Percikan Merah

Choi Junhong B. A.P.

Gore, Horror.


Genangan air memenuhi jalan setapak di samping rumah, gerimis menjatuhkan air dalam bentuk rintik kecil, kecil, kecil, besar, menjadi derai hujan, mengirimkan bentuk air yang lebih besar dan banyak.

Kaca kamar mengembun, Junhong yang duduk di tepi jendela dengan kursi kayu reot dimakan rayap menatap nanar derai hujan. Kenangan menyerbu masuk secara serampangan tak tahu malu.

Tawa, canda, kebahagiaan. Berputar layaknya comedi putar yang tidak bisa berhenti, menjabak rambut, menjedukkan kepala, tidak akan berdampak apa pun pada kenangan mencekik tenggorokan.

Kebahagiaan terasa tidak nyata sekarang. Kesedihan tak berujung mengukung dirinya dalam penyesalan. Bahwa Junhong terlalu egois untuk mencari sebuah kebebasan absolut selagi masih bernafas. Bahwa Junhong pun terlalu pengecut untuk mencari kebebasan absolut dalam kematian.

Penyesalan, hanya ada penyesalan lah yang dirasakan olehnya. Ke egois merenggut segalanya dari Junhong. Akibat jiwa mudanya yang sialan! teman sialan! penghianatan pun di kecap olehnya saat semua telah tiada tersisa lagi.

Krirttt

Derit mengerikan berasal dari pintu kamar membuat Junhong meringkuk cepat di sela sempit ranjang tidur yang berkarat. Menatap penuh ketakutan kearah pintu, seseorang yang dulu menjanjikan Junhong kebebasan penuh kebohongan datang lagi dengan setumpuk pakai mewah di taruh di ujung tempat tidur. Kemudian orang itu pergi keluar kamar tanpa di suruh.

Merangkak keluar dari sela tempat tidur, Junhong tidak ingin memakai baju itu, jika Junhong memakainya maka kejadian yang sama akan terulang lagi seperti komedi putar.

Bergerak gelisah bagaikan kehilangan arah, Junhong meloncat gembira menemukan satu ide cemerlang tentang pakaian itu.

Berjinjit, pelan, pelan, Junhong menuju lemari pakaian yang di gerogoti oleh rayap, lalu terkekeh geli melihat botol berisi air.

"Hehehehe."

Mengambil botolnya, Junhong berjinjit pelan, pelan, menuju meja belajar mengambil kotak kecil berisi kayu-kayu imut.

Botol, kotak kayu sudah ada ditangan. Tinggal mendekati tempat tidurnya saja.

Mendekati pakaian di atas tempat tidur Junhong membuka tutup botol, lalu Junhong menumpahkan sedikit demi sedikit di lantai kayu hingga akhir semuanya di atas baju sampai habis.

Menaruh botol, Junhong membuka kotak kayu dan mengambil satu kayu kecil dan menggesekan di sisi kotak, percikan warna merah terlihat terang membuat Junhong begitu gembira.

Saking gembiranya Junhong berulang kali menyalakannya dan membuang ke atas baju dan lantai kamar. Percikan merah itu terlihat lebih besar, besar, dan panas.


- The End -


Botol air: Bensin.

Kotak kecil: Kotak korek api.

Kayu kecil: batang korek api.

Percikan merah: Api.