Rosetta Stone's Park Chanyeol
Story by _Du_ Wattpad ([LongFic/ChanHun] Bảo Bối Của Park Chanyeol)
I already ask her permittion to translate this from Vietnamese to Indonesia, please don't plagiarize it. And Enjoy. :)
Injustice in Eternity
Oh Sehun, lahir di keluarga cendekiawan, dengan seorang dosen sebagai ayah dan seorang penulis sebagai ibu, ia didik dengan baik dan penuh kasih. Dan hal inilah yang membuat Sehun tumbuh menjadi seorang pria yang cerdas, lincah, dan pandai bergaul. Hidupnya nyaris sempurna, nyaris, karena satu hal yang ia miliki namun sangat ia benci...
"Sehun!" Panggil ibunya, suaranya begitu menggelegar memenuhi rumah keluarga Oh pagi itu. Ia sudah bersiap – siap untuk berangkat bekerja, namun anak semata wayangnya itu masih saja belum bangun.
Dan yang Sehun lakukan dikamarnya adalah berpura-pura tuli.
"Sehun! Anakku sayang, cepatlah bangun! Kau harus sekolah." Teriaknya lagi.
Dan hal inilah yang paling dibenci Sehun. Kenapa ibunya yang seorang penulis ini memiliki suara yang begitu menggelegar?
"Ma, sudah kukatakan berkali-kali... Kalau aku ini liburrrr!" Balasnya berteriak.
Nyonya Oh memasuki kamar anaknya dan mengelus pipi Sehun sayang.
"Ayo sayang, jangan membohongi mama."
Tangan nyonya Oh perlahan menepuk perut rata Sehun, sebelum mencubitnya, membuat Sehun yang awalnya terbuai ke alam mimpi berteriak dan melompat bangkit.
"Ma!"
Berbeda dengan raut wajah nyonya Oh yang bahagia karena berhasil membangunkan anak semata wayangnya dan mendapat ide baru untuk cerita barunya, Sehun menggerutu sembari mengelus perut ratanya.
"Ayo, segera bersiap. Mama sudah mempersiapkan sarapan, maafkan mama karena tidak bisa ikut sarapan denganmu. Mama ada janji dengan editor mama." Kata nyonya Oh lagi.
"Aku tidak akan berbicara denganmu lagi, ma." Sembur Sehun, masih marah karena ibunya berhasil membangunkannya, dengan tidak elit. Selalu seperti ini, Ibunya akan pergi bekerja saat ia baru bangun, sedangkan ayahnya sudah pasti berangkat lebih dulu untuk mengajar.
"Benarkah? Aku akan menunggu hingga nanti sore, sayang. Apa kau sanggup tidak berbicara dengan ibumu yang luar biasa ini?" Goda nyonya Oh, sembari berjalan keluar dari kamar Sehun.
.-.
Sehun melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah, moodnya sedang baik karena sarapan lezat yang diberikan ibunya tadi.
"Oh Sehun..."
Sehun menghentikkan langkahnya ketika ia mendengar suara berat memanggilnya. Ia perlahan menolehkan kepalanya dan wajahnya yang pucat kiat memucat, hal ini sudah berlangsung selama beberapa hari belakangan.
Oh, Mama, kuharap kau beneran mengantarkanku tadi...
Seminggu yang lalu, karena musim panas yang luar biasa panas ini membuatnya nekat mengambil jalan pintas saat pulang sekolah. Jalan pintas yang dipilihnya ini memang sangat berbahaya dan memang dilarang dilewati oleh anak sekolahan (seperti dirinya), namun memang pada dasarnya Sehun masih anak – anak, jadi ia dengan santainya melewati jalan pintas ini, dan bertemu dengan tiga berandalan – mungkin? Yang sedang memeras seorang anak seusianya. Salah satu dari tiga berandalan itu membawa gunting. Instingnya menyuruhnya untuk kabur, namun sisi kemanusiaannya membuatnya bertahan dan mencoba membebaskan korban berandalan itu. Salah seorang berandalan itu berteriak memanggilnya dengan menyeringai.
"Well, well, well. Ada Oh Sehun disini, Sehun si anak kaya. Apa yang kau lakukan disini, huh? Ingin memberikan kami uang?" Kata si berandal itu sembari membaca name tagnya.
Keringat dingin mulai membanjiri tubuh Sehun, dalam hati ia memaki dirinya sendiri karena sok menjadi pahlawan, sekarang dirinya sendiri yang berada dalam masalah.
Ia memutar matanya, kemudian tersenyum miris.
"Kalian salah, aku bukanlah Oh Sehun si anak kaya itu... Ia baru saja membantuku, aku hanyalah anak yatim yang ia temui saat perjalanan pulang tadi... Kenapa banyak yang menganggap diriku Oh Sehun? P-Padahal... A-aku ha-hanya..." Ia tidak melanjutkan perkataannya lagi karena ia berusaha untuk mengeluarkan air matanya. Ya, Oh Sehun kita ini merupakan anak drama, dan entah darimana ia mendapatkan ide tidak masuk akan ini.
"Bodoh, kami tidak akan mudah terbodohi oleh trikmu."
Sehun menghentikan aktingnya, okay, ide ini memang bodoh. Ia memutar kembali otaknya sebelum ia mengambil nafas panjang dan...
"PAK POLISI!"
Para berandalan itu kalang kabut, termasuk yang berada dibelakangnya. Ia mengambil kesempatan ini untuk kabur dan menendang kemaluan dari salah satu berandalan itu. Ia berlari kencang, meninggalkan para berandalan yang sedang berteriak memakinya dan mengaduh kesakitan.
Dan sekarang... Ia harus menanggung konsekuensi dari tindakannya yang tidak mendengarkan nasihat para orang tua dan karena tingkahnya yang nyaris menghancurkan aset masa depan seseorang.
Para berandalan yang memanggilnya tadi mendekat ke arahnya, menyudutkannya di dinding sekolah yang agak terpencil.
"Brengsek.. Pergilah!"
Ia tahu ia berada pada posisi yang merugikan, seriously, tiga lawan satu? Yang benar saja! Namun hal itu tidak membuat nyalinya ciut, ia mencoba memberanikan diri, karena Oh Sehun adalah lelaku yang kuat!
"Kamu masih sangat muda, adik kecil. Tapi masa muda mu akan hancur di tangan kami."
Karena ia tidak siap dengan serangan yang akan diberikan oleh para berandalan itu, ia menutup matanya ketika ia merasa akan terjatuh oleh dorongan dari salah satu berandalan itu.
"Bang!"
Loh, kok ga sakit? Apakah aku sudah ada di surga? Apakah Tuhan sudah memanggilku untuk tidak membuatku kesakitan?
"Hei... Buka matamu!"
Ia mendengar suara lagi dan dengan cepat ia membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah wajah tampan, sangat tampan. Ia memperhatikan seluruh lekuk wajah penyelamatnya, kenapa Tuhan menciptakan seorang dengan wajah penuh dosa seperti ini? Ia menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pemikirannya barusan, sekarang ini bukanlah hal yang tepat untuk memikirkan itu, Oh Sehun. Fokus!
Ia bangkit dan melihat para berandalan itu sudah ditangkap, dengan wajah yang tidak bisa dibilang garang lagi.
"Tolonglah, Oh Sehun yang baik hati, tolong bebaskan kami. Kita tadi sedang bercanda kan?"
Matanya tertutup air, dan ia mengerjapkan matanya untuk menghilangkan air itu.
"Ya, bercanda yang buruk."
"Bawa mereka." Katanya lagi.
"Baiklahh..."
Akhirnya, para berandalan itu sudah ditangkap. Dan daerah sekitar sekolah juga akan menjadi lebih aman, tidak akan ada lagi siswa-siswi yang diperas oleh mereka.
Mulut Sehun kembali terbuka, ia memperhatikan penyelamatnya. Ia cemburu, kenapa ada sesuatu yang membedakan mereka? Mereka sama – sama tinggi... Tapi, mungkin yang membedakan juga dari asal bibit bobot bebetnya... Mungkin ibunya dari amerika?
Namun, ada hal lain yang lebih menarik... Sehun telat masuk kelas.
.-.
Okay, ini mungkin agak aneh ceritanya dengan judul... Tapi mungkin akan semakin nyambung dengan judulnya seiring berjalannya waktu. Maafkan jika terkesan aneh. Hehehe... Karena ini dari Vietnamese dan aku juga tidak terlalu bisa bahasa Vietname. Hope you guys enjoy it. :)
