.

.

-oOo-

.

.

"The Love I Need"

.

.

-oOo-

.

.

HAPPY READING

.

.

-oOo-

.

.

Suara teriakan penggemar memenuhi seluruh penjuru Olympic Hall. Seperti biasa, tempat ini dijadikan para penyanyi untuk menggelar konser tunggal mereka. Untuk hari ini salah satu Rapper kenamaan Korea Selatan, Park Chanyeol mengadakan konser tunggal keduanya. Tidak berbeda jauh dangan maraknya teriakan para penggemar Chanyeol, keadaan di belakang backstage ricuh dengan segala persiapan stage, tata panggung, audio, tata lampu. dan properti pendukung. Tapi, sepertinya tak berlaku untuk si Rapper itu sendiri. Waktu kurang lima belas menit menjelang konser dimulai, dengan santai Chanyeol memainkan ponsel canggih keluaran terbaru yang belum lama ini ia miliki. Ibu jarinya aktif menggeser layar dari bawah keatas secara berurutan. Sesekali ia berhentikan pergerakan ibu jarinya dan menatap layar penuh konsentrasi, mencermati gambar yang terlihat dilayar. Kemudian ia terkikik saat mengerti apa maksud gambar tersebut dan kembali mengaktifkan kerja ibu jarinya bergerak seperti semula.

Pipip!

Terkejut, tubuh Chanyeol tersentak saat membaca sebuah notifikasi baru diatas layar.

"Wah, dia meng-update instagram! Woaa! Dia meng-update-nya!"

Karena merasa sangat bersemangat membuka notifikasi, posisi yang awalnya ia memegang ponsel hanya dengan tangan kanan, kini tangan kirinya juga ikut berperan menyokong berat badan ponsel itu. Senyum merekah memamerkan gigi yang tertata rapi. Ia sangat bahagia menerima notifikasi dari instagram dari seseorang yang sangat ia kagumi. Seseorang yang telah sekian lama tak menampakan diri dan tiba-tiba mem-posting sebuah foto baru di akun instagram, jelas saja Chanyeol begitu bersemangat. Energinya meningkat hingga berkali lipat.

Chanyeol mendekatkan wajahnya ke layar, memperhatikan foto apa gerangan yang di upload dan begitu sebuah foto terpampang di layang ponselnya, ia langsung mengernyitkan dahi. "Microphone? Apakah dia kembali menyanyi? Waah~" Laki-laki bertubuh tinggi hiperaktif itu langsung menggoyang-goyangkan kepalan tangannya keatas, bersemangat menyambut penyanyi kesukaannya –sepertinya- akan melakukan comeback. Jiwa fans fanatiknya seakan tak sabar menunggu kabar resmi comeback.

"Chanyeol-ah! Saatnya ke atas panggung!"

"Apa?!"

Laki-laki bersurai silver itu nampak sangat terkejut menanggapi panggilan managernya, tanpa ia sadari ibu jarinya tidak sengaja menyentuh ikon love saat ia menaruh ponselnya begitu saja di meja rias.

"Baik, hyung!"

Chanyeol menatap sebentar wajahnya dari pantulan cermin rias yang besar dihadapannya. Sudut bibir tebalnya tertarik keatas, dengan rambut abu tertata acak, kemeja hitam pas tubuh kekarnya dibalut jaket hitam bermanik silver disekitar kerah, celana kulit warna hitam ketat dan sepatu pantofel hitam mengkila. Ia siap menghibur para penggemarnya yang sudah memenuhi kursi arena. Ya. Dia memang tampan dan berbakat dalam segala bidang tak ayal banyak orang mengaguminya. Dalam konser solo terakhir hari ini lah dia akan mengeluarkan semua kerja kerasnya selama tiga tahun ia berkarya dibelantika musik.

Lampu sorot panggung dipadamkan, di semua penggemar mendadak tenang, terdengar backsound langkah kaki yang merupakan intro konser. Jika intro itu mulai terdengar, itu pertanda jika Chanyeol sudah melangkah ke atas panggung. Ia berjalan pelan melangkah ke atas pangggung sesuai dengan ketukan backsound dan pandangan matanya menyusuri setiap sisi penjuru arena.

Klak.

Satu lampu utama menyala, terokus pada sosok laki-laki yang mereka nanti berdiri dengan membawa sebuah mic berwarna silver digenggaman. Hanya dia yang bersinar diantara ribuan manusia disana. Dengan senyum memukau berhasil memabukan para penggemarnya.

"Hello ladies and gentlemen! Show me your lights! Are you ready?!"

Semua langsung berteriak semarak lebih keras dari yang sebelumnya.

Inilah waktunya.

Inilah saatnya.

Inilah saat dimana sebuah kesenangan singkat akan dimulai. Walaupun itu memang hanya sebentar, tapi itu sangat membekas dihati para penggemar. Merka berteriak lantang bersemangat menyambutnya Penampilan seorang bintang yang mereka idolakan.

.

ooOoo

.

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi dan seseorang yang semalam baru menyelesaikan konser tunggal masih begelung di dalam kehangatan selimut bercorak catur kesayangannya. Tubuh Chanyeol sangatlah letih setelah menghabiskan energi diatas panggung dan menitikan air mata di penghujung konser. Ia sangat tersentuh dengan semua kerja keras para fans mempersembahkan kejutan di lagu terakhir yang ia nyanyikan. Dan hari ini, dia mewanti-wanti akan tidur seharian penuh. Ia ingin mengistirahatkan sejenak tubuh jangkungnya diatas kenyamanan ranjangnya.

"Chanyeol-ah! Bangun!" manager Chanyeol tiba-tiba masuk ke kamar dan menarik selimut kesayangannya dengan paksa.

"Hmm." Tak ada selimut, bantalpun jadi. Chanyeol malah memeluk erat bantal dan kembali menyelami alam bawah sadarnya.

Manajer berpipi tembam itu tak ayal gemas dengan sikap Chanyeol. Tangannya terulur meraih telinga lebar anak asuhnya yang selalu merepotkan.

"Aaa aagh! Hyung!" Chanyeol langsung terduduk, mengelus telinga kanannya. Mata lebarnya menatap sinis ke arah managernya yang sekarang juga meyipitkan mata ke arahnya sambil melipat lengan di depan dada, seolah ada aliran listrik imajiner yang terhubung di antara tatapan mereka berdua.

"Cepat mandi sekarang! Kita bersiap ke agensi dan kau akan amat sangat menyesal jika kau tidak menuruti perintahku! Aku tunggu di ruang makan! Cepat!"

Setelah mengatakan kalimat yang begitu panjang, Chanyeol hanya mengerucutkan bibirnya. Ia mengendus kesal dengan managernya yang selalu saja menjadikan telinganya sebagai pengganti alarm yang rusak tiga hari yang lalu. Ia tak sempat membeli yang baru karena sibuk dengan persiapan konser. Sering kali ia iri dengan Kyungsoo yang mempunyai manager seperti Yixing yang sabarnya minta ampun dan berkelakuan lembut, tapi ketika ia menyadari bahwa Yixing yang terlalu polos dan teledor, Chanyeol langsung bergidik dan menggelengkan kepala kencang. Ia tak ingin seperti Kyungsoo yang terbongkar bahwa ia selalu memakai celana dalam hitam oleh managernya sendiri. Hell No! Celana dalam adalah privasi!

"Chanyeol! Apakah kau sudah selelsai?"

"Ya, Minseok hyung! Sebentar!"

Mendengar suara teriakan managernya, Chanyeol langsung terbirit masuk kedalam kamar mandi tak lupa menarik cepat handuknya yang tergantung di samping almari. Benar-benar merepotkan. Ia bersumpah akan mengukus bakpao hidup itu jika tak ada pemberitahuan yang penting di agensi.

Di dapur, Minseok yang sudah siap dengan masakan nasi goreng singkatnya dan membagi nasi goreng itu menjadi dua bagian. Untuknya dan untuk Chanyeol. Tak lupa ia juga menuangkan susu kardus di dua gelas berbeda motif.

"Hyung, seingatku hari ini tak ada jadwal wajib kita berkunjung ke agensi. Bukankah aku sudah mendapat jatah libur? Mengapa mendadak sekali?" gerutu Chanyeol yang sudah berada di ruang makan sudah rapi denim jeans dan kaos polos putihnya. Dengan rambut yang masih lembab, Chanyeol menarik salah satu kursi meja makan dan duduk sembari menunggu manajernya membawakan nasi goreng ke atas meja.

"Cepat makan saja. Kau akan mempersiapkan full album mu." Minseok meletakkan piring nasi goreng dan segelas susu dihadapan Chanyeol.

"Apa?!" Baru saja Chanyeol ingin menyuapkan sesendok nasi goreng kemulutnya, tapi batal. Karena dia langsung mendongak ke seberang meja tempat managernya duduk. "Mengapa mendadak sekali. Bukankah persiapan album baru akan direncanakan bulan depan?"

"Kau menolak?" Minseok menaikan alisnya, menatap Chanyeol.

"Bukan begitu, hyung. Aku senang. Sangat senang. Tapi aku masih lelah, kemarin aku baru-"

"Kau melakukan duet dengan Baekhyun."

Brak.

Chanyeol langsung berdiri dan menggebrak meja, "APA?!"

Jangan abaikan mata bulatnya terbuka lebar dan mulutnya menganga lebar, "Hyu-hyung, kau tak sedang bercandakan?" Dahi Chanyeol mengernyit dan tak mempercayai perkataan Minseok.

"Baekhyun saja di Jepang dan apalagi dia jarang ada kabar, mengapa dia bisa.. bisa… ugh hyung~!" Chanyeol berlari mengitari meja dan meraih tangan Minseok, "Aku belum bisa mempercayainya! Apakah ini mimpi? Ya Tuhan!" Chanyeol merendahkan tubuhnya hingga sejajar dengan Minseok yang duduk dikursi. Ia menampar-namparkan tangan Minseok kearah pipinya untuk meyakinkan diri ini bukan mimpi. "Hyung~" Chanyeol menekan bibirnya kedalam hingga bibir tebal itu sangat tipis tak terlihat, memohon managernya itu akan menjelaskan detailnya.

Minseok hanya memutar bola matanya jengah dengan sikap anak asuhnya yang –selalu- merepotkan. Ia langsung menarik paksa tangannya dari genggaman Chanyeol dan kembali memegang sendok, melanjutkan acara makannya. "Itu benar. Bukankah kau tahu jika Baekhyun akan kembali ke Korea?"

Chanyeol mengernyit lagi, "Aku tidak tahu."

"Bukannya kau memberi 'love' pada posting instagramnya?" Minseok melirik Chanyeol dengan ekor matanya.

"Tidak. Kemarin aku hanya melihatnya saja sebelum konser dimulai."

"Kau. Iya."

"Iya apa?"

"Saat ini kau menduduki peringkat kelima di pencarian naver. Banyak yang memberikan komentar saat ada berita 'Park Chanyeol Penggemar Sejati Byun Baekhyun' di sana."

"EH?!" Chanyeol melangkahkan kaki jenjangnya dengan kecepatan kilat ke arah kamar dan meraih ponselnya di atas nakas samping tempat tidur. Semalam setelah konser, dia sama sekali tak bernafsu untuk membuka ponsel saat lelah mendera sekujur tubuhnya.

Sembari berjalan kembali ke arah meja makan, tangannya bergerak aktif mengetikkan kata kunci 'Chanyeol dan Baekhyun' di situ naver. Tanpa mengetik semua huruf pun kata kunci itu sudah nampak dilayarnya. Inilah hobi tersembunyi seorang Rapper Park Chanyeol. Tiada hari tanpa mencari sesuatu tentang dirinya dan Byun Baekhyun, Solois pujaannya. Dan sudah menjadi rahasia umum jika Chanyeol memang penggemar seorang diva Byun. Jadilah hanya menyetik nama 'C', langsung muncul 'Chanyeol' diurutan pertama dan'Chanyeol Baekhyun' diurutan kedua kolom pencarian.

Chanyeol hanya perlu membuka situs yang paling atas di antara puluhan situs lainnya. Bodohnya dia baru menyadari berita heboh itu. Dan benar saja, Chanyeol terkejut membaca komentar para netizen.

[+296, -70] Wah Chanyeol oppa begitu menggemari Baekhyun oppa~ Bahkan belum ada satu menit Baekhyun oppa memposting foto terbarunya, Chanyeol oppa langsung memberi love~ Chanyeol oppa love Baekhyun oppa~ pyung~

[+243, -13] Apakah Baekhyun kembali menyanyi?

[+173, -22] Penggemar sejati!

[+131, -247] Bukankah saat itu dia sedang konser? Mengapa dia membuang-buang waktu bermain dengan media sosial disaat penggemarnya menanti dia muncul di atas panggung?

[+143, -73] Aku selalu menanti posting terbaru Baekhyun di Instagram. Tapi sebagai penggemar Baekhyun, aku merasa kalah cepat dengan Chanyeol hahaha. Apakah ada yang merasakan hal seperti yang aku rasakan?

[+127, -191] Mereka seumuran, kan? Apakah mereka saling kenal?

[+118, -5] Baekhyun oppa! Tolong follow back akun Chanyeol oppa~ Dia mencintaimu diam-diam~ kkk

[+76, -18] Apakah hanya aku yang merasa Baekhyun meng-upload sebuah microphone untuk menyemangati Chanyeol saat konser terakhirnya?

[+34, -261] Mengapa Chanyeol-ku menyukai penyanyi murahan seperti Baekhyun?

Tangan Chanyeol gatal ingin menggorok orang yang memberi komen yang paling bawah beserta orang yang sudah memberi like terhadap komentar itu. Tapi orang itu fansnya! Chanyeol langsung mengambil napas dalam-dalam. Sabar Chanyeol. Mungkin fansnya belum dewasa dan masih membutuhkan waktu pendewasaan.

"Abaikan komentarnya," Minseok sangat hafal sifat Chanyeol. Minseok sudah selesai menghabiskan nasi gorengnya kini meminum susunya hingga tersisa setengah gelas, "Cepat habiskan nasi gorengmu dan bersiap ke agensi."

Terdengar decakan sebal Chanyeol. Dengan lemas laki-laki itu meletakkan ponselnya kemeja dan menghabiskan nasi gorengnya.

"Kau tak senang bertemu Baekhyun?"

"Mengapa hyung bicara seperti itu," Chanyeol melirik Minseok, "Baekhyun sudah sampai di Korea?" tambahnya dengan mulut penuh nasi goreng di dalamnya.

Minseok diam sejenak. Dia tahu situasi kondisi. Sebab akibat. Dia menghindari semprotan nasi goreng dari Chanyeol, maka Minseok harus menahan dulu kalimat yang ingin dia ucapkan setelah Chanyeol berhasil menelan nasinya.

"Mengapa kau hanya menatapku hyung?"

"Telan dulu nasi gorengnya."

"Apa?"

"Aku bilang telan!"

Glek.

"Sudah aku telan. Lihat! Aaaa." Chanyeol membuka lebar mulutnya.

"Dasar jorok!"

"Salah hyung sendiri. Aku kan hanya membuktikan." Chanyeol mengedikkan bahu.

"Berhenti makan sejenak dan dengarkan." Minseok buru-buru berucap saat melihat Chanyeol hampir memasukkan sesuap nasi goreng lagi ke mulut lebarnya. Chanyeol mengernyit sambil meletakkan kembali sendok itu diatas piring. Kini makhluk bertelinga lebih lebar dari ukuran manusia normal itu duduk diam dengan tangan terlipat diatas meja dan siap mendengarkan perkataan managernya.

"Hari ini kita akan ke agensi karena untuk temu sapa dengan Byun Baekhyun yang menandatangani kontrak dengan agensi kita," Minseok mendengar pekikan kesenangan dari arah Chanyeol. Dia tahu Chanyeol akan menjadi orang yang paling bahagia dengan berita ini, "Dia akan tiba di Korea mungkin sekitar pukul satu. Sebelum dia tiba, kita harus sudah berada di agensi. Agensi tak akan mempermasalahkanmu untuk mendekati Baekhyun, karena itu akan menjadi bagus jika kau bisa akrab dengan Baekhyun."

"Aku memang benar-benar suka Baekhyun dan bukan hanya sekedar taktik!" Chanyeol menekan kalimat terakhirnya serta memberi tatapan tajam.

Minseok menghela napas, "Aku tahu, Chanyeol-ah. Tapi itu semua perintah atasan dan kita patuhi saja. Bukankah ini secara tidak langsung memudahkanmu melakukan pendekatan dengan Baekhyun?"

Benar juga. Chanyeol menganggukkan kepalanya menanggapi pemikiran hyungnya. Berarti agensinya setuju dia berkencan dengan Baekhyun.

Tunggu sebentar. Kencan? Chanyeol tersipu memikirkannya. Ia buru-buru menyentuh pipinya yang memanas.

"Berhentilah bersikap menjijikkan. Kau habiskan saja nasi goreng yang sudah dingin itu dan cuci semuanya. Aku akan mengecek emali sebentar. Satu jam lagi kita berangkat." Minseok berjalan meninggalkan meja makan dan melangkah menuju sofa. Tak lupa ia mengambil laptop dan sekarang dia hanya fokus pada laptopnya.

Chanyeol mulai sibuk menghabiskan nasi goreng itu tapi pikirannya terbang mengingat sosok sang penyanyi pujaannya. Chanyeol masuk dalam industri hiburan semata-mata karena Byun Baekhyun. Penyanyi solo yang seumuran dengannya yang saat itu begitu terkenal dan cocok menjadi panutan ketika ia berada dalam masa remaja yang sedang mencari jati diri. Berkat Baekhyun, Chanyeol mempunyai mimpi. Berkat Baekhyun, Chanyeol ingin menggapai mimpinya. Dan berkat Baekhyun, Chanyeol bisa berdiri diantara jajaran atas daftar Rapper paling terkenal di Korea.

Dulu Chanyeol sadar ia tidak bisa bernyanyi dengan merdu, belum bisa menari dengan lincah, dan hanya mengandalkan wajah. Awalnya Chanyeol hanya sebatas ingin menjadi model, maka tak salahnya jika ia sama sekali tidak mempunyai bakat seni kecuali bermain alat musik yang pada dasarnya hanya untuk ajang keren menarik perhatian orang yang dia sukai saat SMA.

Namun saat ia tidak sengaja mendengar sebuah OST drama yang ditonton noona-nya, ia merinding dengan lantunan suara merdu selembut dan semanis madu yang terdengar dari backsound drama tersebut. Ia langsung bertanya dengan kakaknya siapa penyanyinya dan saat itu juga Chanyeol menjadikan dirinya sebagai penggemar nomor satu Byun Baekhyun. Hanya dengan suara Baekhyun mampu menggetarkan hati Chanyeol. Ditambah dengan paras penyanyi itu yang memang sungguh menawan, Chanyeol menjadi gila. Baekhyun selalu membuat jantungnya selalu berdebar-debar. Bahkan ia nekat datang ke acara setiap fanmeeting Baekhyun. Chanyeol juga berhasil mendapatkan dua tanda tangan di Single Baekhyun pertama dan mini album terakhir. Ya. Terakhir karena setelah itu Baekhyun menerima cobaan yang begitu pelik dan bersembunyi dari gemilang panggung dunia hiburan.

Chanyeol sudah menghabiskan sarapannya. Kini dia merapikan piring serta gelas diatas meja dan berjalan ke arah wastafel cuci piring. Disana juga ada wajan bekas nasi goreng. Dasar managernya itu senaknya saja menjadikan dia babu.

"Chanyeol, apakah sudah selesai?"

"Belum! Sebentar lagi!" Chanyeol balas berteriak. Dia baru saja menyelesaikan mencuci wajan dan sudah suruh cepat-cepat?

Apakah sudah ada satu jam? Cepat sekali.

Padahal Minseok tadi memberinya waktu satu jam. Sebenarnya Chanyeol sudah mempunyai niatan setelah mencuci piring dia akan melanjutkan stalking time line.

"Sudahlah Chanyeol, tinggal saja! Baekhyun sudah tiba di Incheon sekarang."

Tubuh Chanyeol menegang dan hampir menjatuhkan gelas yang akan ia cuci. Kepalanya dengan cepat menoleh kearah Minseok yang sudah berdiri di ujung dapur dengan menggendong tas gendong putih kesayangannya. Alis Chanyeol tertarik keatas, begitu juga dengan matanya.

"Maafkan aku. Aku salah melihat jadwal. Aku kira berangkat jam 12 dan sampai jam satu. Makanya aku memperkirakan jam satu sampai di Korea, ternyata jam 12 adalah waktu kedatangannya."

Chanyeol dengan gesit membersihkan tangan dari sabun yang menempel. Berlari ke kamar mengambil jaket, topi, masker dan tak lupa sedikit merapikan penampilannya. Lalu berjalan kembali kearah meja makan mengambil ponselnya, "Hyung, aku sudah tampan, kan?"

Minseok memutar bola matanya tak menanggapi pertanyaan Chanyeol.

"Aku anggap itu sebagai persetujuan. Ayo hyung! Aku sudah siap!"

"Jika sejak dulu kau bergerak gesit seperti ini, aku tak akan terus-terusan meminta maaf kepada atasan karena seringnya kamu terlambat datang di setiap rapat." Minseok berdecak mengakhiri ucapannya dan mengikuti Chanyeol yang sekarang sudah selesai mengikat tali sepatu adidasnya. Chanyeol terkenal dengan julukan si biang telat dan petinggi agesinyapun sudah hapal.

Chanyeol hanya terkekeh dan menarik tangan Minseok agar juga ikut gesit berjalan keluar apartemennya. "Aku tak sabar bertemu dengan malaikatku, hyung."

.

ooOoo

.

Perjalanan menuju agensi membutuhkan waktu sekitar lima belas menit dari apartemen Chanyeol dan saat ini Chanyeol duduk bersandar di dalam mobil sibuk memainkan ponsel sedangkan Minseok sibuk dengan kemudinya. Keinginan Chanyeol untuk stalking terwujud. Seperti seorang fans lainnya, Chanyeol tak luput menyimpan foto-foto HD ataupun preview yang tersebar di time-line-nya. Chanyeol mempunyai akun rahasia, dimana dia memfollow semua akun fansite Baekhyun dan tak lupa juga fansite dirinya. Ingat. Chanyeol itu termasuk golongan orang narsis. Tolong maklumi sifatnya itu.

"Hyung, bolehkah aku meng-upload video?" melihat begitu banyak foto update-an Baekhyun di Airport, Chanyeol merasa juga ingin mengekspresikan kebahagiaannya. Dia ingin meng-upload video yang berisi audio cuplikan lagu yang ia buat untuk Baekhyun.

"Tidak!"

Chanyeol mengeram mendengar keinginannya ditolak dengan tegas, "Kalau foto?" Ayolah, Chanyeol bahkan belum sempat mengucapkan terima kasih kepada fansnya setelah konser dua hari kemarin.

"Jangan dulu, Chanyeol-ah! Jangan terlalu agresif." Sembari mempertahankan pandangannya ke jalan, Minseok melirik sebentar ke arah Chanyeol. "Saat ini kau sedang menjadi bahan pembicaraan media dan jangan menambahinya lagi. Karena itu terlihat terlalu maruk perhatian dan akan dianggap menunjukkan kesombongan untuk mencari perhatian. Ingatlah jika netizen itu gemar mengkritik, untung saja kau punya fans yang loyal. Duduklah dengan tenang dan bermainlah dengan ponselmu saja."

Chanyeol langsung bungkam, memajukan bibirnya setelah mendengar serentetan kalimat pedas itu. Dia memposisikan diri duduk rapi dan kembali bermain ponsel dengan tenang. Managernya kalau marah akan mengeluarkan perkataan sadis, itu sudah di garis bawahi Chanyeol sejak dulu. Tapi dia sering sekali mengulang kesalahan itu dan inilah akibatnya.

Chanyeol kembali membuka situs naver dan muncul beberapa judul berita membuat Chanyeol kelu.

Setelah Setahun Keluar Agensi dan Bersembunyi di Jepang, Byun Baekhyun Kembali Menapakkan Kakinya di Korea.

Akhirnya Byun Baekhyun Pulang Setalah Sekian Lama Melarikan Diri.

Banyak berita lain sejenis itu bertebaran. Chanyeol langsung menutup aplikasinya dan memukul dashboard.

Minseok melirik Chanyeol dan tak mau menanggapi. Dia sudah tahu akan jadi seperti ini. Chanyeol pasti sudah membaca berita itu. Tadi saat Minseok membuka email dan mampir berseluncur di dunia maya, ia pun melihat berita yang menyudutkan Baekhyun. Semua sudah bisa di tebak jika media bergerak dengan sangat cepat, masa lalu akan terungkit kembali dan membuka luka lama. Minseok berharap Baekhyun tetap kuat bertahan.

Bersembunyi.

Melarikan diri.

Sepertinya itu kata yang tak pantas tertoreh pada judul berita.

Baekhyun tidak bersembunyi. Baekhyun tidaklah melarikan diri. Baekhyun hanya butuh suasana tenang setelah kasus yang dihadapinya. Kasus yang membuat namanya langsung tercoreng walau statusnya adalah seorang korban.

Korban kasus pelecehan.

Sekitar satu tahun yang lalu, dunia hiburan Korea Setalan diguncang oleh berita 'Seorang penyanyi terkenal A melaporkan sebuah perkara pelecehan yang di terima dari salah satu petinggi agensinya. Walaupun dia masih mempunyai kontrak selama dua tahun lagi, tapi dia langsung memutuskan kontrak secara sepihak dan menyewa seorang pengacara terkenal untuk menangani kasusnya.'

Sontak saja berita itu menjadi tranding disemua situs dalam negeri maupun luar negeri. Dan Byun Baekhyun lah di duga penyanyi A tersebut karena beredar foto, dia sedang berada di pengadilan bersama dengan seorang pengacara. Setelah kabar itu beredar, Baekhyun tak menampakan diri di layar kaca lagi dan sebulan kemudian ada salah satu fans yang melihat Baekhyun berada di Hokaido.

Agensinya pun terpaksa ditutup karena agensi tersebut hanyalah agensi kecil yang terus saja mengandalkan Baekhyun sebagai tombak utamanya. Serta ada beberapa trainee yang mengaku mengalami kejadian serupa yang dialami sunbaenim-nya. Berita itu akhirnya terus terbawa arus dan tenggelam didasar laut. Walaupun berita itu telah tenggelam, tapi tetaplah meninggalkan bekas. Dan hari ini dimana saatnya berita itu kembali muncul kepermukaan.

"Tenanglah, Chanyeol-ah. Agensi kita akan mengadakan konfrensi pers untuk menangkis semua berita negatif. Turunlah dari mobil sekarang. Ayo!"

Tanpa terasa mobil Audi R4 hitam itu sampai di basement agensi. Chanyeol yang masih dirundung emosi, turun dari mobil tanpa memberi komentar. Dia berjalan mengikuti Minseok dan memasang wajah datar.

"Apakah kau tak senang bertemu dengan Baekhyun?"

"Tentu saja senang! Tadi kau sudah menanyakan itu!"

"Atur ekspresi wajahmu. Tersenyumlah seperti biasa, wajahmu itu seperti jerapah yang tak bisa tersenyum!"

"Memang jerapah bisa tersenyum?"

Minseok memutar bola matanya, "Kau benar-benar idiot."

.

ooOoo

.

Disinilah Chanyeol dan Minseok sekarang. Duduk dihadapan tiga orang penting Agensi di dalam sebuah ruang rapat yang biasanya Chanyeol sebut ruang yang membosankan. Chanyeol menyebutkan membosankan karena ruangan rapat ini sangat polos tanpa hiasan dinding, hanya ada papan tulis selebar 2x1 meter di tembok dan kursi yang disusun melingkar di sekeliling meja persegi panjang yang terbuat dari kaca transparan. Minseok berdalih semua itu agar peserta rapat fokus dengan rapatnya. Menggelikan.

Salah satu orang yang duduk dihadapan Chanyeol adalah Kim Joonmyeon, pemilik agensi tempat Chanyeol bernaung. Orang itu gemar sekali turun tangan mengurus artisnya dan Chanyeol menyukai keprofesionalannya itu.

Perasaan berdebar-debar Chanyeol rasakan menanti detik demi detik Baekhyun memasuki ruangan. Ia selalu melirik kearah jam tangannya tak sabar. Kelima orang itupun tak mengeluarakan suara apapun sampai seseorang mengetuk pintu. Kelimanya langsung berdiri dan menyambut kedatangan si tamu penting.

Orang pertama yang masuk adalah laki-laki berambut –sangat- ikal dengan senyumnya yang selalu terumbar dan ia membuat Chanyeol teringat sesuatu. Dia adalah manager Baekhyun, Kim Jongdae. Jongdae sangatlah ramah dikalangan fans Baekhyun dari dulu dan sekarang pun sepertinya tak berubah. Laki-laki itu tersenyum ceria menyapa mereka yang sudah sedari tadi menunggunya. Sosok selanjutnya yang berjalan pelan memasuki ruangan adalah sosok laki-laki yang paling ditunggu. Chanyeol menahan pekikakan saat Baekhyun berjalan mendekat kearahnya dan memberi salam. Terakhir kali Chanyeol melihat sosok manis itu berambut pirang terang, kini warnanya berganti menjadi warna cokelat karamel. Wajahnya tetap putih bersih seperti terakhir kali dia ingat. Hanya sedikit perbedaan, badannya. Chanyeol masih ingat betul potret Baekhyun terkahir di Korea yang di ambil para fans dan ia tahu laki-laki itu telah kehilangan beberapa kilo berat badannya. Pipi kenyal berisi yang Chanyeol kagumi kini nampak begitu tirus.

Chanyeol menekan bibirnya kedalam, tangannya mengepal sekuat tenaga, rasanya saat ini juga dia berlari cepat kelantai teratas agensi dan berteriak keras meluapkan rasa bahagianya. Walaupun Baekhyun kurusan, tapi tetap saja ia masih mempesona seperti dulu. Chanyeol sama sekali tak menyesal datang ke agensi hari ini. Dia harus mengucapkan terima kasih kepada managernya. Kalau perlu ia akan datang ke agensi setiap hari jika Baekhyun memang berada di dalamnya. Chanyeol ingin sekali mengeluarkan ponselnya dan mengambil foto Baekhyun yang sedang tersenyum ramah menyapa petinggi agensi. Apakah ruangan ini mempunyai cctv? Jika iya, dia akan sangat berbahagia jika ia mendapatkan copy-an video cctv itu sekarang.

Ya ampun, mengapa dia semakin manis saja.

"Chanyeol-ah. Park Chanyeol!"

Chanyeol menoleh dan langsung merasakan sikutan dari manajernya. Kesadarannya kembali dan yang dilihatnya kini adalah semua orang telah duduk rapi di kursi menatapnya semua. Joonmyeon pun terkekeh melihat artisnya yang bertingkah bodoh. Ia sudah hafal itu.

Chanyeol menggaruk tengkuknya dan langsung tertunduk malu-malu. Alasan Chanyeol tersipu malu seperti sekarang adalah pujaan hatinya menatapnya dan tersenyum manis.

Jika saja manajernya tak berbisik mengancamnya, "Fokuslah! Berhentilah bersikap memalukan!"

Chanyeol menelan paksa ludahnya, kembali memperhatikan jalannya rapat. Ia terkejut bahkan Baekhyun sudah sampai tahap menandatangani kontrak perkerjaan.

"Kesimpulan rapat hari ini adalah akan diadakan konferesi pers besok tentang Baekhyun yang bergabung dengan Agensi kita dan perencanaan Album Chanyeol akan dirilis sekitar tiga bulan kedepan. Ada dua title utama, yang satu full Chanyeol dan yang kedua Chanyeol akan berduet dengan Byun Baekhyun."

"Kita akan terus melihat chart seminggu selanjutnya dan para fans-lah akan menentukan lagu mana yang lebih mereka sukai. Jika lagu duet Chanyeol dan Baekhyun bisa berada dalam jajaran chart teratas, berarti Baekhyun sudah bisa diterima lagi oleh masyarakat. Kemungkinan besar project untuk Baekhyun akan terus berdatangan. Jika tidak memasuki chart, mungkin akan ada kolaborsi yang lain. Sesuai jadwal, Chanyeol akan libur seminggu ini dan minggu depan Chanyeol akan langsung melakukan persiapan album barunya."

Joonmyeon mengulurkan tangannya dan berjabat tangan dengan Baekhyun. "Kami senang kau memilih agensi kami untuk kembali ke dunia hiburan."

Mereka berdua saling melempar senyum dan beberapa saat kemudian melepaskan jabat tangan mereka.

Semua tersenyum lega rapat berjalan lancar. Apalagi Chanyeol yang kembali memasang wajah bahagianya, tanpa tahu Baekhyun tengah mencengkram erat lututnya saat ia kembali duduk.

"Rapat sudah selesai, kalian bisa melanjutkan jadwal kalian masing-masing." Ketiga orang petinggi agensi meninggalkan ruangan. Kini hanya tersisia dua artis dengan manager mereka.

"Betah sekali kau mem-perm rambutmu dengan gaya itu?" Minseok memecahkan keheningan berjalan mendekati Jongdae yang tersenyum kearahnya.

"Ayolah~ bukankah ini semakin membuatku menggemaskan Minseokie hyung! Benarkan?"

Kedua manager itu sepertinya saling kenal dan langsung berpelukan penuh tawa, "Selamat datang kembali ke Korea Jongdae-ya!"

Mengabaikan tingkah managernya, Chanyeol berjalan mendekati Baekhyun yang masih terduduk dikursinya.

"Baekhyun-sshi?" Chanyeol memberanikan diri menyapa Baekhyun yang sepertinya berada dalam dunianya sendiri.

"I-iya?"

Aigoo. Suara lembut Baekhyun seakan mampu menghantarkan Chanyeol berlayar ke nirwana.

"Ada apa, Chanyeol-sshi?"

Aigoo. Suaranya benar-benar merdu sekali.

"Park Chanyeol-sshi?"

Eh. Khayalan Chanyeol musnah. Laki-laki itu langsung gelagapan mengingat kalimat yang sudah ia persiapkan dari tadi. "I-itu maaf! Aku ingin berkenalan secara resmi denganmu. Um… perkenalkan, aku Park Chanyeol. Senang bertemu dan melakukan duet denganmu." Chanyeol mengulurkan tangannya dan dilengkapi dengan senyum lebarnya. Dia sudah mengingat semua yang harus ia katakan dan dia telah men-delete kalimat 'Ayo pergi ke café seberang bersamaku!' dan 'Bisakah kita melakukan selca?'.

Baekhyun berdiri dari duduknya dan membalas jabat tangan Chanyeol. "Salam kenal juga Chanyeol-sshi. Aku Byun Baekhyun, aku senang kau bermurah hati menerima suaraku dalam albummu."

Baekhyun selalu merendah, ia sangat murah hati. Dengan perasaan tak rela Chanyeol melepaskan jabat-tangannya. Dia ingat sudah sekian banyak kebodohan yang ia lakukan hari ini dan ia tak ingin pasangan masa depannya juga memanggil dirinya idiot seperti panggilan managernya.

"Bisakah kita bicara secara informal. Umur kita sebaya dan aku ingin lebih akrab denganmu." Bedebar-debar jantung Chanyeol. Ia –sangat- ingin mendekatkan diri pada Baekhyun. Dimulai dari teman pun tak masalah.

"Benarkah?" Mata sipit itu membola, "Kalau begitu ayo kita berteman.", dan diakhiri dengan senyum lembut yang mampu membuat Chanyeol meleleh.

"Uwaaaaa!" Daya tahan Chanyeol sudah mencapai titik teratas, laki-laki berkaki jenjang itu langsung berlari kencang keluar ruang rapat menuju tempat yang sedari tadi ia recanakan –atap agensi-, meninggalkan Baekhyun yang memiringkan kepalanya yang penuh tanda tanya.

"Anak asuhmu itu kenapa?" Jongdae pun menaikkan alisnya melihat Chanyeol yang seperti orang yang kesurupan.

"Abaikan, dia memang idiot." Minseok memutar bola matanya, "Oh ya, Baekhyun-ah?"

"Iya?" Baekhyun langsung menatap Minseok.

"Chanyeol. Dia yang menciptakan lagu itu."

Mata Baekhyun membola dan kembali mengarahkan pandangan matanya pada pintu. Terlihat senyum tipis menghiasi wajahnya.

.

OoooO

.

TBC

.

OoooO

.

A/N

Sebagai permulaan setelah sekian lama aku g update FF Chanbaek, aku hanya merepublish FFku yang masih berceceran hehehe... Pemanasan~ FF ini repost sekaligus ada beberapa editan dan tambahan di beberapa kalimat secara keseluruhan yang dulu pernah di post di Chanbaek Indonesia. Karena pengeditan menjadi FF ini begitu panjang, maka aku bagi menjadi 2 part dan chapter selanjutnya akan publish sekitar semingu setelah chapter 1 di publish. Kemungkinan hanya twoshot dan rate T. Ingin menaikkan rate, tapi lihat saja besok. Aku belum mood dengan FF NC dan sebulan ini pun FF yang aku baca itu hanya sekitar 3 judul ff hiks… maafkan aku moodku baru down awal tahun ini TT

Sedikit pengumungan untuk para reader yang membaca PL dan PW. Kedua ff itu sedang dalam proses pengetikan^^ kemungkinan PW dulu baru publish dan PL menyusul. Doakan semoga lancar…. Mohon maaf dengan sangat karena author yang PHP ini /deepbow/

Oh iya, aku baru aja bikin akun ig khusus untuk bahas ff hahaha, jika ada pertanyaan silakan langsung DM^^ (cactus0893)

Aku bersemangat mengedit FF ini karen ulang tahun monmon yeeeey /tebar confetti/ Selamat ulang tahun monmon aka PrincePink dududu~ untuk perayaan ulang tahun seperti biasa, ada update jamaah yang kali ini bersama: -∆ PrincePink ∆ - Homonymous (di Wattpad) - Sayaka Dini - Oh Yuri - Sigmame - Railash61 - Purflowerian - Lolipopsehun - Cactus93 - Brida Wu - ParkAyoung - OhLan94 (di Wattpad) - RedApplee - Hyurien92

Cuap-cuapnya sampai disini dulu ya. Jangan lupa tinggalkan jejak^^

Maaf jika pemanasan ini mengecewakan. Mohon bersabar untuk yang menunggu PL dan PW :')

~ See ya~