Ibiki memeluk Tsunade dan mengulum bibir nya perlahan.

"Emmpp!"Keduanya saling mengecup dann menghisap dalam gairah tinggi. Jemari Ibiki meremas bongkahan pantat sesekali mengorek lubang bool tsunade dan tangan lainnya meremas perlahan payudara Tsunade. Hingga akhirnya bibir keduanya terpisah.

"Kau pernah melakukan di hutan?" tanya Ibiki.Tsunade yang wajahnya sudah memerah cuma menggelengkan kepala.Sebelum melanjutkan kegiatannya, keduanya di kagetkan oleh suara elang. Keduanya menatap ke atas langit, dan keduanya yakin kalau itu adalah Si Pembawa Pesan.Elang itu perlahan dan hinggap di dahan rendah yang bisa di raih oleh Tsunade.Ibiki dan Tsunade saling tatap dan menganggukan kepala.

"Ayo!" Ibiki menarik tangan Tsunade."ibiki, sebaiknya selesaikan dulu" Rupanya Birahi Tsunade belum reda. Tentu saja ibiki tidak tinggal diam, ia pasti menuruti keinginan yang akan mengantar mereka ke gerbang kenikmatan.

Jiraya heran dengan suara aneh yang ia dengar dari balik rimbunan semak-semak yang tidak jauh dari tempatnya. Suara tersebut terdengar berasal dari dua orang beda gender. Jiraya cuma mengangkat bahu, ia memang tidak berniat mengganggu orang yang bersenang-senang di balik rimbunan semak itu. Awalnya Jiraya tidak menggubris. Tapi suara erangan yang terdengar adalah suara yang sangat ia kenal. Jiraya makin menautkan alis, ia ingin memperjelas indera pendengarannya, memastikan suara desahan terkadang mengerang.Ia makin penasaran, karena suara yang ia dengar memang adalah suara milik Tsunade. Dengan perlahan Jiraya menuju sumber suara.Semakin dekat semakin jelaslah suara itu, dan jelas itu memang suara Tsunade. Jiraya berhenti sesaat. Hatinya terasa perih, dan ia berharap orang yang berada di balik semak itu cuma memiliki suara seperti Tsunade. Jiraya semakin berdegup kencang, ia makin berdoa semoga yang berada di balik semak itu bukan Tsunade.jiraya menyibak semak tempat ia akan mengintip.

"DEG"

Jantung Jirayaa terasa berhenti berdetak. Apa yang ia takutkan benar-benar terjadi.Di balik semak itu, ia melihat Tsunade yang sedang menunging seorang pria menyodok anus sang istri dengan penuh kenikmatan ia kenal, "Tsunade"."Ibiki!" bentak Jiraya dan menampakan diri.

dua orang yang sedang meraih puncak kenikmatan itu, buru-buru menghentikan kegiatannya karena di kagetkan. Mungkin karena merasa terlanjur, mereka pun tidak berusaha menutupi area intim mereka. Keduanya cuma menatap Jiraya dengan keperkasaan ibiki masih tertanam di dalam dubur tsunade wajah mereka ketakutan menggeleng kepala, berharap kejadian di depannya hanyalah ilusi. Air matanya tidak bisa di bendung lagi. jiraya sekilas menatap sekujur tubuh Tsunade dari atas kebawah. Tubuh istrinya itu dipenuhi oleh peluh dan seperma dari ibiki.