Gomen buat semuanya yah klo misalkan fanfic yg satu ini kaga lucunya sama sekali.
Tapi gua udah berusaha kok bikin selucu mungkin!
Title: Snow White's Story
Summary: Dahulu kala, hiduplah seorang Putri yang cantik, tetapi mempunyai Ibu tiri yang jahat. Bagaimanakah nasib Putri Deidara?
Disclaimer: Pengennya sih punya gua, tapi udah diambil duluan sama mas Kishimoto.. T.T
Author: Gua alias Aozora.. :D
---XoX---
Dahulu kala, hiduplah sosok Putri yang cantik nan banci bernama Deidara(dibom Deidara). Hidupnya sangatlah menderita karena ia hidup bersama ibu tirinya yang galak, kejam, ga tau diri, tua bangka, bau tanah, resek lagi! Nama ibu tirinya, Konan(digibeng Konan).Tetapi Deidata tetap tabah menjalani hidupnya yang menderita.
Suatu hari saat Deidara sedang mencuci baju di sumur(?) sambil menyanyi, datang Pangeran gagah bernama Sasori(kyaaa!!!). Sasori tertarik dengan suara Deidara yang khas. Ia mencari sumber suara tersebut. Dan bertemulah mereka!
"Siapa dikau?" tanya Deidara kebingungan sekalian terpesona melihat Sasori.
"Aku? Kau tidak kenal aku?" Sasori kebingungan, karena setiap orang pasti mengenalnya, yaitu Pangeran dari negri seberang.
"Ihh, situ sapa? Ga usah nganggep diri terkenal deh! Baru pertama kali kenal aja udah SKSD!" Deidara ngeremehin Sasori.
Kurang ajar juga nih banci, eh, cewe! batin Sasori. Sasori yang sabar berkata, "Aku Sasori, Pangeran dari Negri sebelah."
"Hah!? Pangeran!? Maafkan atas kelancangan hamba, baginda!" kata Deidara sopan.
"Tidak apa-apa. Siapa nama dikau?"
"Nama daku Deidara."
"Ohh. Wah, saya ada urusan negara nih sekarang. Maaf yah Deidara, saya harus pulang dulu, nanti Mami Temari marah sama saya."
"Oh, gapapa kok. Kapan-kapan kita bisa bertemu kembali kok!"
"Ya. Sampai jumpa.
"Iya."
Pertemuan tersebut membekas di hati kedua muda-mudi tersebut. Konan yang mengetahui pertemuan mereka berdua murka. Ia menyuruh pengawalnya, Neji untuk membuang Deidara di tengah hutan.
"Apa!? Jangan Ratu-ku!" Neji memohon kepada Ratu untuk jangan membuang Deidara.
"Ahh! Masa bodo! Lu mau gaji lu gua kurangin, terus gua sebarin foto lu waktu pacaran sama tukang koki gua, Gaara!?" Konan mengancam Neji. (Ratu ketahuan YaoiFanGirl-nya)
"Ampun Nyi Konan, janganlah membawa-bawa Gaara, saya lah yang salah." Neji mohon ampun.
"Enak aja lu panggil gua Nyi! Lu kira gua Nyi Roro Kidul! Udahlah! Cepet laksanain perintah gua!"
"Iy, iya Ratu!"
Neji pun membawa Deidara ke tengah hutan dan meninggalkannya begitu saja. Deidara yang sendirian di tengah hutan mulai menangis karena kelaparan dan ketakutan. Tiba-tiba terdengar nyanyian.
Kami tujuh orang kerdil yang senang bekerja dan giat berlatih. Siang makan nasi, malam minum susu, sehat sentosa!
"Siapa itu yang nyanyi? Kok, suaranya bikin perasaan gua kaga enak yah?" Deidara kebingungan.
"Eh, itu ada seorang banci di situ!" teriak salah satu diantara ketujuh orang itu yang banyak tindiknya sambil menunjuk Deidara.
"Eh, lu kira gua banci!? Gua cewe tulen tau!" Deidara ngomel-ngomel sendiri.
"Maaf yah. Saudaraku yang satu ini memang matanya rada-rada. Padahal saya kira tadinya bencong lho!" salah satu diantara mereka yang banyak keriput dan berambut hitam menyela.
"Itu mah sama aja ngatain gua! Si kakek kurang ajar nih!" Deidara ngamuk sendiri.
"Hoi, jangan saling bertengkar! Dewa Jashin tidak suka akan pertengkaran!" sela cowo berambut emas(?) ato putih(?), tau ah gelap! (Author ga mo tanggung jawab).
"Siapa nama mu?" tanya yang memakai topeng.
"Namaku Deidara. Aku dibuang di sini oleh ibu tiri-ku." Deidara menangis termehek-mehek.
"Oh, janganlah menangis. Aku di sini bersamamu." makhluk setengah manusia setengah hiu sok puitis.
"Kyaa!! Hiu ngomong!" Deidara berteriak.
"Astaghfirullah! Udah dihibur malah ngatain gua!" Kisame jadi ngomel sendiri.
"Emang udah kenyataan hidup kok. Kalo lu dikatain 'ganteng', Apa Kata Dunia!?", kata makhluk setengah tanaman sambil niru iklan pajak.
"Kau kan sudah dibuang oleh Ibu tiri-mu, apakah kau mau tinggal bersama kami?" tanya Pein dengan lembut.
"Wah, Pein bokep nih! Jangan mau!!" Itachi menyela.
"Eh, kalo kita tinggal di sini begitu aja, nanti dia malahan di makan sama singa hutan!" Pein protes.
"Kalo tinggal sama kita, nanti dimakan sama lu!", kata Hidan.
"Plus biaya bulanan jadi naek! Udah tau harga beras, cabe, pete, jengkol naek semua! Lu mau cariin duit tambahan!?" omel orang kerdil yang ketujuh.
"Udah ah, jangan berantem terus! Ayo, kenalin diri sendiri satu-satu!" Zetsu jadi pertengahan mereka.
"Nama gua Pein......"
"BOKEP!!" tereak semuanya, kecuali Deidara.
"Sialan lu pada! Gua belom aja selesain omongan gua! Nama gua Pein! Gua ketua di sini!" Pein perkenalkan diri dari ulang.
"Aku Tobi! Tobi anak baek, penurut sama ortu, ga durhaka, pekerja keras, dan mandiri!" Tobi dengan riang memperkenalkan namanya.
"Perkenalkan, namaku Uchiha Itachi" Itachi memperkenalkan dirinya dengan muka (sok) cool.
"Nama gua Kisame." Kisame memperkenalkan dirinya dengan singkat karena masih ngambek dikatain 'hiu bisa ngomong'.
"Nama gua Kakuzu, bendahara di sini."
Pantesan nih orang dari mukanya kelihatan pelitnya minta ampun, batin Deidara.
"Namaku Hidan, penganut agama Jashin yang setia." Hidan apa-apa pasti bawa Dewa Jashin terus.
"Nama gua Zetsu." Zetsu memperkenalkan dirinya dengan singkat.
"Tapi mas kok belang-belang yah?" tanya Deidara kebingungan.
"Emang udah dari lahirnya begitu kok!" sela Pein.
Sekarang Zetsu yang ngambek.
"Apakah benar tidak apa-apa aku tinggal bersama kalian?" tanya Deidara (sok) imoet.
"Tidak apa-apa. Apalagi kami merasa beruntung karena ada yang mau memasak makanan untuk kami." kata Itachi sambil membayangkan masakan buatan Tobi yang rasanya Waaahh sampe mereka semua ga nafsu makan lagi.
"Tapi, emangnya tante Deidara bisa masak?" tanya Tobi polos.
"Bisa kok. Aku bisa masak semur jengkol, kentang pete, pecel pete, pecel jengkol." kata Deidara.
Entah kenapa yang bisa Deidara masak semuanya berbau 'semerbak'.
"Tapi kalo biaya bulanan naek gimana?! Kita kan mesti tambah kerja keras." protes Kakuzu sambil ngambil kalkulatornya.
"Alah! Lu tenang aja lha! Duit bisa nanti! Dalam agama Jashin, menolong orang merupakan tindakan yang paling mulia!" lagi-lagi Hidan berbicara tentang Dewa Jashin.
"Udah ah, sampe kapan lu pada mo di sini terus!? Ayo kita pulang!" teriak Kisame yang udah sadar dari ambekannya. (Zetsu masih belom sadar)
"Ya udah, sambil nyanyi yuk semuanya!" teriak Pein.
"Lagu kebangsaan Tobi yah!!!" Tobi memohon.
"Ya udah, terserah lu lah!" ucap Hidan.
Aku
ingin begini, aku ingin begitu Ingin ini ingin itu banyak
sekali.. Semua, semua, semua! Dapat..
Nih anak autis juga yah, masa lagu Dora**** di jadiin lagu kebangsaannya, batin Deidara.
Begitulah cara Putri Deidara bertemu ketujuh orang autis(ditimpuk sepatu sama Akatsuki)
Ulang!
Begitulah cara Putri Deidara bertemu ketujuh orang kerdil dan untuk sementara waktu, Deidara menginap di rumah ketujuh orang tersebut. Dapatkah Deidara bertemu dengan Pangerannya kembali!?
---XoX---
Selesai chapter 1~
Sorry yah klo nih cerita jadi gaje begini.. :P
Mohon ampuni hamba.. ~.~
Hhe, kan udah cape nih, jadi minta review nya dong biar tambah semangat buat bikin chapter 2!! ^^
Hhohohoho (tawa ala Nyi Konan). Yang berkesangkutan langsung bersin-bersin.
Makasih yah kalo udah mo baca fanfic (gaje) ini.. ^^
