Hari di Central HQ
Suatu siang, di halaman Central HQ yang luas, di mana rumput sedang hijau-hijaunya, bunga-bunga tulip merah kekuningan menambah semarak warna, seorang kolonel berambut hitam menghampiri subordinatnya yang berambut pirang tersanggul rapi.
Sang kolonel berdehem sebelum duduk di samping subordinatnya yang sedang menemani binatang kompanionnya mengendus harum udara musim semi.
"Ah, kolonel," wanita berambut pirang itu segera bangkit untuk memberi hormat pada atasannya.
"Tidak perlu formal, Letnan. Aku sebenarnya datang sebagai diriku. Tanpa mengenakan gelar apapun," di wajah maskulinnya muncul seulas senyum khasnya. Yang konon merontokan hati banyak wanita.
"Baiklah, Kolonel…Maksudku…," Letnan wanita itu mencari-cari nama yang tepat untuk memanggil atasannya tanpa terkesan hiperaktif maupun terlalu pasif.
"Panggil saja aku Roy," pria itu tetap mengumbar senyumnya yang menjanjikan sesuatu. Bisa masalah baru, bisa juga berkat. "Boleh aku duduk di sebelahmu?"
"Ya, Kolonel…Maksudku…R-Ro," mengucap tiga huruf itu seperti menghafal lambang alchemist yang tidak pernah mampu dikuasainya. Makanya semenjak kecilpun minatnya tidak pernah ada di alkimia.
Tawa yang renyah bercampur dengan semilir angin hingga bisa merasuk ke dalam kalbu wanita itu. Kolonel menyamankan posisi duduknya, nyaman bagi dirinya namun juga tidak mengakibatkan phobia pada letnannya untuk duduk di sampingnya. "Mungkin kalau kita menikah, kau baru bisa mengucapkan namaku dengan lancar, ya, Letnan?"
Sang Letnan tertegun. Masih adakah batas yang pantas antara candaan dengan lamaran?
"Apa maksudmu, Kolonel?" pertanyaannya sungguh menggugah jawaban meskipun dikatakan tanpa ekspresi.
Bola mata hitam legam Kolonel bertukar pandang dengan bola mata ruby milik sang Letnan.
"Menikahlah denganku, Riza." Sebuah lamaran. Terlontar bagai bola tenis liar, sendirian di lapangan seberang karena nihilnya pemain lawan. Perlu waktu yang sangat, sangat banyak untuk mencernanya.
"Tapi sebelumnya, ada sesuatu yang harus kautandatangani."
"Apa?"
"Akan kutaruh di meja kerjamu besok."
--- ---
