Fanfict ini hanya diperuntukkan untuk umur 18+ jika anda tidak termasuk, silahkan keluar...

Titile : Incest

Genre: ?

Author: Hoshizaki


Chapter 1

Namikaze Naruto adalah anak dari pasangan suami-istri yaitu Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina, disaat semua orang menghormatinya sebagai shinobi terhebat yang ada di desa Konoha, sebuah kejadian memilukan terjadi begitu saja….

'Aku tidak tahu…. benar-benar tidak tahu… apa yang merasuki anakku waktu itu… telah merubahku menjadi yang sekarang, iya.. aku adalah ibu pemuas sex untuk anakku sendiri… tapi pada dasarnya memang aku mencintainya..'

Cerita dimulai ketika…

Hujan tidak henti-hentinya mengguyur kawasan Konoha, awan mendung dan halilintar yang menyambar-nyambar adalah pemandangan yang bisa dilihat saat itu, sebuah penghormatan akhir bagi sang Hokage ke empat, Yondaime Hokage. Beliau meninggal akibat serangan jantung yang merenggutnya kemarin malam, sebuah kenyataan yang tak diduga sebelumnya oleh Kushina dan Naruto, sebagai anggota keluarga. Minato adalah sosok yang sangat penting bagi keluarga, dialah yang selalu menjaga dan melindungi keutuhan keluarga. Bagi Kushina dia adalah sosok suami yang sangat ia cintai dan dapat menjadi contoh yang baik untuk keluarga, dan bagi Naruto, Minato adalah ayah yang terbaik, dia yang mengajari ia menjadi shinobi yang hebat, dan kini ibu dan anak itu telah berdiri di depan makam Minato, dibalut pakaian hitam bak pelayat, mereka berdua rela untuk mendoakannya di tengah hujan yang lebat, tampak shinobi-shinobi lain yang turut mendoakan kepergian beliau. Hanya doa yang bisa mengantarkannya ke tempat yang aman yaitu surga.

Setelah selesai melaksanakan upacara pemakaman, orang-orang itu berhuyun-huyun pulang ke rumahnya masing-masing terkecuali Naruto dan Kushina yang masih berdiri di sana. Isak tangis masih menyelimuti wajah mereka, tangisan itu tertutup oleh guyuran air hujan yang mengalir melalui rambut dan melewati wajah seolah hujan itu adalah tangisan mereka, tangisan semua orang yang merasa dia tinggalkan.

Naruto terdiam, sambil meratapi batu nisan bertuliskan nama ayahnya, ia terus meneteskan air mata, begitu juga Kushina. Namun Kushina tampak lebih kehilangan dibanding Naruto, wanita berambut merah tua itu menangis tersedu-sedu sampai suara rintihannya terdengar oleh telinga Naruto. suara itu semakin jelas ketika hujan mereda dengan sendirinya, sekarang hanya tetesan air yang nampak turun dari langit, bahkan suara tangisan itu semakin menjadi-jadi, membuat Naruto menoleh ke wajah sang ibu.

Tangannya pun berusaha meraih tangan sang ibu yang hanya berdiri di sampingnya, jari jemarinya mulai menyentuh halus jari lembut Kushina. Kushina pun menoleh ke wajah Naruto sambil tetap menangis, matanya terlihat memerah karena saking sedihnya wanita itu.

Mereka saling mengenggam tangan satu sama lain…

"Aku akan selalu ada untukmu, Kaa-san." Kata Naruto sambil tersenyum tanpa beban sedikit pun.

"Terima kasih, Naruto." jawab ibunya sembari membalas senyuman Naruto.

Rumah Keluarga Namikaze, Pukul 21:00.

Di ruang makan, Kushina hanya bisa melamun, seakan-akan ia masih belum percaya bahwa Minato meninggalkannya begitu saja. kepergiannya telah membuat dirinya kesepian, biasanya dia dan Minato bercengkrama di meja makan. Tapi sekarang hal tersebut tidak mungkin bisa dilakukan kembali. Mengingat Minato telah meninggal dunia dan tak akan mungkin bisa kembali ke pelukannya. Naruto yang melihat ibunya terus-menerus seperti itu terlihat mulai patah semangat. ada perasaan yang ia sembunyikan dalam hatinya tapi sesuatu seperti itu sangat mustahil untuk dilakukan, berpikir ke depan lagi, bagaimana itu bisa berlangsung, ia ingin mencari solusi yang terbaik.

Naruto terus mengintip wajah ibunya dari atas tangga, dari celah-celah itu ia bisa memandangi kecantikan ibunya, ibunya sangat cantik itu menurutnya. Bahkan ia pikir, ia telah jatuh cinta kepada ibunya sendiri.

'Ini kesempatan? Atau bukan? kesempatan atau bukan? kesempatan? Bukan? jika aku melakukannya maka aku jadi anak yang durhaka, bukankan itu benar? Memikirkannya membuatku pusing… tapi ibuku… sudah lama aku mencintainya..'

Naruto terus melihat ibunya setiap hari, ia pun juga berperilaku seperti anak normal pada umumnya, sampai 1 bulan telah berlalu setelah meninggalnya Minato. Mereka berdua mulai terbiasa tanpa keberadaannya di tengah-tengah keluarga.

Malam hari telah tiba, dan seperti biasa Kushina menyiapkan makan malam untuk Naruto. semangkok mie ramen telah tersaji di meja makan, Naruto melihat mie ramen dengan kuah yang mengeluarkan uap itu dengan tatapan dingin. Setelah beberapa menit duduk dan hanya memandang makanan itu, akhirnya ia memutuskan…

Sebuah nafsu besar menyerangnya. Ia pun bangkit dari kursinya dan mendekati Kushina, Naruto memeluk Kushina dari belakang.

"Apa yang kau lakukan, Naruto?" tanya ibunya yang merasa risih atas pelukan berbau negative itu.

"Aku tidak bisa menahannya lagi, Kaa-san. Aku sangat mencintaimu, benar-benar mencintaimu.."

"Apa yang kau katakan! kita ini ibu dan anak sesuatu seperti itu-" ucapan itu terputus ketika tangan Naruto memaksa masuk ke baju yang dikenakan Kushina, tangan itu merogoh-rogoh bagian dada Kushina. "Hentikan Naruto!" teriak Kushina kesal..

"Aku tidak bisa… aku-" sebuah ciuman membuat Kushina berhenti berteriak, ciuman lembut itu adalah sensasi yang luar biasa bagi Kushina, yang sudah lama tidak dimanjakan oleh Minato. Berpikir untuk menjauhkan Naruto dari tubuhnya, Kushina malah memeluk Naruto lebih erat. Mereka berdua bercumbu mesra tanpa memikirkan situasi sekarang. dengan gesit Naruto memainkan lidah ibunya, ibunya juga tak mau kalah, lidah mereka menari-nari dalam kenafsuan dunia. Air ludah bercampur menjadi satu, kenikmatan yang tiada tara.

Ciuman itu berlangsung selama beberapa menit, tangan Naruto masih memegang payudara ibunya yang masih terselimuti oleh pakaian.

"Kaa-san"

"Naruto?"

Wajah Kushina memerah. Ia pun membuka bajunya perlahan-lahan, setelah membuka behanya, terlihat dari sudut pandang Naruto, pemandangan yang menakjubkan dua payudara indah sudah berada tepat di depan matanya. Kushina pun menunduk dan melorotkan celana Naruto, nampak penis besar dan tegang yang sangat ia inginkan.

Lalu Kushina mengisap penis itu, maju mundur secara bergantian semakin cepat dan cepat.

"Kaa-san! Ahh.."

Cluuppp Cluupp Cluuppp

"Ahh Kaa-san, nikmat sekali!" erang Naruto keenakan, rasanya seperti berada di surga, kenikmatan yang sungguh luar biasa.

Cluuppp Cluuppp Cluuppp

'Penis Naruto keras dan besar… nikmat sekali' batin Kushina yang masih menenggelamkan penis itu dimulutnya, saking keenakannya penis itu sampai sudah tidak terlihat wujudnya. Mulut Kushina telah penuh oleh penis Naruto. belum keluar, Kushina kembali mengisap penis itu semakin cepat dan cepat.

Cluuppp Cluupp Cluupp

"Ahhh! Kaa-san! Aku mau keluar!"

Croot!

Cairan putih kental telah memenuhi mulut Kushina, Kushina pun menelannya dalam-dalam.. "Pedangmu, nikmat sekali Naruto~" senyum Kushina manja.

Naruto pun duduk di depan Kushina. Ia menidurkan Kushina di lantai dapur berbahan kayu, celana dalam berwarna putih telah ia lepas, sebuah vagina indah telah ada dihadapannya. Pemandangan itu membuat nafsu Naruto meledak-ledak..

"Ternyata kaa-san sudah basah ya?"

"Cepat Naruto! anakku!"

Naruto memainkan lidahnya di liang ibunya, lidah itu berputar-putar dengan asyik mengelilingi tiap detail vagina indah ibunya.

Slrpppp Slrpppp Slrpppp

"ahhh! Naruto! kimochi!" teriak Kushina keenakan. Lalu jari tengahnya ia masukkan ke lubang itu,

"AHHH AHHH AHHH!"

"Enak kan Kaa-san?"

"AHHH AHHH AHH! Kau nakal sekali b-beraninya Naruto AAHHH, Membuat Kaa-san seperti ini."

Tak sabar lagi akhirnya, Naruto menarik badan Kushina ke atas, ia mengakangkan kedua kaki Kushina.. pelan-pelan ia masukkan penis kerasnya ke liang vagina ibunya.

"AHH!"

Sleppp! Sleep! Sleep!

Kali ini Naruto memainkan perannya. Ia menyetubuhi ibunya sendiri, dengan cepat penis itu naik turun menyesuaikan irama agar senada. Sesekali mereka berciuman manja.

"AHH! AHH! AHH! Jangan Naruto AHH!" desah ibunya yang sudah hanyut dalam nafsu.

"Ini baru awalnya Kaa-san, penisku akan memuskan hasratmu… Aku mencintaimu –ah"

"Aku juga mencintaimu Naruto, masukkan lagi penismu… terus masuk ke dalam rahimku, masuk lagi Naruto! AHH! Nikmat sekali!"

Naruto masuk lebih dalam lagi ke rahim ibunya, basah semuanya, lubang itu telah basah akibat cairan yang keluar dari tubuh keduanya.

"Croot!"

"Hah? Sudah ?"

"Belum Kaa-san! Aku akan semakin masuk lebih dalam lagi!"

"AHH AHH AHH! Hentikan itu Naruto, aku-aku sudah tidak tahan lagi! cup!" Naruto melanjutkannya lagi sampai ronde kedua, mereka terus menyatu menjadi satu…

Satu jam kemudian…

"Aku sudah tidak kuat lagi, Naruto- kau benar-benar nakal!"

"Aku tau itu, aku sangat mencintaimu, Kaa-san"

"Aku juga mencintaimu Naruto."

'Entah apa yang merasukiku, aku juga tidak tahu.. tapi yang pasti aku benar-benar mencintai anakku sendiri, dan dari situlah, aku selalu bercinta dengannya setiap malam.' pikir Kushina tersenyum sambil melihat anaknya yang semakin hari semakin mirip dengan Minato.

TBC ?

Maaf jika terlalu vulgar... sampai jumpa ..