupan, ayo kita tebar asupan /apaini
Dua chapter awal cuma perkenalan, jadi ratingnya masih T. Mungkin di chapter-chapter depan rating bakal naik karena anu. Author kan suka anu jadi suka bikin nganu-nganu /apasih
Ini FF inspirasinya dari Honto Yajuu. Terus sama dari cerita yang diceritain sama temen author di real life yang sesama author juga tapi dia main di fandom sebelah tentang ashita no pantsu. Dan akhirnya jadilah FF ini xD
Baca Honto Yajuu itu serasa liat KiyoHana. Semenya baik, keren tapi ukenya ngomong kasar tapi pemalu. Yah tapi author buat gak mirip sama itu manga. Cuma bikin si semenya jadi polisi aja. Kiyoshi jadi polisi keren kan? :3
Hanamiya disini jadi apa yah? Yakuza kayak di Honto Yajuu atau apa? Terus Kise kemana? kise bakal muncul di chapter depan kok. Di chapter ini dia lagi rapih-rapihin pantsunya dulu /hey
Ini FF sebaiknya diapain? Di hapus? Di bakar? Di anuin? Atau di apain? Review, follow, atau favoritenya please :3
V
V
V
