An Uninvited Guest
Disclaimer: Captain America (c) Stan Lee/MCU/Rusho Bro
Semi-AU! Bucky/Tony Broship. Slight STony.
Summary: Bucky kedatangan tamu tak diundang. Siapa lagi kalau bukan Tony Stark, pacar sahabatnya, Steve, yang nyentrik.
Hujan menodai cakrawala, kabut tipis naik mewarnai jalanan kota. Ia duduk berselonjor di sofa sambil membaca buku pinjaman dari sahabatnya, tak peduli dengan badai yang menerjang di luar sana. Tiba-tiba sebuah ketukan menggagu aktivitasnya, dengan malas ia pun berjalan ke pintu apartemennya. Sebentar ia mengintip dari lubang, ingin tahu siapa yang mengganggunya. Senjata selalu siap, siapa tahu mungkin musuhnya punya sopan santun mengetuk pintu sebelum menyerangnya. Well, yang datang memang musuhnya namun penampilannya jauh dari mode penyerangan. Alisnya terangkat, ia pun membukakan pintu.
Tony Stark berdiri di sana, basah kuyup kedinginan, rambutnya lepek dan matanya menatap seperti anjing terlantar. Ia benar-benar terlihat kacau.
"Boleh aku masuk? Aku kedinginan."
Bucky menyingkir dari ambang pintu, masih diam karena terlalu terkejut.
"Kau ditendang dari gedung avengers atau apa?"
"Bisakah tanya-tanyanya nanti saja. Aku pinjam bajumu, juga buatkan aku kopi."
"Kau ini tamu yang tak diundang, sopanlah sedikit!"
"Tolong?"
Bucky memutar bola matanya, lalu ia pergi ke kamarnya dan melemparkan kaus juga celana panjang setelah kembali pada Stark. Kemudian menuju dapur untuk membuatkan secangkir kopi. Tony keluar dari kamar mandi dengan memakai kaus tanpa celana.
"Kukira lengan kiri kausmu akan dipotong atau dipaksa dirobek, ternyata masih normal."
"Kau ingin menggodaku atau mengejekku?"
"Kalau dua-duanya?"
Tony nyengir, ia duduk di sofa di samping Bucky. Sedang si empunya apartemen merengut kesal.
"Kau bertengkar dengan Steve lagi?"
"Memang kapan kami tidak bertengkar?"
"Jangan balik bertanya, Apalagi ulahmu sekarang padanya? Aku yakin kau kemari karena temanmu tidak ada yang mau menampungmu."
Tony kini yang merengut.
"Dia yang salah. Semua orang saja yang tidak percaya dia salah!"
"Semua orang waras akan berpikir begitu, Stark."
"Kau tidak, buktinya kau menerimaku."
"Tentu saja aku juga percaya kau yang salah. Aku menerimamu karena aku tahu kau hanya akan menyusahkan jika kutinggal di luar."
"Cih! Kau ini in denial, Bucky."
"Terserah. Jadi apa masalahnya?"
"Tidak penting."
"Kalau tidak penting kenapa bertengkar?"
"Senang saja."
"Kau hanya ingin dicari olehnya dan kau kemari supaya dia tambah cemburu, begitu kan?"
Tony mengecup pipi Bucky, sedang yang dikecup mendelik.
"Kau memang pintar Bucky!"
Si Winter Soldier menghela nafas, sudah biasa dengan ulah Tony yang nyentrik. Besok siap-siap saja ia menjelaskan pada sahabatnya bahwa ia dan Tony tak melakukan apapun. Walau ia yakin Si Stark itu akan menyelinap dan tidur bersamanya hanya untuk memperkeruh suasana. Stark memang seenaknya.
"Kenapa tidak ke tempat Strange?"
Tony mengerling, senyumnya luntur dan bibir bawahnya ia gigit. Tanda bahwa Si Stark tak nyaman dengan pertanyaan itu.
"Kau tahu jawabannya."
"Kau lebih suka menggangguku dibanding dia?"
Kembali bulir coklat itu menatapnya, Bucky tersenyum dan Tony pun tertawa. Dia tentu saja tahu alasannya bukan itu tapi Bucky tak perlu menyebutkannya. Well, mungkin memang mereka musuh dahulu, namun Tony adalah kekasih Steve. Bucky sebagai sahabat tentu saja menerimanya dan mencoba berteman dengan Si Stark itu. Lagi pula ia tak mau memperbaiki keadaan, Tony telah memaafkannya dan itu sudah cukup untuk sebuah kesempatan kedua.
A/N: Buny atau StrakBucks dari gue. Enjoy! 8)
