Chapter 1
.
.
.
Awalan
.
.
.
Pagi hari yg cerah menghiasi setiap sudut kota Seoul dgn kehangatan matahari pagi yg menyapa setiap pejalan kaki yg berlalu lalang dgn kesibukan rutinitas masing-masing.
"..." namun meski kota mulai diramaikan oleh kebisingan deru kendaraan dijalan, itu sama sekali dan mengusik tidur damai seorang namja mungil diatas tempat tidur nyamannya ditemani selimut tebal nan hangat.
"ya, pendek! Ireona ppalli!(cepat bangun)" ucap seorang namja albino berambut silver dgn mata onyxnya yg menawan sedang mengancingi kemeja sekolahnya sambil sesekali mengompres kepalanya dgn es batu.
"ngh~berisik!" lenguh namja mungil itu dan semakin menggelungkan tubuhnya lebih dalam ke selimutnya.
"cepat bangun kalau kau tak ingin terlambat" ucapnya lagi sambil sesekali menimpuki gundukan selimut yg terdapat seorang namja mungil itu dgn bantal.
"YA! Kau itu berisik sekali!" bentak nya kesal dan kembali bergelung dalam selimutnya.
"MWO?!" dan guratan kekesalan pun mulai tercetak sempurna pada wajah tampan itu, namun tiba-tiba seringai jahil mulai muncul menghiasi wajahnya.
"..." perlahan tapi pasti namja yg masih setengah rapi dgn seragamnya itu merangka naik keatas kasur dan mendekatkan bibirnya pada telinga namja itu.
"bangunlah, atau akan ku cium kau hingga sesak nafas" ancamnya lembut dgn sedikit meniup-niup telinga mungil itu.
"!" sontak namja mungil itu terbelalak dan langsung menatap sang pelaku horor.
"AAAAAA...NUGUYAAA!" jeritnya heboh dan langsung menendang namja albino itu hingga terjungkal dari kasur.
"YA!" bentak si namja albino sambil mengusap bokongnya yg sehabis berciuman mesra (?) dgn lantai kamar yg dingin.
"AAAAAAA...PENJAHAAATT...TOLONG AKUUU ADA MALIIINGG...MALIIINNGG" jeritnya heboh lagi dan langsung melempari namja itu dgn apapun yg dapat ia gapai, mulai dari selimut, bantal, guling, bahkan hingga pakaian dalam (#eeehhh O.O)
"YA, PENDEK! Sadarlah!" jengah namja albino itu berkacak pinggang.
Kedip
Kedip
Kedip
"..." dan akhirnya namja mungil berwajah imut itu hanya terdiam tak mengerti.
"ah! Kau si albino Oh Sehun itu kan" tunjuk namja imut itu setelah kesadarannya pulih seutuhnya.
"apa yg kau lakukan dikamarku?" tanyanya lagi dan sukses membuat namja albino bernama Oh Sehun itu menepuk dahinya frustasi.
"bisa gila aku bila seperti ini terus" gumamnya jengah.
"cepatlah bangun dan bersiap aku tak ingin terlambat kesekolah hanya karna kau" dengus nya dan langsung beranjak pergi.
"ah~satu lagi, jangan lupakan kita sudah menikah" ucap namja itu sebelum benar-benar pergi.
"ohh~..." gumam namja mungil itu dan perlahan melangkahkan kakinya perlahan menuju kamar mandi.
"tadi apa? Menikah? Aku?" langkahnya pun terhenti mengingat kata2 aneh yg terucap oleh Sehun.
"AAAAAA...AKU SUDAH MENIKAAAAHHH?!" jeritnya lagi heboh.
"GAABRUUKK..." dan itu bukan suara si mungil jatuh pingsan, melainkan Sehun yg langsung terjungkal dari tangga saat akan turun begitu mendengar lengkingan menggema dan menggetarkan seisi rumah.
"AAWWW...YA, BACON SIALAN! CEPAT MANDI ATAU AKAN KU LEMPAR KAU DARI LANTAI DUA MENUJU KOLAM!" teriak Sehun kesal dgn sedikit meringis karna kembali bokong tak berdosanya harus menghantam lantai rumah yg keras (#poorAlbino)
.
.
.
*skip time
.
.
"..." setelah rapi kini kedua makhluk berbeda tinggi itu tengah berada didapur.
"kita sedang apa? Dan kenapa meja ini kosong?" tanya namja mungil yg ternyata bernama lengkap Byun Baekhyun itu sambil menujuk meja makan yg langsung memucat o.O"
"memasak lah untuk sarapan hari ini" ucap Sehun dingin sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
"m-me...memasak?" tanya Baekhyun.
"tentu saja memasak, memang apalagi yg akan kau lakukan didapur? Yoga?" tanya Sehun jengkel.
"tapi aku tak tau cara memasak" cicitnya pelan, bahkan amat pelan bagai bisikan semut.
"MWO?!" kejut Sehun memekik membuat Baekhyun harus menutup telinganya dalam-dalam.
"aish...dasar tak berguna" decit Sehun jengah memijat pelan pelipisnya pening.
"kenapa bukan kau saja yg memasak untuk sarapan kita?" ucap Baekhyun merungut.
"kalau aku tau cara memasak, untuk apa aku susah-susah membangunkan makhluk kerdil sepertimu, eoh?" ucap Sehun kesal.
'aish...sama-sama tak berguna malah menghina orang seenaknya' gerutu kesal Baekhyun.
"haah~..." dan keduanya pun mendengus pasrah, Baekhyun pun berinisiatif mencari sesuatu didalam kulkas yg dapat langsung mereka makan saat ini.
"ah!" pekik girang Baekhyun saat ia menemukan susu dan beberapa potong roti.
"sarapan pagi memang lebih bagus minum susu" ucap Baekhyun berlagak menasehati.
"jangan mengelak dari kenyataan kau yg tak bisa memasak sarapan pagi, pendek" decit Sehun sambil menggigit kasar roti didepannya.
"..." dan Baekhyun hanya dapat menggerutu tak jelas melontarkan berjuta makian untuk namja albino didepannya itu.
"..." sejenak keheningan meliputi kedua namja itu, hanya detak jarum jam yg mengisi atmosfir kesunyian diantara mereka.
'aku menikah dgn si albino ini? Bagaimana bisa? Aku bahkan tak mengingat apapun' gerutu hati Baekhyun sambil menggigiti rotinya kesal.
"..." tiba-tiba Baekhyun berhenti mengunyah dan seakan melihat sesuatu yg membuatnya menghentikan semua aktifitas yg baru saja ia lakukan itu.
"ya, pendek...sepertinya kau mulai mengingat kejadian semalam, eoh?" decit Sehun saat melihat Baekhyun yg menatap ngeri entah kemana.
"ya, albino...jadi kita benar-benar menikah? Kemarin?" tanya Baekhyun pelan tanpa mengalihkan tatapannya pada lawan bicaranya.
"hn...kemarin, dan aku tak menyangka kau ini pemabuk juga" decit Sehun.
"a-a...aku...aku mabuk?" kejut Baekhyun dan langsung menatap Sehun.
"hn...kau mabuk dan meracau tak jelas sehingga aku harus menyeretmu pulang dan itu benar-benar menyusahkan" gerutu Sehun sebal mengingat kejadian semalam.
"kau sangat tampan Sehun-ah~, ohh~...matamu apa pahatan surga?" ucap Sehun mengikuti gaya bicara Baekhyun kemarin malam, membuat Baekhyun bergidik ngeri membayangkannya.
"sudahlah, aku bisa terlambat bila menanggapi ocehanmu" namja albino itu pun beranjak dari duduknya dan langsung pergi meninggalkan Baekhyun begitu saja.
.
.
Baekhyun's side
.
.
Eoh? Dia sudah mau pergi begitu saja meninggalkaku dgn kekacauan pagi ini? Aish, benar-benar albino menyebalkan.
"aish, merasa penting sekali meninggalkanku begitu saja" gerutuku dalam hati. Haah~...tak habis fikir bagaimana bisa keluargaku menjodohkanku dgn si albino aneh itu? aku bahkan hanya sekedar tau namanya Oh Sehun, hanya itu.
"tap...tap..." tanpa memusingkan apakah dapur itu berantakan atau tidak aku pun meninggalkan rumah dan pergi kesekolah.
'kau fikir hanya dirimu yg ingin kesekolah? Dasar jenius otak udang' racauku kesal karna baru pertama ini aku mengetahuinya rupanya namja yg cukup populer itu amat menyebalkan.
Aku baru ingat, rupanya benar keluarga kami sudah saling menjodohkan satu sama lain tanpa sepengetahuan ku juga si albino sinting itu, haah~...eomma apa yg kau fikirkan sih dgn menjodohkan aku dan albino jenius tak berotak itu.
Bila mengingat kejadian semalam memang mengerikan, kami berdiri didepan altar gereja...saling menukar cincin dan...
Ah! Apa kami juga berbagi ciuman? Sialnya aku tak mengingatnya apa kita melakukannya atau tidak, oh~ ciuman pertamaku yg malang. Kenapa malah harus mendarat pada bibir namja itu?
"..." hoa, tanpa sadar aku sudah sampai didepan sekolah juga.
"annyeong Baekkie..." sapa seorang namja mungil bermata bulat padaku, ah~ dia itu Do Kyungsoo sahabatku sejak junior highschool dan sekelas dgnku.
"annyeong Kyungie-ya" sapaku ramah pada temanku itu.
"annyeong Baekkie-ya..." dan tak lama muncul namja tinggi bertelinga lebar, ah~ dia itu ChanBodi...itu panggilanku untuknya karna telinganya yg menyerupa peri bernama Yoda, nama aslinya Park Chanyeol tapi mungkin lebih menarik memanggilnya dobi.
"eoh, annyeong dobi..." ucapku ramah, membuatnya merungut karna tak begitu menyukai panggilanku padanya.
"eoh, annyeong chingudeul..." ah~ itu dia si chubby Kim Min Seok atau nama tenarnya Xiumin dan kami lebih sering memanggilnya Umin, dia adalah sahabatku dan sama seperti Kyungsoo kami berteman sejak junior highschool, diantara kami Umin adalah yg paling populer karna hobi melucunya yg membuat semua orang nyaman bicara dgnnya.
"annyeong Uminnie..." sapaku ceria padanya, dan kami pun berjalan beriringan menuju kelas.
.
.
Normal's side
.
.
"..." mereka pun berjalan melalui koridor kelas menuju kelasnya.
"chamka..." tiba-tiba Kyungsoo si namja bermata bulat itu menghentikan langkah teman-temannya.
"lihat! Itu Sehun" pekiknya girang saat melihat seorang namja tampan berambut silver dgn onyx yg setajam elang berjalan melewati mereka dgn tampan coolnya.
"cih, apa hebatnya albino itu" cibir Baekhyun mengingat perdebatan kecil mereka saat didapur.
"aish, Baekkie-ya...tentu saja banyak kehebatan yg dimiliki seorang Oh Sehun" ucap Kyungsoo menegur Baekhyun yg terlihat tak tertarik dgn namja yg banyak dikagumi setiap siswa maupun siswi disana.
"dia itu tinggi, tampan, jenius dan yg paling penting dia itu bisa segala hal" jelas Kyungsoo dgn hati berbunga-bunga.
"otak udang, apanya yg dibanggakan" cibir Baekhyun lagi dan memilih melanjutkan langkahnya menuju kelas.
"ck, kasihan sekali Kyungie kalau tau namja idolanya ternyata seorang namja aneh yg suka membekukan suasana" gerutu Baekhyun.
"eoh, Baekkie...sepertinya kau tak menyukai si albino itu" Chanyeol yg ternyata membuntuti namja mungil itu pun menyahut.
"hn...dia itu orang yg menyebalkan" ucap Baekhyun.
.
.
.
"..." sementara itu si namja albino berambut silver yg selalu menjadi pusat perhatian dimanapun ia berada telah sampai dikelasnya sendiri.
"..." dgn malas ia menyeret bangkunya dan duduk sambil memasang earphone ditelinganya dan mulai menyetel musik diponselnya mengacuhkan kegaduhan disekitarnya akan para siswi yg terus memuja ketampanannya.
'eoh? Bukankah itu si pendek?' bisik hati Sehun saat pandangannya beralih pada jendela disebelahnya yg berhadapan langsung dgn lapangan luas diluar sana.
"..." Sehun pun terus memperhatikan gerak gerik namja pendek yg rupanya Baekhyun dari jendela kelasnya, ia lihat namja yg baru 1 hari berstatus sebagai istrinya (#dgn terpaksa) itu tengah bersenda gurau dipinggir lapangan dgn beberapa temannya.
"Baekkie-ya...minumlah, cuaca hari ini sangat panas" sebuah tangan besar pun mengulurkan sekaleng minuman dingin pada namja mungil bereyeliner cantik yg sedang asik berbincang dgn teman-temannya.
"hn, gomawo Chanyeol-ah..." ucap Baekhyun si namja mungil bereyeliner itu dgn senyum manisnya pada namja itu.
"yosh...Baekhyun tersenyum manis padaku" ucapnya girang.
"ya, Chanyeol! Apa hanya Baekhyun saja yg diberi minuman dingin" dengus Xiumin si namja chubby sambil menatap namja tinggi didepannya itu sebal, namun si lawan bicara hanya tersenyum idiot dgn deretan gigi putihnya.
"..." Baekhyun pun hanya terkikik melihat tingkah teman-temannya itu lalu meneguk minumannya.
"!" seketika pandangannya beralih pada sebuah jendela dilantai atas gedung.
'eoh? Itu si albino?' bisik hati Baekhyun dan terus memperhatikan namja itu. tanpa sadar mereka terus saling pandang cukup lama menatap satu sama lain dgn jarak yg terpaut cukup jauh membatasi mereka.
"Baekhyun-ah, kau melamun?" tegur Xiumin yg melihat temannya itu menatap entah kemana.
"eoh?" Baekhyun pun mengalihkan pandangannya dan menatap Xiumin disebelahnya.
"..." dan bersamaan dgn itu Sehun pun mengalihkan padangannya dari luar jendela jadi berfokus dgn kelasnya.
"apa yg kau lihat?" tanya Chanyeol penasaran dan menatap kearah Baekhyun menatap tadi namun tak menemukan sesuatu yg menarik.
"ani...bukan apa-apa" elak Baekhyun saat ia menatap kearah dimana ia melihat Sehun tadi namun objek itu sudah tak menatap kearahnya lagi.
.
.
Sore pun menjelang petang terlihat dari semburat orange yg melukis langit meredupkan sedikit cahaya sang mentari, sekolah pun sudah cukup lama ditinggalkan murid-muridnya yg kembali kerumah masing-masing meski masih terlihat beberapa dari mereka yg baru keluar dari sekolah itu.
"tap...tap...tap" termasuk namja mungil dgn eyeliner cantik ini, ia baru saja keluar dari club vokal tempatnya biasa berkumpul dgn anggota vokal lainnya.
"hoaa...hari ini aku pulang terlalu sore" gumamnya saat melihat jam tangan menunjukkan pukul 6.30 sore, segera ia mempercepat langkahnya untuk pulang karna takut langit akan segera gelap.
"aku pulang..." seru Baekhyun saat memasuki rumahnya.
"eoh, baru pulang?" tak lama terdengar suara bariton seseorang yg tak asing bagi Baekhyun.
"AAAAAAAA..." jerit Baekhyun saat ia menoleh ke belakang.
.
.
.
TBC ~
.
.
.
ada apa? apa yg terjadi? kenapa Baekhyun berteriak? apa mungkin kecoa tiba-tiba berjalan melewatinya? #ngacok -_-"
Penasaran? ditunggun next chapnya aja yah ^^
untuk readers semua mohon reviewnya untuk dapat melanjutkan ff ini ^^
Review berkembang ff berlanjut
Review hilang ff lenyap ^^
#salam ShinNiel ^^
