Title : Let Me Love You Again, Next Time.
Length : Chaptered
Main Pair : Sehun x Luhan (GS)
Genre : Family, Drama, Tragedy, Angst.
Chapter 1
Sambil terus menscroll down dan mengklik disana sini, yeoja 20 tahun itu tetap memasang tampang kesal karena tidak menemukan yang dicarinya. Sesekali ia mengumpat kesal, kemudian mengacak – acak rambutnya, kemudian kembali menggerak – gerakkan mouse.
Sedangkan dibelakang yeoja itu, lebih tepatnya di sofa yang terletak dibelakang yeoja dengan id card Xi Luhan itu, seorang namja tengah duduk malas sambil memainkan ponselnya. Sesekali ia menggeleng ketika terdengar umpatan dari mulut yeoja manis yang membelakanginya.
Tak lama berselang, seorang yeoja paruh baya dengan tampilan terpelajar memasuki ruangan itu.
"Apa yang kau lakukan dengan komputer itu Xi Luhan?!" teriaknya kesal, tapi yeoja paruh baya itu langsung tersadar jika ia sedang berada di kantornya sekarang.
"Aku menyuruhmu menemui orang yang kau sebut 'pak tua' itu, bukan mengacak acak arsip akademik" ujar yeoja paruh baya itu menahan kesal kemudian duduk dibalik meja yang pada papan nama tertulis namanya sendiri dibawah tulisan 'Dean'.
"Aish, aku benar – benar tidak percaya ini! Eomma! Apa eomma punya masalah dengan pak tua itu? Kenapa hanya nilaiku yang bermasalah?"
"Hhh~ Lebih baik tanyakan pada dosenmu yang baik hati itu Xi Luhan! Pokoknya hari ini masalah nilaimu selesai. Eomma tidak mau tahu!"
"Aish! Mitchigetta jinjja!" umpat Luhan sambil berjalan keluar dari ruangan eommanya sambil menghentakkan kaki.
"Ah, eomma~ ppalli.. aku ada janji sore ini~" keluh namja yang sedari tadi duduk malas di sofa yang terdapat di ruangan kerja Dekan ini.
"Oh Sehun! Bukankah dia adikmu?! Jadi bersabarlah sebentar. Pak tua itu benar – benar cari masalah sepertinya" Yeoja paruh baya itu mendelik kesal pada putra sulungnya.
"Tsk! Kenapa aku yang dimarahi?" sungut Sehun pelan dan kembali memainkan ponselnya.
Tiba – tiba pria dua puluh lima tahun itu menegakkan punggungnya kasar dan,
"Kalau begitu suruh saja Kim ajeossi yang menjemput eomma kenapa memaksaku!" Kali ini Sehun tak mau kalah suara dari sang eomma.
"Aigoo... aigoo lihatlah bayi besar ini.. Eomma mengajakmu agar kau tak bermalas – malasan di rumah!" balas Nyonya Oh tak mau kalah.
"Eomma~ aku sama sekali tidak bermalas – malasan. Aku sedang 'break'. Apa eomma tidak kasihan melihat putramu yang gagah ini bekerja keras satu tahun terakhir? Aku bahkan pulang ke rumah saat semua orang baru akan bangun pagi, eomma lihat! Apa wajahku terlihat mengalami penuaan dini? Itu karena stress eomma, stress!"
Nyonya Oh menggeleng malas melihat kelakuan putra sulungnya, kemudian menjawab,
"Apa (kalimat) itu dari drama terbarumu?"
Gubrak!
Sehun kembali menghempaskan tubuhnya ke sofa.
Brak!
"Astaga! YA!" Sehun yang baru saja akan menyamankan punggungnya di sofa kembali berteriak kesal karena kaget.
Nyonya Oh yang tadi reflek menutup telinganya, menatap nyalang pada putrinya yang kini kembali ke ruangannya. Tapi melihat tampang kesal sang putri Nyonya Oh membatalkan niatnya untuk berteriak dan bangkit dari kursinya,
"Kaja, kita pulang"
~~oo00oo~~
Tap tap tap!
Suara langkah kaki yang dihentak – hentakkan itu mau tak mau membuat Jae Hyun mem-pause gamenya. Dan ketika ia menoleh, iring – iringan noona, eomma dan hyungnya terlihat dengan aura tidak cukup baik.
Sang noona langsung naik ke lantai dua, dan sang eomma langsung masuk ke kamarnya yang berada di lantai satu.
Jae Hyun bertanya 'wae' tanpa suara pada hyungnya, Sehun hanya menjawab dengan menempelkan kedua telunjuknya pada kepala, membentuk tanduk, dan tak lama kemudian terdengar suara bantingan pintu dari lantai dua.
"Aish, aku terlambat!" umpat Sehun bergegas naik ke kamarnya dan tak lama kemudian kembali turun dengan menggunaan jaket.
"Hyung! Eodiga?" teriak Jae Hyun pada hyungnya yang melesat keluar rumah.
Sehun hanya mengangkat tangannya yang memegang kunci mobil dan menghilang dari pandangan Jae Hyun. Bocah delapan belas tahun itu hanya mengangkat bahunya tidak peduli dan kembali melanjutkan gamenya.
.
.
Nyonya Oh sibuk menata meja makan dibantu asisten rumah tangganya saat terdengar suara mobil memasuki pekarangan rumah. Yeoja paruh baya itu segera melepas apronnya dan bergegas membukakan pintu, menyambut sang suami.
"Semuanya sudah pulang?" tanya Tuan Oh setelah menyelesaikan ritual peluk-ciumnya.
"Sehun tadinya sudah pulang, tapi anak itu bilang dia ada janji. Aku sudah menyiapkan air hangat, mandilah aku tunggu di meja makan"
~~oo00oo~~
"Mana Luhan?" tanya Tuan Oh saat ia hanya menemukan istrinya dan putra bungsu di meja makan.
"Mungkin dia masih kesal karena nilainya kemarin. Jae Hyun-ah, panggil noonamu ke kamarnya" jawab Nyonya Oh santai.
"Ah, eomma~ Nanti dia melempariku!" tolak Jae Hyun ngeri.
"Mana mungkin dia tega melempari dongsaengnya yang imut ini. Cepat panggil noonamu" Tuan Oh memberi semangat tidak penting pada Jae Hyun.
Sambil bersungut – sungut kesal Jae Hyun naik ke lantai dua menuju kamar noonanya.
Tok! Tok! Tok!
Krieeet..
"Noona, eomma menyuruhmu turun untuk makan malam.." ujar Jae Hyun takut – takut melihat punggung noonanya. Sedang apa? Tentu saja yeoja dua puluh tahun itu sedang belajar! Dan semua orang di rumah ini tahu jika ia tak suka diganggu saat belajar.
"Hmm"
Tanpa menunggu lama Jae Hyun segera kabur kembali ke ruang makan.
.
.
.
Sehun pulang dari janji-entah-apanya saat hari telah berganti. Jam klasik di ruang tamu sudah menunjukkan pukul satu malam saat ia masuk sambil mengendap – endap kedalam rumah.
Sehun meregangkan tubuhnya sambil menaiki tangga, namun saat akan berbelok menuju kamarnya, langkah kaki namja itu terhenti karena telinganya menangkap suara dari kamar salah satu dongsaengnya.
Dengan langkah pelan ia mendekati sebuah pintu ruangan yang ia yakini sebagai sumber suara dan membukanya pelan.
Dan benar saja, suara itu berasal dari musik yang di putar Luhan cukup keras. Dan Sehun menggeleng melihat dongsaengnya itu masih sibuk dengan buku dan kertas entah apa yang berserakan di lantai kamarnya.
"Ada yang bisa kubantu?" tanya Sehun sambil menyembulkan kepalanya masuk.
Luhan mengangkat kepalanya dan menatap Sehun sekilas, "Ani"
"Geurae? Jangan tidur terlalu larut" pesan Sehun, tapi ia masih tetap pada posisi semula. Kemudian menggeleng pelan mellihat rambut cepol dongsaengnya itu yang sudah berantakan dan sesekali tampak menguap.
.
.
"...ng"
"...ung"
"Tsk, hyung!" teriak Jae Hyun kesal karena Sehun tak kunjung bangun.
Gundukan selimut itu mulai bergerak dan dengan perlahan kedua tangan dan kepala Sehun menyembul keluar.
"Hoaamm... wae?" tanyanya masih dengan mata tertutup.
"Bangunlah dan makan malam!" seru Jae Hyun jengkel.
"Jam berapa sekarang?" tanya Sehun sambil kembali menarik selimutnya.
"Aish, hyung! Kau tidur atau hibernasi sih?!" teriak Jae Hyun kesal kemudian menendang kasur Sehun sebelum keluar dari kamar yang sudah 17 jam tidak di buka itu.
Sehun membuka matanya sebelah dan meraih ponselnya di meja nakas yang terletak di samping tempat tidur.
"Jam tujuh malam, rekor baru" bisiknya sebelum bangkit dan masuk ke kamar mandi.
.
.
Setelah mandi dan mengganti pakaian, Sehun turun menuju meja makan, mengambil makanan dan bergabung bersama kedua dongsaengnya di ruang keluarga. Ia duduk disamping Luhan yang tengah menonton drama dengan serius sambil bersila diatas sofa dan memeluk bantal. Sedangkan dilantai yang dialas karpet bulu berwarna putih itu, Jae Hyun tengah sibuk dengan gadget – gadgetnya sambil sesekali mengomentari pemeran wanita pada drama yang di tonton Luhan.
"Mana dua sejoli?" tanya Sehun entah pada siapa sambil mengunyah makanannya.
"Eomma ada seminar di luar kota, jadi sebagai suami yang baik Appa ikut bersamanya" jawab Jae Hyun.
"Hmm~ Tsk! Apa – apaan itu! Aktingnya kaku sekali" komentar Sehun sambil menujuk televisi dengan dagunya
"Hyung! Kau sengaja meludahkan makananmu padaku?!" teriak Jae Hyun sambil menendang kaki hyungnya
Luhan menghela napas berat, ia hanya ingin menghibur dirinya karena nilai yang bermasalah kemarin, tapi ia malah semakin pusing menonton drama bersama kedua saudaranya ini.
"Oppa! Jae Hyun-ah! Aku sedang stress sekarang! Tolong beri aku kedamaian, ne?"
Sehun dan Jae Hyun tidak memperdulikan perkataan Luhan, mereka tetap saling ejek sambil saling mendorong kaki masing – masing.
Luhan diam, menarik napas dalam – dalam, kemudian menghembuskannya,
"YAA!"
Ajuma yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan akan pamit pulang mematung mendengar teriakan Luhan, dengan langkah diseret ia mendekat ke arah tiga bersaudara yang sedang dalam mute mode : on itu,
"J-jogi.. aideul, sudah pukul delapan malam, ajuma pulang dulu ne? Jangan bertengkar.. Selamat malam" dan tanpa mendapat jawaban ajumma itu langsung melesat keluar rumah.
"HAAAAHHH! Aigoo! Mitchigetta jinjja! Aigoo!" Luhan kembali mengekspresikan kemarahannya sambil memegang tengkuk. Bisa – bisa ia darah tinggi menghadapi kedua saudaranya ini, dan untuk menghindari hal itu Luhan mematikan televisi dan naik ke kamarnya sambil mengomel tidak jelas.
Blam!
"Hyung.. minta maaflah..." bisik Jae Hyun sambil memeluk laptop dan ponselnya –mengamankan mereka.
"Naega wae? Kau yang memulai!" bisik Sehun tak kalah pelan.
.
.
"Kau yang masuk duluan, setelah itu biar aku yang bicara"
"Sirheo~ biar aku yang buka pintunya, tapi hyung yang bicara"
"Kau magnae disini, ikuti perintahku"
"Jangan menindas dongsaengmu karena kau yang paling tua hyung"
"Aish! Jadi pergi atau tidak?!"
"Araseo~"
Tok! Tok! Tok!
Krieeet~
"N-noona~" Jae Hyun menyembulkan kepalanya masuk yang kemudian diikuti kepala Sehun.
"Wae?!" jawab Luhan tanpa menoleh
"Y-ya! Geumanhae! Kau menakuti Jae Hyun! Kami ingin jalan – jalan keluar, kau mau ikut tidak?" seru Sehun dengan suara dibuat – buat tegas.
Luhan menoleh dan tidak bisa menahan senyumnya ketika dua kepala yang menyembul dibalik pintu itu menunggu jawaban darinya.
"Geurae! Mau kemana kita?"
.
.
"Kyaa..! Itu benar – benar Oh Sehun!"
"Omona! Oppa!"
"Aigoo keluarga bintang itu memang berbeda!"
"Mereka keren sekali! Oppa!"
Berkat kedatangan Sehun dan kedua dongsaengnya, pusat perbelanjaan yang tadinya tentram mulai heboh. Sehun, Luhan, dan Jae Hyun bak model yang tengah berjalan diatas catwalk sekarang. Kilatan kamera mulai saling berebut unntuk menangkap momen yang terjadi sesekali ini.
Siapa yang tidak kenal Oh Sehun? Selain kenyataan bahwa ia adalah putra sulung dari aktris terkenal, satu tahun belakangan ini ia selalu memenuhi layar kaca, berjalan dari satu produksi ke produksi lainnya. Dan setelah satu tahun tak henti – hentinya meloncat dari satu drama ke drama lainnya, Sehun memilih untuk rehat selama tiga bulan belakangan. Dan rencananya, bulan depan ia akan kembali membintangi sebuah drama. Karirnya benar – benar sedang berada di puncak sekarang.
Hal ini tentu saja berdampak pada Jae Hyun, dengan status sebagai anak seorang aktris terkenal dan adik dari aktor yang tengah naik daun, sedikit banyaknya ia akan 'kecipratan' pamor eomma dan hyungnya. Ditambah lagi dengan wajah tampan dan postur tubuh yang dapat membuat para yeoja tergila – gila padanya.
Luhan? Meski bukan model ia memiliki tinggi yang diatas rata – rata, wajah cantik dan latar belakang pendidikan mengagumkan. Beberapa tahun kedepan ia akan segera menjadi dokter. Menjadi ulzzang sejak usia belasan tahun membuat namanya cukup dicari – cari di internet.
Dan ketiga orang pujaan adam dan hawa ini sekarang dengan santainya berkeliling dan bermain di sebuah pusat perbelanjaan. Untung saja ini sekarang sudah malam, sehingga tak terlalu ramai pengunjung, jika tidak bisa – bisa mereka diusir karena menyebabkan kekacauan di tempat umum.
Berkat kecanggihan teknologi dan kecepatan akses internet, berita dan foto – foto mengenai kakak beradik yang dijuluki 'gen sempurna' ini mulai bertebaran di dunia maya. Berbagai macam komentar diberikan, banyak yang iri dengan 'kesempurnaan' yang mereka miliki, tapi tentu saja akan banyak juga yang mencibir. Dan salah satu komentar yang paling menarik perhatian Luhan saat dalam perjalanan pulang ke rumah bersama kedua saudaranya adalah,
'Siapa yang akan menyangka jika mereka bukan saudara kandung'
"Seperti dugaanku"
"Ne? Noona bilang apa tadi?" Jae Hyun yang duduk di samping Sehun yang mengemudikan mobil menoleh ke belakang
"Setiap kali kita terlihat bersama, nama eomma pasti akan selalu masuk dalam top search" ujar Luhan, antara mencibir dan sedih. Ia menyandarkan punggungnya ke jok mobil.
"'Pendidikan bukan segalanya', Tidak mencerminkan wanita terpelajar', artikel – artikel seperti itu pasti akan muncul lagi"
Kontan dua orang namja tampan yang berada di deretan depan mobil sport itu menegang dan terdiam, berpura – pura tidak mendengar ucapan Luhan barusan, karena mereka bertiga tahu, apa maksud kata – kata tersebut.
"Hah~" Luhan yang duduk dibelakang Sehun memilih menatap keluar jendela sambil menopang dagunya, dan kenangan satu tahun lalu itu kembali melintas dikepalanya.
.
.
.
To be Continue.
Sebenarnya ini bukan fanfiction yang baru saya tulis. Rencananya ff ini akan di post jika That Idol is Mine sudah selesai, tapi ternyata TIIM memakan waktu lebih lama dari yang saya kira. Jadi yaa, here it is! Berhubung saya masih dalam proses mencari pencerahan untuk TIIM, silahkan nikmati ini dulu!^^
