Prolog

.

Semua berawal dari bola basket. Pertemuan di bawah pohon maple.

"Kau habis berkelahi?"

Yunho menggeleng sembari memegang lengannya yang memar.

"Kau sudah mengganggu tidurku."

Jaejoong meraih bola basketnya di samping kaki Yunho.

"Maaf!"

.

.

Rasa penasaranpun membuat Jaejoong mencari tahu tentang pangeran tidur yang pernah ia temui ketika pertama kali masuk SMA Toho.

"Dia itu kan Jung Yunho!"

Jaejoong menatap pemuda yang sedang berlari mengelilingi lapangan.

"Tumben sekali ada guru yang berani menghukumnya."

Seketika itu mata bulatnya menatap sahabat barunya.

.

.

Rasa sayang menggelapkan mata hati. Demi putra tercintanya, seorang ibu rela melakukan apapun.

"Maafkan kami Nyonya. Tuan Minwo guru baru," Soo Man membungkuk beberapa kali sebagai permintaan maaf.

"Jika sekali lagi aku mengetahui putraku mengalami hal ini, kupastikan kau akan kesulitan mendapatkan dana." Mrs. Jung melangkah pergi.

.

.

Senyuman mengembang. Membuat Jaejoong terpana sesaat sebelum rasa terkejut datang.

"Kau Kim Jaejoong?"

Jaejoong hanya mengangguk.

"Ayo kita kencan.

"APAAA..."

.

.

Ketika penyatuan menjadi janji kesetiaan. Akankah Yunho mampu terus bertahan?

"Aku berharap bisa memelukmu seperti ini terus."

"Yunho yah!"

"Saranghae..."

"Nado!"

.

.

Hingga suatu hari rahasia besar pun terkuak. Jaejoong bersimpuh di tempat ia menunggu kekasihnya.

"Ia menderita Hemofilia sejak kecil."

"Bohong!"

"Kondisinya semakin parah!"

"Kau pasti bohong, Nyonya!"

Air mata Jaejoong mengalir begitu saja.

.

.

Jaejoong menatap wajah pucat Yunho. Ia masih tidak percaya pada kenyataan. Diciumnya bibir lembut Yunho lantas berbisik, "Kau bilang putri tidur akan terbangun jika dicium! Kau bohong!"

Jaejoong hanya bisa menunggu keajaiban datang ke meja operasi.

.

.

Akankah semua berakhir bahagia seperti dongeng putri tidur? Walau kenyataannya yang sedang menutup mata adalah seorang pemuda dengan julukan pangeran tidur.

.

.

.

To be Continue ...