NARUTO © MASASHI KHISIMOTO
Siap jadi ayah © minji
Genre: romance deelelel
Warning: canon, oc ooc, jelek, typos
Pairing: SAISAKU-slightsasusaku, naruhina
DlDR
-SIAP JADI AYAH-
Langkah cepat mengiringi kepergian seorang wanita berambut pink sebahu, tak peduli pria yang sedari tadi mengikutinya memanggil-manggilnya dengan suara lantang. sepertinya mood gadis pink Haruno itu sedang tidak baik, itu semua terlihat dari cara jalan dan raut wajah yang sulit terbaca. Yah sepertinya ia sedang menghadapi masalah besar.
"Sakura-san" yang bernama sakura masih tampak cuek.
"Sakura-san"
"sakura-s…"
"Kau bisa diam Sai" Risih dengan panggilan si pemuda pucat, Sakura memilih membalik dan menatap Sai dengan intens dan pemuda itu diam, Sai tau bagaimana sakura, wanita yang disebut-sebut duplikat Tsunade ini memang mempunyai tanda bahaya untuk tidak di dekati, bukannya menghindari tatapan kekesalan sakura Sai malah semakin mendekati wanita yang kini tengah mengepalkan tangannya itu.
"Maaf , aku pikir kamu masih marah" Semakin mendekat, sekarang pemuda obral senyum itu hanya berjarak setengah meter dari sakura.
"Sudah, lupakan saja semuannya"
"Tidak semudah itu Sakura-san" ucapnya lantang.
Menarik nafas panjang, Sakura menghindari Tatapan yang seperti memohon itu "ini akan sulit bagimu"
"kenapa beranggapan seperti itu?"
"…"
"Aku janji akan bertanggung jawab Sakura-san" Di nada membentak itu ada suatu keyakinan disana. Kesiapan itu yang sedari tadi sakura cari seakan muncul dari mata yang tak henti menatapnya lekat, kembali menarik nafas panjang sakura hanya terdiam, ia Ragu, sudah lama ia memikirkan semua ini, apa yang ia takutkan dari tiga bulan yang lalu ternyata terjadi juga, hampir setiap malam ia memikirkan 'musibah' yang akan ia jalani, ini lebih berat dari pada perang besar konoha bahkan ini lebih berat dari melupakan Uchiha Sasuke .
'nyawa dan masa depan' sakura tidak ingin merusak dan menjalani hidup dengan sebuah beban perasaan dan cerca.
Sepertinya ada beberapa hal yang belum ia pelajari atau ia ketahui, dan sekarang yang ada dalam pikiran Sai hanya Naruto dan Kakashi yang telah banyak menyuapinya tentang kehidupan, bertanya pada dua pria tersebut adalah solusi, atau akan semakin mendatangkan masalah?
…
.
.
flashback
Semuanya berawal dari misi kelas S yang di perintahkan Tsunade-Sama, tak ada istimewa di perjalanan mereka, tujuan utama saat sekarang adalah Negara Suna yang masih membutuhkan waktu sehari lagi, sampai akhirnya mereka terjebak Hujan di Hutan kiri, sekalian untuk mengistirahatkan diri yang lelah setelah perjalana tujuh jam tampa istirahat, keduanya memilih berhenti di sebuah goa yang terlihat seram dengan sebuah sungai jernih disampingnya .Dinggin, Itulah hal pertama yang dirasakan Sakura ketika ia sampai di Goa yang ia tuju dengan Sai.
Keduanyapun memilih sudut kanan dalam Gua untuk meletakan barang-barang yang mereka bawa, setelah sedikit membersihkan tempat peristirahatan sementarannya Sakurapun memilih membaringkan tubuh yang terasa sangat lelah, "Sai kau ada minuman?" sakura memandang pria yang baru saja masuk ke gua setelah memilih membasuh muka terlebih dahulu pada sungai di samping gua, "Ada…" iapun mengeluarkan sebotol minuman yamg terbungkus kain berjenis combed lalu mengangsurkannya pada sakura.
"Ini…?" Sakura bertanya.
"Tubuhmu akan terasa hangat, Sakura-San" tidak nyambung, Sai memilih menjelaskan manfaatnya.
tak banyak bicara, sakura memilih mengambil dan meneguk minuman tersebut, yah…perjalanan selama berjam-jam tentu akan membuatmu haus bukan?
Inilah awal dari mala petaka tersebut. Setelah Satu jam berlalu entah kenapa tubuh sakura terasa'panas' dan sedikit…
"Sa-sai?" emerland itu menatap sendu pria yang sedang memunggunginya untuk memanggang beberapa buah umbi-umbian, dengan tangan yang masih memegang tusukan umbi, Sai mengalaihkan perhatiannya untuk menghadap Haruno Sakura.
"Apa sakura-s…?" sekan nafas pemuda kulit pucat itu tercekat, tubuhnya bergetar.
"He-hei apa yang kau lakukan"
Sakura membuka jacket dan kaus yang ia pakai.
ti-tidak kah kau…hmpphh"
"Tolong aku Sai" Sakura mengeluarkan suara desahan, yang menggoda siapa saja yang mendengarkannya "Ssst tolong aku" Sai menatap bingung dan terkejut mendengar permintaan Wanita yang sudah merebut ciuman pertamnya itu, sedikit mengangkat tubuh sakura dari pangkuannya, ia meraih jaket ambu yang sedari tadi tereletak dan memakaikannya kepada wanita yang nyaris 'telanjang' didepannya itu.
"Sa-sakura-san…" Arah pandang Saipun tertuju pada Botol minuman yang tergeletak di samping barang-barang mereka dengan mata terbelalak, mengambil botol tersebut dan menelitinya semakin membuat ia tersentak .…"Ka-kau, sa-salah Mi-minun sa-sakura-san" dengan gugup Sai memilih menghindari sakura, bagaimanapun juga pria pucat itu seorang laki-laki yang tentunya mempunyai birahi.
"Sai, tidak kah kau merasa dingin" masih dengan suara menggoda, gadis cantik itu merangkak menuju Sai yang terus mundur kebelakang.
"Sa-sakura-san…" nafas nya tercekat.
"tidak kah kau kedinginan Sai?"
"Sa-sakura-san, Ka-kau Sa-sakit?" nafasnya tersa sesak.
untungnya sai bukan anak asuh dari jiraya-sensei, kalau iya…
"Hmmm, aku kedinginan Sai, kemarilah"
Terus merangkak
Terus merangkak
buntu
Sampai…
Sa-sakura san…..
"ssttt Sai"
"sakura-san" Sai terus mundur dengan Sakura yang hampir menarik kakinya.
"Sa-sa-saku-…ahhhhh"
*Rated M*
.
.
.
…
"AKU SIAP JADI AYAH " berhenti , wanita itu memilih berhenti namun tidak menatap balik pria yang berteriak. Mata indah emerland itu menutup berapa saat diiringi dengan helaan nafas yang terdengar berat.
"…"
"Aku janji, akan menjadi ayah yang baik"
"…"
"Aku akan belajar menjadi ayah yang baik"
"…"
"Sakura-san…"
"Aku…"
"A-aku siap menikahi mu"
Sakura bukan wanita egois, ia tau dan sadar setiap orang mempunyai pilihan untuk memilih jalan di masa depannya, tapi kalau Kammi-sama bertindak lain dengan apapun itu tidak akan bisa terbantahkan, dengan membalikan badan ia menatap Nanar pria yang sampai saat sekarang ini masih sulit ditemui kesungguhannya, Bukannya ia meremehkan Sai, Bukannya ia takut keterpaksaan Sai, tapi disini Sakura harus Tahu situasi,sekarang…di janinnya tercipta sebuah kehidupan. Dan inilah masa depan itu, Masa depan yang akan ia bentuk bersama bersama pemuda yang seharusnya bertanggung jawab.
Beberapa detik kemudian senyum itu mengembang, seakan menutupi sebuah beban yang sulit dipikul, "Ini bukan masalah tanggung jawab Sai" Sakura menunduk menatap dengan membelai lembut perutnya yang masih tampak Datar. "Seseorang tengah Bernafas di sini" senyum itu pudar, tergantikan dengan paras getir.
"Kalau kau belum siap, Tak apa-apa"
"Aku siap. Tidak sekedar tanggung jawab" ini bukan seperti pemuda itu Biasanya. "kau…serius?" Sakura ragu, dan sebuah seyuman yang untuk pertama kalinya terlihat tulus oleh Sakura cukup menjadi Jawaban.
Hum, menikahi Sai dan merawat anak bersama-sama apa akan menjadi pilihan yang tepat? Membayangkan pemuda itu yang akan menggendong seorang anak pun sangat sulit, dan yang terlebih terpenting sekarang, bagaimana cara sakura untuk menjelaskan ini pada semua orang, yahh…mungkin yang akan timbul adalah kegemparan.
Dan Sai yang seperti yang ia pikirkan tadi mempunyai guru yang ia 'rasa' telah tapat untuk ia minta pelajaran.
. . .
TBC
Pendek ya? Haha saya tahu kok, tapi ini masih bisa dibilang pre-histori-nya kan?
saya tertarik menulis cerita tentang SaiSaku yang versi Canonnya menjadi pasangan suami istri, kebayang nggak sih gimana pemuda seperti sai –u know lah ya- menjadi seorang ayah….chap depan saya akan membuat setting ttg persiapan pernikahan sasusaku, dan sampai si baby lahir….XDDD
NEXT CHAP:
"Uapppppa? Ka-kau, dan sa-sakura chan akan menikah?"
"ya begitulah, dan sekarang di perut Sakura-san ada seorang Bayi"
"Ke-kembar?"
"Ngidam, apa itu jenis makanan yang kau minta tadi Sakura-san?"
" kau seperti menelan semangka bulat-bulat, dan kau tampak sangat jelek dan sangat gendut"
"AWASSS KAU SAI!"
"Ehhhh?"
Bagaimana menurut kalian tentang chap ini?
Review please? Karna itu adalah semangatku ^^
