What is Love? I'm otaku
Kuroko no Basket
Disclaimer: Tadatoshi Fujimaki
Pairing: Akashi x Kuroko
Warning: Gaje, AU, Typo, OOC
Sudah pukul 7 malam dan aku masih berada di barisan yang entah kapan habisnya. Ya, kami semua sedang menunggu perilisan anime bluray dari adaptasi manga terbaru yang paling aku sukai dan mendapatkan tanda tangan langsung dari sang mangaka. Aku menunggu dari jam 2 siang dan hingga kini masih belum menemukan sang mangaka. Pengunjung di dominasi oleh laki-laki dengan kaos bergambar karakter favorit mereka, sambil membawa beberapa action figure, dan aksesoris yang bergambar 'anime' lainnya. Semuanya menunggu sama sepertiku. Walau sudah menunggu 5 jam aku merasa belum berpindah 1 inci dari tempatku yang sebelumnya.
Kesabaranku terbalas, pukul 8 malam aku sudah ada di depan sang mangaka. Dia seorang wanita berkacamata dengan rambut keriting berwarna cokelat. Dia memandangku dengan senyumnya yang manis sambil menandatangani dvd yang kemudian diberikannya padaku. Aku menerimanya dengan penuh semangat. Bukan hanya karakternya saja yang manis, kreatornya justru tak kalah manis.
Ya walau yang sebenarnya aku juga seorang mangaka.
Namaku Tetsuna Kuroko, diumurku yang sudah mencapai 16 tahun ini aku sudah menerbitkan beberapa komik tapi semua orang tidak ada yang tahu, karena aku selalu menggunakan nama pena. Aku tidak begitu suka berkomunikasi dengan orang-orang tapi aku ikut dalam kegiatan klub basket, sebagai manager pastinya.
Ini terjadi sekitar beberapa bulan yang lalu, temanku Momoi merekomendasikan diriku untuk mendampinginya dan disanalah aku berakhir. Waktu untuk membaca manga dan menonton anime berkurang, semuanya seperti dirampas. Saat perjalanan pulang aku mampir ke beberapa tempat yang di dominasi oleh anime lagi seperti toko video game, action figure, dan toko buku yang tentunya bukan toko buku biasa. Orang-orang sering menyebut kegiatan seperti ini dengan sebutan 'otaku'. Bukan hanya otaku tapi aku fujoshi.
Disekolah aku tak begitu menonjol, dan lebih sering menyembunyikan identitasku yang sebenarnya. Tapi entah sejak kapan teman sekelasku mulai memanggilku dengan 'otaku shojou' padahal mereka tidak tahu kalau aku memang otaku, mereka menjuluki seperti itu hanya karena kacamata ku yang besar dan poni panjangku yang sering menutupi mata. Tapi mereka tidak pernah membully. Terkadang orang-orang tidak percaya karena aku seorang manager tim basket yang di dominasi oleh lelaki tampan dan keren. Tapi bagiku tidak seperti itu, mereka hanya sekumpulan lelaki polos yang jago bermain basket.
Keesokan harinya setelah semalaman berpergian kesana kemari membeli beberapa barang yang kuinginkan dan kubutuhkan, aku mulai melaksanakan aktivitas seperti biasa. Mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah. Kamarku cukup luas dengan beberapa rak berisi komik dan dvd anime, televisi dengan konsol game dan dvdnya yang berserakan, disamping rak terdapat lemari yang cukup besar untuk pajangan action figure dan nendoroid, serta dindingku yang dipenuhi poster lelaki 2D. Aku sudah menekuni hobi ini sejak kelas 5 SD dan entah karena apa orang tuaku tidak mempermasalahkan hobiku ini.
Aku turun ke bawah untuk membantu ibuku menyiapkan sarapan, ayah dan nenek ku sudah menunggu dimeja makan. Aku membantu membuat beberapa sarapan sekaligus bekal untuk diriku sendiri. Selesai sarapan aku bergegas berangkat. Seperti biasa, kereta yang ku naiki sangat penuh dan ramai. Setiap pagi harus berdesakan, tapi hanya ini satu-satunya jalan yang bisa ku tempuh.
Sesampainya dikelas beberapa anak perempuan datang mendekatiku.
"Tetsunaaaa~ berikan aku pr mu, aku lupa tidak mengerjakannya…." Kata seorang perempuan dengan rambut blonde.
"Eh? Bukankah itu sudah 2 hari yang lalu?" jawabku.
"Toloooooong~" katanya sambil merengek. Karena tak tahan oleh rengekannya akhirnya kuberikan buku catatan matematika itu. Dia segera berterima kasih dan membawanya ke meja miliknya. Tidak berapa lama sudah banyak orang yang berkumpul untuk menyalin catatanku. Yang seperti ini memang sudah biasa.
Pelajaran usai, sekarang waktunya klub basket. Aku bergegas berganti pakaian dan menuju lapangan basket. Disana sudah banyak orang berkumpul terutama para pemain regular yang sudah mulai berlatih dulu. Aku bergegas mengamati mereka di bench. Orang-orang selalu bilang kalau aku mahir memprediksi sesuatu yang akan terjadi, mereka juga bilang aku pandai menyusun strategi dalam bidang apapun, dan setiap nilai di mata pelajaranku selalu sempurna. Mungkin karena itu kedua orang tuaku mengizinkan diriku untuk menghamburkan uang untuk hal-hal yang tidak perlu. Dibalik kertas catatan aku menggambar kelima pemain regular yang sedang bermain basket. Dan mulai bayang-bayang berbahaya menghampiri, aku mulai menggambar yang tidak-tidak dilembar selanjutnya. Aku memasangkan kelima pemain itu dengan pose vulgar. Senyum mulai mengembang diwajahku, rasanya aku ingin cepat pulang dan memuaskan semua delusi ini.
"Tetsuna…" aku terkejut karena seseorang menepuk pundak ku. Dengan cepat aku menghentikan gambar-gambar itu.
"Akashi-kun…" jawabku.
"Apa yang sedang kau lakukan? Apa kau sudah mencatat semua data yang kubutuhkan?" Tanya kapten basket SMA kami, Akashi Seijuro.
"Ah sudah semua. Ini…" aku memberikan semua catatan yang tadi ku tulis. Dan tiba-tiba aku tersadar kalau dibalik catatan itu ada gambar yang berbahaya dan tidak senonoh.
Aku langsung panik dan bingung. Tingkahku semakin tak jelas. Menyadari tingkah yang tidak jelas dia berhenti membaca catatan itu.
"Ada apa?" tanyanya.
"Catatannya ada yang masih belum ku lengkapi. Biar ku lengkapi terlebih dulu kapten." Dengan cepat aku merebut catatan itu dan mengambil beberapa gambar dibalik catatan kemudian menyerahkannya lagi.
"Maaf hanya perasaanku saja." Dia mulai membacanya lagi.
"Tetsuna…" kini seorang lelaki dengan kulit gelap, Aomine Daiki.
"Iya?" Jawabku.
"Bisa kau bawakan handuk dan pokuri untukku? Huuh panasnya." Ucapnya dengan mengibas-ngibaskan bajunya. Dengan cepat aku membawakan beberapa handuk dan minuman untuk anggota yang juga telah selesai berlatih.
"Walau penampilanmu seperti otaku tapi sepertinya kau bisa jadi istri yang baik Tetsu. Kau selalu cekatan dan dapat diandalkan." Katanya, mendengar omongannya membuat bulu kudukku merinding pasalnya aku tidak tertarik dengan hubungan semacam itu.
"Tapi siapa juga yang mau dengannya, penampilannya acak-acakan. Poninya bahkan menutupi matanya. Dia memang benar-benar otaku shoujo." Giliran Midorima Shintarou yang berbicara. Aku sama sekali tidak tersinggung, karena itu kenyataan.
"Midorimacchi kau tidak boleh berkata seperti itu, walau penampilannya memang seperti otaku tapi tubuh Kurokocchi ramping dan enak untuk dipeluk." Tambah Kise Ryota yang melingkarkan tangannya dipinggangku. Ugh tidak menyenangkan, aku benar-benar risih.
Setiap hari aku melayani anggota tim basket tapi aku ditugaskan untuk fokus pada kelima pemain regular. Selesai praktik aku bergegas membersihkan bola dan membantu anak-anak lain membawa cucian untuk di laundry. Sekolah kami cukup elit, kegiatan klubnya juga bukan hanya sekedar kegiatan setelah pulang sekolah, tapi prestasinya luar biasa.
Semua fasilitasnya juga memadai. Lapangan basket kini sudah sangat sepi, semua anggota sudah pulang satu persatu. Kini hanya aku yang masih membersihkan gudang, ini sudah menjadi kebiasaan dan kewajiban. Aku juga selalu membersihkan loker yang ada di ruang ganti agar tetap bersih dan tidak acak-acakan. Saat memasuki ruang ganti, pintu loker sang kapten terbuka. Tidak biasanya, karena setiap hari pintu itu selalu tertutup rapat dan terkunci. Tidak ada satu orang pun yang berani mendekat atau melihat isinya. Karena penasaran, akhirnya aku mendekat ke loker yang ada dipojokan itu. Dan sesuatu yang tak kuduga ada di loker itu. Niat menutup pintunya malah berujung menggeledah.
"Eh, ini? Bukannya ini manga yang ku buat? Kuroko no Badominton? Dan yang ini, anime yang paling ku sukai… Fullmetal Acem Manis…" batinku. Aku terlalu asyik mengacak-acak loker milik Akashi dan tak sadar seseorang menyentuh pundak ku dengan aura mengerikan. Aku buru-buru mengembalikan semuanya. Dia terlihat sangat marah. Ternyata Akashi Seijuro kapten basket di SMA Teko elit yang tampan, keren, dan pandai seorang otaku sama sepertiku.
oke gak tau dapet ide darimana cerita gaje absurd, ooc maks dan bener" gak karuan ini XD
oh iya disini nama-nama animenya bakal saya parodiin dan gak pake judul aslinya huehe /?
maaf saya selalu bingung kalau mau mulai cerita harus gimana openingnya dan kayaknya alurnya berjalan cepet banget yah ;A;
tapi tapi saya akan lebih baik lagi, terima kasih :)
review yah untuk remedial di chapter selanjutnya :3
have fun :3
